Anda di halaman 1dari 2

Hubungan Hukum Hindu dengan Budaya,

Adat Istiadat, dan Kearifan Daerah Setempat

Anggi:
Hukum Hindu adalah hukum agama dalam arti yang sebenar-benarnya. Sebagai hukum
agama, hukum Hindu dapat disejajarkan atau disamakan dengan hukum yang lainnya yang
berlaku di wilayah tertentu dimana umat sedharma berada, dalam arti yang sebenar-
benarnya. Sebagai hukum agama, hukum Hindu disamakan pengertiannya dengan dharma
yang bersumber pada Rta. Agama merupakan norma atau kaidah-kaidah moral yang
bersumber langsung dari wahyu Tuhan Yang Maha Esa. Dari sini tampak ada usaha untuk
mengaitkan nilai-nilai agama dengan praktik kehidupan, misalnya nilai agama itu telah
ditranformasikan ke dalam norma-norma sosial yang mengatur kehidupan manusia di dalam
masyarakat.
Yunan:

Hubungan yang demikian tidak terlalu sulit mencari, karena Agama Hindu
memperlihatkan gejala yang multi-kompleks sebagai pandangan hidup yang
menyeluruh dan terpadu. John L. Esposito ketika memberi kata pendahuluan pada
buku” Agama dan Perubahan Sosiopolitik”, hanya melihat hubungaan agama pada
dua dimensi, yakni dikatakan : agama mempunyai suatu hubungan yang integral dan
organik dengan politik dan masyarakat (Mudana dan Ngurah Dwaja, 2015:90).

Nova :
Mengacu pada tujuan hidup manusia menurut pandangan Agama Hindu, yaitu
Moksartham Jagadhita ya ca iti dharma, maka sebenarnya tradisi Hindu
menawarkan suatu sistem normatif di mana agama adalah integral dengan semua
aspek kehidupan umat manusia, baik politik, sosial, ekonomi, hukum, pendidikan,
keluarga dan lain sebagainya. Keseluruhan aspek kehidupan tersebut tercakup
dalam pengertian “kekinian” dan “keakanan” yang bersifat kesurgaan. (Soedjatmoko,
1979:25).

Ming ayu:
Pada gejala umum yang terjadi di Bali yakni keterkaitan agama dengan adat, adalah
bukti adanya pertautan agama dengan salah satu aspek kehidupan manusia.
Tjokorde Raka Dherana mengatakan, agama dan  adat  terjalin  erat satu dengan
yang lainnya, saling pengaruh-mempengaruhi. Karenanya pelaksanaan agama
disesuaikan dengan keadaan tempat yang telah dan sedang berlaku. Penyesuaian
yang dimaksud di mana bersifat membenarkan dan memperkuat adat setempat
sehingga menjadikan kemudian suatu “adat Agama” yaitu suatu penyelenggaraan
agama yang disesuaikan dengan adat setempat (Dherana, 1984:18).

Luh tu:
Menurut Soerjono Soekanto, hukum Adat bersumber dari perkembangan perilaku yang
berproses melalui cara, kebiasaan, tata kelakuan, dan adat istiadat, baru kemudian menjadi
hukum adat, akan semakin mempertegas mengenai pembuktian adanya hukum Hindu
menjiwai hukum adat. Namun kerangka teori ini akan melahirkan adat murni, karena ia
bersumberkan kepada perilaku menjadi manusia, baik personal maupun umum. Dalam
proses menjadikan kebiasaan, tata dan adat-istiadat, kitab Dharmasastra atau hukum Hindu
sedikit banyak memberi pengaruh, berhubung kebiasaan, tata kelakuan dan adat istiadat itu
dibatasi oleh suatu norma-norma sosial dan norma-norma agama yang bersumber langsung
dari Wahyu Tuhan. 

Kesya:
ide-ide untuk mematuhi norma sosial dan norma agama, sehingga melahirkan perilaku
sosial yang tolong menolong, seperti terdapat dalam komponen tersebut di atas merupakan
ide-ide yang melahirkan hukum adat. Dengan demikian terdapat hubungan berantai dan
estafet : dari hukum Hindu menjiwai hukum adat, dan penjiwaan itu mengalir juga menjiwai
kebiasaan. Pembuktian adanya pengaruh hukum Hindu terhadap adat telah terbukti sejak
berdirinya kerajaan Hindu di Indonesia.

descia
Berbagai pengaruh hukum Hindu terhadap hukum adat sebagaimana contoh yang
dikedepankan di atas, menunjukkan skala pengaruh hukum Hindu terhadap hukum
adat pada dimensi “Pawongan” dan ”palemahan”. Adanya pengaruh hukum Hindu
terhadap hukum adat, tidak dimaksudkan untuk mengatakan bahwa hukum adat itu
tidak ada. Gde Pudja mengatakan, hukum adat haruslah tetap ada, sebagai kaidah
yang asli pada masyarakat primer. Namun sejauh ini pembuktian untuk
membedakan hukum adat dengan hukum Hindu, belum banyak dilakukan. Kalau
ada, penulisan ini belum sampai melihat kemungkinan bahwa hukum itu bersumber
pada Hukum Hindu. (Pudja, 1977:34).

Anggi:
Demikianlah hubungan hukum Hindu dengan budaya, adat-istiadat, dan kearifan
daerah setempat telah menyatu saling memelihara diantaranya. Keberadaan adat-
istiadat di Indonesia patut dipelihara guna mewujudkan cita-cita bangsa ini yakni
menjadi bangsa yang sejahtera dan makmur serta bahagia (Mudana dan Ngurah
Dwaja, 2015:94).

Anda mungkin juga menyukai