Anda di halaman 1dari 5

A.

KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan dalam organisasi adalah sebuah proses dimana seorang pemimpin memengaruhi
dan memberikan contoh kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Pemimpin yang baik bukan dilihat dari seberapa banyak orang yang menjadi pengikutnya, bukan
juga dilihat dari seberapa lama ia memimpin. Pemimpin yang baik dilihat dari seberapa banyak
ia mampu menciptakan sosok pemimpin yang baru.
Kepemimpinan diperlukan dalam sebuah kelompok yang mempunyai tujuan yang sama,
untuk mempengaruhi aktivitas kelompok tersebut dalam mencapai tujuan bersama yang ingin
dicapai kelompok tersebut. Dalam mencapai tujuan organisasi, diperlukan hubungan yang saling
mempengaruhi antara pemimpin dengan bawahan yang keduanya menginginkan perubahan
nyata sebagai perwujudan upaya untuk mencapai tujuan yang sama.
Kepemimpinan menjadi salah satu faktor penting bagi keberhasilan sebuah organisasi. Untuk itu,
ada beberapa sikap kepemimpinan dalam organisasi yang perlu diterapkan oleh seorang
pemimpin, diantaranya:
1. Menjalin kedekatan dengan anak buah
Kepemimpinan dalam organisasi akan menjadi lebih efektif jika seorang pemimpin telah
mendapat respek dari anak buah. Hal ini bisa dibangun dengan menjalin kedekatan dengan
mereka, sehingga mereka akan percaya dan mau mengikuti arahan Anda.
2. Memberikan semangat dan motivasi
Kepemimpinan dalam organisasi bukan melulu soal pangkat dan jabatan, tetapi kepemimpinan
adalah bagaimana seorang pemimpin dapat memberikan semangat dan motivasi, bahkan untuk
setiap hal kecil dari pekerjaan yang anak buah Anda lakukan.
3. Memberikan kepercayaan dan tanggung jawab
Kepemimpinan dalam organisasi adalah tentang kepercayaan. Berikan anak buah Anda
kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih dalam melakukan tugas mereka. Jika ada hal yang
tidak sejalan, jangan langsung menghakimi. Berikanlah feedback agar ke depannya mereka tidak
takut salah dalam mengambil sebuah keputusan.
Selanjutnya implementasi kepemimpinan oleh Aparatur Sipil Negara telah diatur dalam
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi Jabatan Aparatur Sipil Negara, yaitu apabila diterapkan untuk jabatan pengawas,
seorang pengawas harus memiliki kompetensi level 2 yaitu mampu
mensupervisi/mengawasi/menyelia, dan menjelaskan proses pelaksanaan tugas
pemerintahan/pelayanan publik secara transparan.
Pada dasarnya, menurut Maxwell terdapat lima level kepemimpinan yaitu :
a. Level 1: Position, terjadi karena memiliki kedudukan/posisi sebagai atasan.
b. Level 2: Permission, dimana orang-orang mau mengikuti karena orang-orang terse but
ingin dan menikmati.
c. Level 3: Production, dimana orang-orang mengikuti karena apa yang telah pemipin
lakukan untuk organisasi.
d. Level 4: People Development, yaitu level orang-orang mengikuti pemimpin karena apa
yang telah pemimpin lakukan untuk mereka.
e. Level 5: Pinnacle, yaitu orang-orang mengikuti pemipin karena siapa pemipin terse but
dan reputasi pemipin.
Menurut Larry C. Spears, Servant Leadership (Kepemimpinan yang Melayani) adalah
pemimpin yang mengutamakan pelayanan, dimulai dengan perasaan alami seseorang yang ingin
melayani dan untuk mendahulukan pelayanan. Selanjutnya secara sadar, pilihan ini membawa
aspirasi dan dorongan dalam memimpin orang lain. Selanjutnya menurut Trompenaars dan
Voerman, gaya manajemen dalam hal memimpin dan melayani berada dalam satu harmoni, dan
terdapat interaksi dengan lingkungan. Seorang Servant Leader adalah seseorang yang memiliki
keinginan kuat untuk melayani dan memimpin, yang terpenting adalah mampu menggabungkan
keduanya untuk saling memperkuat secara positif.
Karakteristik servant leadership adalah sebagai berikut:
a. Mendengarkan, yaitu pemimpin dapat mendengarkan dengan penuh perhatian kepada
orang lain, mengidentifikasi dan membantu memperjelas keinginan ke lompok, juga
mendengarkan suara hati dirinya sendiri.
b. Empathy, yaitu pemimpin yang mampu melayani adalah pemimpin yang berusaha
memahami rekan kerja dan mampu berempati dengan orang lain.
c. Menyembuhkan, yaitu pemimpin mampu menciptakan penyembuhan emosional dan
hubungan dirinya, atau hubungan dengan orang lain, karena hubungan merupakan
kekuatan untuk transformasi dan integrasi.
d. Kesadaran, yaitu pemimpin bisa memahami isu-isu yang melibatkan etika, kekuasaan,
dan nilai-nilai serta melihat situasi dari posisi yang seimbang yang lebih terintegrasi.
e. Membangun Komunitas, yaitu mampu mengidentifikasi cara untuk mengumpulkan dan
membangun komunitas.
f. Komitmen, yaitu yakin dan mau bertanggung jawab untuk peningkatan kapasitas
anggota dan mencapai tujuan organisasi.
g. Keterbukaan (stewardship), yaitu selalu mengutamakan keterbukaan dan persuasi untuk
membangun kepercayaan dari orang lain.
h. Kejelian (foresight), yaitu pemimpin harus jeli dan teliti mengambil pengalaman pela
jaran dari masa lalu, realitas saat ini, dan kemungkinan konsekuensi dari keputusan
untuk masa depan.
i. Konseptual, yaitu pemimpin dituntut untuk dapat melihat sebuah permasalahan dari
perspektif konseptualisasi yang lebih luas, serta cara berpikir jangka panjang yan
visioner dalam basis yang lebih luas.
j. Persuasi, yaitu pemimpin yang melayani berusaha meyakinkan orang lain daripada
memaksa kepatuhan.

B. PENERAPAN
Dalam pelaksanaannya, memerlukan dukungan dari seluruh pegawai. Sebelum
memberdayakan tim untuk dapat secara bersama mencapai tujuan, terlebih dahulu dilakukan
pembagian dan penentuan tugas tim. Selanjutnya, guna mencapai tujuan perlu dilakukan tahapan
antara lain memberi pemahaman awal latar belakang perlunya pencapaian tujuan bersama, serta
meyakinkan dan meminta partisipasi dan dukungan seluruh anggota tim, menjelaskan lengkap
tujuan yang akan dicapai yaitu untuk kemajuan kantor, serta langkah yang akan dilakukan,
beserta tanggung jawab masing-masing anggota. Hal yang terpenting adalah melaksanakan
tahapan menuju tujuan dengan melibatkan seluruh anggota tim sesuai dengan kewenangannya,
serta mendiskusikan dengan anggota tim apabila terdapat kendala untuk mencari jalan keluar.
Peran pemimpin dalam membangun integritas kinerja organisasi dapat dilihat dari
lima hal pokok sebagai berikut:
No Pokok Peran
1 Etika kepemimpinan  memimpin dengan contoh;
 menetapkan ekspektasi yang jelas;
 mengaplikasikan nilai-nilai organisasi
yang berlaku;
 komunikasi yang baik dengan bawahan;
 melakukan penilaian terhadap bawahan;
serta mengembangkan keterampilan
dalam memimpin.
2 Manajemen dan pengawasan  mengaplikasikan alat manajemen yang
aktif tersedia;
 mengarahkan, mengawal, dan
mengevaluasi kinerja bawahan;
 mengidentifikasi potensi masalah;
menumbuhkan perkembangan
pembelajaran yang berkelanjutan.
3 Pemilihan orang yang tepat  Mempromosikan kode etik;
 menerapkan nilai-nilai organisasi;
 mendidik bawahan tentang tanggung
jawab etika;
 praktik pengambilan keputusan etis;
 mengidentifikasi role model;
 belajar dari kesalahan;
 bertindak preventif;
 memberikan penghargaan atas kinerja
bawahan
4 Proses yang efektif  Konsultasi bersama bawahan;
 penilaian risiko perilaku;
 monitoring kecenderungan, kepatuhan,
dan melaksanakan audit;
 memperkuat kebijakan;
 melibatkan dukungan;
 menyertakan etika dan integritas;
 penggunaan skenario.
5 Pelaporan yang profesional  Berbagi tanggung jawab;
 mendorong pelaporan yang
professional;
 mengaktifkan serta menciptakan udaya
pelaporan yang aman;
 mengetahui tanggung jawab;

Anda mungkin juga menyukai