Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Identitas: KI-2 (Sosial)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) I. Identitas: KI-2 (Sosial)
I. IDENTITAS
Nama Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Gunung Tuleh
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Unggas
Mata Pelajaran : Agribisnis Pembibitan Ternak Unggas
Kelas/Semester : XI/Ganjil
Materi Pokok : Pemeliharaan pada periode brooding
Alokasi Waktu : 16JP (16 X 45 Menit)/ 4 pertemuan
A. Kompetensi Inti
KI-1 (Religius) :
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 (Sosial) :
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerja sama,
toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia
KI-3 (Pengetahuan):
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual,
operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja Agribisnis Ternak Unggas
pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI-4 (Keterampilan):
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim
dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Agribisnis Ternak Unggas.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan
standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.
Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan
gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
C. Tujuan pembelajaran
Melalui tayangan powerpoint, penjelasan guru dan penugasan peserta didik dapat:
1. Menghitung kebutuhan alat dan bahan untuk pemeliharaan periode brooding dalam
pembibitan ternak unggas dengan tepat
2. Merinci tahapan pemeliharaan periode brooding dalam pembibitan ternak unggas
dengan benar
3. Menerapkan pemeliharaan periodebrooding dalam pembibitan ternak
unggas
4. Merencanakan kedatangan anak ungags (DOC/DOD )dengan benar
5. Melakukan pemeliharaan periode brooding dalam pembibitan ternak unggas
dengan tepat.
6. Menyajikan laporan pemeliharaan periode brooding dalam pembibitan
ternakunggas dengan tepat
D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
Suhu merupakan faktor utama bagi pertumbuhan ternak di fase awal.
2. Konsep
Pengertian pemeliharaan periode brooding
Fase brooding adalah : pemeliharaan pada periode starter mulai dari umur 1 sampai 5
minggu.
3. Prinsip
Persiapan alat – alat untuk merangkai brooding (induk buatan).
Pemanas (Heater), adalah pengganti induk seperti induk aslinya.
Pembatas (chick guard), berfungsi untuk melindungi ayam dari terpaan angina,
hewan liar dan membantu agar panas tetap terfokus.
Tempat ransum dan tempat pakan, sebaiknya menggunakan alat dan bahan yang
didesain khusus untuk anak ayam.
Litter, merupakan alas kandang yang biasanya dibuat dari bahan yang mempunyai
daya serap air tinggi.
Pencahayaan (lampu penerang), pencahayaan merupakan penstimulasi yang kuat
untuk meningkatkan produktivitas ayam.
4. Prosedur
Tahapan persiapan
a) Kandang yang sudah disanitasi
b) Menghitung kebutuhan alat dan bahan
c) Merangkai brooding yaitu: penebaran sekam, pembuatan brooding,
pemasangan pemanas, pemasangan kelengkapan brooding, sanitasi ulang,
menghidupkan alat pemanas.
d) Mempersiapkan kedatangan anak unggas yaitu: membuat larutan gula,
menyajikan air gula dalam tempat air minum, pemberian air minum, cara
penyajian ransum DOC dalam tempat pakan anak ayam.
Sumber Belajar
1. Buku Agribisnis Pembibitan Ternak Unggas Kelas XI edisi revisi 2019 pengarang
Yulia Hartini, S.Pd, penerbit Andi.
2. Hand out
3. Internet:
https://www.youtube.com/watch?v=_PnD3MQnZLY
https://www.youtube.com/watch?v=8E7ttfaV0xU&t=379s
https://www.youtube.com/watch?v=f_o6woPtkCc&t=324s
Pendahuluan Orientasi 10
menit
● Guru melakukan pembukaan dengan
salam pembuka
● Berdoa untuk memulai pembelajaran
● Guru memeriksa kehadiran peserta
didik sebagai sikap disiplin
Apersepsi
Motivasi
Menanya
Pendahuluan Orientasi
Apersepsi
Motivasi
I. Penilaian Pembelajaran
Ayam broiler merupakan jenis unggas hasil rekayasa manusia yang telah mengalami seleksi
gen selama bertahun-tahun sehingga hanya dalam waktu 21 sampai 40 hari sudah layak
dikonsumsi. Seperti makhluk hidup umumnya, ayam broiler mengalami dua fase kehidupan,
yaitu fase starter dan dilanjutkan ke fase finister. Fase starter adalah fase awal yang dimulai
dari ayam ke luar dari cangkang telurnya sampai bulu tubuhnya sudah tumbuh sempurna.
Pada fase brooding tersebut kondisi tubuh ayam masih lemah dan organ tubuhnya belum
berfungsi secara optimal sehingga ayam memerlukan perhatian yang lebih intensif agar dapat
tumbuh secara optimal
Pada pemeliharaan broiler secara komersial, pada umumnya anak ayam diperoleh dari
penetasan dengan menggunakan mesin tetas. Oleh sebab itu dibutuhkan induk buatan
sebagai pengganti untuk melindungi anak ayam dari kondisi lingkungan yang buruk. Dengan
adanya induk buatan tersebut maka anak ayam akan dapat tumbuh dengan baik. Sistim induk
buatan inilah yang sering kita kenal dengan istilah brooding
Brooding berasal dari kata brood yang berarti seperindukan. Jadi masa brooding adalah masa
dimana anak ayam masih butuh indukan atau butuh penghangat buatan sampai umur tertentu
yaitu sampai anak ayam bisa menyesuaikan sendiri dengan suhu lingkungannya. Masa
brooding merupakan salah satu periode kehidupan ayam dan menjadi pondasi awal bagi
kehidupan maupun produktivitas ayam pada fase berikutnya. Keberhasilan pada fase
brooding ini akan diikuti oleh fase berikutnya sehingga memudahkan peternak untuk
memperoleh keuntungan yang optimal. Sebaliknya, kegagalan pada fase brooding akan
menyebabkan kegagalan fase berikutnya sehingga menyebabkan produktivitasnya turun, hal
ini karena potensi genetik ayam tidak dapat muncul secara optimal.
Tujuan dari brooding adalah untuk menyediakan lingkungan yang nyaman dan sehat secara
efisien dan ekonomis bagi anak ayam dan untuk menunjang pertumbuhan secara optimal.
Pada masa itu merupakan masa yang paling menentukan, karena akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan masa selanjutnya. Pada saat anak ayam berumur 0 sampai 14 hari, akan terjadi
perbanyakan sel atau “hyperplasia”. Perbanyakan sel ini meliputi perkembangan saluran pen-
cernaan, perkembangan saluran pernapasan dan perkembangan sistem kekebalan.
Masa brooding ini akan berpengaruh pula pada pertumbuhan selanjutnya yang berupa
petumbuhan hypertropia yaitu sel-sel akan memperbesar ukurannya atau terjadi
pendewasaan sel. Pada fase brooding dapat juga terjadi gangguan pembelahan sel. Pada
pembelahan yang sempurna, satu sel akan membelah menjadi 8 sel, tetapi apabila terjadi
gangguan maka dapat juga terjadi 1 sel hanya bisa membelah diri menjadi 6 sel. Akibatnya,
pada fase pertumbuhan hypertropi, karena jumlah sel yang lebih sedikit maka akan
menghasilkan organ yang lebih kecil pula dengan fungsi yang kurang optimal. Keberhasilan
masa brooding ini sangat dipengaruhi oleh suhu, kelembapan dan kualitas udara dalam
kandang.
Sebelum membuat brooding, kandang dan peralatan kandang harus sudah dipersiapkan
terlebih dahulu. Langkah-langkah dalam mempersiapkan kandang antara lain:
1. Membersihkan kotoran dan sekam yang ada dalam kandang habis panen
2. Memasangan tirai kandang dilakukan dengan cara menutup semua permukaan
dinding kandang
3. Mencuci kandang dengan air bersih. Dilakukan dengan cara membasahi atau
menyemprot kandang dengan air disemua permukaannya.
4. Mencuci dengan deterjen. Pencucian ini dimaksudkan untuk membunuh
mikroorganisma yang memiliki lapisan lunak sebagai pelindung saat berada di luar
tubuh ternak dan juga akan menurunkan tegangan permukaan dari kotoran-kotoran
ayam yang menempel di lantai atau dinding kandang.
5. Mencuci dengan desinfektan. Kegiatan mencuci/menyemprokan dengan desinfektan
ini ber tujuan agar semua mikroorganisma yang masih menempel di dinding-dinding
kandang, langit-langit kandang, lantai kandang, tirai yang telah dipasang didinding
kandang serta dilingkungan sekitar kandang mati.
6. Mengapur kandang, dengan cara kapur diencerkan dengan air, kemudian dioleskan
dengan alat kuas pada permukaan kandang, yang meliputi : dinding kandang baik di
dalam maupun di luar kandang, lantai kandang, kerangka kandang dan lantai
disekitar kandang.
7. Menebar sekam. Sebelum dimasukkan kedalam kandang pastikan bahwa sekam sudah
disemprot dengan NaOH atau desinfektan lainnya, setelah kering baru dimasukkan.
Setelah kandang dan peralatannya sudah siap maka kegiatan selanjutnya adalah membuat
brooding. Brooding harus sudah dipersiapkan kira-kira 3 hari sebelum DOC broiler tiba.
Brooding yang baik harus dapat melindungi ayam dari angin, hujan, perubahan suhu yang
mendadak dan serangan hewan liar (tikus, burung). Serangkaian sistem yang
mendukung brooding antara lain heater (pemanas), chick guard (sekat), tempat ransum dan
minum, litter, pencahayaan, suhu dan kelembapan sirkulasi udara dan kepadatan brooding.
Ukuran brooding tergantung dari jumlah dan umur ayam. Semakin besar dan umur ayam
semakin bertambah, maka brooding harus diperluas. Usahakan udara atau oksigen di dalam
brooding jangan terlalu pengap. Artinya jangan lupa memperhatikan kepentingan ventilasi
udara bagi ayam. Pelebaran chicken guard dapat dimulai pada hari ke 4 sesuai dengan
pertumbuhan ayam dan kepadatan kandang. Brooding pada ayam broiler pada umumnya
dipergunakan sampai ayam berumur 15 hari. Diatas umur tersebut brooding tidak
dipergunakan lagi.
Keberhasilan masa brooding sangat tergantung dari:
1. Pemanas (heater)
Heater atau pemanas yang baik harus mampu menghasilkan panas yang cukup, stabil dan
terfokus. beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih pemanas yaitu
a) Mudah mengoperasikannya
b) Suhunya selalu stabil
c) Bahan baku mudah tersedia
d) Biaya murah
2. Jenis Pemanas
Beberapa jenis pemanas yang biasa dipakai di peternak adalah gasolek (gas infra red),
semawar (sumber panas dari minya tanah), batu bara, lampu bohlam, kayu bakar,
serbuk gergaji dan sumber panas lainnya.
Sekat (Chick Guard Brooder) dapat dibuat dari bahan seng yang dibuat secara melingkar
di dalam ruangan kandang yang dilengkapi pemanas, tempat pakan, tempat minum dan
tirai kandang. Chick guard berfungsi untuk membantu agar panas brooding tetap
terfokus dan DOC tidak menyebar keseluruh ruang kandang. Sedangkan fungsi lain
untuk melindungi anak ayam dari terpaan angin dan hewan liar. Idealnya sekat atau
chick guard berbentuk melingkar atau elips. Fungsi sekat ini untuk menghindari
penumpukan anak ayam pada sudut brooding. Namun pada prakteknya banyak juga yang
berbentuk segi empat atau dengan cara menyekat kandang, karena lebih praktis. Untuk
membuat dan memasang chick guard maka disesuaikan dengan jumlah DOC yang akan
dipelihara. Ketentuannya untuk 1 m2 dapat menampung 50 ekor DOC, sehingga dengan
menggunakan rumus luas lingkaran yaitu , maka diameter dan keliling brooding dapat
dibuat.
Liiter merupakan alas lantai kandang yang berfungsi untuk menampung dan menyerap
air dari feses, meminimalkan terjadinya lepuh dada dan kaki serta untuk menjaga
kehangatan kandang brooder. Bahan-bahan yang dapat digunakan sebagai litter
sebaiknya mempunyai sifat daya serap airnya baik, tidak berdebu, mudah didapat dan
murah harganya. Beberapa bahan dari limbah pertanian yang dapat digunakan sebagai
litter antara laini sekam padi, tongkol jagung, kulit kacang kedele, kulit kacang hijau,
kulit kacang tanah, jerami padi serta limbah penggergajian kayu.
Bahan litter harus berbersih dari kotoran atau kuman, oleh sebab itu sebelum digunakan
perlu didesinfeksi terlebih dahulu dengan menggunakan larutan desinfektan. Dalam
penggunaannya, sekam di tabor secara merata dalam brooding dengan ketinggian 7-8 cm.
Diatas litter perlu di alasi dengan menggunakan kertas Koran agar tempat pakan tetap
bersih dan menjaga anak ayam tidak makan litter.
Tempat ransum dan tempat minum dapat diperoleh baik dari limbah/ barang bekas
yang mudah didapat seperti potongan box DOC ataupun tempat pakan yang sudah jadi
yang banyak di jual di poultry shop. Tempat ini biasanya sudah di design khusus untuk
anak ayam. Pada ayam yang masih kecil yaitu berumur kurang dari 2 minggu, tempat
ransum berbentuk seperti nampan Untuk chickend plate (tempat pakan anak ayam)
dengan diameter 35 cm maka dapat menampung sekitar 75-100 ekor. Demikian juga
dengan chickend found (tempat minum anak ayam) mampu menampung 50-75 ekor
Untuk dapat tumbuh secara optimal, broiler perlu mengkonsumsi ransumnya secara
maksimal. Oleh sebab itu perlu pencahayaan yang optimal terutama pada masa brooding.
Pada minggu pertama broiler membutuhkan pencahayaan baik siang maupun malam
selama 24 jam. Adanya pencahayaan akan menstimulasi ayam untuk selalu
mengkonsumsi ransum. Cahaya juga dapat merangsang kelenjar tiroid untuk
mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi meningkatkan proses metabolisme
sehingga dapat memacu pertumbuhan anak ayam. Sedangkan kebutuhan pencahayaan
dalam masa brooding adalah antara 10-20 lux atau 20-40 watt tiap 10 m2. Lama
pencahayaan tergantung pada umur anak ayam. Semakin besar umur ayam maka
membutuhkan waktu yang lebih kecil. Pada umur 1-3 hari lama pencahayaan 24 jam,
umur 4-7 hari adalah 22 jam, umur 8-14 hari adalah 20 jam, umur 15-21 hari adalah 18
jam dan menjelang panen yaitu umur 22-24 hari adalah 16 jam
Pada masa brooding maka perlu perhatian ekstra baik suhu maupun kelembapannya.
Pengontrolan suhu ini harus dilakukan sesering mungkin, dengan menggunakan
thermometer yang diletakkan dalam kandang brooder dengan ketinggian 20-30 cm diatas
litter. Atau dapat juga dilakukan dengan melihat aktivitas dan penyebaran anak ayam
yaitu apakah anak ayam akan menyebar rata dalam brooding, mendekati pemanas atau
malah menjauhi pemanas. Demikian juga halnya dengan kelembapan, dimana
kelembapan yang terlalu tinggi dapat memicu pertumbuhan jamur dan bakteri pengurai
asam urat dalam feses menghasilkan gas ammonia lebih banyak. Sedangkan kebutuhan
suhu dan kelembapan masa brooding adalah sbb:
7. Sirkulasi udara
Pengaturan ventilasi dilakukan dengan cara pengaturan buka tutup tirai kandang. Namun
demikian pengaturan ini harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan terutama suhu dan
kecepatan angin sekitar kandang. Sirkulasi udara yang baik akan mengurangi bau ammonia,
debu ataupun asap pemanas. Brooder yang ditutup tanpa adanya ventilasi dapat menyebabkan
kandungan O2 berkurang dan gas beracun yaitu CO2 dan amoniak akan meningkat.Cara
pengaturan tirai adalah :
8. Kepadatan kandang
Kandang brooder yang terlalu padat akan menurunkan ketersediaan O2, meningkatkan
amoniak, mempengaruhi aktivitas ayam dan meningkatkan persaingan antar ayam dalam
mendapatkan oksigen dan makanan serta menstimulasi kanibalisme pada ayam. Pengaturan
kepadatan kandang brooder adalah dengan cara melebarkan chick guard setiap 3-4 hari sekali
sampai anak ayam berumur 14 hari. Pada saat itu ayam sudah tidak membutuhkan kandang
brooder lagi dan ayam akan memenuhi seluruh ruang kandang sampai nanti saat panen tiba
Ada beberapa hal tatalaksana masa brooding yang perlu dilakukan yaitu:
Bila brooding terlalu panas maka regulatornya pemanas diatur yaitu dengan cara pemanas
diangkat, bahan sumber panas dikurangi atau tirai dibuka. Sebagai control Anda dapat
melihat tingkahlaku DOC, apakah menyebar merata artinya pemanas sesuai yang dibutuhkan,
atau DOC, mendekati pemanas yang artinya suhu pemanas kurang atau menjauhi pemanas.
Yang artinya suhu pemanas terlalu tinggi.
Berikan ransum secara ad libitum dalam brooding tetapi cara pemeriannya dilakukan sedikit
demi sedikit tetapi sesering mungkin. Berikan air minum dengan menggunakan air yang
bersih, segar dan dingin. Berikan vitamin atau obat anti stress yang dilarutkan dalam air
minumnya pada saat DOC baru tiba, cuaca buruk, 3 hari sebelum dan 3 hari setelah dilakukan
vaksinasi. Lakukan vaksinasi ND pada saat anak ayam berumur 4 hari dengan cara tetes mata
dan kill. Masa brooding ini berlangsung selama 2 minggu.
Sumber Pustaka :
Kelompok:
Anggota :
Kompetensi Dasar
KD 3.3 Menerapkan pemeliharaan periode brooding dalam pembibitan ternak ungags
KD 4.3 Melakukan pemeliharaan periode brooding dalam pembibitan ternak unggas
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.3.3 Meevaluasi tahapan persiapan pemeliharaan periode brooding ternak ungags
4.3.1 Melakukan persiapan kandang dan peralatan untuk pemeliharaan bibit ternak
unggas pada fase brooding
Petunjuk Penskoran: Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir
menggunakan rumus:
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐷𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 𝑥 4 = 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟 Sesuai Permendikbud No. 81A
Tahun 2013 siswa memperoleh nilai sebagai berikut:
Lembar ini diisi oleh observer untuk menilai keterampilan kolaborasi siswa dengan kriteria
sebagai berikut (Greenstein, 2012):
Petunjuk Penskoran: Skor akhir menggunakan skala 1 sampai 4 Perhitungan skor akhir
menggunakan rumus:
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Sesuai Permendikbud No. 81A Tahun 2013 siswa memperoleh nilai sebagai berikut:
Kompetensi Teknik
No. Materi Indikator
Dasar Penilaian
1. KD 4.3 Pemelihara Peserta didik dapat : Proses
Melakukan an periode 4.3.1 Melakukan pemeliharaanperiode
pemeliharaan brooding dalam
brooding dalam pembibitan
periode pembibitan ternak unggas
brooding dalamterna 4.3.2 Menyajikan laporan pemeliharaan
pembibitan kunggas
periode brooding dalam
ternak
unggas pembibitan ternak unggas dengan tepat
Komponen/sub
No Indikator/Kriteria Unjuk Kerja Skor
Komponen
I Cara Kerja
Pembuatan Ukuran tepat dan rapi 3
Brooding
Ukuran tepat dan kurang rapi 2