Anda di halaman 1dari 4

YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS SIBER ASIA


Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan. Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

LEMBAR JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER
SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2020/2021

Mata Kuliah : MKDU Pancasila


Kelas : TI-01
Prodi : PPJ Informatika
Nama Mahasiswa : Abbie Fadhiellah Akbar
NIM : 200401010080
Dosen : Ummu Salamah, S.Ag SH MA

Jawaban:
1. Cara memahami dan mempertahankan sejarah:
- Adanya niat untuk memahami dan mempelajari sejarah
- Membaca buku-buku sejarah
- Membuat catatan-catatan penting tentang sejarah
- Berdiskusi dengan teman atau pakar sejarah
- Berkunjung ke museum sejarah atau tempat bersejarah
- Gunakan sumber informasi terpercaya lainnya dalam memahami sejarah

2. Prinsip dasar negara Indonesia dalam pidato Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni
1945:
- Kebangsaan Indonesia
- Internasionalisme atau perikemanusiaan
- Mufakat atau demokrasi
- Kesejahteraan sosial
- Ketuhanan Yang Maha Esa

3. Nilai luhur adalah norma-norma atau aturan tidak tertulis yang sudah ada sejak
jaman nenek moyang dahulu sebagai pengatur atau pengendali dalam
bermasyarakat. Nilai luhur pada dasarnya adalah nilai-nilai yang mampu
membentuk pribadi, moral, dan etika, sehingga dalam perbuatannya
mencerminkan sifat budi luhur. Cara mempertahankan nilai luhur dapat dengan
cara meningkatkan rasa nasionalisme, melalui pembudayaan nilai-nilai
luhur bangsa Pancasila serta mempertahankan budaya yang ada di lingkungan
masyarakat.

4. Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa


Makna Pancasila yang pertama adalah bahwa bangsa Indonesia percaya dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Contoh: Tuhan adalah pencipta alam
semesta beserta segala isinya baik benda mati maupun benda hidup.

Sila Kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Makna Pancasila yang kedua adalah bahwa bangsa Indonesia merupakan manusia
yang memiliki martabat yang tinggi. Contoh: keputusan yang diambil harus
berdasarkan norma yang obyektif dan tidak berpihak pada salah satu kepentingan
pribadi atau kelompok.
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan. Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

Sila Ketiga Persatuan Indonesia


Makna Pancasila yang ketiga adalah bersatunya bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia. Persatuan merupakan wujud paham kebangsaan negara Indonesia.
Contoh: peribahasa, bercerai kita runtuh bersatu kita teguh.

Sila Keempat Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan Perwakilan
Makna Pancasila yang ke empat ini dijabarkan sebagai berikut:
- Kerakyatan berarti sekelompok orang mendiami wilayah Indonesia.
Kerakyatan berarti juga kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat.
- Hikmat Kebijaksanaan berarti sikap yang dilandasi dengan penggunaan akal
pikiran yang sehat selalu mempertimbangkan persatuan dan kesatuan.
- Permusyawaratan berarti tata cara yang khas Indonesia untuk merumuskan
dan memutuskan suatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai
keputusan berdasarkan mufakat.
- Perwakilan berarti suatu tata cara untuk mengusahakan ikut sertanya rakyat
mengambil bagian urusan bernegara melalui badan-badan perwakilan seperti
MPR, DPR, DPD, DPRD.
Contoh: seluruh keputusan yang ada harus berasal dari mufakat dan kesepakatan
bersama tanpa ada campur tangan dari pihak-pihak tertentu.

Sila Kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Makna Pancasila keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat
di segala bidang kehidupan dan lapisan masyarakat seperti halnya dalam politik,
hukum, ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sosial – budaya Seluruh rakyat
Indonesia berarti setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia baik yang berdiam
di wilayah Indonesia maupun yang berdiam di luar wilayah Indonesia Cita-cita
bangsa Indonesia ialah pencapaian masyarakat adil dan makmur.
Contoh: masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama tanpa membedakan warna
kulit, suku dan agama, hak sebagai warga negara, hak pendidikan, hak pelayanan
kesehatan dan lain-lain.

5. Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai


dasar negara Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila
menempati kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala sumber
hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di Indonesia.
Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sumber hukum dasar nasional, menjadikan Pancasila sebagai ukuran dalam
menilai hukum yang berlaku di negara Indonesia. Hukum yang dibuat dan berlaku
di negara Indonesia harus mencerminkan kesadaran dan rasa keadilan yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Hukum di Indonesia harus menjamin dan merupakan
perwujudan serta tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945
dan interpretasinya dalam tubuh UUD 1945 tersebut.
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan. Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

6. Pandangan hidup bangsa merupakan nilai yang dimiliki oleh suatu bangsa yang
diyakini kebenarannya sehingga menumbuhkan tekad untuk mewujudkannya.
Pandangan Hidup Bangsa Indonesia adalah Pancasila. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia dinilai sangat penting bagi masyarakat
Indonesia sendiri karena Pancasila dijadikan petunjuk atau pedoman hidup bagi
masyarakat Indonesia dalam segala kegiatan manusia. Manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan dalam perjuangan untuk mencapai kehidupan yang sempurna
memerlukan nilai-nilai luhur yang dijunjungnya sebagai suatu pandangan hidup.
Nilai-nilai luhur merupakan suatu tolak ukur yang berkenaan dengan hal-hal yang
sifatnya mendasar dalam hidup manusia, seperti cita-cita yang hendak dicapai.
Pandangan hidup yang terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur adalah
suatu wawasan yang menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri. Pandangan
hidup berfungsi sebagai kerangka acuan untuk menata kehidupan diri pribadi,
antar manusia lainnya, serta alam sekitarnya. Sebagai makhluk sosial manusia tak
dapat hidup sendiri dan memerlukan bantuan orang lain. Manusia hidup sebagai
bagian dari lingkungan sosial yang lebih luas secara berturut-turut dari lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan bangsa dan lingkungan negara yang
merupakan lembaga-lembaga masyarakat yang utama yang dapat mewujudkan
pandangan hidupnya. dengan demikian dalam kehidupan bersama dalam suatu
negara membutuhkan suatu tekad kebersamaan, cita-cita yang ingin dicapainya
bersumber pada pandangan hidupnya.

7. -

8. Memahami Pancasila dari sisi filsafat:


adalah bagaimana kita merealisasikan nilai dan norma yang terkandung di
dalam Pancasila dengan tindakan dan perbuatan yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Pelaksanaan dan pengamalan Pancasila perlu dilakukan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Ciri-ciri karakteristik pemikiran filsafat:


- Bersifat kritis, yaitu senantiasa mempertanyakan segala sesuatu,
permasalahan, atau hal-hal yang lain yang sedang dihadapi oleh manusia.
- Bersifat terdalam, yaitu bukan hanya sampai pada fakta-fakta yang sifatnya
sangat khusus dan empiris belaka namun sampai pada intinya yang terdalam
yaitu substansinya yang bersifat universal.
- Bersifat konseptual, yaitu merupakan kegiatan akal budi dan mental manusia
yang berusaha untuk menyusun suatu bagan yang bersifat konseptual yang
merupakan suatu hasil generalisasi serta abstraksi dari pengalaman tentang
hal-hal yang sifatnya khusus dan individual
- Koheren (runtut), berpikir secara kefilsafatan bukanlah merupakan suatu pe-
mikiran yang acak, kacau dan fragmentaris. Pemikiran kefilsafatan berusaha
menyusun suatu bagan yang konseptual yang koheren (runtut).
YAYASAN MEMAJUKAN ILMU DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS SIBER ASIA
Kampus Menara, Jl. RM. Harsono, Ragunan - Jakarta Selatan. Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 12550. Telp. (+6221) 27806189. asiacyberuni@acu.ac.id. www.unsia.ac.id

- Bersifat Rasional, adalah bagan yang bagian-bagiannya berhubungan secara


logis di antara satu dan lainnya. Oleh karena itu dalam suatu bagan pemikiran
kefilsafatan tidaklah mungkin hanya merupakan suatu bagian-bagian yang
tersusun secara terpisah tanpa terdapat suatu hubungan di antara satu dan
lainnya memiliki hubungan yang bersifat logis.
- Bersifat menyeluruh (komprehensif), bahwa suatu pemikiran kefilsafatan
bukan hanya berdasarkan pada suatu fakta yang khusus dan individual saja,
yang kemudian sampai pada suatu kesimpulan yang khusus dan individual
juga, namun pemikiran kefilsafatan haruslah sampai kepada suatu kesimpulan
yang sifatnya paling umum. Suatu pemikiran kefilsafatan harus bersifat
komprehensif (menyeluruh), artinya tidak ada sesuatu pun yang di luar
jangkauannya.
- Bersifat Universal, berarti sampai pada suatu kesimpulan yang bersifat
umum bagi seluruh umat manusia di mana pun, kapan pun dan dalam keadaan
apa pun, berusaha menemukan kenyataan kebenaran dengan berusaha untuk
sampai pada suatu kesimpulan-kesimpulan yang bersifat universal.
- Bersifat Spekulatif (perekaan), yaitu pengajuan dugaan-dugaan yang masuk
akal (rasional) yang melampaui batas-batas fakta. Hal ini merupakan semacam
kegiatan akal budi manusia dengan melalui kemampuan dalam imajinasi yang
berdisiplin menghadapi persoalan-persoalan filsafat yang menuntut
pemecahan yang bijaksana.
- Bersifat Sistematis, berpikir secara kefilsafatan pada hakikatnya tidak
bersifat fragmentaris dan acak. Perenungan kefilsafatan yang dicirikan secara
komprehensif, universal, serta runtut senantiasa merupakan suatu keseluruhan
yang bersistem. Hal ini dimaksudkan bahwa pemikiran kefilsafatan senantiasa
memiliki bagian-bagian dan di antara bagian-bagian tersebut senantiasa
berhubungan antara satu dengan lainnya. Hubungan tersebut terjalin dalam
suatu kerja sama yang saling ketergantungan.
- Bersifat bebas, Sifat berpikir secara kefilsafatan adalah berpikir secara bebas
untuk-sampai pada hakikat yang terdalam dan universal. Oleh -karena itu ciri
kreativitas senantiasa ada dalam cara berpikir kefilsafatan.
- Analisis Abstraksi, adalah bahwa filsafat menelaah segala sesuatu sampai
pada tingkat hakikatnya, esensinya atau sampai pada substansinya. Untuk
memperoleh pemahaman tentang hakikat segala sesuatu dilakukan dengan
suatu metode analisis yang disebut analisis abstraksi.

Tanda Tangan Dosen Tanda Tangan


Nilai
Pengampu Mahasiswa

(Ummu Salamah, S.Ag SH MA ) (Abbie Fadhiellah Akbar)


Diserahkan pada Tanggal: Tanggal Mengumpulkan:
2 Juni 2021 2 Juni 2021

Anda mungkin juga menyukai