AGENDA III
Disusun oleh:
1. Analisis Masalah
Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inisiatif ini?
Sebelum dilakukan inovasi ini, banyak sekali masalah yang ditemukan dalam
pengelolaan Barang Milik Daerah ( BMD ) khususnya pembuatan Kartu Inventaris Ruangan
( KIR ) di RSUD Banten diantaranya :
1. Belum adanya Kartu Inventaris Ruangan (KIR ) BMD yang up to date
2. Belum adanya Tempat Penyimpanan Barang Rusak yang aman
3. Kurangnya pengetahuan Pegawai mengenai Pentingnya menjaga dan
mengelola BMD
4. Belum adanya pengelolaan secara administrasi dari Penanggung jawab
ruangan/kepala ruangan kepada Kepala Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian
Selaku Pejabat Penatausahaan Barang.
5. Masih adanya BMD yang digunakan secara mobile, yang mengakibatkan
kehilangan informasi posisi BMD (hilang/rusak)
6. Masih kurangnya kesadaran pegawai yang menggunakan BMD secara mobile
untuk menjaga dan mengembalikan BMD setelah digunakan atau setelah
Pegawai yang bersangkutan pindah/keluar dari Kantor
7. Perlunya aplikasi yang memudahkan pencatatan BMD secara online oleh masing-
masing penanggungjawab ruangan
2. Pendekatan Strategis
Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inisiatif ini telah
memecahkan masalah tersebut?
Karena melihat situasi dan kondisi dalam pengelolaan BMD khususnya pembuatan Kartu
Inventaris Ruangan ( KIR ) yang lama tidak up date
serta sering menjadi masalah dalam dalam pendataan kondisi dan posisi barang menjadi bahan
pertimbangan penulis untuk membuatkan aplikasi Pengelolaan Kartu Inventaris Ruangan (Kir)
Data Barang Milik Daerah (BMD) Dengan Label Berbasis Quick Response (Qr) Code Di RSUD
Banten yang terintegrasi dengan Sistem Informasi Manajemen ( SIM ) RS.
Untuk persiapan pengadaaan aplikasi pengelolaan Kartu Inventaris Ruangan (KIR) antara lain:
Melakukan inventarisasi asset BMD baik yang masih bagus
maupun yang sudah rusak;
Melakukan input data pada aplikasi update asset BMD;
BULAN
URAIAN
AGUS SEP OKT NOV DES
Pembentukan Tim
Sosialisasi
Inventarisasi
Pembuatan KIR
Berbasis Web
Evaluasi Pelaksanaan
Aksi Perubahan
Penyusunan Dan
Pembuatan Pelaporan
Aksi Perubahan
6. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inisiatif ini dan bagaimana sumber daya
itu dimobilisasi?
Tidak ada sumber daya dalam inovasi aplikasi Pengelolaan Kartu Inventaris Ruangan (Kir) Data
Barang Milik Daerah (BMD) Dengan Label Berbasis Quick Response (Qr) Code ini, karena
RSUD Banten sudah memakai sistem pada SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
RUMAH SAKIT (RS). Dengan adanya SIM RS dikembangkan dan dibuatkan inovasi-inovasi
sesuai dengan kebutuhan untuk pembuatan aplikasi Pengelolaan Kartu Inventaris Ruangan (Kir)
Data Barang Milik Daerah (BMD) Dengan Label Berbasis Quick Response (Qr) Code Di RSUD
Banten , Manajemen rumah sakit, tim SIM RS instalasi yang terkait berkolaborasi merancang
kebutuhan-kebutuhan data apa saja yang akan ditampilkan dalam aplikasi Pengelolaan Kartu
Inventaris Ruangan (Kir) Dengan Label Berbasis Quick Response (Qr) Code Di RSUD Banten.
Setelah semua data yang dibutuhkan lengkap, maka diberikan kepada tim Evektif untuk
dibuatkan dalam aplikasi SIM RS agar bisa terintegrasi di seluruh ruangan.
Sambil menunggu aplikasi Pengelolaan Kartu Inventaris Ruangan (Kir) Data Barang Milik
Daerah (BMD) Dengan Label Berbasis Quick Response (Qr) Code dalam proses maka ,
dilalukan sosialisasi tentang pendataan posisi dan keaadaan barang milik daerah dalam
pembuatan KIR ( KArtu Inventaris Ruangan )
8. Sistem apa saja yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi
kegiatan?
Sistem yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi pemakaian aplikasi
Pengelolaan Kartu Inventaris Ruangan (Kir) adalah dengan :
1. Mencocokan nama-nama Barang yang ada diruangan dengan yang ada di dalam daftar
aplikasi secara priodik 1 ( Satu ) BUlan sekali
2. Mencatat jika terjadi ketidakcocokan antara barang-barang yang ada diruangan
dengan daftar nama barang yang ada di aplikasi
3. Mencocokan antara nama barang yang ada diruangan dengan system aplikasi dengan
kenyataan di ruangan.
4. Mencatat respon time (beberapa lama waktu yang diperlukan) untuk proses mutasi,
penambahan atau pengurangan jenis dan jumlah barang di ruangan.
5. Memonitor kondisi barang dalam waktu tertentu yang tetap layak pakai dan bisa
ditampilkan pada aplikiasi system pengelolaan KIR
6. Rapat koordinasi dengan instalasi-instalasi terkait; dan
7. Revisi QR Code Kartu Inventaris Ruangan jika diperlukan.
9. Apa saja kendala utama yang dihadapi dan bagaimana kendala tersebut dapat diatasi?
Kendala utama dalam pemakaian QR Code KArtu Inventaris Barang adalah :
1. Belum semua mengerti dan paham kegunaan dari QR Code Kartu Inventaris Barang
2. Belum patuhnya petugas di ruangan dalam melaporkan jika terjadi mutase atau
perpindahan barang
4. Belum adanya SPO mutasi atau perpindahan barang pada tiap ruangan.
Cara mengatasi kendala utama dalam pemakaian dashboard ketersediaan tempat tidur
adalah :
1. Harus diadakan sosialisai sacara bertahap tentang pemakaian aplikasi QR Code
Kartu Inventaris Barang kepada berbagai petugas yang terkait;
2. Dievaluasi ruangan yang belum Up date Kartu Inventaris Ruangan secara real
time dalam penginputan
3. Mengevaluasi kendala-kendala atau hambatan-hambatan yang terjadi pada proses
penginputan; dan
4. Dibuatkan SPO jangka waktu penginputan penambahan dan mutasi barang dan
disosialisasikan seacara bertahap kepada petugas yang terkait.