Anda di halaman 1dari 6

EVALUASI EFEK SAMPING EKSTRAK AKAR AKONITUM TERHADAP

JANTUNG SECARA IN VITRO DAN IN VIVO

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akonitum adalah genus obat herbal dalam keluarga Ranunculaceae, dengan lebih dari
400 spesies di seluruh dunia (Gao et al., 2021). Tanaman aconitum, juga memiliki nama
aconite, monkshood, kutukan serigala, ratu racun, adalah cabang obat herbal dalam
Pengobatan Tradisional Cina (Nyirimigabo et al., 2015). Penggunaan medis Akonitum,
terlepas dari herbal mentah atau olahan, sangat berhati-hati karena toksisitasnya yang jelas.
Terlepas dari potensi bahayanya, aplikasi klinis spesies Akonitum menjadi lebih sistematis
dengan meningkatnya pemahaman tentang toksikologi dan metode detoksifikasi. (Chan et al.,
2021).
Akonitum mengandung alkaloid aconitine seperti aconitine, benzoylaconines dan
aconines, dan aconitine (aconitine, hypaconitine, jesaconitine, dan mesaconitine) adalah agen
penyebab keracunan aconite, karena toksisitas aconitine jauh lebih kuat daripada alkaloid
lainnya ( H.Sato, 1979). Alkaloid diester diterpene beracun (DDA) yang ditemukan di
Aconitum diketahui mempengaruhi fungsi jantung serta sistem saraf pusat. DDA, terutama
AC, menghambat inaktivasi kanal natrium yang bergantung tegangan dengan substitusi ke
tempat pengikatan. Tempat pengikatan terletak pada subunit alfa dari protein kanal natrium,
yang merupakan tempat pengikatan neurotoksin spesifik 2. Saluran natrium dengan demikian
dilumpuhkan, dan perbedaan ionik, sehingga potensial aksi tidak dapat dibangun. Hal ini
menyebabkan gangguan pelepasan neurotransmitter, dan dengan demikian jalur transmisi
sinyal saraf terganggu (Ameri. A, 1999).

Gejala yang diamati dari toksisitas kardiovaskular meliputi hipotensi, nyeri dada,
aritmia, palpitasi, dan takikardia sinus. Karena efek DDA pada kanal natrium, depolarisasi
diperpanjang atau terganggu. Pertukaran ion kalsium dan natrium melalui membran
miokardium membuat sinyal depolarisasi dan repolarisasi tertunda, yang menyebabkan
aritmia ( Sheikh.Zade YR, 2000). Gejala khas pasien yang diracuni oleh turunan aconite
termasuk mual, muntah, palpitasi, aritmia , disfungsi otot, perioral paranesthesia, infeksi dan
nyeri saluran pernapasan, kesulitan bernapas, kejang, gangguan pencernaan, dan bahkan syok
( Li.H, 2015).

Ada kasus keracunan yang dilaporkan bahkan hingga beberapa tahun terakhir di
daerah yang menggunakan obat-obatan herbal, termasuk Cina, Hong Kong, Taiwan dan India
(Jaiswal.YN, 2014). Ini adalah obat medis Tiongkok yang dilarang untuk digunakan, tetapi
tidak dilarang di Hong Kong. Oleh karena itu, penting untuk menyelidiki secara mendalam
efek, toksisitas, risiko, dan pengobatan yang terkait dengan toksifikasi Akonitums ( Yang. M,
2018). Dari tahun 2001 hingga 2010, Jerman, Jepang, dan China melaporkan hampir 5.000
kasus keracunan akonitin (Lu.G ,2010).

1.2 Rumusan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, maka telah dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah ekstrak akar aconitum memiliki efek toksisitas yang tinggi terhadap jantung ?
2. Apakah pada percobaan in vitro akan terjadi proses apoptosis bila diberikan ekstrak
aconitum dalam waktu 24 jam ?
3. Apakah pada percobaan in vivo terdapat perbedaan perilaku pada pemberian ekstrak
aconitum dengan yang tidak diberikan ekstrak aconitum ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efek samping ekstrak akar
akonitum terhadap jantung secara in vitro dan in vivo.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini adalah :


1. Untuk mengetahui batas maksimal ekstrak akar akonitum yang dapat memberikan
efek toksisitas terhadap jantung menggunakan hasil EKG.
2. Untuk mengetahui terjadinya apoptosis bila diberikan diberikan ekstrak aconitum
dalam waktu 24 jam pada percobaan in vitro.
3. Untuk mengetahui perbedaan perilaku tikus wistar pada pemberian ekstrak
aconitum dengan yang tidak diberikan ekstrak aconitum pada percobaan in vivo.

1.4 Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang ekstrak akar aconitum
dan dampak yang terjadi pada pengujian terhadap jantung. Kemudian, memperingatkan suatu
informasi terkait pemberian yang lebih efisien dan aman dari akar tanaman akonitum dan
dapat dijadikan sebagai studi ilmiah yang bersangkutan.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain true eksperimental dengan mengacak-acakan sampel


yang akan dipergunakan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi lebih
lanjut tentang reaksi ditunjukkan pada sampel yang diteliti secara in vitro dan in vivo.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Universitas Prima Indonesia.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli tahun 2022 hingga bulan Mei tahun 2023.
3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah tikus Wistar jantan sebanyak 25 ekor yang dipilih
secara acak.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dijadikan sampel penelitian.
Penentuan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling yaitu pengambilan sampel
dari anggota populasi dengan memberi kesempatan yang sama kepada setiap populasi untuk
menjadi sampel dengan kriteria :

1. Kriteria Inklusi

a. Tikus wistar jantan


b. Berat badan 250 – 300 gram

2. Kriteria eksklusi

a. Selain tikus wistar


b. Tikus wistar betina
c. Berat badan dibawah 250 gram dan diatas 300 gram

Besar sampel penelitian ditentukan dengan jumlah kelompok atau dengan


menggunakan rumus Federer, sebagai berikut :

(n-1) (t-1)15

Keterangan :

t = kelompok perlakuan
n= jumlah sampel kelompok perlakuan
Berdasarkan rumus diatas, maka diketahui jumlah besaran sampel :

(n-1) (t-1)15
(n-1) (5-1) )15
(n-1)(4) )15
4n-4 15
4n19
n4,75

Jadi dalam penelitian ini, jumlah tikus untuk setiap kelompok adalah 5 ekor tikus (n4,75),
dan jumlah kelompok tikus ada 5 kelompok sehingga jumlah keseluruhan sampel adalah 25
ekor tikus.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen.

1. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil EKG tikus wistar yang diberikan
ekstrak akar akonitum yakni ektopik ventrikel multifocal, takikardia ventrikel. Hasil
akan dibandingkan dengan kelompok intervensi dan kontrol.

2. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ekstrak akar akonitum dan enzim
jantung H9c2.

3.5 Alat dan Bahan

3.5.1 Alat

Kandang tikus, sarung tangan, masker, Lamina Air Floor (LAF), mikroskop

3.5.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah ekstrak akar tanaman Akonitum, sel kultur jantung H9c2,
tikus wistar jantan 250-300 gram.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara eksperimen pada uji analisis
in vitro dan in vivo langsung.

3.7 Analisis Data

Data hasil penelitian eksperimen dianalisis untuk mendapatkan hasil statistik yang valid
dan akurat, baik data in vitro maupun in vivo. Metode analisis data menggunakan sistem
software SPSS.

DAFTAR PUSTAKA

Chan,Y.T., Wang, N., & Feng,Y. (2021). The toxicology and detoxification of Aconitum:
traditional and modern views. BMC Medicine, 16, 1-14.

Zhang, X.J., dkk (2022). Aconitine induces brain tissue damage by increasing the
permeability of the cerebral blood-brain barrier and over-activating endoplasmic
reticulum stress. American Journal of Translational Research, 14(5):3216-3224.

Anda mungkin juga menyukai