Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Sugeng Nuraini

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043653903

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4203 /Hukum Pidana

Kode/Nama UPBJJ : FHISIP/ Fakuktas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik

Masa Ujian : 2022/05.5 (2022.5)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
Jawaban:

1. Pasal 4 KUHP:
a. Pasal 4 KUHP mengandung makna bahwa hukum pidana Indonesia berlaku secara
ekstrateritorial, yaitu dapat diterapkan terhadap setiap orang yang melakukan kejahatan di luar
wilayah Indonesia dalam beberapa situasi yang tercantum dalam pasal tersebut. Asas teritorial
diperluas untuk melindungi kepentingan negara Indonesia, seperti dalam kasus kejahatan
tertentu yang melibatkan mata uang, meterai, surat hutang, pembajakan laut, dan penguasaan
pesawat udara.

b. Salah satu contoh perbuatan yang memenuhi unsur dari Pasal 4 KUHP adalah sebagai
berikut: Seseorang yang melakukan pemalsuan mata uang Indonesia di luar wilayah Indonesia
dapat dikenai sanksi hukum Indonesia. Misalnya, jika seseorang melakukan pemalsuan uang
rupiah Indonesia di negara lain dan menggunakan uang palsu tersebut untuk melakukan
transaksi ilegal atau mempengaruhi perekonomian Indonesia, maka individu tersebut dapat
dituntut dan dihukum berdasarkan ketentuan pidana dalam Pasal 4 KUHP.

2. Penjatuhan Pidana:

a. Melawan hukum dalam hukum pidana merujuk pada perbuatan yang melanggar ketentuan-
ketentuan pidana yang diatur oleh undang-undang pidana. Dasar hukumnya terdapat dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dan peraturan pidana lainnya. Melawan
hukum dalam hukum pidana bertujuan untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat
serta memberikan sanksi pidana kepada pelaku tindak pidana.

Melawan hukum dalam hukum perdata merujuk pada perbuatan yang melanggar ketentuan-
ketentuan hukum perdata yang mengatur hubungan antara subjek hukum dalam hal perjanjian,
kepemilikan, tanggung jawab, dan kewajiban hukum lainnya. Dasar hukumnya terdapat dalam
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPerdata) dan peraturan perdata lainnya.
Melawan hukum dalam hukum perdata bertujuan untuk melindungi hak-hak pribadi dan
kepentingan sipil para pihak yang terlibat.

b. Kasus di atas termasuk ke dalam perbuatan melawan hukum dalam hukum perdata. Harley
melanggar perjanjian sewa menyewa yang telah dibuat dengan Vexana dengan tidak
mengembalikan mobil setelah jangka waktu peminjaman berakhir. Tindakan Harley ini
melanggar ketentuan hukum perdata yang mengatur kewajiban pemenuhan kontrak dan
tanggung jawab dalam perjanjian. Dasar hukumnya dapat ditemukan dalam Pasal 1233
KUHPerdata yang menyatakan bahwa "orang yang karena kesalahannya atau karena hukum
mempunyai kewajiban, harus melaksanakan kewajiban itu dengan memenuhi yang telah
ditetapkan oleh hukum."

c. Perbedaan antara melawan hukum dalam hukum pidana dan hukum perdata adalah sebagai
berikut:

Melawan Hukum dalam Hukum Pidana:


Perbuatan melawan hukum dalam hukum pidana berkaitan dengan pelanggaran terhadap
norma-norma pidana yang diatur oleh undang-undang pidana. Tujuan utama hukum pidana
adalah memberikan sanksi pidana sebagai bentuk pembalasan dan perlindungan masyarakat.
Sanksi pidana dalam hukum pidana dapat berupa hukuman penjara, denda, atau sanksi
lainnya. Dalam kasus-kasus pidana, tindakan melawan hukum akan ditangani oleh lembaga
penegak hukum, seperti kepolisian dan pengadilan.

Melawan Hukum dalam Hukum Perdata:


Perbuatan melawan hukum dalam hukum perdata berkaitan dengan pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan hukum perdata yang mengatur hubungan antara subjek hukum dalam hal
perjanjian, kepemilikan, tanggung jawab, dan kewajiban hukum lainnya. Tujuan utama hukum
perdata adalah melindungi hak-hak pribadi dan kepentingan sipil para pihak yang terlibat
kasus hukum.

3. Argumentasi berdasarkan asas pidana:

a. Dalam kasus tersebut, Gatot dapat memiliki kesalahan sehingga dapat dipidana sesuai
dengan hukum pidana yang berlaku di Indonesia. Dasar hukum yang dapat diterapkan adalah
Pasal 359 KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Pidana) tentang Pembunuhan atau Pasal
170 KUHP tentang Penganiayaan yang Mengakibatkan Maut. Pasal 359 KUHP menyatakan
bahwa seseorang dapat dikenai pidana pembunuhan apabila dengan sengaja melakukan suatu
perbuatan yang mengakibatkan kematian orang lain, tanpa mempertimbangkan apakah
tindakan tersebut direncanakan atau tidak. Dalam hal ini, meskipun Gatot tidak sengaja
membunuh Abdullah, tindakan melempar karung sisa kerikil dari lantai 3 tanpa
memperhatikan keberadaan orang lain dapat dianggap sebagai perbuatan yang dapat
menimbulkan kematian.
Pasal 170 KUHP mengatur tentang penganiayaan yang mengakibatkan maut. Meskipun Gatot
tidak bermaksud untuk menganiaya Abdullah, tindakan melempar karung sisa kerikil tanpa
memperhatikan keberadaan orang lain dapat dianggap sebagai penganiayaan yang
mengakibatkan kematian.

b. Argumentasi tentang kesalahan Gatot berdasarkan hukum pidana:

Kelalaian (culpa): Gatot dapat dikenai sanksi hukum pidana atas dasar kelalaian. Kelalaian
terjadi ketika seseorang tidak memperhatikan kewajiban yang seharusnya diperhatikan dan
sebagai akibatnya, terjadi kerugian atau cedera pada orang lain. Dalam kasus ini, tindakan
Gatot melempar karung sisa kerikil dari lantai 3 tanpa memastikan bahwa area di bawahnya
aman merupakan tindakan yang ceroboh dan dapat dianggap sebagai kelalaian.
Kausalitas: Ada hubungan kausal antara tindakan Gatot yang melempar karung sisa kerikil
dan kematian Abdullah. Meskipun Gatot tidak mengetahui keberadaan Abdullah di sekitar
bangunan ruko, tetapi tindakan Gatot secara langsung mengakibatkan kematian Abdullah.

Dalam hal ini, apakah Gatot benar-benar akan dipidana dan bagaimana sanksi yang
diberlakukan akan tergantung pada penilaian pengadilan berdasarkan bukti dan fakta yang
diajukan. Pengadilan akan mempertimbangkan semua aspek yang relevan, termasuk niat,
kelalaian, dan keadaan lain yang ada dalam kasus tersebut.

Anda mungkin juga menyukai