DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAJAGALUH
Jl.Yudapati No. 05 Telp (0233) 510584 Rajagaluh 45472
Email: puskesmasdtprajagaluh@gmail.com
TENTANG
KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS DI UPTD PUSKESMAS RAJAGALUH
Ditetapkan di : Majalengka
Pada tanggal : 2 Januari 2023
Kepala UPTD Puskesmas Rajagaluh,
EDI KUSNADI
LAMPIRAN : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
RAJAGALUH
NOMOR :
TENTANG : KEBIJAKAN PELAYANAN KLINIS UPTD
PUSKESMAS RAJAGALUH
a. Registrasi Pasien
1) Registrasi Pasien merupakan kegiatan pendaftaran berupa
pengisian data identitas dan data sosial pasien rawat jalan, rawat
darurat, dan rawat inap.
2) Data identitas paling sedikit berisi nomor Rekam Medis, nama
pasien, dan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Data sosial
paling sedikit meliputi agama, pekerjaan, pendidikan, dan status
perkawinan.
3) Pasien yang tidak memiliki atau tidak diketahui identitasnya,
pengisian data identitas didapat melalui wawancara keluarga /
penanggungjawab.
4) Setiap satu nomor rekam medis digunakan oleh satu pasien dan
berlaku seumur hidup.
5) Setiap pasien yang akan mendapat pelayanan medis atau
penunjang medis harus terdaftar di pendaftaran pasien.
6) Informasi hak dan kewajiban pasien dan pelayanan yang ada
di puskesmas diberikan kepada pasien oleh petugas puskesmas.
bila informasi sudah cukup jelas maka pasien/keluarga diminta
untuk menandatangani formulir persetujuan umum (General
Consent).
b. Pendistribusian Rekam Medis
Pendistribusian data Rekam Medis Elektronik dilakukan dengan
pengiriman data Rekam Medis Elektronik dari satu unit pelayanan ke
unit pelayanan lain di Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Pendistribusian rekam medis bagi puskesmas yang masih
mengunakan dokumen rekam medis:
1) Dokumen rekam medis harus selalu dalam keadaan tertutup
menggunakan map.
2) Dokumen rekam medis tidak dibawa sendiri oleh pasien, akan
tetapi dibawa oleh petugas pendaftaran ke poli tujuan atau
diambil oleh petugas poli tujuan di meja pendaftaran.
c. Pencatatan Isi Rekam Medis dan Pengisian Informasi Klinis
1) Pengisian isi rekam medis mencakup identitas pasien, tanggal
pemeriksaan, hasil anamnesis, hasil pemeriksaan, diagnosa,
tindakan, dan pelayanan kesehatan lain yang telah dan akan
diberikan kepada Pasien.
2) Pencatatan dan pendokumentasian harus dilakukan secara
berurutan, lengkap, jelas, dan dilakukan setelah pasien menerima
pelayanan Kesehatan dengan mencantumkan nama, waktu, dan
tandatangan Tenaga Kesehatan pemberi pelayanan Kesehatan.
3) Dalam hal terjadi kesalahan pencatatan atau pendokumentasian
dalam pengisian informasi klinis, Tenaga Kesehatan pemberi
pelayanan kesehatan dapat melakukan perbaikan
4) Pengisian informasi klinis secara terintegrasi merupakan
pengisian Rekam Medis Elektronik dalam satu dokumen yang
meliputi beberapa catatan/informasi kesehatan Pasien dari
Tenaga Kesehatan pemberi pelayanan kesehatan, dan waktu
pemberian pelayanan kesehatan secara berurutan
5) Selain pengisian informasi klinis secara terintegrasi, Tenaga
Kesehatan pemberi pelayanan kesehatan di UPT Puskesmas
Rajagaluh dapat melakukan pengisian informasi klinis dalam data
keluarga (family folder) dengan tetap mempertimbangkan privasi
masing-masing anggota keluarga
6) Pengisian rekam medis manual di Puskesmas Rajagaluh untuk
dokter menggunakan tinta berwarna hitam, perawat dan bidan
menggunakan tinta berwarna biru, serta gizi dan farmasi atau
tenaga kesehatan lainnya menggunakan tinta berwarna hijau.
7) Simbol yang boleh digunakan dalam dokumen rekam medis
manual antara lain :
a) ♀ adalah simbol untuk pasien dengan jenis kelamin
perempuan
b) ♂ adalah simbol untuk pasien dengan jenis kelamin laki-laki
c) Ψ (berwarna biru) adalah simbol untuk alergi
d) ↑ adalah simbol untuk kenaikan
e) ↓ adalah simbol untuk penurunan
f) = adalah simbol sama dengan
g) ≠ adalah simbol note equal/tidak sama dengan
h) ° adalah symbol untuk derajat
i) # adalah fraktur
j) + simbol untuk pasien yang meninggal
Simbol yang tidak boleh digunakan dalam dokumen rekam medis
manual antara lain :
a) Ʒ maksud simbol adalah Dram, namun sangat mirip dengan
“3”
b) x3d maksud simbol adalah for three days, dapat disalah
artikan 3 dosis
c) > and < pada penulisan angka tanpa spasi, dapat disalah
artikan menjadi angka yang lain / pada penulisan dosis jika
ditulis tanpa spasi
d) @ maksud simbol adalah at, namun bisa menjadi “2”
e) & maksud simbol adalah and, namun bisa menjadi “2”
f) ° maksud simbol adalah Hour, namun risiko terbaca zero
(“nol”)
g) Ø or 0 or Φ maksud simbol adalah zero / null sign, namun
risiko terbaca 4,6,8,9
8) Yang berhak mengisi rekam medis di Puskesmas Rajagaluh
adalah dokter umum dan dokter gigi yang melayani pasien dan
mempunyai SIP, tenaga para medis perawatan dan non perawatan
yang terlibat langsung dalam pelayanan antara lain :
1) Perawat
2) Perawat Gigi
3) Bidan
4) Tenaga Laboratorium Klinik
5) Petugas kesehatan lainnya yang melakukan pelayanan
B. PELAKSANAAN LAYANAN
a. Pelayanan Poli Umum
a. Pasien mengambil nomor urut dan menyerahkan persyaratan di
loket pendaftaran (UMUM,BPJS/KIS) serta kartu berobat
bagi pasien lama
b. petugas menyanyakan keperluan pasien untuk berobat ke poli yang
dibutuhkan.
c. petugas rekam medik mencarikan data rekam medik pasien sesuai
nomor urut,jika pasien baru maka dibuatkan rekam medik baru
d. petugas mengantarkan rekam medik ke poli umum
e. pasien menunggu panggilan diruang tunggu
f. petugas ruangan memanggil pasien sesuai urutan dan
melakukan
kajian klinis awal berupa Vital Sign dan Anamnesa singkat
g. Dokter melakukan Anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
Menentukan apakah pasien memerlukan rujukan ke laboratorium
/ruang konsultasi gizi/ sanitasi
h. dokter menentukan diagnosis dan terapi
i. untuk pasien yang memerlukan tindakan medis diruangan
tindakan, langsung menuju ruangan tindakan.
j. petugas melakukan kajian klinis awal
k. petugas melakukan informed consent pada pasien atas tindakan
medis yang akan dilakukan
l. dokter/perawat melakukan tindakan medis sesuai diagnosa
pasien
m. pasien mengambil resep diruangan farmasi
n. Petugas mencatat hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik pasien
kedalam rekam medis
o. Petugas mencatat dalam register pasien
b. Pelayanan MTBS
a. Petugas melakukan pengisian identitas anak
b. Petugas melakukan penilaian dan klasifikasi
balita sakit
1) Memeriksa tanda bahaya umum
2) Memeriksa batuk dan kesukaran
bernafas
3) Memeriksa Diare
4) Memeriksa Deman
5) Memeriksa masalah telinga
6) Memeriksa status gizi
7) Memeriksa anemia
8) Memeriksa status HIV pada Balita
9) Memeriksa status imunisasi
10) Memeriksa pemberin vitamin A
11) Menilai masalah atau keluhan lain pada
balita
12) Penilai pemberian makan
g. Petuga memberikan tindakan atau pengobatan balita sakit segera
h. Petugas melakukan pelayanan tindak lanjut balita sakit
i. Petugas melakukan pencegahan cedera pada anak
j. Petugas melakukan pencatatan balita sakit
3. Pelayanan Gigi dan Mulut
a. Anamnesa
b. Pelayanan Gigi dan Mulut
1) Persiapan pelayanan poli gigi dan mulut
2) Pengkajian awal klinis pasien gigi dan mulut
3) Pengisian Odontogram pada rekam medis gigi
4) Pengoperasian dental unit
5) Sterilisasi alat
6) Penyimpanan alat medis
7) Pencabutan gigi tetap
8) Pencabutan gigi sulung
9) Penumpatan tetap dengan gic
10) Penumpatan sementara
11) Scaling
12) Anastesi gigi
13) Penatalakasanaan gangrene radix
14) Penatalaksanaan periodontitis
15) Penatalaksanaan gingivitis
16) Penatalaksanaan persistensi
17) Penatalaksanaan pulpitis irreversibel
c. Memberikan peresepan obat yang dibutuhkan
d. Kasus yang tidak dapat ditangani, dirujuk ke dokter spesialis atau
rumah sakit
4. Pelayanan KIA/KB
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan kebidanan dan
imunisasi
c. Assessment
d. Melakukan tindakan atau intervensi yang bias dilakukan di
Puskesmas
e. Memberikan peresepan obat yang
dibutuhkan
f. Kasus yang tidak dapat ditangani, dirujuk ke dokter spesialis atau
Rumah Sakit
5. Pelayanan Gizi
1. Jenis Pelayanan Gizi UPTD Puskesmas Rajagaluh
2. Incisi abcess
3. Extraksi Kuku
5. Debridement luka
6. Pemasangan KB implant
7. Ekstraksi KB Implant
8. Ekstraksi Gigi
c. Penerimaan spesimen
Setelah pengambilan specimen, petugas melakukan pemeriksaan
sesuai dengan permintaan pemeriksaan.
d. Penyimpanan specimen
Spesimen yang sudah diambil harus segera diperiksa sesuai dengan
jenis pemeriksaan yang di minta kecuali untuk setiap spesimen yang
dilakukan waktu penundaan pemeriksaan atau untuk rujukan.
2. Waktu Penyerahan Hasil Pemeriksaan Pelayanan Laboratorium
No Pemeriksaan Waktu Penyampaian Laporan Hasil
Laboratorium Pemeriksaan Laboratorium ( di hitung dari di
terimanya sampel )
1 Hematologi 120 menit
2 Kimia Darah 60 menit
3 Urinalisa 30 menit
4 Serologi 30 menit
6 BTA 2 hari
6. PENGELOLAAN REAGEN
a. Penerimaan Reagensia
a. Memeriksa daftar reagensia yang datang
b. Memeriksa kemasan reagensia dimana reagen dalam keadaan
tersegel, tidak terbuka dan tidak rusak maupun robek.
c. Reagen yang datang diperiksa tanggal kadaluarsanya.
7. Penyimpanan Reagensia
a. Menggunakan metode FIFO (first in first out) yaitu reagen yang
lebih dulu masuk persediaan harus digunakan terlebih dahulu.
b. Menggunakan metode FEFO (first expired first out) yaitu reagen
yang masa kadaluarsanya pendek untuk dipakai terlebih dahulu.
c. Untuk menjaga keamanan dan kualitas reagensia perlu dilakukan
pewadahan dengan kriteria :
Botol berwarna gelap / berwarna coklat
Wadah reagen tidak bocor
Wadah reagen harus bermulut kecil dan tertutup rapat.
Wadah reagen harus berbahan dasar dari kaca
Wadah reagen harus steril
d. Tutup segera wadah sediaan reagen setelah cairan dikeluarkan.
e. Menyimpan reagen pada tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung
Untuk suhu penyimpanan reagen sebagai berikut :
f. Pemberian label pada botol reagensia, diantaranya
Nama reagensia
Tanggal penerimaan
Tanggal pertama kali reagensia di buka
Tanggal expired
g. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam
sediaan induk
h. Segera menutup dan mengembalikan reagen ke tempat semula
setelah dipergunakan.
i. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan yang
terjadi pada sediaan reagen
j. Jauhkan reagen dari bahan yang berbahaya seperti api dan
semprotan serangga
k. Membuat kartu stok reagensia
8. Kontrol Kadaluarsa Reagensia
a. Reagen yang baru datang di periksa masa kadaluarsanya.
b. Lakukan penandaan masa kadaluarsa dengan ketentuan sebagai
berikut
Reagen dengan masa kadaluarsa lebih dari satu tahun diberi
label berwarna hijau
Reagen dengan masa kadaluarsa kurang dari enam bulan diberi
label berwarna kuning
Reagen dengan masa kadaluarsa kurang dari 3 bulan diberi
label berwarna merah
c. Pngecekan masa kadaluarsa dilakukan satu bulan sekali
9. RUJUKAN
Dalam melaksanakan pemeriksaan specimen yang tidak tersedia atau tidak
mampu melakukan pemeriksaan di Laboratorium UPTD Puskesmas
Rajagaluh, maka specimen atau pasien datang sendiri mengunjungi
laboratorium rujukan ke Laboratorium Kesehatan Daerah. Specimen yang
akan dirujuk dikirim dalam bentuk yang relatif stabil dengan persyaratan
pengiriman spesimen antara lain:
a. Waktu pengiriman tidak melampaui masa stabilitas spesimen.
b. Tidak terkena sinar matahari langsung
c. Kemasan memenuhi syarat keamanan kerja laboratorium
d. Spesimen yang dirujuk diberi label berisi nomor spesimen, nama, umur,
jenis kelamin, alamat, tanggal pengambilan specimen pada badan wadah.
e. Spesimen yang dirujuk disertai formulir pengiriman data pasien.
10. PENANGANAN DAN PEMBUANGAN BAHAN BERBAHAYA
Bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup,dan atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya. Maka dari itu untuk mencegah terjadinya penularan atau infeksi
baik kepada petugas ataupun lingkungan dari segala sesuatu yang
disebabkan oleh bahan berbahaya yang berada di laboratorium ada beberapa
cara penanganan dan pebuangan bahan berbahaya.
1. Limbah cair
Yang termasuk limbah cair adalah pelarut organik bahan kimia untuk
pengujian, bekas pencucian alat dan specimen ( darah dan cairan tubuh )
di musnahkan dengan cara :
a. Sampah klinis cair, sampel darah, sampel urine, zat kimia, air bekas
mencuci dapat dibuang melalui saluran di bawah tanah dan ditampung
dalam septic tank khusus.
b. Sampah klinis padat yang tidak langsung dibuang dan masih bisa
dipakai, seperti botol sampel, tabung reaksi dimasukan dalam tempat
yang telah diberi desinfektan dan detergen, kemudian dicuci, dibilas
dengan air bersih lalu dimasukan dalam oven dengan temperatur yang
telah ditentukan. Alat gelas 120°C selama 2 jam. Alat plastik 37°C
selama 2 jam
c. Menyiram wastafel dengan larutan desinfektan dan dibilas dengan air
sampai bersih.
2. Limbah padat
Yang termasuk limbah padat adalah peralatan habis pakai seperti jarum
suntik, sarung tangan, kapas, botol specimen kemasan reagen, sisa
specimen, kertas bekas, tisu bekas (terkena bahan infeksius), kertas bekas
dan limbah umum lainnya dapat di musnahkan dengan cara :
a. Jarum suntik dan sisa benda tajam lainnya dimasukan kedalam
safety box
b. Sarung tangan, kapas, botol specimen, kemasan reagen dan bahan-
bahan infeksius lainnya ditampung dalam bak sampah yang
berwarna kuning.
c. Kertas bekas dan limbah umum lainnya ( non infeksius ) di
masukkan kedalam tong sampah yang telah dilapisi kantong kresek
hitam.
d. Selanjutnya petugas kebersihan UPTD Puskesmas Rajagaluh setiap
hari membawa limbah ( infeksius ) ke tempat penampungan
sementara yang selanjutnya akan di kirim pada pihak ketiga untuk
dimusnahkan.
3. Limbah infeksius lainnya ( Dahak )
a. Pot sisa dahak dan bahan lain yang telah terkontaminasi dahak
direndam ke dalam suatu tempat penampungan berisi larutan sodium
hipoklorit 5% atau phenol 5% selama semalam.
b. Kemudian bahan – bahan yang sudah direndam dibakar atau dikubur.
c. Kaca sediaan yang telah dipakai harus dibuang yaitu dengan dikubur
dalam lubang sekali dalam setahun.
4. Bahan Beracun & Korosif
b. Petugas menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan bahan
yang ditangani. Alat ini harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap
korosif dan mempunyai daya lindung terhadap bahan yang ditangani.
c. Petugas tidak diperkenankan merokok, minum dan makan didalam
ruang kerja.
d. Petugas memastikan ruang kerja mempunyai sirkulasi dan ventilasi
udara yang baik.
1. Bahan Mudah Terbakar
a. Petugas menjauhkan sumber panas yaitu api terbuka/bara, loncatan
api listrik, logam panas, dan tidak diperkenankan merokok.
b. Petugas memastikan ruang kerja mempunyai sirkulasi dan ventilasi
udara yang baik.
6. Bahan reaktif
a. Petugas memastikan bahan reaktif terhindar dari sumber panas dan
matahari
b. Petugas tidak melakukan pengadukan yang menimbulkan panas
c. Petugas menghindarkan bahan reaktif dari benturan dan gesekan yang
kuat
d. Untuk zat reaktif hd air harus disimpan ditempat yang kering,
hindarkan dari uap air dan air.
a. Manfaat
b. Cakupan
Daftar Sediaan Farmasi dan BMHP harus selalu ada tercantum pada
lampiran II.
Stok pengaman (buffer stock) untuk sediaan farmasi dan BMHP tersedia
diberlakukan khusus, dimana dinyatakan tidak tersedia bila mencapai nilai
buffer stock. Ketidak tersediaan tersebut tidak berarti menghentikan kegiatan
pelayanan kefarmasian. Namun pada saat tidak tersedia, Puskesmas harus
segera melakukan order / permintaan sediaan farmasi dan BMHP tersebut.
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai merupakan salah
satu kegiatan pelayanan kefarmasian, yang dimulai dari perencanaan,
permintaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian,
pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.
A. Perencanaan Obat
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Sediaan Farmasi dan Bahan
Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Sediaan Farmasi dalam
rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.
B. Permintaan Obat
Kegiatan Permintaan obat meliputi :
a. Menentukan jenis permintaan obat
1) Permintaan Rutin.
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh DinasKesehatan
Kabupaten/Kota untuk masing-masing Puskesmas.
2) Permintaan Khusus.
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila :
Kebutuhan meningkat.
Terjadi kekosongan.
Ada Kejadian Luar Biasa (KLB / Bencana).
b. Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain :
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.
2) Jumlah kunjungan resep.
3) Jadwal distribusi obat dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota.
4) Sisa Stok.
c. Menghitung kebutuhan obat dengan cara :
Permintaan obat dihitung dengan mengurangi stock optimum dengan sisa
stock
C. Penerimaan Obat
Petugas penerima obat wajib melakukan pengecekan terhadap obatyang
diserahterimakan, meliputi kemasan, jenis dan jumlah obat, bentuksediaan obat
sesuai dengan isi dokumen (LPLPO), dan ditanda tangani
oleh petugas penerima serta diketahui oleh Kepala Puskesmas.
Petugas penerima dapat menolak apabila terdapat kekurangan dan
kerusakan obat. Setiap penambahan obat, dicatat dan dibukukan pada
buku penerimaan obat dan kartu stok.
D. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan agar obat yang tersedia di Unit pelayanankesehatan
terjamin mutu dan keamanannya.
1) Persyaratan gudang
a. Luas minimal 3 x 4 m2 dan atau disesuaikan dengan jumlah obat yang
disimpan.
b. Ruangan kering dan tidak lembab.
c. Memiliki ventilasi yang cukup.
d. Memiliki cahaya yang cukup, namun jendela harus mempunyai pelindung
untuk menghindarkan adanya cahaya langsung dan berteralis.
e. Lantai dibuat dari semen/tegel/keramik/papan (bahan lain) yang tidak
memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain.
f. Dinding dibuat licin dan dicat warna cerah.
g. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam.
h. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan obat.
i. Mempunyai pintu yang dilengkapi kunci ganda.
j. Tersedia lemari/laci khusus untuk narkotika dan psikotropika yang selalu
terkunci dan terjamin keamanannya.
k. Harus ada pengukur suhu dan higrometer ruangan.
2) Pengaturan penyimpanan obat
a. Obat di susun secara alfabetis untuk setiap bentuk sediaan.
b. Obat dimutasi dengan sistem FEFO dan FIFO.
c. Obat disimpan pada rak.
d. Obat yang disimpan pada lantai harus di letakan diatas palet.
e. Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk.
f. Sediaan obat cairan dipisahkan dari sediaan padatan.
g. Sera, vaksin dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin.
h. Lisol dan desinfektan diletakkan terpisah dari obat lainnya.
Untuk menjaga mutu obat perlu diperhatikan kondisi penyimpanan sebagai
berikut :
a. Kelembaban
Udara lembab dapat mempengaruhi obat-obatan sehingga mempercepat
kerusakan. Untuk menghindari udara lembab tersebut maka perlu
dilakukan upaya-upaya berikut :
Biarkan pengering (silica gel) tetap dalam wadah tablet dan kapsul.
b. Sinar Matahari
Sebagian besar cairan, larutan dan injeksi cepat rusak karena pengaruh
sinar matahari. Sebagai contoh, Injeksi Klorpromazin yang terkena sinar
matahari akan berubah warna menjadi kuning terang sebelum tanggal
kadaluwarsa.
Ruangan obat harus sejuk, beberapa jenis obat harus disimpan di dalam
lemari pendingin pada suhu 4 – 8 oC, seperti:
• Vaksin
• Sera dan produk darah
• Antitoksin
• Insulin
• Injeksi antibiotika yang sudah dipakai (sisa)
• Injeksi oksitosin
• Injeksi Metil Ergometrin
Untuk DPT, DT, TT, vaksi n atau kontrasepsi jangan dibekukan
karena akan menjadi rusak.
Penumpukan dus obat harus sesuai dengan petunjuk pada karton, jika
tidak tertulis pada karton maka maksimal ketinggian tumpukan delapan
dus, karena obat yang ada di dalam dus bagian tengah ke bawah dapat
pecah dan rusak, selain itu akan menyulitkan pengambilan obat. Hindari
kontak dengan benda - benda yang tajam
e. Kontaminasi
Wadah obat harus selalu tertutup rapat. Apabila wadah terbuka, maka obat
mudah tercemar oleh bakteri atau jamur.
f. Pengotoran
Ruangan yang kotor dapat mengundang tikus dan serangga lain yang
kemudian merusak obat. Etiket dapat menjadi kotor dan sulit terbaca. Oleh
karena itu bersihkan ruangan setiap hari. Lantai disapu dan dipel, dinding
dan rak dibersihkan.
Bila ruang penyimpanan kecil :
Dapat digunakan sistem dua rak. Bagi obat menjadi dua bagian.
Obat yang siap dipakai diletakkan di bagian rak A sedangkan sisanya di
bagian rak B. Pada saat obat di rak A hampir habis maka pesanan mulai
dikirimkan ke gudang farmasi, sementara itu obat di rak B digunakan. Pada
saat obat di rak B hampir habis diharapkan obat yang dipesan sudah
datang. Jumlah obat yang disimpan di rak A atau rak B tergantung dari
berapa lama waktu yang diperlukan saat mulai memesan sampai obat
diterima (waktu tunggu). Misalnya permintaan dilakukan setiap satu bulan
dan waktu yang diperlukan saat mulai memesan sampai obat tiba adalah
dua minggu. Maka jumlah pemakaian satu bulan dibagi sama rata untuk
rak A dan rak B. Apabila waktu tunggu yang diperlukan hanya satu minggu
maka ¾ bagian obat disimpan di rak A dan ¼ bagian di rak B.
Hal ini sangat penting karena obat yang sudah terlalu lama biasanya
kekuatannya atau potensinya berkurang. Beberapa obat seperti antibiotik
mempunyai batas waktu pemakaian artinya batas waktu dimana obat
mulai berkurang efektivitasnya.
4) Pengamatan mutu
Setiap pengelola obat, perlu melakukan pengamatan mutu obat secara
berkala, setiap bulan. Pengamatan mutu obat dilakukan secara visual /
organoleptik sebagai berikut :
Tablet :
Tablet salut :
- Warna
- Kejernihan untuk larutan injeksi
- Homogenitas untuk serbuk injeksi
- Kemasan dan label
Laporkan perubahan yang terjadi kepada Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
untuk diteliti lebih lanjut.
Hal ini penting untuk diketahui terutama penggunaan antibiotik yang sudah
kadaluwarsa karena dapat menimbulkan resistensi mikroba. Resistensi
mikroba berdampak terhadap mahalnya biaya pengobatan.
E. Penyimpanan
Bila terjadi kegawatdaruratan pasien, akses cepat terhadap obat emergensi
yang tepat adalah sangat penting. Perlu ditetapkan lokasi penyimpanan
obat emergensi di tempat pelayanan dan obat-obat emergensi yang harus
disuplai ke lokasi tersebut.
Sub Unit yang mengelola Obat Emergensi adalah :
1. Poli Umum
2. BP Gigi
3. PONED
4. UGD
5. Rawat Inap
F. Distribusi Obat
Distribusi/penyaluran adalah kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara
merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan
kesehatan antara lain :
A. Pengkajian Resep
Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat
inap maupun rawat jalan.
Persyaratan administrasi meliputi:
1. Nama, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
3. Tanggal resep.
2. Duplikasi pengobatan.
4. Kontra indikasi.
5. Efek adiktif.
Tujuan:
1. Pasien memperoleh Obat sesuai dengan kebutuhan klinis/pengobatan.
Kegiatan:
1. Menganalisis laporan efek samping Obat.
Pihak yang melaporkan ada Efek samping obat adalah Tenaga kesehatan,
dapat meliputi:
dokter,
apoteker,
bidan,
perawat, dan
tenaga kesehatan lain.
Yang perlu dilaporkan adalah setiap kejadian yang dicurigai sebagai efek
sampingobat, baik efek samping yang belumdiketahui hubungan
kausalnya (KTD/AE) maupunyang sudah pasti merupakan suatu ESO
(ADR).
F. Evaluasi Kesesuaian
Evaluasi kesesuaian yang wajib dilaksanakan oleh UPTD Puskesmas ....
adalah :
a. Kesesuaian Formularium Puskesmas dengan Formularium Nasional
Yaitu % Obat dalam Formularium Puskesmas yang sesuai dengan
Formularium Nasional dibanding Formularium Puskesmas
b. Kesesuaian Peresepan dengan Formularium Puskesmas
Yaitu % Item Obat yang diresepkan sesuai dengan Formularium Puskesmas dibanding
item obat dalam Formularium Puskesmas
K
e
p
a
l
a
U
P
T
D
P
u
s
k
e
s
m
a
s
R
a
j
a
g
a
l
u
h
,
EDI KUSNADI