Anda di halaman 1dari 3

PENGELOLAAN LIMBAH

No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1 dari 3
PUSKESMAS Dede Kusmayadi,SKM
HARIANG Nip.19770922201001 1 004

1. Pengertian Pengelolaan limbah dalah proses pengelolan limbah hasil pelayanan


kesehatan, baik berupa limbah infeksius, limbah non infeksius,
limbah benda tajam, limbah cair.
Limbah infeksius adalah limbah yang dihasilkan dari pelayanan
pasien yang terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi, dan
ekskresi pasien atau limbah yang berasal dari ruang isolasi pasien
dengan penyakit menular.
Limbah non infeksius adalah semua limbah yang tidak
terkontaminasi darag, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi. Dapat
berupa kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastic yang
tidak berkontak dengan cairan tubuh atau bahan infeksius.
Limbah benda tajam adalah objek atau alat yang memiliki sudut
tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau
menusuk kulit seperti jarum suntik, perlengkapan intravena,
pecahan gelas, pisau bedah.
2. Tujuan 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk ……..
2. Melindungi pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan
masyarakat sekitar fasilitas pelayanan kesehatan dari penyebaran
infeksi akibat limbah yang tidak dikendalikan, termasuk dari
risiko cedera.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor : ……. tentang ……………
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 27 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2. Pedoman Teknis Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama tahun 2020
5. Langkah- A. Pengelolaan Limbah Infeksius
langkah 1. Limbah infeksius dimasukkan ke dalam tempat yang kuat,
tahan air, dan mudah dibersihkan dengan kode infeksius.medis,
di dalamnya dipasang kantong berwarna kuning atau jika tidak
memungkinkan diberi label infeksius.
2. Penempatan limbah infeksius diletakkan dekat dengan area
tindakan atau prosedur tindakan yang akan dikerjakan
3. Limbah infeksius jika sudah menempati ¾ kantong sampah
segera diangkat dan diikat kuat dan tidak boleh dibuka lagi
untuk mengeluarkan isinya guna menghindari risiko penularan
infeksi, selanjutnya dibawa ke tempat penampungan sementara.
4. Tempat limbah dicuci dengan menggunakan larutan detergen
atau disinfektan lalu dikeringkan selanjutnya dipasangi kembali
kantong yang baru.
5. Limbah infeksius, patologis dan benda tajam harus disimpan
pada TPS dengan suhu dan lama penyimpanan 0̊C dalam waktu
90 hari, 3-8 ̊C disimpan sampai dengan 7 hari
6. Limbah padat farmasi dalam jumlah besar harus dikembalikan
kepada distributor atau Gudang Farmasi Kabupaten
7. Pembuangan akhir limbah infeksius bekerjasama dengan pihak
ketiga. Pastikan pihak ketiga memiliki perizinan, fasilitas
pengelolaan limbah sesuai dnegan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
B. Pengelolaan Limbah Non-infeksius
1. Limbah non infeksius ditempatkan dalam tempat yang kuat,
mudah dibersihkan pada tempat sampah berlabel limbah non
infeksius.
2. Tempatkan kantong plastik berwarna hitam atau kantong plastik
dengan label non-infeksius.
3. Limbah non infeksius harus diangkat dan dikosongkan setelah
menempati ¾ kantong kemudian diikat untuk dibawa ke tempat
penampungan smentara dan tempat limbah tersebut
dibersihkan selanjutnya dipasangi kantong plastik hitam yang
baru.
4. Pembuangan akhir limbah non infeksius dibuang di tempat
pembuangan akhir (TPA) yang sudah ditentukan oleh pihak
pemerintah daerah setempat.
C. Pengelolaan Limbah Benda Tajam
1. Semua limbah benda tajam dimasukkan ke dalam kotak benda
tajam (safety box) yang kuat, tahan air, tahan tusukkan,
berwarna kuning atau kotak bendatajam yang diberi label benda
tajam.
2. Penempatan safety box pada area yang aman dan mudah
dijangkau atau digantung pada troli tindakan, tidak
menempatkan safety box di lantai.
3. Pembuangan safety box dilakukan setelah kotak terisi 2/3
dengan menutup rapat permukaan lobang box agar jarum tidak
dapat keluar.
4. Pembuangan akhir limbah benda tajam dilakukan bekerja sama
dengan pihak ketiga.
D.Pengelolaan Limbah Cair
1. Limbah cair berasal dari seluruh sumber bangunan atau
kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan harus diolah melalui unit
pengolah limbah cair (IPAL)
2. Limbah cair speerti feses, urin, darah dibuang pada
pembuangan atau pojok limbah (Spoel hoek)
3. Pastikan terdapat tempat penampungan limbah sementara yang
terpisah atau terletak di luar area pelayanan dengan ruangan
tertutup
4. Jika pembuangan akhir limbah dilakukan bekerja sama dengan
pihak ketiga, pastikan pembuangannya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.
6. Bagan alir

7. Unit 1. Semua unit penghasil limbah


terkait 2. Bagian sanitasi
3. Pihak ketiga
8. Dokumen Dokumen kerjasama dengan pihak ketiga
terkait
9. Rekaman No Tanggal mulai
Yang diubah Isi perubahan
historis . diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai