Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas dan Menyusui
DOSEN PENGAMPU :
Reni Wahyu Triningsih, SST., M.Kes.
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2/ Semester 5/ Kelas A
1. Clariya Devi Utami (P17311211001)
2. Alsyahra Najwa Marshella (P17311211002)
3. Vivi Tiara Putri (P17311211005)
4. Nurulloh Oktavia K. M. W. (P17311211007)
5. Yasmin Firdausi (P17311211009)
6. Aurelia Corrina Orizanty (P17311211011)
7. Hayunda Shasta Deasy (P17311211020)
8. Fransisca Erlita Dewi (P17311213033)
9. Galuh Dwi Septianingrum (P17311213035)
10. Icha Dwi Febrean (P17311213038)
Puji syukur atas kasih dan sayang Allah SWT., atas budi dan akhlak, serta
nikmat sehat yang dilimpahkan sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah
ini guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui
dengan judul “PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI”.
Kami tentu menyadari bahwa keberhasilan tersebut tidak luput dari
bantuan segala pihak yang telah terlibat. Untuk itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan tepat waktu,
2. Kedua orang tua dan keluarga besar yang memberi dukungan moral,
finansial dan, spiritual,
3. Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing kami dalam mencari ilmu
dan pemahaman yang baik,
4. Reni Wahyu Triningsih, SST., M.Kes. selaku dosen pengampu,
5. Rekan-rekan kelompok dua yang selalu bersemangat dan tulus ikhlas
dalam menjalankan tugas, serta
6. Pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Dalam proses belajar, kami tidak menyangkal bahwa akan terdapat banyak
kekurangan maupun kesalahan pada penyusunan makalah ini. Untuk itu, kami
berharap bahwa Bapak/Ibu bisa menyampaikan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan tugas ini.
Penulis
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB 2......................................................................................................................4
PEMBAHASAN.....................................................................................................4
BAB 3....................................................................................................................17
PENUTUP.............................................................................................................17
3.1 Kesimpulan................................................................................................17
3.2 Saran...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
iii
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
pengelolaan laktasi dengan baik agar sukses dalam memberikan ASI kepada
bayi atau anaknya, mulai dari produksi ASI hingga proses bayi menghisap
dan menelan ASI (Wahyuni, 2015). Kesuksesan dalam manajemen laktasi
sangat bergantung pada pemahaman ibu dan kemampuan ibu dalam
menerapkan teknik dan posisi menyusui yang benar, sehingga bayi atau anak
dapat menghisap ASI dengan lancar. Dengan cara ini, bayi atau anak akan
merasa kenyang dan kebutuhan nutrisinya dapat terpenuhi dengan baik.
Beberapa masalah yang sering dihadapi oleh ibu yang tidak melakukan
manajemen laktasi dengan baik meliputi ketidakbersihan payudara sebelum
menyusui anak dan masalah pelekatan karena posisi menyusui yang salah,
sehingga bayi atau anak hanya menghisap puting susu, sementara seharusnya
bagian areola juga masuk ke dalam mulut bayi atau anak untuk
memungkinkan penghisapan ASI dengan lancar. Kegiatan menyusui bagi ibu
bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan dan memberikan manfaat
besar bagi bayi atau anak (Yuliarti & Fiva, 2010). ASI lengkap mengandung
nutrisi yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah penyakit,
dan mendukung proses penyembuhan. Selain itu, menyusui lebih nyaman dan
ekonomis dibandingkan dengan penggunaan susu formula. ASI selalu
tersedia dan memiliki suhu yang sesuai dengan tubuh. Pada dasarnya, dalam
kondisi normal, semua wanita dapat menyusui (Djamil et al., 2018). Selama
periode menyusui, ibu melakukan upaya agar proses pemberian ASI kepada
bayi atau anaknya berjalan secara optimal (Wijayati, 2022).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui apa saja yang terjadi pada saat proses laktasi
dan menyusui dan dukungan apa saja yang diperlukan guna menunjang
keberhasilan proses menyusui.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengidentifikasi mengenai anatomi fisiologi payudara
2. Untuk mengidentifikasi apa saja manfaat pemberian ASI
3. Untuk menganalisa apa saja yang menjadi tanda bayi cukup ASI
2
4. Untuk mengetahui peran dan tanggung jawab bidan dalam masa
pemberian ASI
5. Untuk menganalisa bagaimana pengelolaan ASIP (Air Susu Ibu
Perah)
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Teoritis
Dapat digunakan untuk mengembankan ilmu dan sebagai bahan
sumber literasi untuk penulisan berikutnya yang berkaitan dengan
proses laktasi dan menyusui
1.3.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis
Dapat mempraktikan teori yang didapat secara langsung dalam
memberikan asuhan kebidanan pada proses laktasi dan menyusui
2. Bagi Institusi.
Hasil penulisan ini dapat dijadikan perencanaan untuk
meningkatkan pengetahuan proses laktasi dan menyusui, sehingga
diharapkan ibu dapat mengatasinya dengan baik.
3. Bagi Akademisi
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi masukan dan
wawasan dalam proses belajar mengajar dan mengedukasi
masyarakat setempat mengenai proses laktasi dan menyusui.
3
BAB 2
PEMBAHASAN
4
serosa untuk melindungi puting dan areola. Kira-kira pada 16
minggu, diproduksi kolustrum (laktogenesis I) di bawah pengaruh
prolaktin dan HPL, tetapi produksi yang menyeluruh ditekan oleh
bertambahnya kadar estrogen dan progesteron. Laktasi merupakan
titik dimana payudara sudah mencapai pembentukannya yang
sempurna.
5
terlihat pada gambar 4.1 di atas. Alveoli terdiri dari selapis laktosit yang
menghasilkan ASI (secretory epithelium), yang dikelilingi oleh jaringan
kapiler. Laktosit berbaris membentuk lumen alveoli yang berbentuk
kubus bila penuh dan berbentuk seperti kolom atau pilar yang kosong.
Masing-masing saling berhubungan dan mengatur komposisi ASI untuk
ditampung dalam lumen alveoli. Bentuk atau penuhnya laktosit inilah
yang mengatur sintesis ASI. Bila laktosit menjadi terlalu penuh dan
bentuknya berubah, daerah reseptor prolaktin tidak berfungsi, yang
menyebabkan sintesis air ASI menurun. Begitu dikosongkan, laktosit
kembali membentuk kolumner dan sintesis ASI dapat dimulai lagi. Taut
kedap mempersatukan sel-sel tersebut dan taut tersebut tertutup pada
hari-hari pertama laktasi, mencegah lewatnya molekul-molekul melalui
ruang tersebut (Pollard, 2015).
6
1. Kontrol neuroendokrin
Laktogenesis I terjadi pada sekitar 16 minggu kehamilan
ketika kolustrum diproduksi oleh sel-sel laktosit dibawah kontrol
neuroendokrin. Prolaktin, walaupun terdapat selama kehamilan,
dihambat oleh meningkatnya progesteron dan estrogen serta HPL
(Human Placental Lactogen), dan faktor penghambat prolaktin
(PIF = Prolactin Inhibiting Factor) dan karena hal itu produksi ASI
ditahan (Walker, 2010 cit Pollard, 2015).
Pengeluaran kolustrum pada ibu hamil, umumnya terjadi
pada kehamilan trimester 3 atau rata-rata pada usia kehamilan 34-
36 minggu. Laktogenesis II merupakan permulaan produksi ASI.
Terjadi menyusul pengeluaran plasenta dan membran-membran
yang mengakibatkan turunnya kadar progesteron, estrogen, HPL
dan PIF (kontrol neuroendokrin) secara tiba-tiba. Kadar prolaktin
meningkat dan bergabung dengan penghambat prolaktin pada
dinding sel-sel laktosit, yang tidak lagi dinonaktifkan oleh HPL dan
PIF, dan dimulailah sintesis ASI (Lawrence & Lawrence, 2005).
Laktogenesis II dimulai 30-40 jam setelah melahirkan, maka
ASI matur keluar lancar pada hari kedua atau ketiga setelah
melahirkan.
a. Prolaktin
Prolaktin merupakan hormon penting dalam pembentukan
dan pemeliharaan produksi ASI dan mencapai kadar
puncaknya setelah lepasnya plasenta dan membran (200 μg l).
b. Oksitosin
Oksitosin dilepaskan oleh kelenjar hipofisis anterior dan
merangsang terjadinya kontraksi sel-sel mioepithel di
sekeliling alveoli untuk menyemburkan (ejection) ASI melalui
duktus laktiferus. Hal ini disebut sebagai pelepasan oksitosin
(oxcytocine releasing) atau reflek penyemburan (ejection
reflex).
7
2. Kontrol autokrin
Laktogenesis III mengindikasikan pengaturan autokrin, yaitu
ketika suplai dan permintaan (demand) mengatur produksi air susu.
Sebagaimana respon neuroendokrin yang sudah kita bahas di atas,
suplai ASI dalam payudara juga dikontrol oleh pengeluaran ASI
secara autokrin atau kontrol lokal. Dari kajian riset diperoleh
informasi bahwa protein whey yang dinamakan feedback inhibitor
of lactation (FIL) yang dikeluarkan oleh laktosit yang mengatur
produksi ASI di tingkat lokal. Ketika alveoli menggelembung
terjadi peningkatan FIL dan sintesis ASI akan terhambat. Bila ASI
dikeluarkan secara efektif melalui proses menyusui dan konsentrasi
FIL menurun, maka sintesis ASI akan berlangsung kembali. Ini
merupakan mekanisme lokal dan dapat terjadi di salah satu atau
kedua payudara.
Hal ini memberikan suatu umpan balik negatif (negative
feedback hormone), ketika terjadi pengeluaran ASI yang tidak
efektif dari payudara, misalnya proses menyusui tidak efektif atau
ibu tidak menyusui bayinya (Czank, 2007 cit Pollard, 2015).
8
c. ASI melindungi bayi dari infeksi, yang sangat penting bagi bayi baru
lahir.
d. ASI berdampak pada kesehatan jangka panjang, seperti mengurangi
resiko obesitas dan alergi
e. ASI mampu mencegah stunting (Wulandari, 2020)
9
1. Upaya Untuk Memperbanyak ASI
a. Pada minggu pertama, ibu harus lebih sering menyusui guna
merangsang produksi ASI. Tingkatkan frekuensi menyusui atau
memompa ASI. Jika bayi tidak mau menyusu karena masih kenyang,
maka pompalah ASI. Produksi ASI prinsipnya based on demand.
Jika sibu semakin sering menyusui atau memompa ASI maka makin
banyak ASI yang akan diproduksi.
b. Motivasi untuk pemberian ASI sedini mungkin yaitu 30 menit segera
setelah bayi lahir.
c. Membina ikatan batin antara ibu dan bayi dengan cara memberiakan
bayi bersama ibunya segera setelah lahir.
d. Bidan atau petugas kesehatan mengajari cara perawatan payudara.
e. Berikan bayi kedua payudara setiap kali menyusui.
f. Biarkan bayi menghisap lama pada tiap payudara.
g. Jangan terburu-buru memberi susu formula sebagai tambahan.
h. Ibu dianjurkan untuk banyak minum baik berupa susu maupun air
putih (8-10 gelas/hari) atau 1 liter susu perhari untuk meningkatkan
produksi ASI.
i. Makanan ibu seharihari harus cukup dan berkualitaas untuk
menunjang pertumbuhan bayi serta menjaga kesehatan bayi atau ibu.
j. Ibu harus banyak istirahat dan tidur yang cukup.
k. Bila jumlah ASI tidak cukup, ibu boleh mencoba menggunakan
tablet Moloco B12 atau obat lain sesuai petunjuk dokter.
l. Menghindari makanan yang menimbulkan kembung seperti ubi,
singkong, kol, sawi, dan daun bawang, makanan yang merangsang
seperti cabe, merica, jahe, kopi, alcohol dan makanan yang banyak
mengandung lemak dan gula.
m. Ibu harus dalam keadaan relaks. Kondisi psikologis ibu menyusui
sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI Ekslusif.
n. Datangi klinik laktasi dan pijat oksitosin (Sutanto, 2018)
10
2. Pijat Oksitosin
Untuk memperlancar ASI ibu dapat melakukan pijat oksitosin. Pijat
oksitosin adalah pemijatan tulang belakang pada costa ke 5-6 sampai
scapula yang akan mempercepat kerja saraf para simpatis dalam
merangsang hipofisis posterior untuk mengeluarkan oksitosin. Adapun
manfaat Pijat Oksitosin yaitu sebagai berikut.
a. Merangsang oksitosin
b. Meningkatkan kenyamanan
c. Meningkatkan gerak ASI ke payudara
d. Menambah pengisian ASI ke payudara
e. Memperlancar pengeluaran ASI
f. Mempercepat proses involus uterus (Sutanto, 2018)
11
terjadi jika asupan ASI yang ia minum pun sesuai dengan kebutuhannya.
Tanda bayi cukup ASI pun terlihat melalui penambahan berat badan yang
sesuai dengan grafik pertumbuhan bayi.
3. Bayi Buang Air Kecil 6-8 kali per hari
Ketika bayi menunjukkan tanda bayi kenyang minum ASI, mereka
akan buang air kecil lebih sering. Saat bayi minum kolostrum, ia hanya
buang air kecil 1-2 kali dalam 24 jam pertama. Namun, setelah bayi
mendapatkan cukup ASI dan minum secara teratur atau setelah berusia 5
hari, intensitas buang air kecilnya bertambah menjadi 6-8 kali per hari.
4. Bayi Sering Menyusu
Seiring berjalannya waktu, jadwal menyusu bayi akan semakin
teratur. Frekuensinya pun akan menurun mengikuti perkembangan bayi.
Jika bayi mampu mengisap payudara dengan benar, tentu akan
memperoleh kecukupan ASI. Oleh karena itu, perlekatan yang baik juga
bisa dijadikan ciri atau tanda bayi kenyang minum ASI.
5. Bayi Ceria dan Aktif ketika Bangun Tidur
Cara mengetahui bayi sudah kenyang dan cukup minum ASI bisa
terlihat dari suasana hatinya. Jika bayi cukup menyusu, terutama sebelum
tidur, ia akan lebih aktif dan ceria ketika bangun tidur. Hal ini tentu
bagus untuk perkembangannya.
6. ASI Ditelan dengan Baik
Ketika bibir bayi menempel ke puting payudara untuk menyusu,
maka ia akan mengisap dengan cepat. Dalam hal ini, tanda bayi cukup
ASI bisa diperhatikan dari kemampuannya saat menyusu. Saat gerakan
bibirnya melambat dan tarikannya terasa lebih dalam, tandanya ia sedang
menelan ASI.
7. Warna Feses Kuning
Warna feses juga penting sebagai tanda bayi cukup ASI. Ketika
buang air besar pertama, biasanya feses berwarna hitam dan lengket.
Namun setelah mendapat ASI, feses akan berwarna hijau dan berubah
menjadi kuning dengan sedikit berair karena cairan ASI. Pastikan juga
bayi buang air besar minimal satu kali sehari.
12
8. Urine Berwarna Jernih
Urine yang berwarna jernih dapat menandakan bayi minum ASI
dengan baik. Sebab, jika asupan ASI atau susu formulanya kurang, maka
warna urinenya berwarna lebih gelap atau yang lebih parah bisa
mengalami dehidrasi.
9. Bayi Tidur Nyenyak
Ketika bayi menunjukkan tanda sudah kenyang minum ASI, bayi
bisa langsung mengantuk dan bersiap untuk tidur. Sebagai contoh, tanda
ia mengantuk terlihat dari lehernya seperti melemah dan langsung
bersandar pada pundak ibu.
10. Pencernaannya Lancar
Selain warna feses, tanda bayi cukup ASI juga bisa dilihat
dari banyaknya BAB. Dalam hal ini, jumlah BAB yang ideal
menunjukkan jika bayi sudah kenyang. Saat ia mengonsumsi ASI atau
susu formula secara teratur bersamaan dengan sistem pencernanannya
semakin matang, buang air besarnya pun semakin lancer.
13
2. Cara Memerah ASI
Memerah ASI dapat dilakukan dengan menggunakan tangan,
dengan pompa secara manual atau pompa elektrik. Memerah ASI dapat
dilakukan setiap 3-4 jam sekali untuk menjaga produksi ASI tetap baik.
Secara umum langkah-langkah dalam memerah ASI sebagai berikut:
a. Semua peralatan di sterilkan
b. Pilih tempat yang tenang dan nyaman
c. Cuci tangan dengan sabun, payudara dibersihkan dengan air
d. Minum segelas air sebelum memerah ASI
e. Lakukan pemijatan payudara
f. Mulai memerah ASI menggunakan alat yang sesuai
g. Memerah ASI dengan tangan :
1) Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan satu
tangan, dan tangan yang lain memegang cangkir
2) Letakkan ibu jari di atas kalang payudara dan jari telunjuk di
bawah kalang payudara membentuk seperti huruf C
3) Tekan kedua jari ke dalam kemudian pijat ke depan sehingga
kedua jari memerah dan mengeluarkan ASI, dan lepaskan
4) Ulangi gerakan tekan-pijat-lepas beberapa kali pada tempat atau
posisi yang sama
5) Setelah pancaran ASI berkurang, pindahkan posisi ibu jari dan
jari telunjuk pada sisi yang lainnya pada sekeliling payudara
6) Lakukan gerakan tersebut pada kedua payudara
7) Tidak boleh menekan, memijat, dan menarik daerah puting susu
h. Jaga kondisi tubuh rileks saat memerah ASI
i. Segera simpan ASI pada lemari es atau freezer atau cooler bag
14
b. Tuliskan jam dan tanggal memerah ASI pada label dan tempelkan
pada botol ASI, atau tuliskan pada label yang sudah tersedia di
plastik ASI
c. Simpan ASI perah sebanyak 15-60 ml per wadah untuk menghindari
ASI perah yang terbuang karena tidak di habiskan oleh bayi
15
2.6 Dukungan Bidan dalam Pemberian ASI
Rekomendasi praktik yang perlu dilakukan oleh bidan berdasarkan
evidence based adalah sebagai berikut:
1. Anjurkan ibu untuk melakukan kontak skin-to-skin setelah kelahiran
selama minimal 1 jam melalui inisiasi menyusu dini (IMD).
2. Usahakan agar bayi melakukan kombinasi menghisap, menelan dan
bernapas di payudara segera setelah dilahirkan untuk merangsang
produksi prolaktin.
3. Doronglah agar ibu menyusui secara teratur dan anjurkan juga menyusui
pada malam hari ketika kadar prolaktin berada pada puncaknya.
4. Hindari pemisahan antara ibu dan bayi dan anjurkan perawatan gabung
(roming in).
5. Ciptakan lingkungan atau suasana relaks pada waktu menyusui atau
memerah ASI, karena stres dapat menghambat pengeluaran hormon
oksitosin (Pollard, 2015)
6. Pastikan posisi dan perlekatan yang benar pada payudara untuk
menjamin pengeluaran ASI secara efektif.
7. Anjurkan menyusui atas permintaan bayi (baby led feeding) dan atas
keinginan bayi (on demand).
8. Hindari pemberian makanan tambahan seperti susu formula, air atau
makanan tambahan lain, karena dapat menyebabkan keluarnya ASI tidak
teratur dan meningkatnya FIL menyebabkan menurunnya suplai ASI.
9. Memperbanyak rangsangan pada payudara melalui aktifitas menyusui
atau memerah ASI dapat menambah tumbuhnya jaringan sekresi
payudara dan juga menginduksi laktasi.
16
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laktasi merupakan teknik menyusui mulai dari ASI dibuat sampai pada
keadaan bayi menghisap dan menelan ASI. ASI lengkap mengandung nutrisi
yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah penyakit, dan
mendukung proses penyembuhan. tanda-tanda bayi yang cukup ASI.
Manajemen laktasi memiliki dampak positif pada ibu, bayi, dan proses
menyusui mereka, meliputi perawatan payudara, posisi menyusui, teknik
menyusui yang benar, pengamatan teknik menyusui, cara melepaskan isapan
bayi, metode menyendawakan bayi, penyimpanan ASI, dan ekspresi
ASIMemerah ASI dapat dilakukan dengan menggunakan tangan, dengan
pompa secara manual atau pompa elektrik. Memerah ASI dapat dilakukan
setiap 3-4 jam sekali untuk menjaga produksi. Tanda-tanda bayi yang cukup
ASI Eksklusif yaitu bayi tampak tenang dan kenyang setelah menyusui, berat
badan bayi bertambah, bayi buang air kecil 6-8 kali per hari, Bayi sering
menyusu, Bayi ceria dan aktif ketika bangun tidur, ASI ditelan dengan baik.
3.2 Saran
Proses laktasi dan menyusui merupakan bagian penting dari perawatan
bayi yang baru lahir. Pembentukan ASI dimulai sejak awal kehamilan, dan
status gizi ibu selama kehamilan mempengaruhi proses laktasi maka dari itu
diharapkan bagi tenaga kesehatan untuk selalu memantau pemberian ASI
secara eksklusif. Diharapkan untuk lebih memperhatikan asupan gizi bayi,
serta memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan
17
DAFTAR PUSTAKA
Yuliani, Diki Retno., dkk. 2021. Modul Kelas Persiapan Meyusui. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang.
18
19