Anda di halaman 1dari 3

Tauhid Rububiyah,adalah keyakinan yang pasti bahwa hanya Allah semata Rabb dan Pemilik segala

sesuatu, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dia-lah Yang Mahapencipta, Dia-lah yang mengatur alam dan yang
menjalankannya. Dia-lah yang menciptakan para hamba yang memberi rizki kepada mereka,
menghidupkan dan mematikannya. Dan beriman kepada qada' dan qadar Nya serta ke-Esaan-Nya dalam
Dzat-Nya. Ringkasnya bahwa tauhid Rububiyah Allah Tirala dalam segala perbuatan-Nya:

Dalam dalil syar'i telah menegaskan tentang wajibuya benman kepada Rububiyyah Allah Ta'ala seperti
dalam firman-Nya. "Segala puji bagi Allah. Rabb semesta alam" (Al-Fatihah:2) Macam tauhid ini tidak
diperselisihkan oleh orang-orang kafir Quraisy dan para

penganut aliran dan agama. Maksudnya mereka semua beri'tiqad bahwa Pencipta

alam semesta ini hanyalah Allah semata.

Yang demikian itu, karena hati manusia secara fitrah mengakui

Rububiyyah-Nya oleh karena itu, seseorang tidak menjadi orang yang bertauhid

sehingga ia mengakui dan konsisten dengan macam kedua dari ketiga macam tauhid tersebut.

Tauhid Uluhiyah, yaitu mengesahkan Allah Taala melalui perbuatan para hamba, dinamakan juga
dengan tauhid ibadah. Maknanya adalah keyakinan yang pasti bahwa Allah adalah Ilah(sesembahan)
yang haq dan tidak ada ilah selain Nya, segala yang diibadahi selain-Nya adalah bathil, hanya Dia-lah
yang patut diibadahi, baginya ketundukan dan ketaatan secara mutlak. Tidak boleh siapapun dijadikan
sebagai sekutu-Nya dan tidak boleh bentuk ibadah apapun diperuntukannya kepada selain-Nya, seperi
shalat, puasa, zakat, haji,de'a, dan istianah (meminta pertolongan), nadzar, menyembelih, tawakal,
khauf (takut), harap, cinta dan lain-lain dari macam-macam ibadah yang zahir (tampak) maupun bathin.
Ibadah kepada Allah harus dilandasi dengan rasa cinta, cemas. dan harap secara bersamaan. Beribadah
kepada-Nya dengan sebagian saja dan meninggalkan sebagian lainnya adalah kesesatan.
Allah Ta'ala berfirman, "Hanya kepada Engkaulah kami beribadah dan hanya kepada Engkaulah kana
memohon pertolongan. "(Al-Fatihah: 5).

Dan firman-Nya pula. "Dan barangstapa beribadah kepada lah yang lain di samping Allah, padahal tidak
ada seutu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya disisi Rabb-nya.
Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu adalah beruntung "(AIMukminum: 117).

Tauhid Uluhiyyah adalah inti dakwah) yang diserukan oleh para Rasul. Dan pengingkaran terhadap hal
itu merupakan penyebab dari berbagai malapetaka yang menimpa ummat-ummat terdahulu, Tauhid
Uluhiyyah merupakan awal dan akhir agama, bathin dan lahirnya. Juga merupakan tema pertama dakwa
para Rasul dan yang terakhir Olch karenanya diutuslah para Rasul, diturunkannya kitab-kitab samawi,
disyari'atkan jihad, dibedakan antara orang muslim dengan orang kafir, dan penghuni surga. dengan
penghuni neraka.

Itulah makna firman Allah. Tidak ada ilah yang berhak dubadahi dengan

benar kecuali Allah "(Ash-Shaafffat: 35)

Allah Ta'ala beriman, "Dan Kami tidak mengutus seorang Raval pun sebelum, melainkan Kami wahyukan
kepadanya: Bahwasanya tidak ada ilah (yang hak) melainkan Aku mala beribadah kamu hanya kepada-
Ku" (A) Anbiyaa: 25)

Yang menjadi Rabb Yang Maha Pencipta, Pemberi Rizki. Yang Menguasai, Yang Mengatur, Yang
Menghidupkan, Yang Mematikan, yang disifati dengan semua sifat kesempurnaan, yang suci dari segala
kekurangan, segala sesuatu (berada) di tangan-Nya maku pasti Dia adalah Rabb Yang Esu tidak ada
sekutu bag-Nya, dan tidak boleh ibadah itu dipalingkan kecuali

kepada-Nya semata. Allah Ta'ala berfirman, "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar
mereka beribadah kepada-Ku."(Adz-Dzariyaat: 50).

Tauhid Uluhiyyah merupakan konsekuensi dari tanhid Rububiyyah. Hal tersebut karena orang-orang
musyrik tidak menyembah Rabb yang Esa, akan tetapi mereka menyembah banyak rabb bahkan mereka
menganggap rabb-rabh tersebut dapat mendekatkan mereka kepada Allah dengan sedekat-dekamya.
Walaupun demikian, mereka mengakui bahwa rabb-rabb tersebut tidak ada mendatangkan mudharat
maupun manfaat. Oleh karena itu, Allah tidak menggolongkannya sebagai orang-orang kafir sebab
mereka mempersekutukan Nya dengan salain-Nya dalam ibadah.

Dari sini, aqidah salafush shalih Ahlus Sunnah wal Jamaah berbeda dengan yang lainnya dalam hal
tauhid uluhiyyah. Ahlus Sunnah tidak mengartikan tauhid seperti pendapat sebagian kelompok bahwa
makna tauhid itu "adalah tidak ada Pencipta kecuali Allah," akan tetapi menurut mereka tauhid.
uluhiyyah tidak terlcalisir..

3. Tauhid Asma Wa Sifat yaitu keyakman dengan pasti bahwa Allah SWT mempunyai asmaul husna
(narna-nama yang baik), dan sifat-sifat yang mulia. Dia memiliki semua sifat yang sempurna dan suci dari
segala kekurangan. Dia lah Yang Maha Esa dan sifat-sifat tersebut, tidak dimiliki oleh makluk-Nya. Ahlus
Sunnah wal Jama'ah: Mengetahui Rabb mereka dengan sifat-sifat Nya yang terdapat dalam al-Qur-an
dan as-Sunnah. Mereka menyitati Rabb-nya

seperti apa yang Allah SWT telah sifatkan untuk diri-Nya dan seperti apa yang disifatkan oleh Rasul-Nya
SAW, tidak melakukan tahrif (penyelewengan) ungkapan-ungkapan dari konteks pengertian yang
sebenarnya, ataupun illad (Al had yaitu berpaling dari kebenaran; dan termasuk kategori ilhad adalah:
ta'thil (mengabaikan), tahrif (menyimpangkan), takyif (menfisualiasikan) dan tamstil (menyerupakan)
sifat Allah. Tithil. Tidak menetapkan sifat-sifat Allah atau menetapkan sebagaiannya dan menafikan
sisanya, Tahrif: Merubah nash baik. sifat secara lafazh kepada makna yang lafazhnya tidak menunjukkan
kepadanya kecuali dengan kemungkinan makna yang marjub (tidak kuat). Maka setiap tahrif adalah
ta'thil dan tidak semua ta'thil adalah tahrif, takyif: Menjelaskan hakekat sifat, atau (bertanya dengan
lafazh bagaimana), Tamstil Menyerupakan sesuatu dengan Allah dari segala segi) dalam nama-nama-Nya
dan ayat-ayat Nya, dan mereku menetapkan bagi Allah apa yang telah ditetapkan untuk dirinya Nya
tanpa tamstil, takyif, ta'thil dan tahrif Dasar mereka dalam semua masalah ini adalah firman Allah,
"Tidak ada sesuanipun yang serupa dengan Nya, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat
"(As-Syura: 11)

Dan firman-Nya, "Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka bernhonlah kepada-Nya dengan menyebut
Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut
nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapatkan Isulasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan."
(Al-A'raaf: 180).

Anda mungkin juga menyukai