Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

‘’ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGsUAN ISTIRAHAT /


TIDUR ‘’

DISUSUN OLEH :

AIDATUL FITRI

NIM :195STYC22

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NTB

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS TAHAP AKADEMIK

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya  penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Laporan ini. Semoga
shalawat serta salam selalu dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beserta
sahabat dan keluarganya, serta pengikutnya hingga akhir zaman. AAmin.

Alhamdulillah penulis telah berhasil menyelesaikan makalah Laporan Pendahuluam


tentang “ISTIRAHAT DAN TIDUR”. Laporan ini disusun agar dapat menambah informasi
kepada para pembaca tentang istirahat dan tidur.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada

1. Ibu Heny Marlina Riskawati,Ners.,M.Kep. Selaku Dosen pembimbing pendidikan


2. Bapak Lalu Marsadi Yudiantara,S.,Kep,.Ners selaku dosen pembimbing lahan
3. Orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi.

Semoga Laporan ini ember wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun Laporan ini
memiliki kelebihan dan kekurangan, namun penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan. Semoga
Laporan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan dan mendapat ridho Allah. Amin.

SENIN,31 JULI 2023


LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN
PRAKTIK PUSKESMAS CAKRANEGARA

“ISTIRAHAT DAN TIDUR”

DIAJUKAN OLEH
AIDATUL FITRI

LAPORAN INI TELAH DISAHKAN PADA:


TANGGAL

MENYETUJUI:

Pembimbing Pendidikan pembimbing lahan

Heny Marlina Riskawati,Ners.,M.Kep Lalu Marsadi Yudiantara,S.,Kep,.Ners


LAPORAN PENDAHULUAN
ISTIRAHAT DAN TIDUR

A. PENGERTIAN
1. Istirahat
Kata istirahat mempunyai arti yang sangat luas meliputi bersantai menyegarkan diri, diam
menganggur setelah melakukan aktivitas, serta melepaskan diri dari apa pun yang membosankan,
menyulitkan, atau menjengkelkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan
keadaan yang tenang, rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan (ansietas) Tidur
merupakan fungsi protektif yang dimiliki semua organisme memungkinkan terjadinya perbaikan
dan pemulihan jaringan setelah aktivitas. Seseorang dapat benar-benar istirahat bila:

a) Merasa segala sesuatu dapat diatasi dan di bawah kontrolnya;


b) Merasa diterima eksistensinya baik di tempat tinggal, kantor, atau di manapun juga
termasuk ide-idenya diterima oleh orang lain;
c) Mengetahui apa yang terjadi; d. Bebas dari gangguan dan ketidaknyamanan;
d) e.. memiliki kepuasan terhadap aktivitas yang dilakukannya,
e) f. Mengetahui adanya bantuan sewaktu-tvaktu bila memerlukannya.(suiter,2018)
2. Tidur
Tidur adalah suatu keadaan yang berulang-ulang, perubahan status kesadaran yang terjadi
selama periode tertentu. Jika seseorang memperoleh periode tidur yang cukup, mereka merasa
tenaganya telah pulih, hal ini diyakini bahwa tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan
penyembuhan system tubuh untuk periode keterjagaan yang berikutnya [ hunen,2018] Tidur
merupakan suatu keadaan tidak sadar di mana persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan
menurun atau hilang, dan dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup.
tidur diperlukan untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis, dan kesehatan.
Seseorang dapat dikategorikan sedang tidur apabila terdapat tanda tanda sebagai berikut.
a) Aktivitas fisik minimal
b)Tingkat kesadaran yang bervariasi
c)Terjadi perubaban-perubaban proses fisiologis tubuh
d)Penurunan respons terhadap rangsangan dari luar.

Selama tidur, dalam tubuh seseorang terjadi perubaban proses fisiologis Perubahan tersebut,
antara lain:

a Penurunan tekanan darah, denyut nadi;


b. Dilatasi pembuluh darab perifer;
c. kadang-kadang teriadi peningkatan aktivitas traktus gastrointestinal; d.
Relaksasi otot-otot rangka
e Basal metabolisme rate (BMR) menurun 10-30%.

B. FISIOLOGIS TIDUR

Tidur melibatkan suatu urutan keadaan fisiologis yang dipertahankan oleh integrasi
tinggi aktivitas system saraf pusat yang berhubungan dengan perubahan dalam system saraf
peripheral, endokrin, kardiovaskuler, pernapasan dan muscular Tiap rangkaian duidentifikasi
dengan respon fisik tertentu dan pola aktivitas otak. Peralatan seperti elektroensefalogram
(EEG). yang mengukur aktivitas listrik dalam korteks serebral, elektromiogram (EMG), yang
mengukur tonus otot dan elektrookulogram (EOG) yang mengukur gerakan mata, memberikan
informasi struktur aspek fisiologis tidur Kontrol dan pengaturan tidur tergantung pada hubungan
antara dua mekanisme serebral yang mengaktivasi secara intermitten dan menekan pusat otak
tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga Sebuah mekanisme menyebabkan terjaga dan yang
lain menyebabkan tertidur
System aktivasi reticular (SAR) berlokasi pada batang otak teratas. SAR dipercaya terdiri atas
sel khusus yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. SAR menerima stimulus sensori
visual, auditori, nyeri dan taktil Aktivasi korteks serebral (mis. Proses emosi atau pikiran) juga
menstimulasi SAR Saat terbangun merupakan hasil neuron dalam SAR yang mengeluarkan
katekolamin seperti norepinefrin. Tidur dapat dihasilkan dari pengeluaran serotonin dari sel
tertentu dalam system tidur raphe pada pons dan otak depan bagian tengah Daerah otak juga
disebut daerah sinkronisasi bulbar (bulbar Synchronizing region, BSR) Ketika seseorang
mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan berada dalam posisi relaks. Stimulus ke SAR
menurun. Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktivasi SAR selanjutnya menurun Pada
beberapa bagian, BSR mengambil alih, yang menyebabkan tidur [CITATION Pat061 10571

C. SIKLUS TIDUR
secara normal pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode sebelum tidur,
selama orang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap berkembang secara teratur. Periode
im secara normal berakhir 10-30 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk
tidur, akan berlangsung satu jam atau lebih, tahapan tidur dibagi dalam beberapa tahap antara
lain
1. Tidur Non Rapid Eye Movement (NREM)
a Tahap 1 tidur NREM
1) Tahap meliputi tingkat paling dangkal dari tidur
2) Tahap berakhir beberapa menit
3) Pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan penurunan secara bertahap
tanda-tanda vital dan metabolisme
4) Seseorang dengan mudah terbangun oleh stimulus sensori seperti suara

5) Ketika terbangun, seseorang merasa seperti telah melamun

b. Tahap II NREM

1) Tahap II merupakan periode tidur bersuara

2) Tahap berakhir beberapa menit 3) Untuk terbangun masih relative mudah

4) Tahap berakhir 10 hingga 20 menit

5) Kelanjutan fungsi tubuh menjadi lamban

c. Tahap III NREM

1) Tahap III merupakan tahap awal dari tidur yang dalam

2) Orang yang tidur sulit dibangunkan dan jarang bergerak


3) Otot-otot dalam keadaan santai penuh

4) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur

3) Tahap berakhir 15 hingga 30 menit

d. Tahap IV NREM

1) Tahap IV merupakan tahap tidur terdalam

2) Sangat sulit untuk membangunkan orang yang tidur

3) Jika terjadi kurang tidur maka orang tidur akan menghabiskan porsi malam yang seimbang
pada tahap ini

4) Tanda-tanda vital menurun secara bermakna dibanding selama jam terjaga

5) Tahap berakhir kurang lebih 15 sampai 30 menit

6) Tidur sambil berjalan dan enuresis dapat terjadi

2. Rapid Eye Movement (REM)

a Mimpi yang penuh warna dan tampak hidup dapat terjadi pada REM.Mimpi yang kurang hidup
dapat terjadi pada tahap yang lain.T

b. ahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah mulai tidur

C. Hal ini dicirikan oleh respon otonom dari pergerakan mata yang cepat, fluktuasi jantung dan
kecepatan respirasi dan peningkatan atau fluktuasi tekanan darah

d. Terjadi tonus otot skelet penurunan

e. Peningkatan sekresi lambung

f Sangat sulit sekali membangunkan orang yang tidur

g. Durasi dari tidur REM meningkat pada tiap siklus rata-rata 20 menit CITATION Hid081
2017]
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ISTIRAHAT TIDUR

Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda-beda. Ada yang
kebutuhannya terpenuhi dengan baik. Ada pula yang mengalami gangguan. antaranya sebagai
berikut (Asmadi, 2018)Seseorang bisa tidur maupun tidak dipengaruin oleh beberapa faktor,
diantarnya

a. Status kesehatan

Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan dia dapat ndur dengan nyenyak. Tetapi
pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan tidumya tidak dapat dipenuhi
dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Misalnya, pada klien yang menderita
gangguan pada sistem pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak napas, maka seseorang tidak
mungkin dapat istirabat dan tidur

b. Lingkungan

Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang
tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak Sebaliknya lingkungan yang ribut,
bising, dan gaduh akan menghambat seseorang untuk tidur

c. Stres psikologis

Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur Hal ini disebabkan karena
pada kondisi cemas akan meningkatkan nonepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat
ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM Berdasarkan penelitian Desita Febriana tahun
2017 tentang "Kajian Stres Hospitalisasi Terhadap Pemenuhan Pola Tidur Anak Usia Prasekolah
Di Ruang Anak Rs Baptis Kodin", Keadaan hospitalisasi dapat menjadi stresor bagi anak saat
dirawat di rumah sakit, sehingga anak akan mengalami stres hospitalisasi yang ditunjukkan
dengan adanya perubahan beberapa perilaku pada anak. Apabila masalah tidak teratasi, maka hal
ini akan menghambat proses perawatan anak dan kesembuhan anak itu sendiri. Dalam penelitin
tersebut terbukti 85% anak mengalami stres hospitalisasi sedang pada anak di Ruang Anak
Rumah Sakit Baptis Kediri dan 62% anak mengalami gangguan pola tidur pada anak usia
prasekolah.
d. Diet

Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan seperti keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat
menyebabkan seseorang mudah tidur Sebaliknya, minuman yang mengandung kafein maupun
alkohol akan mengganggu tidur

e. Gaya hidup Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah
orang dapat tidur dengan nyenyak Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan
menyebabkan periode tidur REM lebih pendek

f. Obat-obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi seseorang ada yang berefek menyebabkan ada pula yang
sebaliknya mengganggu tidur. Misalnya, obat golongan amfetamin akan menurunkan tidur REM
[alfiansah,2018]
E. POLA TIDUR BERDASARKAN TINGKAT USIA

Tingkat perkembangan usia Pola Tidur Norma

Bayi baru lahir Tidur 14-18 jam sehari, pernafasan


teratur, gerak tubuh
sedikit, 50% tidur NREM, banyak waktu
tidurnya dilewatkan
pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap
siklus sekitar 45-
60 menit
Tidur 14-18 jam sehari, pernafasan
teratur, gerak tubuh
sedikit, 50% tidur NREM, banyak waktu
tidurnya dilewatkan
pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap
siklus sekitar 45-
60 menit
Tidur 14-18 jam sehari, pernafasan
teratur, gerak tubuh
sedikit, 50% tidur NREM, banyak waktu
tidurnya dilewatkan
pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap
siklus sekitar 45-
60 menit
Tidur 14-18 jam sehari, pernafasan
teratur, gerak tubuh sedikit, 50% tidur
NREM, banyak waktu tidurnya dilewatkan
pada tahap III dan IV tidur NREM. Setiap
siklus sekitar 45-60 mnit

Bayi Tidur 12-14 jam sehari, 20-30% tidur REM,


tidur lebih lama pada malam hari dan punya
pola terbangun sebentar

Toddler Tidur sekitar 10-12 jam sehari, 25% tidur


REM, banyak tidur pada malam hari,
terbangun dini hari berkurang, siklus
bangun tidur normal sudah menetap pada
umur 2-3 tahun

Pra sekolah Tidur sekitar 11 jam sehari, 20% tidur


REM, periode terbangun kedua hilang
pada umur 3 tahun. Pada umur 5 tahun,
tidur siang tidak ada kecuali kebiasaan tidur
sore hari

Usia sekolah Tidur sekitar 10 jam sehari, 18,5% tidur


REM. Sisa waktu tidur relatif konstan.

Remaja Tidur sekitar 8,5 jam sehari, dan 20% tidur


tahap III-IV

Dewasa muda Tidur sekitar 7-9 jam sehari, 20-25% tidur


REM, 5-10% tidur tahap I, 59% tidur tahap II,
dan 10-20% tidur tahap III-IV

Dewasa pertengahan Tidur sekitar 7 jam sehari, 20% tidur


REM, mungkin mengalami insomnia dan
sulit untuk dapat tidur

Dewasa tua Tidur sekitar 6 jam sehari, 20-25% tidur


REM, tidur tahap IV nyata berkurang
kadang-kadang tidak ada. Mungkin
mengalami insomnia dan sering
terbangun sewaktu tidur
F GANGGUAN TIDUR

1. Insomnia

Insomnia merupakan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas
maupun kumtitas Seseorang yang terbangun dari tidur, tetapi merasa belum cukup tidur dapat
disebut mengalami insomnia Ada tiga jenis insomnia diantaranya

a. Insomnia inisial ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur

b. Insomnia intermitten, ketidakmampuan untuk mempertahankan tidur atau keadaan sering


terjaga tidur Insomnia terminal bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi

C.Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami insomnia diantaranya
adalah rasa nyeri, kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa, dan kondisi yang tidak menunjang untuk
tidur. Perawat dapat membantu klien mengatasi insomnia melalui pendidikan kesehatan,
menciptakan lingkungan yang nyaman, melatih klien relaksasi, dan tindakan lainnya. Ada
beberapa tindakan atau upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi insomma yaitu:

a Memakan makanan berprotein tinggi sebelum tidur, seperti keju atau susu

b. Usahakan agar selalu beranjak tidur pada waktu yang sama

c. Hindari tidur di waktu siang atau sore hari

d. Berusaha untuk tidur hanya apabila merasa benar-benar kantuk dan tidak pada
waktu kesadaran penuh

e. Hindari kegiatan-kegiatan yang membangkitkan minat sebelum tidur

f. Lakukan latihan-latihan gerak badan setiap hari, tetapi tidak menjelang tidur

g. Gunakan teknik-teknik pelepasan otot-otot serta meditasi sebelum berusaha untuk tidur

2.Somnambulisme merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya
otomatis dan semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, menutup pintu, duduk di
tempat tidur, emnabrak kursi, berjalan kaki, dan berbicara. Somnambulisme ini lebih banyak
terjadi pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Seseorang yang mengalami somnabulisme
mempunyai risiko terjadinya cedera Upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi
somnabulisme yaitu dengan membimbing anak. Upaya lain yang dapat dilakukan untuk
mengatasi somnabulisme adalah dengan membuat lingkungan yang nyaman dan aman, serta
dapat pula dengan menggunakan obat seperti Diazepam dan Valium

3. Enuresis

Enuresis adalah kencing yang tidak disengaja (mengompol). Terjadi pada anak-anak dan remaja,
paling banyak terjadi pada laki-laki. Penyebab secara pasti belum jelas, tetapi ada beberapa
faktor yang dapat menyebabkan enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training
yang kaku. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah enuresis anatara lain: hindari res,
hindari minum yang banyak sebelum tidur, dan kosongkan kandung kemih (berkemih dulu)
sebelum tidur.

4. Narkolepsi Narkolepsi merupakan suatu kondisi yang dicirikan oleh keinginan yang tak
terkendali untuk tidur Dapat dikatakan pula narkolepsi adalah serangan mengantuk yang
mendadak sehingga ia dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan tidur (kantuk)
tersebut datang. Penyebab narkolepsi secara pasti belum jelas, tetapi diduga terjadi akibat
kerusakan genetika sistem saraf pusat dimana periode REM tidak dapat dikendalikan
Serangan narkolepsi ini dapat menimbulkan bahaya apabila terjadi pada waktu
mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar, atau
berada di tepi jurang. Obat-obat agripnotik dapat digunakan untuk mengendalikan
narkolepsi yaitu sejenis obat yang membuat orang tidak dapat tidur. Obat tersebut
diantarnya jenis ampetamin

5. Night terrors

Night terrors adalah mimpi buruk. Umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih. Setelah
tidur beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan

6. Mendengkur

Mendengkur disebabkan oleh rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel
yang membengkak dan adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur
Pangkal lidah yang menyumbat saluran napas pada lansia. Otot-otot di bagian belakang mulut
mengendur lalu bergetar jika dilewati udara pemapasan

G. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

1. Pengkajian

Aspek yang perlu dikaji pada klien untuk mengidentifikasi mengenai gangguan kebutuhan
istirahat dan tidur meliputi pengkaian mengenal

a Riwayat tidur

1) Pola tidur, seperti jam berapa klien masuk kamar untuk tidur, jam berapa biasa bangun tidur,
dan keteraturan pota tidur klien;

2) Kebiasaan yang dilakukan klien menjelang tidur, seperti membaca buku, buang air
kecil, dan lain-lain

3) Gangguan tidur yang sering dialami klien dan cara mengatasinya;

4) Kebiasaan tidur siang.

5) lingkungan tidur klien. Bagaimana kondisi lingkungan tidur apakah kondisinya bising, gelap,
atau suhunya dingin

6) Peristiwa yang baru dialami klien dalam hidup. Perawat mempelajari apakah peristiwa, yang
dialami klien, yang menyebabkan klien mengalami gangguan tidur

7) Status emosi dan mental klien Status emosi dan mental memengaruhi terhadap kemampuan
klien untuk istirahat dan tidur. Perawat perlu mengkaji mengenai status emosional dan mental
klien, misalnya apakah klien mengalami stres emosional atau ansietas?, juga dikaji sumber stres
vang dialami klien.
8) Perilaku deprivasi tidur yaitu manifestasi fisik dan perilaku yang timbul sebagai akibat
gangguan istirahat tidur, seperti:

a) Penampilan wajah, misalnya adakah area gelap di sekitar mata bengkak di kelopak mata,
konjungtiva kemerahan, atau mata yang terlihat cekung

b) Perilaku yang terkait dengan gangguan istirabat tidur, misalnya apakah klien mudah
tersinggung selalu menguap, kurang konsentrasi atau terlihat bingung,

c) Kelelahan, misalnya apakah klien tampak lelah, letih, atau lesu.

b. Gejala Klinis

Gejala klinis yang mungkin muncul: perasaan lelah, gelisah, emosi, apetis, adanya kehitaman di
daerah sekitar mata bengkak, konjungtiva merah dan mata perih, perhatian tidak fokus, sakit
kepala

c. Penyimpangan Tidur

Kaji penyimpangan tidur seperti insomnia, somnambulisme, enuresis,narkolepsi, night terrors,


mendengkur, dil

d. Pemeriksaan fisik

1) Tingkat energy, seperti terlihat kelelahan, kelemahan fisik, terlihat lesu

2) Ciri-ciri diwajah, seperti mata sipit, kelopak mata sembab, mata merah, semangat

3) Ciri-ciri tingkah laku, seperti oleng/ menggosokgosok mata, bicara lambat, sikap loyo

e. Data penunjang yang membabkan adanya masalah potensial, seperti obesitas, deviasi septum,
TD rendah, RR dangkal dan dalam (alimun ) 2018

2. Diagnosa keperawatan gangguan pemenuhan istirahat tidur pola aktivitas,

b. Deprivasi tidur berhubungan dengan aktivitas yang tidak adekuat, mimpi buruk, dimensia,
nyeri saat tidur

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor lingkungan


d. Kesiapan meningkatkan tidur[hunter 2018]

3. Intervensi dan rasionalInsomia berhubungan dengan faktor lingkungan ansietas, konsumsi


obat-obatan dan stimulan

a Insomia berhubungan dengan faktor lingkungan, pola aktivitas, ansietas, konsumsi obat-obatan
dan stimulan

1) Tujuan

Setelah dilakukan ti dakan keperawatan selama 1 x 24 jam insomnia teratasi

2) Kriteria hasil

Pasien tertidur dalam waktu cukup (6 jam) tekanan daran normal nadi 60-100 x menit irama
reguler, wajah tidak pucat

3) Intervensi dan rasional

a) Kaji penyebab insomnia

R insomnia dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti lingkungan, cemas atau obat obatan

b) Kondisikan lingkungan sesuai dengan kenyamanan pasien

R lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan kualitas tidur pasien

c) Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum memulai tidur

R kebutuhan spiritual pasien saat memulai tidur merupakan bagian yang penting untuk
memperoleh ketenangan

b. Deprivasi tidur berhubungan dengan aktivitas yang tidak adekuat mimpi buruk, dimensia,
nyeri saat tidur

1) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam deprivasi tidur dapat teratasi
2) Kriteria hasil Pasien tertidur dimalam hari dalam waktu yang cukup (6-8 jam)

3) Intervensi dan rasional

a) Kaji penyebab terjadinya deprivasi tidur

R deprivasi tidur dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena KotidistT
lingkungan kecemasan

pengalaman mimpi buruk b) Berikan lingkungan yang nyaman untuk tidur

R lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan kualitas tidur pasien

c) Anjurkan pasien rileks saat memulai tidur Rrileks dapat mengendurkan otot-otot yang tegang
sehingga dapat menenangkan pikiran

c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor lingkungan

1) Tujuan

Setelah dilakukan Save tindakan keperawatan selama jam gangguan pola tidur teratasi1x24

2) Kriteria hasil

Pasien tidur cukup dimalam dan siang hari (6-8 jam )/hari

3) Intervensi dan Rasional

a) Kaji penyebab terganggunya pola tidur

R: gangguan pola tidur dapat disebabkan oleh banyak faktor

seperti lingkungan, temas atau obat-obatan

b) Kondisikan lingkungan yang nyaman untuk tidur

R: lingkungan yang nyaman dapat meningkatkan kualitas tidur

pasien
c) Anjurkan pasien untuk rileks saat akan memulai tidur dan berikan pendidikan kesehatan
mengenai manfaat tidur

R: rileks dapat mengendurkan otot-otot yang tegang sehingga dapat menenangkan pikiran

d. Kesiapan meningkatkan tidur

Setelah dilakukan tindakan keperawatan waktu tidur dapat

Hinartahankan cara adebust

1) Tujuan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan waktu tidur dapat dipertahankan secara adekuat
2) Kriteria hasil
Pasien tidur cukup dalam waktu 6-8 jam/hari
3) Intervensi dan rasional

a) Kaji pola tidur pasien

R dengan mengkaji pola tidur maka perawat dapat mengetahui kualitas tidur pasien

b) Motivasi pasien untuk tetap mempertahankan waktu tidur yang adekuat

R: motivasi dibutuhkan untuk mempertahankan kualitas tidur

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi (2018) Kebutuhan Dasar Manusia Jakarta Salemba Medika Aziz, H. A. (2018).
Kebutuhan Dasar Manusia Jakarta: Salemba Medika Doengoes, M E. (2017). Rencana Asuhan
Keperawatan Jakarta EGC. NANDA. (2017) Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
Jakarta: EGC.Perry, P., & Potter, A. G. (2017), Buku Ajar Fundamental
Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai