6f272 5. Bahan LBA Bahan Pondasi Untuk Pekerjaan Jembatan
6f272 5. Bahan LBA Bahan Pondasi Untuk Pekerjaan Jembatan
BAB I
BAHAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN
1.1. Pendahuluan
Jenis bangunan atas jembatan di Indonesia dapat dibagi atas bangunan atas
standard an non standar dan atau khusus.
Pada modul ini yang dibahas adalah jenis bahan bangunan atas standar yang
lazim digunakan di berbagai lokasi di Indonesia, yaitu bangunan atas dari bahan
kayu, beton bertulang, beton prategang, gelagar baja/ komposit, rangka baja,
dan juga tentang jembatan gantung kayu/baja untuk pejalan kaki.
Berikut ini data-data penggunaan bahan jembatan di Indonesia berdasarkan
panjang dan tipe bangunan atas (Vaza, 2008)
konstruksi kayu sebagian besar telah diganti dengan beton dan baja. Banyak
jembatan lama dari kayu yang masih digunakan, harus diperbaiki dan dipelihara.
Jembatan sementara dari kayu kadang-kadang digunakan untuk jembatan
darurat atau selama pekerjaan konstruksi, jembatan yang telah ada (existing)
mungkin memerlukan peningkatan yang intensif.
a. Umum
Jenis bangunan atas yang menggunakan beton bertulang pada umumnya adalah
struktur jembatan jenis gelagar, tetapi ada juga yang menggunakan jenis lainnya.
Adapun jenis-jenis bahan bangunan atas jembatan yang memakai beton
bertulang (konvensional) antara lain: balok T, pracetak standar. Penggunaan
bahan beton bertulang ini terutama untuk jembatan dengan bentang-bentang
pendek, serta pada kondisi sungai yang arus airnya tidak berbahaya.
Waktu pengecoran harus berada dalam batas waktu pengikatan awal, dan
hal tersebut diperlukan untuk menentukan jumlah alat, serta personil yang
mengecor beton tersebut.
Gambar 7 - Jenis-Jenis
Struktur Perancah Untuk
Pelaksanaan Struktur Beton
Jenis Beton
fc ’ ’bk Uraian
(MPa) (Kg/cm2)
Umumnya digunakan untuk beton
prategang seperti tiang pancang beton
Mutu tinggi 35 – 65 400 – 800
prategang, gelagar beton prategang,
pelat beton prategang dan sejenisnya.
Umumnya digunakan untuk beton
bertulang seperti pelat lantai jembatan,
Mutu gelagar beton bertulang, diafragma,
20 – < 35 250 – <400
sedang kerb beton pracetak, gorong-gorong
beton bertulang, bangunan bawah
jembatan.
Umumya digunakan untuk struktur
beton tanpa tulangan seperti beton
15 – <20 175 – <250 siklop, trotoar dan pasangan batu
Mutu
kosong yang diisi adukan, pasangan
rendah
batu.
Digunakan sebagai lantai kerja,
10 – <15 125 – <175
penimbunan kembali dengan beton.
Strand yang dibuat dari 7 buah kawat berdiameter 5 mm terdiri dari sebuah inti
kawat (wire core) yang
dikelilingi 6 kawat
sebagai lapisan pertama
akan membentuk strand
berdiameter 15,3 mm.
Konstruksi ini sering
disebut dengan 7- wire
strand 0,6”.
Tipikal modulus
elastisitas nominal dari
sebuah kabel 7-wire
strand kira-kira 195.000
Tabel 3 – karakteristik Kabel Strand
Mpa, lebih rendah 5-6% dibanding satu buah kawat (single wire/cable).
Pengurangan dari kekakuan ini akibat puntiran kawat-kawat dalam helical strand,
dimana kurva perpanjangan strand (curved strand) tidak seperti pada individual
kawat-kawat. Hal ini karena masing-masing kawat-kawat berbentuk spiral arah
sumbu memanjang strand.
Gambar 11 –
Potongan
Melintang Pelat
Balok Beton
Berongga
Gambar 12 –
Potongan
Memanjang Dan
Melintang
Jembatan Standar
Beton Prategang
Sedangkan dimensi dan kekuatan baut yang lazim digunakan pada jembatan
baja dapat dijelaskan pada tabel berikut ini :
2. Rangka Baja
2.1. Rangka Baja Callender Hamilton
4. Launching
2.1. Metode perancah
Pemasangan rangka baja dengan metode perancah merupakan metode
pemasangan yang paling umum dan mudah. Terdapat beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam pemasangan rangka baja dengan metode perancah yaitu :
Gambar 36 –
Memasang
Gelagar
Melintang
Gambar 37 –
Memasang
Gelagar
Memanjang ,
Batang
Bawah dan
Steel Deck
Gambar 38
–
Memasang
Batang
Diagonal
Dan Batang
Atas
Gambar 42 –
Pemasangan
Lingking Steel
Gambar 43 –
Segmen
Pertama
Sudah
Terpasang
Gambar 44 –
Pemasangan
Segmen
Kedua Dan
Ketiga
Gambar 45 –
Pemasangan
Segmen
Lainnya
Sampai
Seluruhnya
a. Umum
Ada berbagai jenis jembatan sementara atau semi permanen yang digunakan di
Indonesia, yang pada bagian ini yang dibahas adalah bahan jembatan panel dari
tipe Bailey, Mabey (dan Johnson) dan Trans Panel. Jembatan panel adalah
jembatan prefabrikasi yang kecil, mudah dipindahkan, dan sesuai untuk dirakit
dengan cepat dan mudah, serta pemasangannya dengan tangan dan crane
kecil. Jembatan tersebut berguna terutama ketika diperlukan untuk mengganti
jembatan yang rusak karena terbakar, kebanjiran, kecelakaan, tabrakan,
kebusukan kayu dan sebagainya.
Tipe asli dari bahan jembatan panel adalah ”Bailey” yang dikembangkan pada
tahun 1940 untuk keperluan militer. Tipe lain dari bahan jembatan panel ini
adalah :
Standar Bailey
Super Bailey
Acrow
Mabey Universal
Mabey Compact
Transfield Trans panel
Jarak antara rangka yang berlawanan dapat bervariasi antara 3,75 sampai 11,75
m tergantung dari tipe dari tipe dan konfigurasinya. Beberapa sistem melengkapi
jalur untuk para pejalan kaki yang ditempatkan pada sisi luar jembatan.
Secara umum sistem yang ada diatas tidak dapat digabungkan satu dengan
yang lain. Komponen dari satu tipe jembatan panel tidak dapat digunakan secara
bergantian dengan komponen tipe yang lain.
Pada tipe transpanel Australia, tiap komponen diidentifikasi oleh awalan TP dan
sebuah nomor sedangkan komponen yang dipakai hanya untuk perakitan
mempunyai awalan TPE, sistem penomorannya tidak spesifik. Komponen-
komponen utama difabrikasi dari pelat baja dan bagian-bagian dirol dari baja
grade 350. Pin panel terbuat dari baja anti karat berkekuatan tinggi hingga ASTM
A 564-630.
Komponen kecil Mabey mempunyai awalan MC, kode identifikasi adalah nomor,
misalnya MC1 adalah panel standar 3 meter. Sistem ini dirancang dengan ciri
pemeliharaan ringan, semua baut dan pekerjaan baja digalvanisasi dan pin-pin
dari baja anti karat.
Gambar 52 –
Detail Bahan
Rangka Baja
Sementara
Bailley
Gambar 53 –
Susunan
Rangka Baja
Sementara
Bailley
2. Rangka Transpanel
Gambar 54
– Detail
Rangka
Baja
Sementara
Transpanel
Tabel 9 –
Konfigurasi
Jembatan
Rangka
Baja
Transpanel
Gambar 55
– Cara
Peluncuran
Jembatan
Rangka
Baja
Sementara
Transpanel
Pasang hidung peluncuran pada rel (home bank) ditempat yang akan
dibangun sesuai dengan pedoman;
Pasang bentang, disambungkan dipeluncuran hidung bagian belakang.
Hanya untuk bentang ukuran 40 dan 50 m, konstruksi dari pada bentang
pada 2S (lihat urutan pemasangan) Konstruksi hanya pada bagian
pertama dilakukan;
a. Umum
Pada modul ini bahan jembatan gantung pejalan kaki yang akan dibahas terdiri
dari bahan jembatan kayu bulat tipe gantung ganda (bersumber dari buku 1-
Pedoman No: 020/T/BM/1999. SK No: 60/KPTS/Db/1999). Dan bahan jembatan
gantung kawat baja berdasarkan Pedoman pemasangan jembatan gantung
produksi PT Amarta Karya No : 001/T/BM/1998 (tipe 21 m).
Yang dimaksud jembatan kayu penampang bulat untuk pejalan kaki adalah
jembatan dengan konstruksi sederhana dengan bahan kayu berpenampang
bulat untuk prasarana lalu lintas orang dan kendaraan roda dua. Tipe gantung
ganda adalah suatu konstruksi dimana gelagar utama dipikul oleh satu sistem
penggantung.
Direktorat Jenderal Bina marga juga telah membuat desain bahan jembatan-
jembatan gantung sederhana yang telah diproduksi oleh PT. Amarta Karya.
Jembatan-jembatan tersebut didesain untuk memungkinkan pelaksanaan di
tempat-tempat terpencil dimana peralatan sangat terbatas, dengan bentang-
bentang yang tersedia adalah 21m, 30m, 60m, 92m, dan 120m.
BAB II
BAHAN PONDASI JEMBATAN
2.1. Pendahuluan
Banyak bahan yang digunakan untuk pembangunan pondasi konstruksi
jembatan, namun di Indonesia terdapat beberapa bahan yang popular digunakan
sesuai dengan kondisi tanah pada lokasi pembangunan tersebut; yaitu tiang
pancang, tiang bor beton, turap, dan sumuran. Pada modul ini yang dibahas
adalah sifat dan karakteristik bahan, dimensi dan gambar teknik serta metode
kerja dari penggunaan bahan untuk pondasi jembatan tersebut.,
- Acuan tiang pancang dilokasi tidak boleh dibuka sampai 7 hari atau 70% kuat
tekan beton rencana
d. Metode Kerja
- Pemberhentian pemancangan sampai terjadi kalendering antara 3 – 5 cm
( dapat dilihat juga pada spesifikasi);
- Jenis alat pancang harus sesuai dengan jenis tiang pancang yang akan
dipancang
- Bahan bantalan antara topi dan kepala tiang harus baik, pada umumnya
digunakan kayu dengan tebal 10-20 cm tergantung pada panjang tiang dan
karakteristik tanah;
- Gaya pancang akan lebih kecil apabila digunakan hammer dengan ram
dan kecepatan rendah atau pukulan yang besar. Gaya pukulan harus
proporsional dengan kecepatan pukulannya;
- Topi pancang tiang harus pas dan cocok dengan ukuran tiang sehingga
tiang dapat dengan mudah bergerak tanpa terikat pada kepala alat
pancang. Hal ini untuk menghindari terjadinya gaya torsi;
STIR
UPD
13-150
C
SPIR
ALD
13-150B
AR
EBAR20D
22
C
OVER
M
IN
IBOREPILEDIA.60C
m
ATABUTM ENT
BO
TTO
MABU
TM
EN
T
SPIR
ALD
13-150
B
20D
22
A
d. Metode Kerja
Tiang bor umumnya harus dicor sampai kira-kira satu meter di atas elevasi
yang akan dipotong, semua beton yang lepas, kelebihan dan lemah harus
dikupas dari bagian puncak tiang bor dan baja tulangan yang tertinggal harus
mempunyai panjang yang cukup sehingga memungkinkan pengikatan yang
sempurna kedalam pur atau struktur di atasnya
2.4. Turap
a. Umum
Turap beton maupun turap baja harus mempunyai properties seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar. Bilamana dipasang dalam struktur yang telah selesai,
turap tersebut harus kedap air pada sambungannya. Pengecatan turap baja harus
memenuhi ketentuan Spesifikasi.
Tabel 13 –
Ketebalan
Dan
Kekuatan
Turap
Beton
Tabel 14 –
Dimensi
Dan
Kekuatan
Turap
Baja
1. Turap Beton
2. Turap Baja
d. Metode Kerja
Umumnya ketentuan yang mengatur pemancangan tiang pancang penahan beban
harus berlaku juga untuk turap. Jenis tiang pancang yang akan digunakan harus
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan.
2.5. Sumuran
a. Umum
Bahan sumuran untuk pondasi jembatan ini terbuat dari beton bertulang atau
beton pracetak, yang umum digunakan pada pekerjaan jembatan di Indonesia
adalah dari silinder beton bertulang dengan diameter 250 cm, 300 cm, 350 cm,
dan 400 cm.
b. Sifat Dan Karakteristik Bahan
Pembuatan bahan cincin pracetak
- Cetakan yang digunakan harus kuat dan tidak dapat berubah bentuk.
- Cincintersebut tidak boleh digeser sebelum berumur 7 hari atau kuat
tekan 70% terhadap kuat tekan karakteristik 28 hari
- Cincin baru boleh diangkat untuk dipasang minimal sudah berumur 14 hari
atau 85% terhadap kuat tekan karakteristik
Isian bahan sumuran
- Beton lapisan dasar bermutu minimal fc’ 20 Mpa
- Beton siklop bermutu beton minimal fc’ 15 Mpa
- Perbandingan batu besar (diameter maksimum 15 cm) dan beton adalah
batu besar 1/3 bagian dan beton 2/3 bagian
- Beton penutup mempunyai mutu fc’ 20 Mpa
- Panjang stek adalah 40 x diameter tulangan
6. Pengisian Sumuran
Sumuran harus diisi dengan beton siklop K175 sampai elevasi satu meter di
bawah pondasi telapak. Sisa satu meter tersebut harus diisi dengan beton
K250, atau sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar.
DAFTAR PUSTAKA