A. Defenisi
Masa nifas (Puerperium) adalah masa setelah partus selesai dan berakhir kira-kira
6 minggu (Maryunani, 2011) dan menurut Varney, dkk (2008) masa nifas (Puerperium)
adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (manandakan akhir periode
inpartum).
D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Frekwensi pemeriksaan post partum sesuai protap :
1) Satu jam pertama : tiap 15 menit
2) Dua jam selanjutnya : tiap 30 menit
3) 24 jam pertma : tiap 4 jam
4) Setelah 24 jam : tiap 8 jam
b. Pemeriksaan tanda- tanda vital
c. Payudara
1) Bentuk payudara
2) Lembek, keras, bengkak, kemerahan atau nyeri
3) Keadaan putting payudara
d. Uterus
1) Konsistensi dan tonus
2) Posisi- tinggi
3) Ukuran
e. Luka insisi Secsio saecaria, jika memungkinkan
1) Keadaan balutan
2) Drainase
3) Edema, perubahan warna – kemerahan, ekimosis
f. Kandung kemih dan urin output
1) Kebiasaan menahan kencing
2) Distensi
3) Nyeri
g. Pencernaan
1) Peristaltik usus
2) Hemoroid
3) Auskultasi khususnya setelah sectio caesaria
h. Lochea
1) Jenis dan jumlah lochea
2) Adanya bekuan dan bau lochea
i. Perineum
1) Episiotomi, laserasi, hemoroids
2) Hematoma, udema, perubahan jahitan
3) Area yang kemerahan indikasi infeksi
j. Ekstremitas untuk tromboplebitis
1) Nyeri- dorsofleksi kaki
2) Kaji adanya kemerahan, lemah dan panas
k. Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan;
1) Pemeriksaan darah lengkap
2. Pengkajian Psikososial
a. Peran Ibu
Riwayat & faktor yang mempengaruhi :
b. Baby Blues
1) Observasi gejala :
a) Iritabel/gelisah
b) Gangguan istrirahat- tidur
c) Marah pada anggota keluarga
d) Gangguan mood- menangis
e) Cemas
2) Respon psikososial berkaitan dengan depresi post partum dan psikosis
a) Gelisah yang memanjang
b) Perilaku yang labil
c) Menarik diri
d) respon yang tidak sesuai pada bayi dan keluarga
c. Attachment / tambahan
1) Faktor ibu
a) Pengalaman dgn ibu kandung/sendiri
b) Latar belakang budaya & etnik
c) Status sosial ekonomi
d) Bayi yg diinginkan dengan tidak diinginkan
e) Kualitas hubungan dgn ayah bayi
f) Dukungan pasangan
g) Usia dan tingkat kematangan
h) Kesehatan fisik
i) Pengetahuan/intelegensi
j) Kesesuaian harapan terhadap bayi yg dilahirkan
2) Faktor Infant ( Bayi)
a) Jenis kelamin
b) Penampilan
c) Ada atau tidak adanya kelainan
d) Tempramen bayi
3) Faktor ayah
a) Usia dan tingkat kematangan
b) Pengalaman sebelumnya dgn bayi
c) Kesesuaian harapan dengan bayi
d) Kualitas hubungan dengan ibu~bayi
e) Keterlibatan ayah saat prenatal, dan intranatal
Intake &Output Cermati I&O selama paling sedikit 12 jam (dapat terjadi retensi
urine).
Kepala Kaji adanya sakit kepala akibat anestesi atau peningkatan TD.
Kilat cahaya visual dapat mengindikasikan preeklampsia.
Paru-paru Periksa adanya suara napas tambahan.
Tirah baring yang terlalu lama, persalinan, muntah, atau
anestesia dapat menyebabkan pneumonia (wanita yang
mendapat anestesia spinal atau epidural dapat mengalami
kesulitan untuk batuk atau membersihkan jalan napas bagian
bawah sampai efek anestesia hilang).
Nyeri dada dan dispnea
Payudara Kolostrum keluar dalam 12 jam pertama.
ASI keluar setelah sekitar 72 jam.
Kaji adanya infeksi (hangat, nyeri, daerah memerah)
Kaji adanya iritasi puting susu.
Bra hendaknya dipakai oleh semua wanita selama periode
pascapartum.
Abdomen Kaji fundus. Harus padat dan terdapat setinggi umbilikus segera
setelah melahirkan, kemudian turun 1cm (selebar 1 jari) setiap
hari selama 10 hari berikutnya.
Jika fundus menonjol, pertama-tama, kaji apakah kandung
kemih penuh dan minta pasien berkemih jika diindikasikan.
Jika fundus lembek dan kandung kemih kosong, urut puncak
fundus dengan jari-jari yang dirapatkan. (Pasien dapat diajari
mengurut fundus.)
Auskultasi untuk mengkaji adanya peristaltik.
Kaji defekasi setiap hari. (Analgesik dan aspek-aspek lain
persalinan dan melahirkan sangat umum menyebabkan
konstipasi.)
Tingkatkan asupan serat dan cairan untuk mencegah
konstipasi.
Dorong klien melakukan ambulasi dini.
Perineum Kaji episiotomi untuk melihat adanya edema,
perdarahan, atau kemerahan.
Kaji adanya hematoma (massa keunguan dapat terlihat pada
introitus vagina) jika pasien mengeluh nyeri hebat di daerah
perineum atau jika merasa penuh di vagina.
Kaji adanya hemoroid.
Kaji lokea. Pasien yang melaporkan atau terlihat mengalami
perdarahan hendaknya diberi pembalut khusus.
Aliran lokea merah terang yang terus menerus atau
pasase bekuan darah yang besar dan/atau sering
adalah abnormal dan mengindikasikan adanya hemoragi.
Tahapan lokea seharusnya sebagai berikut:
Lokea rubra: Merah gelap, 2-3 hari Lokea serosa: Lebih
pucat, merah muda kecoklatan 4-10 hari
Lokea albikan: Putih atau kekuningan, sampai 3 minggu.
Lokea seharusnya tidak berbau.
Ekstremitas bawah Kaji adanya kemerahan dan rasa hangat yang ekstrim pada vena
(tanda plebitis).
Kaji adanya nyeri saat kaki dorsifleksi.
Nyeri mengindikasikan tanda Homans positif, yang
merupakan tanda tromboplebitis. Ambulasi dan/atau latihan
kaki dini membantu mencegah stasis vena dan pembentukan
bekuan.
4. Masalah Keperawatan
a. Nyeri
b. Defisit volume cairan
c. Konstipasi
d. Kecemasan
5. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan kerusakan jaringan
Daftar Pustaka
Holloway B.W., (2003), Rujukan cepat (stat fact) keperawatan klinis, Penerbit buku
kedokteran : EGC, Jakarta.
Maryunani A., (2011), Asuhan pada ibu dalam masa nifas (postpartum), Cetakan 2, Penerbit
buku kesehatan, Jakarta.
Varney H., Kriebs J.M., (2008), Buku ajar asuhan kebidanan, Edisi 4, Vol. 2, Penerbit buku
kedokteran : EGC, Jakarta.
Wilkinson Judit M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Ed.9. EGC. Jakarta