Kelompok 5 - Komunikasi Organisasi Pada Fungsionaris Ukm Forum Mahasiswa Tegal Unnes
Kelompok 5 - Komunikasi Organisasi Pada Fungsionaris Ukm Forum Mahasiswa Tegal Unnes
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Sumber Daya Manusia
Dosen Pengampu:
Abdul Azis, S.Psi., M.Psi.
Disusun Oleh:
Kelompok 5
1. Pavela Nedvedra I.K (1511421015)
2. Daniar Izzatika (1511421017)
3. Lidia Nur Mufidah (1511421024)
4. Nur Rohman (1511421038)
5. Defani Agustina (1511421043)
6. Imroatunnajah (1511421044)
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dalam berlangsungnya sebuah
hubungan, baik hubungan antar individu dengan individu, individu dengan kelompok
maupun antar kelompok. Istilah komunikasi berasal dari perkataan Latin communis yang
artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau
lebih. Sehingga dapat dikatakan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses
penyampaian informasi dari satu individu atau kelompok yang biasa disebut dengan
komunikator kepada individu atau kelompok lain yang biasa disebut dengan komunikan.
Dalam definisi komunikasi organisasi mengandung tujuh konsep kunci yaitu proses,
pesan, jaringan, saling tergantung, hubungan, lingkungan, dan ketidakpastian. Proses
dalam suatu organisasi yakni suatu sistem terbuka yang dinamis yang dapat menciptakan
suasana saling menukar pesan diantara anggotanya (Ida Suryani, 2013).
Komunikasi yang efektif dapat dilihat dari penerimaan pesan oleh komunikan
(penerima pesan) sesuai dengan pesan yang dikirim oleh komunikator (pengirim pesan),
lalu komunikan memberikan respon yang positif sesuai dengan yang diharapkan.
Terdapat aspek-aspek komunikasi efektif diantaranya kejelasan dari komunikan dan
komunikator, ketepatan penyampaian pesan, konteks pesan yang disampaikan,
mempunyai alur yang jelas, dan mengacu pada budaya organisasi yang ada. Atas dasar
yang sudah disebutkan diatas, penulis mencoba untuk mengamati suatu organisasi dalam
hal ini Forum Mahasiswa Tegal Universitas Negeri Semarang dalam menjalankan
komunikasi di dalam organisasi tersebut.
Dari hasil analisis menggunakan metode observasi dan pembagian angket yang berisi
pertanyaan wawancara singkat, anggota fungsionaris Forum Mahasiswa Tegal
Universitas Negeri Semarang merasa komunikasi antar anggota cukup baik namun masih
banyak anggota yang pasif dan kurang dalam menanggapi. Dalam hal kerjasama antar
anggota cukup baik. Kekurangan yang dirasa karena anggota pasif sehingga terdapat
kesulitan dalam menjalankan program kerja, masih ada miss komunikasi antar divisi.
Masing-masing anggota belum memiliki rasa memiliki antar anggota, selain itu jiwa
kepemimpinan masing masing anggota masih kurang.
B. Tujuan
1. Untuk memperbaiki komunikasi antar anggota yang kurang maksimal.
2. Untuk meningkatkan rasa memiliki antar anggota sebagai bagian dari organisasi.
3. Untuk meningkatkan jiwa kepemimpinan tiap anggota.
4. Untuk meningkatkan kerjasama yang baik antar anggota.
C. Target
Untuk target kami yaitu anggota fungsionaris UKM Forum Mahasiswa Tegal
Universitas Negeri Semarang. Dengan jumlah anggota sebanyak 85 orang yang terdiri
dari 1 orang ketua, 1 orang wakil ketua, 2 orang sekretaris, 2 orang bendahara, dan 79
orang divisi. Untuk menentukan target kami menggunakan metode observasi dan
pembagian angket yang berisi pertanyaan singkat.
D. Metode
Untuk menentukan metode pelatihan yang tepat disini kami menggunakan
pendekatan behaviorisme yang dimana pendekatan ini fokus pada dimensi kognitif
individu dan berorientasi untuk mengubah tingkah laku yang sesuai (Komala dkk, 2011).
Hal ini berkaitan dengan tujuan dari pelatihan ini sendiri yang digunakan untuk
mengubah tingkah laku individu dalam kelompok khususnya dalam komunikasi
organisasi, sehingga kami akan menggunakan salah satu jenis metode pelatihan yang
menurut kami sesuai yaitu dengan menggunakan Pengalaman Perilaku (behaviorally
experienced training) yang dimana metode ini lebih memfokuskan pada peningkatan
aspek emosi (psikis) dan perilaku. Pada metode ini pula kami menggunakan permainan
peran (role playing) dengan teknik outbound yang bertema “flag mission”. Dalam
permainan ini setiap kelompok akan di briefing oleh panitia mengenai mekanisme dan
peraturan-peraturan yang telah dipersiapkan panitia.
E. Implementasi
Ilustrasi
2. Permainan Mengikuti Apa yang Didengar. Peserta hanya perlu konsentrasi untuk
melakukan sesuatu sesuai instruksi dari instruktur. Misalnya, instruktur memegang
hidung, tetapi mengatakan "pegang telinga", jika ada peserta yang malah memegang
hidung, berarti peserta tersebut kalah.
Ilustrasi
F. Evaluasi
Pada tahap evaluasi ini kami akan menggunakan pre test dan post test untuk
mengukur seberapa efektif pelatihan yang dijalankan. Pada tahap pre test akan diberikan
beberapa pertanyaan kepada peserta pelatihan sebelum diadakannya pelatihan role play
dengan teknik outbound. Kemudian peserta akan diberikan post test berupa pertanyaan
yang sama seperti pada pre test pada saat setelah dilakukannya pelatihan untuk
mengetahui hasil apakah metode role playing dengan teknik outbound ini dapat secara
efektif mengubah perilaku individu dalam hal komunikasi kelompok UKM Forum
Mahasiswa Tegal Universitas Negeri Semarang.
Untuk pelaksanaan pre test dan post test kami menggunakan lembar evaluasi yang
dimana akan kami bagikan kepada peserta yang berisi mengenai beberapa pertanyaan
yang harus dijawab oleh peserta dalam waktu 10 menit. Adapun bentuk dari lembar
evaluasi yang kami rencanakan sebagai berikut.
NAMA:
HARI/TANGGAL:
Petunjuk:
Berikan penilaian Saudara terhadap seluruh proses pelatihan ini dengan menggunakan beberapa
komponen pertanyaan dan kemudian peserta memberikan jawaban kegiatan yang dilaksanakan.
Selain itu, berikan komentar dari setiap proses pelatihan pada kolom yang telah disediakan.
Ida Suryani, W. (2013). Dinamika Komunikasi Organisasi di Perguruan Tinggi. Jurnal Dakwah
Tabligh, 14(2), 203–215.
Komala, Gantina, dkk. (2011). Teori dan Tekhnik Konseling. Jakarta: PT. Indeks.