2022
Tim Penyusun
Kontributor
drg. Emma Rahmawati, MKM (Laboratorium Kesehatan Prov. Jawa Barat)
dr. Gunadi, PhD, SpBA (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan
Keperawatan, Universitas Gadjah Mada)
dr. Ryan Bayusantika Ristandi, Sp.PK.,MMRS. (Laboratorium Kesehatan Prov. Jawa
Barat dan Bidang Pencegahan & Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Barat)
Drh. Safarina G. Malik, M.S., Ph.D. (Mochtar-Riady Institute for Nanotechnology)
Dr. dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed. (Kementerian Kesehatan RI)
dr. Yekti Hediningsih SpPK, MSi.Med (Balai Labkes PAK Prov. Jawa Tengah)
2022
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyusun pedoman yang berjudul "Pedoman
Implementasi Surveilans SARS-CoV-2 dengan Next-Generation Sequencing
Illumina”.
Tim Penyusun turut mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yang telah membantu menjadi kontributor dalam penerbitan Pedoman
Implementasi Surveilans SARS-CoV-2 dengan Next-Generation Sequencing Illumina
ini. Terima kasih kami sampaikan kepada:
1. drg. Ema Rahmawati, MKM (Laboratorium Kesehatan Prov. Jawa Barat)
2. dr. Gunadi, PhD, SpBA (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan
Keperawatan, Universitas Gadjah Mada)
3. dr. Ryan Bayusantika Ristandi, Sp.PK.,MMRS. (Laboratorium Kesehatan Prov.
Jawa Barat dan Bidang Pencegahan & Pengendalian Penyakit Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Barat)
4. Drh. Safarina G. Malik, M.S., Ph.D. (Mochtar-Riady Institute for
Nanotechnology)
5. Dr. dr. Vivi Setiawaty, M.Biomed. (Kementerian Kesehatan RI)
6. dr. Yekti Hediningsih SpPK, MSi.Med (Balai Labkes PAK Prov. Jawa Tengah)
Pedoman ini berisi panduan serta informasi terkait konsep pengerjaan Whole-
Genome Sequencing (WGS) SARS-CoV-2 hingga penjelasan alur kerja yang detail di
laboratorium mulai dari ekstraksi RNA sampai analisis data.
Semoga buku Pedoman ini dapat bermanfaat bagi para praktisi dan berkontribusi
dalam membantu percepatan penanganan pandemi saat ini serta mendorong
kemajuan perkembangan iptek laboratorium di Indonesia. Koreksi dan saran dari
semua pihak sangat diharapkan demi perbaikan buku pedoman ini.
Tim Penyusun
BAGIAN II: ALUR KERJA WGS SARS-CoV-2 dengan KIT COVIDSeq .................... 3
Kedua kit Illumina COVIDSeq Test (3072 sampel) dan Illumina COVIDSeq Assay (96
Sampel) sama-sama menggunakan:
- Sampel ekstraksi RNA dari spesimen nasofaring (NP), orofaring (OP), dan swab
hidung yang diambil dari individu yang memenuhi kriteria klinis atau epidemiologis
SARS-CoV-2 menggunakan kit ekstraksi RNA. Kit ekstraksi yang direkomendasikan
dan telah divalidasi oleh Illumina ialah Kit Mini QIAamp Viral RNA (QIAGEN) dan Kit
Quick-DNA/RNA Viral Magbead (Zymo Research).
DRAGEN COVID Pipeline dengan COVID Lineage Tools secara lokal atau dengan
aplikasi DRAGEN COVID Lineage di BaseSpace Sequence Hub dapat juga
digunakan untuk analisis Whole-Genome Sequencing SARS-CoV-2 yang dapat
membantu surveilans karakteristik genom virus SARS-CoV-2 di Indonesia.
Illumina COVIDSeq Test (3072 sampel) dan Illumina COVIDSeq Assay (96 Sampel)
mendukung sampel pasien yang berasal dari NP/OP, dan swab hidung.
• Spesimen disimpan dalam jangka waktu penyimpanan sesuai instruksi dari
pabrik pembuat medium transport virus. Waktu penyimpanan spesimen yang
melebihi waktu yang disarankan dapat berdampak negatif pada hasil tes.
• Faktor spesimen berikut dapat memengaruhi hasil deteksi SARS-CoV-2:
- Metode pengumpulan sampel, faktor pasien, dan/atau stadium infeksi.
- Degradasi RNA virus selama pengiriman dan penyimpanan. Degradasi RNA
dapat menghasilkan hasil negatif palsu.
• Catatan: Disarankan menggunakan sampel pasien yang diketahui positif
terinfeksi SARS-CoV-2 dengan CT < 30. Hal ini bertujuan agar viral load
yang didapatkan cukup banyak, sehingga dapat dipastikan virus terdeteksi.
Jalankan Amplify
program Tagmented
Covidseq Amplicon
TAG PCR
di PCR Pool and Clean
Up Library
Pengecekan
kualias Library
dan normalisasi
Run WGS
Library
dengan libraryDenaturasi
NGS dan dilusi library
Komponen Bahan
Ilumina COVIDSeq RUO Test Kit (3072 spesimen) / Illumina COVIDSeq Assay (96
spesimen)
Pelaksanaan Kerja
I. Ekstraksi RNA
Ekstraksi RNA mengikuti prosedur ekstraksi RNA Kit yang digunakan. Pada saat
elusi digunakan volume setengah reaksi.
Pada tahap ini dilakukan annealing dari RNA hasil ekstraksi menggunakan
hexamer acak untuk persiapan proses sintesis cDNA.
- Langkah pertama adalah thawing (pencairan) dari mix EPH3 pada temperatur
ruang (sekitar 25o C), lalu mix tersebut dihomogenisasi dengan cara tabung
dibolak-balik beberapa kali (tube inversion).
- Dilakukan pengaturan program COVIDSeq Anneal pada mesin thermal cycler
(PCR), sebagai berikut :
• Preheat lid option dipilih.
• Volume reaksi diatur untuk 17 µL.
• Siklus PCR diatur pada suhu 65 o C selama 3 menit dan hold (untuk
storage) pada suhu 4 o C.
- Prosedur annealing:
• Plate PCR disiapkan dan dilabel sebagai cDNA1.
• Sebanyak 8,5 µL EPH3 ditambahkan ke dalam setiap sumur (well).
• Sebanyak 8,5 µL sampel yang telah didilusi ditambahkan ke dalam
setiap sumur.
• Kemudian plate disegel (sealed) dan dilakukan pencampuran
menggunakan shaker dengan kecepatan 1600 rpm selama 1 menit.
• Sentrifugasi dilakukan dengan kecepatan 1000 x g selama 1 menit.
Pada tahap ini dilakukan reverse transcriptase fragments primed RNA dengan
hexamer acak menjadi rantai awal cDNA menggunakan enzim reverse
transcriptase.
- Langkah pertama adalah reagen FSM dithawing pada temperatur ruang.
Tabung dibolak-balik beberapa kali (inversion), dan temperatur tabung dijaga
tetap stabil dan dingin (diletakkan di atas es). Kemudian reagen RVT disiapkan,
sebelum digunakan tabung dibolak-balik beberapa kali. Campuran/mix tersebut
harus selalu dijaga dalam keadaan dingin (diletakkan di atas es).
- Program COVIDSeq FSS diatur dan disimpan pada mesin PCR, sebagai
berikut :
• Preheat lid option dipilih.
• Volume reaksi diatur untuk 25 µL.
• Siklus PCR diatur sebagai berikut:
a) 25 o C selama 5 menit
b) 50 o C selama 10 menit
c) 80 o C selama 5 menit
d) Hold (storage) pada suhu 4 o C
- Prosedur sintesis :
• Di dalam tabung mikrosentrifus 1,5 mL disiapkan First Strand cDNA Master
Mix dengan komposisi FSM (9 µL x jumlah sampel) + RVT (1 µL x jumlah
sampel).
• Sebanyak 8 µL master mix ditambahkan ke dalam setiap well plate cDNA1.
• Kemudian plate disegel (sealed) dan dilakukan pencampuran
menggunakan shaker dengan kecepatan 1600 rpm selama 1 menit..
• Sentrifugasi dilakukan dengan kecepatan 1000 x g selama 1 menit.
• Kemudian plate diletakkan ke dalam mesin PCR yang telah diprogram
sebelumnya, lalu program COVIDSeq FSS dijalankan. Jika proses terhenti,
plate dapat disegel dan disimpan pada suhu -20 o C (sampel dapat bertahan
7 hari).
Pada tahap ini, untuk mengamplifikasi cDNA, dilakukan dua jenis reaksi PCR
yang berbeda.
- Prosedur amplifikasi :
• 2 plate PCR disiapkan dan diberi kode sebagai COV1 dan COV2. Kedua
plate ini merepresentasikan dua jenis reaksi PCR dari setiap sampel dan
kontrol pada plate cDNA1 (sampel dibuat duplo).
• Dalam tabung 15 mL dibuat COVIDSeq PCR 1 dan COVIDSeq PCR 2
Master Mix. Jumlah masing-masing volume sesuai dengan jumlah
sampel. Adapun volume reaksi sebagai berikut :
Pada tahap ini digunakan mix EBLTS untuk men-tagmentasi amplikon PCR,
yang merupakan proses penggabungan fragmen-fragmen dan tag-tag dari
amplikon PCR dengan sekuen adapter. Persiapannya adalah sebagai berikut:
- Reagen EBLTS dan TB1 disiapkan. Reagen EBLTS disimpan pada temperatur
sekitar 2 o C. Sebelum digunakan, reagen EBLTS dan TB1 dipindahkan agar
suhu mencapai temperatur ruang, lalu masing-masing divortex hingga bahan
tercampur merata. Butiran bead dipastikan selalu terendam dalam cairan buffer.
Jika bead melekat di bagian sisi atau tutup 96-well plate, dilakukan sentifugasi
dengan kecepatan 500 x g selama 1 menit, kemudian diresuspensi dengan cara
pippeting.
- Apabila plate COV1 dan COV2 membeku, dilakukan thawing, segel diperiksa
dan digunakan shaker dengan kecepatan 1600 rpm selama 1 menit untuk
mencampur. Setelah itu dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1000 x g
selama 1 menit.
- Program COVIDSeq TAG pada mesin PCR diatur sebagai berikut :
• Preheat lid option dipilih
• Volume reaksi diatur sebanyak 50 µL.
• Siklus diatur pada suhu 55 o C selama 5 menit dan hold (storage) pada suhu
10 o C.
- Prosedur tagmentasi :
• Plate PCR disiapkan dan diberi kode TAG1.
• Mastermix COV1 dan COV2 dibuat, yaitu dengan cara :
a) 10 µL dari setiap well pada plate COV1 dimasukkan ke dalam well yang
sesuai pada plate TAG1.
b) 10 µL dari setiap well pada plate COV2 dimasukkan ke dalam setiap well
pada plate TAG1 yang berisi COV1.
• Pada tabung 15 mL, disiapkan Tagmentation Master Mix. Masing-masing
volume dikalikan sesuai dengan jumlah sampel.
a) TB1 (12 µL)
b) EBLTS (4 µL)
c) Nuclease-free water (20 µL)
• 30 µL master ditambahkan mix pada setiap well dalam plate TAG1.
• Plate ditutup dan dishaker dengan kecepatan 1600 rpm selama 1 menit.
• Plate diletakkan ke dalam mesin PCR yang telah diprogram sebelumnya dan
program COVIDSeq TAG dijalankan.
- Prosedur amplifikasi :
• Pada tabung 15 mL disiapkan EPM Master Mix. Kalikan volume reagen
sesuai dengan jumlah sampel.
a) EPM (24 µL)
b) Nuclease-free water (24 µL)
• Mix tersebut divortex
• Plate TAG1 diletakkan pada magnetic stand dan TWB disisihkan.
• Pipet 20 µL digunakan untuk memisahkan TWB yang tersisa.
• Plate TAG1 dipisahkan dari magnetic stand.
• 40 µL master mix PCR ditambahkan ke dalam setiap well.
• 10 µL Index Adapter ditambahkan ke dalam setiap well plate PCR.
• Plate ditutup dan di-shaker dengan kecepatan 1600 rpm selama 1 menit.
• Apabila cairan tampak pada tutup (seal), maka plate disentrifugasi dengan
kecepatan 500 x g selama 1 menit.
• Semua bead dipastikan sudah diresuspensi. Untuk merusespensi, volume
pipet diatur menjadi 35 µL, tuas ditekan ke bawah, lalu dilakukan pippeting
mix secara perlahan.
Pada tahap ini libraries dari setiap 96-deep well plate disatukan ke dalam tabung
1,5 mL. Libraries yang memiliki ukuran optimal akan berikatan dengan butiran
magnet (magnet beads), sementara fragment yang terlalu kecil atau besar akan
dicuci.
- Pertama-tama, ITB (Illumina Tune Beads)/IPB (Illumina Purification Beads)
divortex sebelum digunakan. Vortex perlu dilakukan cukup kencang untuk
memastikan magnet tercampur merata. Untuk mix ITB suhu perlu dikondisikan
sesuai dengan temperatur ruang (RT). (Klik untuk memutar video preparasi
ITB/IPB).
- Disiapkan mix RSB. Lalu, mix tersebut diamkan selama 30 menit agar suhu
sama dengan temperatur ruang. Selanjutnya, mix divortex, dan diinverting
sebelum digunakan.
- Disiapkan 2,5 mL 80% EtOH dari Etanol Absolut untuk setiap tabung libraries
yang akan di-pooling.
- Prosedur Pooling :
• Plate TAG1 disentrifugasi dengan kecepatan 500 rpm selama 1 menit.
• Plate diletakkan pada magnetic stand dan ditunggu hingga warna
menjadi jernih (sekitar 3 menit).
• Untuk pooling libraries dilakukan melalui tahapan berikut: (Klik untuk
memutar video langkah alur kerja)
a) Tabung 1,7 mL disiapkan dan diberi kode pooled ITB/pooled IPB.
b) 5 µL library ditransfer dari setiap well plate TAG1 ke dalam PCR 8-
tube strip, sehingga diperoleh volume 60 µL pooled library per baris.
Lalu 55 µL pooled library ditransfer dari setiap well PCR 8-tube strip
ke dalam pooled ITB/pooled IPB.
• Tabung pooled ITB/pooled IPB divortex, kemudian disentrifugasi sesaat,
agar mix merata.
• Mix ITB/IPB dimasukkan ke dalam tabung pooled ITB/pooled IPB.
Volume ITB/IPB adalah volume pooled ITB/pooled IPB dikali 0,9.
• Mix kemudian divortex dan diinkubasi pada suhu ruang selama 5 menit.
• Mix diletakkan pada magnetic stand, kemudian ditunggu hingga
warnanya menjadi jernih (sekitar 5 menit). (Klik untuk memutar video
langkah alur kerja)
• Semua supernatant dibuang
• Beads dibilas, dengan tahapan berikut ini :
a) Beads dibiarkan berada pada magnetic stand, lalu 1000 µL 80%
EtOH ditambahkan ke dalam masing-masing tabung.
b) Setelah itu ditunggu selama 30 detik.
c) Semua supernatant dibuang.
- 2 µL library pool dianalisa dengan Qubit dsDNA HS Assay Kit. Jika hasil
analisa keluar dari range standard, dilusi hingga konsentrasi 1 : 10, lalu library
pool dianalisa kembali.
- Molaritas dikalkulasi berdasarkan rumus di bawah ini. 400 bp digunakan
sebagai rerata ukuran library.
CATATAN:
Larutan dilusi segar wajib digunakan (larutan yang dibuat segar dan
maksimal disimpan dalam waktu 12 jam)
Persiapan HT1
1. HT1 dikeluarkan dari kulkas -20 C kemudian di-thawing pada suhu ruang
2. HT1 disimpan pada suhu 4 C hingga siap melakukan denaturasi dan dilusi
terhadap library kita
Denaturasi Library (4 nM)
1. Kedua larutan berikut dicampur ke dalam mikrosentrifus tube.
a. 4 nM library (5 µL)
b. 0,2 N NaOH (5 µL)
2. Mix larutan divortex, kemudian disentrifugasi pada 280 x G selama 1 menit
Konsentrasi 6 pM 8 pM 10 pM
10 pM library 360 µL 480 µL 600 µL
HT1 240 µL 120 µL 0 µL
Post-run wash adalah prosedur pencucian instrumen yang wajib dilakukan setelah
proses sekuensing selesai. Prosedur pencucian memerlukan waktu ±20 menit.
Post run wash dilakukan tepat setelah semua proses sekuensing selesai. Siapkan
peralatan yang dibutuhkan untuk proses post-run wash sebelum memulai prosedur
post-run wash.
CATATAN
Biarkan flow cell yang sebelumnya terpakai tetap di dalam mesin. Flow cell
akan digunakan pada proses post-run wash.
Adapaun tujuan proses pencucian rutin pada mesin ialah untuk :
1. Membilas berbagai macam reagen yang ada di dalam selang pada instrumen
2. Mencegah adanya penumpukan garam dan terbentuknya kristalisasi pada
bagian fluidic
3. Mencegah adanya cross-contamination
CARA KERJA
1. Larutan Tween 20 dan laboratory grade-water disiapkan:
a. 5 mL 100% larutan Tween 20 ditambahkan ke dalam 45 mL laboratory-
grade water, sehingga akan menghasilkan 10% larutan Tween 20
b. 25 mL 10% larutan Tween 20 ditambahkan ke dalam 475 mL laboratory-
grade water, sehingga akan menghasilkan 0.5% larutan Tween 20
c. Larutan wash tersebut di-invert sebanyak 5 kali.
CATATAN
PR2 bottle dibuang setiap sesudah melakukan proses sekuensing,
DILARANG menggunakan kembali larutan PR2
9. Handle sipper diturunkan secara perlahan, dan sipper dipastikan telah
terpasang sempurna
10. Pintu kompartemen reagen ditutup
11. Opsi “Next” dipilih.
Setelah proses pencucian selesai, flow cell, wash tray, dan wash bottle
tetap ditinggalkan di dalam instrumen
CATATAN
Sipper akan tetap berada di posisi turun (normal). Wash solution yang tidak
terpakai ditinggalkan ke dalam wash tray dan wash bottle untuk mencegah
pengeringan pada sipper.
- Selanjutnya sampel yang memiliki % non-N base <90% (dapat dilihat di tabel
hasil analisis Dragen Covid Lineage Basespace) dipilih dan dihapus. Nama
sampel yang akan dihapus dipilih > Delete sequence(s) diklik.
- Sebagai contoh, untuk asal spesimen dari provinsi Jawa Tengah, dari
laboratorium kesehatan, kode spesimen 38M, dan spesimen diambil pada tahun
2021, maka nomenklatur virusnya diberi nama menjadi hCoV-19/Indonesia/JT-
Labkes-38M/2021. Untuk mengubah nama double klik pada kode sample >
pada kolom nama diganti dengan nama spesimen yang sesuai dengan format.
- Setelah selesai, hasil pekerjaan dengan disave dengan menu save diklik > exit
untuk keluar dari aplikasi.
6. Setelah kedua file telah siap, kedua file tersebut diupload pada website
GISAID.
- Untuk upload file metadata, Choose File diklik pada kolom Metadata as
Excel atau CSV.
Gunadi, Wibawa H, Hakim MS, Marcellus, Trisnawati I, Khair RE, Triasih R, Irene,
Afiahayati, Iskandar K, Siswanto, Anggorowati N, Daniwijaya EW, Supriyati E,
Nugrahaningsih DAA, Budiono E, Retnowulan H, Puspadewi Y, Puspitawati I,
Sianipar O, Afandy D, Simanjaya S, Widitjiarso W, Puspitarani DA, Fahri F,
Riawan U, Fauzi AR, Kalim AS, Ananda NR, Setyati A, Setyowireni D,
Laksanawati IS, Arguni E, Nuryastuti T, Wibawa T; the Yogyakarta-Central
Java COVID-19 study group. Molecular epidemiology of SARS-CoV-2 isolated
from COVID-19 family clusters. BMC Med Genomics. 2021;14(1):144.
Gunadi, Wibawa H, Marcellus, Hakim MS, Daniwijaya EW, Rizki LP, Supriyati E,
Nugrahaningsih DAA, Afiahayati, Siswanto, Iskandar K, Anggorowati N, Kalim
AS, Puspitarani DA, Athollah K, Arguni E, Nuryastuti T, Wibawa T. Full-length
genome characterization and phylogenetic analysis of SARS-CoV-2 virus
strains from Yogyakarta and Central Java, Indonesia. PeerJ. 2020;8:e10575.
Gunadi, Hakim MS, Wibawa H, Marcellus, Setiawaty V, Slamet, Trisnawati I,
Supriyati E, El Khair R, Iskandar K, Afiahayati, Siswanto, Irene, Anggorowati
N, Daniwijaya EW, Nugrahaningsih DAA, Puspadewi Y, Puspitarani DA, Tania
I, Vujira KA, Ardlyamustaqim MB, Gabriela GC, Eryvinka LS, Nirmala BC,
Geometri ET, Darutama AA, Kuswandani AA, Lestari, Irianingsih SH,
Khoiriyah S, Lestari I, Ananda NR, Arguni E, Nuryastuti T, Wibawa T. Is the
Infection of the SARS-CoV-2 Delta Variant Associated With the Outcomes of
COVID-19 Patients? Front Med (Lausanne). 2021;8:780611.
96 48
Untuk 384
Item samples samples/ Unit Unit
(1 instansi)
/run run
Tube 1.5
mL 10 10 Tubes 40 Tubes
(LoBind)*
Tube 5 mL
5 5 Tubes 20 Tubes
Eppendorf
PCR plate 4 4 Plates 16 Plates
Microseal
10 10 Sheets 40 Sheets
B*
PCR Strip
1 1 Strips 4 Strips
Tube 8
Reservoir 7 7 Pcs 28 Pcs
NFW* 5 2.5 mL 20 mL
Ethanol
3 3 mL 12 mL
Absolute*
QIAamp
Viral RNA 96 48 Rxn 384 Rxn
Mini kit
*) hitungan termasuk overage/lebihan
Anneal RNA EPH3 ˗20 ˚ C Cairkan disuhu ruang, bolak balik tube untuk menghomogenkan larutan
Sintesis cDNA FSM ˗20 ˚ C Cairkan disuhu ruang, bolak balik tube untuk menghomogenkan larutan, setelah cair simpan diatas
ice gel sampai siap digunakan.
RVT ˗20 ˚ C Cairannya tidak akan beku, bolak balik untuk menghomogenkan, simpan selalu diatas ice gel
sampai siap digunakan.
Amplify cDNA CCP1 ˗20 ˚ C Cairkan disuhu ruang, Vortex untuk menghomogenkan larutan, setelah cair simpan diatas ice gel
sampai siap digunakan.
CCP2 ˗20 ˚ C Cairkan disuhu ruang, Vortex untuk menghomogenkan larutan, setelah cair simpan diatas ice gel
sampai siap digunakan.
IPM ˗20 ˚ C Cairkan disuhu ruang, bolak balik tube untuk menghomogenkan larutan, setelah cair simpan diatas
ice gel sampai siap digunakan.
NFW Suhu ruang Bisa digunakan langsung
Tagment PCR EBLTS 4˚C Diamkan disuhu ruang minimal 30 menit sebelum digunakan, setiap akan digunakan vortex selama
Amplicons 1 menit untuk menghomogenkan
TB1 ˗20 ˚ C Diamkan disuhu ruang, vortex untuk menghomogenkan
NFW Suhu ruang Bisa digunakan langsung
Post ST2 Suhu ruang Vortex sebelum digunakan
Tagmentation
TWB 4˚C Vortex sebelum digunakan
Clean Up
Amplify EPM ˗20 ˚ C Cairkan disuhu ruang, bolak balik tube untuk menghomogenkan larutan, setelah cair simpan diatas
Tagmented ice gel sampai siap digunakan.
Amplicons Index adapters plate ˗20 ˚ C Cairkan disuhu ruang, homogenkan dengan up dan down pippetting sebelum digunakan
NFW Suhu ruang Bisa digunakan langsung
Pool and Clean ITB/IPB Suhu ruang Setiap akan digunakan vortex selama 1 menit untuk menghomogenkan
Up Libraries
RSB 4˚C Diamkan disuhu ruang minimal 30 menit sebelum digunakan, vortex untuk menghomogenkan
Qubit Buffer 4˚C Diamkan disuhu ruang minimal 30 menit sebelum digunakan.
MiSeq MiSeq Cartridge ˗20 ˚ C Rendam di waterbath selama 1.5 jam, invert 10 kali, kemudian tap di meja datar 10 kali.
Sequencing
Flow cell 4˚C Diamkan disuhu ruang minimal 15 menit sebelum digunakan, cuci flowcell dengan akuades, dan
Reagen
keringkan dengan Kim wapes.
PR2 Buffer 5˚C Diamkan disuhu ruang minimal 15 menit sebelum digunakan