Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN DI KAWASAN

TONDO SIRENJA KABUPATEN DONGGALA

PROPOSAL PENELITIAN

DISUSUN OLEH :

ABD. FARID
A 351 20 048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian ini
dengan judul “analisis pengelolaan lahan pertanian di kawasan tondo sirenja kabupaten
donggalaisan proposal ini dapat diselesaikan dengan baik dan benar. Oleh karenanya, dengan
kerendahan hati penyusun ingin mengucapkan terima kasih.

Akhir kata, Alhamdulillahi Rabbil Alamin semoga Allah SWT memberikan imbalan
yang setimpal atas kebaikan dan jasa-jasa mereka, serta tulisan ini mendapatkan ridho-Nya
dan bermanfaat bagi semua pihak.

Palu, November 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Air menjadi salah satu kebutuhan dasar manusia, air di permukaan bumi bersumber dari
air hujan keberadaannya didistribusikan lewat sungai-sungai, dari hal tersebut, peran sungai
dinilai penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin
tinggi, fungsi sungai semakin beragam, Indonesia merupakan negara yang kaya akan sungai,
pemanfaatan sungai selain sebagai penyedia air baik sebagai air minum atau sumber irigasi,
sungai tidak hanya menyediakan sumber daya air, material-material yang ikut terbawa aliran
sungai seperti batu dan pasir juga bermanfaat bagi masyarakat. Jumlah penduduk yang semakin
bertambah menyebabkan kebutuhan akan lahan dan sumberdaya lainnya semakin meningkat,
dengan naiknya kebutuhan, manusia menjadi kurang bijak dalam memanfaatkan sumberdaya
yang ada, pengambilan sumberdaya tanpa memperdulikan keberlanjutan dan dampaknya untuk
masa depan membuat lingkungan kita semakin terdegradasi kualitasnya. Lahan adalah salah satu
sumberdaya alam yang pemanfaatannya terkadang berlebihan dan tidak sesuai dengan aturan.

Peran sektor pertanian di Indonesia selain sebagai sumber pangan juga menjadi sumber
ekonomi masyarakat karena pertanian di negara berkembang khususnya di Indonesia merupakan
sumber dari pendapatan dengan estimasi sumbangan sekitar 60-70 persen dari penyediaan
surplus pangan bagi penduduk, meningkatkan permintaan produk industri yang mampu
memperluas sektor sekunder dan tersier, menghasilkan tambahan devisa untuk import barang-
barang modal pembangunan melalui ekspor hasil pertanian, meningkatkan pendapatan desa, dan
memperbaiki kesejahteraan penduduk pedesaan (K. Dewi dan Sutrisna, 2016; Jhingan, 2007;
Nguyen, Janet, dan Andrew, 2015). Besarnya peran sektor pertanian di Indonesia tidak langsung
membuat sektor ini bebas dari berbagai masalah, salah satunya adalah konversi lahan dari
pertanian menjadi nonpertanian.

Konversi lahan yang terjadi di negara berkembang seperti di Indonesia disebabkan oleh
adanya transformasi struktural ekonomi dan demografi. Transformasi struktural dalam
perekonomian terjadi didasarkan pada pertanian yang lebih mengarah ke industri, sedangkan
transformasi demografi terjadi karena pertumbuhan populasi secara cepat (Kustiawan, 1997).
Menurut data Statistik Lahan Pertanian tahun 2015 yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Sistem
Informasi Pertanian Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa
pertumbuhan lahan sawah di Indonesia adalah -0,17 persen yang berarti terjadi penurunan luas
lahan pertanian (Kementerian Pertanian, 2015). Hal ini diperkuat dengan penelitian yang
dilakukan oleh Mulyani dan kawan-kawan pada wilayah sentra produksi padi di Indonesia (Jawa
Barat, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Sumatra
Selatan, dan Gorontalo) yang menunjukkan terjadi konversi lahan sawah sebesar 96.512 ha/tahun
(Mulyani dkk., 2016). Konversi lahan pertanian 100 ribu hektar/tahun yang terjadi di Indonesia
saat ini hanya dapat diimbangi dengan pembukaan lahan persawahan sebesar 40 ribu hektar
setiap tahunnya.

Perihal pengelolaan lahan dari tahun ke tahun selalu menjadi masalah dalam penataan
wilayah. Mulai dari penggunaan yang semestinya daerah konservasi sampai kepada lahan subur
yang mestinya layak untuk pertanian. Pemanfaatan lahan di sekitar Sungai sebagian besar adalah
lahan pertanian, sebagian besar lahan yang dimiliki oleh petani adalah lahan warisan, sehingga
mayoritas masyarakatnya masih mempertahankan penggunaan lahan untuk lahan pertanian,
dengan kualitas sungai yang semakin menurun, petani dihadapkan dengan persoalan bagaimana
mengelola lahan pertanian mereka supaya tetap produktif.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana karakteristik pengelolaan lahan sebagai lahan pertanian di kecamatan


sirenja?
2. Bagaimana pola pengelolaan lahan pertanian pada musim kemarau dan musim hujan di
kecamatan sirenja?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengelolaan lahan di kecmatan sirenja?
1.3 Tujuan penelitian

1. Mengetahui karakteristik pengelolaan lahan sebagai lahan pertanian di kecamatan

sirenja.

2. Mengetahui pola pengelolaan lahan pertanian pada musim kemarau dan musim hujan di

kecamatan sirenja.

3. Mengidentifikasi faktor – fakor yang mempengaruhi pola pengelolaan lahan di

kecamatan sirenja.

1.4 Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan sebagai sarana pengembangan ilmu

pengetahuan yang terkait dengan bidang geografi, khususnya geografi fisik mengenai

sumber daya lahan dan air serta bermanfaat bagi masyarakat sebagai sumber refrensi

mengenai ilmu geografi fisik.

2.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai