Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIKUM PROYEKSI PETA (GKP 0102)

ACARA V : ANALISIS DAN VISUALISASI DISTORSI HASIL PROYEKSI PETA

Disusun oleh :
Nama : Rafida Fatiya Sabdalinta
NIM : 21/482392/GE/09742
Hari, Tanggal : Jumat, 22 April 2022
Waktu : 12.30 – 14.10 WIB
Dosen Pengampu : Ari Cahyono, S.Si., M.Sc.
Asisten : 1. Lismalia Hana Pertiwi
2. Intan Septilaar Kumaidi

LABORATORIUM KARTOGRAFI
DEPARTEMEN SAINS INFORMASI GEOGRAFI
FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA, 2022
Laboratorium Kartografi
Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Nama Praktikum Praktikum Proyeksi Peta (GKP 0102)


Judul Acara Acara V : Analisis dan Visualisasi Distorsi Hasil Proyeksi Peta
Praktikum
Nama Rafida Fatiya Sabdalinta Nilai Total Laporan :
NIM 21/482392/GE/09742
Kelompok Praktikum Propet22_05
Asisten 1. Lismalia Hana Pertiwi
2. Intan Septilaar Kumaidi
Dosen Pengampu Ari Cahyono, S.Si., M.Sc.
Komponen Penilaian Laporan dikumpulkan pada
A : Pretest A: Tanggal : Jam :
B : Kegiatan B: TTD Praktikan TTD Asisten
Praktikum
C : Laporan C:
Praktikum
D : Tugas (jika ada) D:
Rafida Fatiya S.
E : Keaktifan E:

TUJUAN
Mengidentifikasi, menganalisis, dan merepresentasikan distorsi proyeksi peta yang
terjadi.

Nilai (20)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil:
1. Perbandingan objek lingkaran Tissot, geometri persegi, dan benua dunia pada peta dan
globe (terlampir)
2. Hasil pengukuran geometri (terlampir)
3. Perbedaan kenampakan jarring-jaring gratikul dan benua dunia (terlampir)

Halaman 1 dari 11
Laboratorium Kartografi
Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Pembahasan:
Proyeksi peta merupakan cara memindahkan letak titik-titik pada permukaan bumi ke
bidang datar (Setyowati, Septono, & Bernadi, 2014). Proses penggambaran permukaan bumi
yang semula berada pada permukaan berbentuk boa (ellipsoid) kemudian dipindahkan ke bidang
datar, akan mengalami penyimpangan dari bentuk aslinya atau disebut dengan distorsi.
Goldberg & Gott III (2007) menjelaskan bahwa distorsinproyeksi peta adalah perubahan bentuk,
jarak, dan/atau luas objek bumi hasil dari priyeksi bumi ke dalam bidang datar. Distorsi proyeksi
peta adalah perubahan yang tidak dapat dihindarkan karena mustahil untuk melihat semua objek
dengan sifat sama persis ketika dan sebelum proyeksi. Pemilihan proyeksi yang akan digunakan
dalam peta akan berpengaruh terhadap representasi kenampakan bumi dan jaring-jaring gratikul
pada peta (Scolum et al., 2009).
Menurut Robinson et al. (1995), untuk mengetahui suatu peta mengalami distorsi atau
tidak dapat dilakukan secara kualitatif dengan pengamatan visual maupun secara kuantitatif
dengan indikator Tissot. Indikator Tissot dapat digunakan untuk menunjukkan perbedaan atau
distorsi antara peta dengan globe sebab nilai jari-jari lingkaran pada indicator ini menunjukkan
besar nilai distorsi pada suatu wilayah.
Cara lainnya untuk mengetahui suatu distorsi adalah menggunakan teorema Geometri
Gauss. Geometri Gauss memiliki bentuk segi empat dengan luas yang berbeda dan besar
masing-masing sisi segi empat adalah acuan guna mengetahui distorsi. Kenampakan terutama
besar lingkaran Tissot dan geometri segi empat pada setiap lokasi pada peta akan berbeda-beda
sesuai proyeksi yang digunakan (besar distorsi).
Praktikum ini memanfaatkan aplikasi QGIS dan Google Earth dalam mengetahui
perbedaan panjang, lebar, luas, dari titik tertentu dengan indicator Tissot dan Geometri Gauss
dalam peta (QGIS) dan globe (Google Earth). Peta disini diterapkan menggunakan proyeksi peta
awal yaitu WGS84. Pada indicator Tissot, apabila semakin menjauhi ekuator diagram lingkaran
akan semakin lebar sehingga yang awalnya terlihat seperti lingkaran dengan jari-jari yang sama
menjadi elips yang memiliki jari-jari mayor yang lebih besar. Hal ini terjadi karena
menggunakan proyeksi Mercator WGS84 yang berhimpit dengan ekuator membuat distorsi di
bagian yang menjauhi ekuator (Mulcahy & Clarke, 2013). Penggunaan globe akan
memperlihatkan persegi geometri yang juga mengalami distorsi selain dengan diagram yang
menjadi lingkaran. Kenampakan masing-masing indicator pada peta dan globe termuat dalam
hasil praktikum 1 pada lampiran 1 yang menunjukkan masing-masing bentuk dari lingkaran,

2 29/04/2022
Laboratorium Kartografi
Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

segi empat, dan juga benua. Perbedaan tersebut tentunya diambil dari satu titik koordinat yang
sama. Setelah mengamati perbedaannya, maka diketahui bahwa semakin tinggi lintang suatu
daerah maka bentuk lingkaran Tissot akan semakin elips. Segi empat pada indicator Geometri
Gauss akan mengalami pemanjangan ukuran pada panjang sisi yang berada di bagian yang
mendekati kutub. Hal ini mengakibatkan bentuk dari persegi cenderung berubah menjadi
trapesium.
Identifikasi secara kuantitatif dilakukan dengan pengukuran beberapa aspek seperti
pajang, lebar, jari-jari, dan luas pada indicator Tissot maupun pada Geometri Gauss di peta dan
globe. Hasil pengukuran aspek-aspek yang diukur termuat dalam hasil praktikum 2 pada
lampiran 2. Dapat diketahui, meskipun indicator yang diukur pada posisi koordinat yang sama,
tapi besar nilai pengukuran berbeda. Hal ini karena terjadinya distorsi pada masing-masing
media (peta dan globe). Pengukuran geometri pada globe memunculkan banyak perbedaan di
tiap titik koordinat. Semakin jauh titik dari khatulistiwa, maka perbedaannya akan semakin
besar, dilihat dari penambahan panjang geometri tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa identifikasi distorsi pada globe lebih cocok menggunakan indicator Tissot. Sedangkan,
Geometri Gauss lebih cocok digunakan untuk mengidentifikasi distorsi pada peta. Pengukuran
aspek-aspek yang diukur pun tidak terlepas dengan fitur pada setiap aplikasi peta dan globe
yaitu QGIS untuk peta dan Google Earth untuk globe.
Hasil praktikum 3 pada lampiran 3 menunjukkan bahwa setiap proyeksi dibuat dengan
karakteristik dan sifat masing-masih sehingga setiap proyeksi hanya cocok pada daerah tertentu
sesuai dengan karakteristiknya itu. Tabel perbedaan kenampakan jaring-jaring gratikul dan
benua dunia pada hasil praktikum telah memperlihatkan jika suatu proyeksi belum tentu dapat
digunakan dengan sesuai pada suatu kenampakan 2 dimensi. Sistem proyeksi yang diuji pada
praktikum ini adalah sistem proyeksi WGS84, proyeksi Reunion Gauss laborde, dan proyeksi
Sphere Bone. Melalui proses ini, dapat disimpulkan bahwa proyeksi yang paling baik digunakan
dalam memetakan bahan adalah proyeksi WGS84. Sistem proyeksi lainnya akan berbentuk
sangat tidak beraturan ketika diterapkan karena mengalami distorsi yang cukup besar.

Nilai (75)

3 29/04/2022
Laboratorium Kartografi
Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

DAFTAR PUSTAKA
Goldberg, D. M., & Got III, J. R. (2007). Flexion and Skewness in Map Projections of The
Earth. Cartographica, 297-318.
Mulcahy, K. A., & Clarke, K. C. (2013). Symbolization of Map Projection Distortion: A
Review. Cartography and Geographic Information Science, 167-182.
Scolum, T. A., McMaster, R. B., Kessler, F. C., & Howard, H. H. (2009). Thematic
Cartography and Geovisualization 3rd Editions. New York: Prentice Hall.
Setyowati, D. L., Saptono, P., & Bernadi, A. I. (2014). Kartografi Dasar. Yogyakarta: Ombak.
Robinson, A. H., Morrison, J. L., Muehrcke, P. C., Kimerling, A. J., & Guptill, S. C. (1995).
Element of Cartography. New York: John Willey & Sons.

Nilai (5)

4 29/04/2022
Laboratorium Kartografi
Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Lampiran 1 (Hasil Praktikum 1)


Perbandingan Objek Lingkaran Tissot, Geometri Persegi, dan Benua Dunia Pada Peta dan
Globe
Kenampakan Kenampakan Kenampakan Kenampakan Kenampakan Kenampakan
Titik lingkaran lingkaran persegi pada persegi pada benua pada benua pada
pada peta pada globe peta globe peta globe

1.

2.

3.

4.

5.

5 29/04/2022
Laboratorium Kartografi
Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Lampiran 2 (Hasil Praktikum 2)


Hasil Pengukuran Geometri
Jari- Jari- Panjan Panja
jari jari g& ng &
Luas Luas Luas Luas
lingka lingk lebar lebar
Ti lingkaran lingkaran persegi persegi
ran aran persegi perseg
tik pada peta pada globe pada peta pada
pada pada pada i pada
(m2) (m2) 2
(m ) globe (m2)
peta globe peta globe
(m) (m) (m) (m)
a= a= 77326185 777702475 Lebar : Lebar 123192245 12331055
50186 4792 3320,992 495498,28 11084 : 0139,801 95188,83
6,504 07,67 38,829 11106
b= b= Panjan 19,99
1. 49851 5027 g: Panja
7,360 95,86 10999 ng :
15,916 11024
99,55

a= a= 77773877 777728374 Lebar : Lebar 105758618 10530979


49963 4883 5001,650 980,54 90243 : 2844,695 05784,59
3,260 83,81 8,796 90398
b= b= Panjan 5,35
2. 49924 4914 g: Panja
5,202 74,24 10922 ng :
33,476 11088
59,78

a= a= 77823159 777341006 Lebar : Lebar 617206362 61197691


50037 4969 4416,697 207,66 47107 : 748,447 1590,74
3,497 33,62 5,133 46968
b= b= Panjan 0,44
49686 5036 g: (atas),
1,345 93,56 11134 63939
73,462 6,18
3.
(bawa
h)
Panja
ng :
11160
61,57

a= a= 77970359 778156672 Lebar : Lebar 106303057 10645521


49714 4930 1515,046 755,77 10085 : 0963,480 60909,13
5,396 21,35 34,282 10078
4.
b= b= Panjan 47,67
50178 5109 g: (atas),
6,887 95,44 91056

6 29/04/2022
Laboratorium Kartografi
Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

11184 9,37
22,531 (bawa
h)
Panja
ng :
11084
48,90

a= a= 77629199 767776458 Lebar : Lebar 615057601 61537543


50196 4979 3889,471 221,90 63861 : 856,762 6310,93
1,449 60,20 0,315 63555
b= b= Panjan 5,12
49272 4978 g: (atas),
9,332 61,95 11187 46506
54,441 8,98
5.
(bawa
h)
Panja
ng :
11148
54,37

7 29/04/2022
Laboratorium Kartografi
Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Lampiran 3 (Hasil Praktikum 3)


Perbedaan Kenampakan Jaring-jaring Gratikul dan Benua Dunia
Titik Jarring- Jarring- Jarring- Kenampakan Kenampakan Kenampakan
jaring jaring jaring benua pada benua pada benua pada
gratikul gratikul gratikul peta asli peta peta
pada peta pada peta pada peta proyeksi proyeksi
asli proyeksi proyeksi Reunion Sphere Bone
Reunion Sphere Gauss
Gauss Bone Laborde
Laborde
1.

2.

3.

4.

5.

8 29/04/2022
Laboratorium Kartografi
Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Lampiran 4 (Tugas)
Identifikasilah minimal 1 sistem proyeksi dengan melampirkan karakteristiknya dalam
bentuk tabel!
Nama Sistem Proyeksi Sinusoidal Projection
Gambar jarring-jaring
proyeksi

Deskripsi Proyeksi Jenis proyeksi peta dimana garis lintang sejajar dengan
khatulistiwa, dan garis bujur melengkung di sekitar
meridian utama. Proyeksi sinusoidal menggambarkan
sudut dan jarak yang tepat untuk wilayah meridian
tengah. Proyeksi ini dapat digunakan untuk
menggambarkan daerah yang kecil di belahan bumi
mana saja, dan cocok untuk menggambarkan daerah luas
yang letaknya jauh dari wilayah khatulistiwa.

Metode transformasi Melakukan transformasi dengan klasifikasi


proyeksi yang pseudocylindrical, equal area, dan equality spaced
digunakan parallels. Proyeksi pseudosilindris memetakan parallel
sebagai garis lurus. Sepanjang parallel, setiap titik dari
permukaan dipetakan pada jarak dari meridian pusat
yang sebanding dengan perbedaan garis bujur dari
meridian pusat. Oleh karena itu, meridian berjarak sama
di sepanjang parallel.

Karakteristik aspek - Bentuk: tidak terdapat distorsi sepanjang


proyeksi yang meridian pusat dan ekuator. Daerah yang lebih
dipertahankan kecil menggunakan bentuk terputus
menunjukkan lebih sedikit distorsi daripada yang
tidak terganggu dengan proyeksi sinusoidal pada
dunia
- Luas: direpresentasikan secara tepat
- Arah: sudut lokal sepanjang meridian pusat dan
ekuator tepat, namun terdistorsi di tempat lain
- Jarak: skala sepanjang parallel dan meridian
pusat dari proyeksi direpresentasikan secara
tepat.

9 29/04/2022
Laboratorium Kartografi
Departemen Sains Informasi Geografi
Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Kekurangan proyeksi Distorsi berkurang apabila digunakan untuk satu lahan


massa daripada seluruh dunia terutama pada daerah di
dekat khatulistiwa.

Kegunaan sistem - Digunakan untuk peta dunia yang


proyeksi menggambarkan karakteristik area, terutama jika
terganggu.
- Digunakan untuk peta wilayah benua Amerika
Selatan, Afrika, dan terkadang daratan lainnya
dimana masing-masing memiliki meridian
pusatnya sendiri.

10 29/04/2022

Anda mungkin juga menyukai