Anda di halaman 1dari 77

Media Edukasi “Dende Mission”

Permainan Tradisional Berbasis


Android Terhadap Peningkatan
Perilaku Menggosok Gigi Pada Anak
Siswa Sekolah Dasar
Ketentuan Hukum Pidana
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014
Tentang Hak Cipta

Pasal 113

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak


ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling
lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000
(seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f,
dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau
pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e,
dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan
pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah).
Media Edukasi “Dende Mission” Permainan
Tradisional Berbasis Android Terhadap
Peningkatan Perilaku Menggosok Gigi Pada
Anak Siswa Sekolah Dasar

Tri Nurwita. M., S.Tr.Kes. M.Tr.TGM


Prof. Dr. drg. Diyah Fatmasari, MDSc
Dr. Sukini, S.ST. MH.Kes
Media Edukasi “Dende Mission” Permainan Tradisional
Berbasis Android Terhadap Peningkatan Perilaku
Menggosok Gigi Pada Anak Siswa Sekolah Dasar
@Elite Media Kreazi (Elmarkazi) 2023

Penulis:
Tri Nurwita. M., S.Tr.Kes. M.Tr.TGM
Prof. Dr. drg. Diyah Fatmasari, MDSc
Dr. Sukini, S.ST. MH.Kes

Desain Sampul dan Tata Letak:


Tri Nurwita. M

Ukuran:
viii + 67 hlm, Uk: 14,8 cm x 21 cm

ISBN 978-623-331-536-4

Cetakan Pertama:
April 2023

PENERBIT ELMARKAZI
Anggota IKAPI
Jl.RE.Martadinata RT.26/05 No.43 Pagar Dewa,
Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu 38211
Website: www.elmarkazi.com dan www.elmarkazistore.com
E-mail: elmarkazipublisher@gmail.com

Dicetak oleh Percetakan ElMarkazi


Isi diluar tanggung jawab percetakan

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin tertulis dari Penerbit
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
izin dan rahmat-Nya buku ”Media Edukasi “Dende Mission
Permainan Tradisional Berbasis Android Terhadap Peningkatan
Perilaku Menggosok Gigi Anak Siswa SD” telah kami selesaikan.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW. Dalam rangka pemberdayaan
masyarakat bidang kesehatan gigi dan mulut, demikian juga untuk
menbangun salah satu cara untuk mendukung pelaksanaan
pembangunan kesehatan, salah satu diantaranya dengan pemberdayaan
kesehatan gigi. Kegiatan yang dilakukan lebih diarahkan pada
pelayanan promotif dan preventive kesehatan gigi dan mulut yang
dilakukan pada upaya kesehatan berbasis masyarakat dengan sasaran
kelompok resiko tinggi meliputi anak siswa Sekolah Dasar.
Penulisan buku ini didasari oleh semangat yang tinggi dalam
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang kesehatan,
terutama dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Hal ini menjadi
penting karena guru sekolah juga memiliki tugas selain mengajar yaitu
melakukan bimbingan dan motivasi serta membantu memberikan
pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Buku ini diharapkan bisa menjadi
panduan dan pedoman bagi petugas kesehatan dalam rangka
membentuk/ mencipatakan kemandirian menggosok gigi pada anak
sekolah sehingga dapat dicapai derajat kesehatan gigi dan mulut yang
optimal.
Kami juga menyadari bahwa penyusunan buku ini masih
memerlukan perbaikan-perbaikan dan untuk itu kami menerima kritik
dan saran yang membangun guna memperbaiki buku ini.
Semarang, 1 April 2023
DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................i
Halaman Balik Judul ............................................................................ ii
Kata Pengantar ...................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
BAB I............................................................................................................... 1
KESEHATAN GIGI DAN MULUT ............................................................... 1
A. Pendidikan Kesehatan gigi ................................................................ 1
1. Pengertian Pendidikan Kesehatan gigi ........................................... 1
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan gigi................................................. 5
3. Proses pendidikan kesehatan gigi................................................... 8
B. Media pendidikan kesehatan gigi ...................................................... 9
C. Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut ................................................ 17
1. Gigi berlubang (caries) ................................................................ 17
2. Karang gigi (calculus) ..................................................................19
3. Kebersihan Gigi dan Mulut .......................................................... 20
D. Menggosok Gigi .............................................................................. 21
1. Syarat sikat gigi yang benar ......................................................... 21
2. Syarat pasta gigi yang benar......................................................... 22
3. Teknik Menggosok Gigi............................................................... 23
4. Waktu menggosok gigi yang benar .............................................. 25

vi
5. Dampak Tidak Menggosok Gigi .................................................. 25
6. Jenis Makanan dan Minuman Yang Merusak Gigi ...................... 27
7. Jenis Makanan dan minuman Yang Baik Untuk Kesehatan Gigi 28
BAB II ........................................................................................................... 30
PERILAKU ANAK ....................................................................................... 30
A. Siswa Usia Anak Sekolah Dasar .................................................... 30
1. Karakteristik siswa sekolah dasar ................................................ 30
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa sekolah dasar...............31
3. Prinsip-prinsip pendidikan untuk siswa sekolah dasar ................. 32
B. Perilaku............................................................................................ 33
1. Pengetahuan (knowledge)............................................................. 33
2. Sikap (attitude) ............................................................................. 36
3. Tindakan (practice) ...................................................................... 38
BAB III .......................................................................................................... 40
DENDE MISSION ........................................................................................ 40
A. Akdende-Dende (Dende mission) permainan tradisional ................ 40
1. Pengertian Dende mission gamifikasi android ............................ 40
2. Kelebihan permainan dende mission ............................................ 44
3. Kekurangan .................................................................................. 46
4. Pemanfaatan permainan tradisional.............................................. 46
5. Tahapan Dende Mission ............................................................... 48
6. Desain aplikasi Dende Mission .................................................... 51
BAB VI .......................................................................................................... 62

vii
PENUTUP ..................................................................................................... 62
A. KESIMPULAN ............................................................................... 62
B. SARAN ........................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................63

viii
BAB I
KESEHATAN GIGI DAN MULUT

A. Pendidikan Kesehatan gigi

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan gigi

Sejak awal tahun 1920-an, pendidikan

kesehatan telah memegang peranan penting dalam

pengembangan kesehatan desa di indonesia. Pada

masa itu, satuan tenaga pelaksana “propaganda”

dibentuk untuk menyebarkan informasi mengenai

ksehatan melalui publikasi, poster, dan film untuk

masyarakat.17 Pemberian nasihat atau juga konseling

yang merupakan sebagian dari dokter, tabib ataupun

dari petugas kesehatan yang lainnya dalam memberi

pengobatan kepada penderitanya agar berbuat

sesuatu atau juga melarang agar supaya dapat

memperoleh kesembuhan dari penyakitnya yang

sebenarnya sudah dapat dikategorikan sebagai

1
memberi “pendidikan” atau “penyuluhan“ kesehatan.

Dimana faktor yang menjadi menyebabkan

terjangkitnya penyakit pada seseorang sebagian

besar dikarenakan perilaku dan juga dari pengobatan

atau proses penyembuhan yang diterimanya bisa

menjadi faktor yang dapat merubah perilakunya.18

Pendidikan kesehatan adalah sebagian dari

keseluruhan upaya kesehatan baik itu secara

promotif, prefentif, kuratif dan rehabilitatif dimana

lebih condong pada upaya dalam peningkatkan

perilaku hidup sehat.19 Pendidikan kesehatan ialah

suatu proses perubahan perilaku yang dinamis,

perubahan tidak hanya proses seseorang melakukan

penyebarluasan terkait informasi atau materi kepada

orang lain, juga bukan seperangkat prosedur,

melainkan perubahan disebabkan munculnya

2
kesadaran pada diri individu, kelompok, atau

masyarakat itu sendiri.20

Pendidikan kesehatan adalah proses yang,

melalui tindakan mandiri dimana memungkinkan

dapat membantu seseorang dalam mengambil

keputusan berbasis pengetahuan terkait sesuatu yang

dapat berpengaruh pada kesehatan mereka sendiri

juga orang lain, dalam rangka peningkatan

kemampuan masyarakat untuk menjaga kesehatan,

bukan hanya tentang peningkatan pengetahuan, sikap

dan praktik, melainkan juga untuk memperbaiki

lingkungan dengan tetap memelihara dan

meningkatkan kesehatan.21 Ditinjau dari sudut

pandang pendidikan, pendidikan kesehatan

merupakan bagian dari teknik mengajar praktik

dalam proses pembelajaran. Karena hal tersebut

3
konsep pendidikan kesehatan merupakan konsep

pendidikan yang diimplementasikan dalam bidang

kesehatan. Konsep dasar pendidikan merupakan

proses belajar dimana artinya dalam pembelajaran

tersebut adanya suatu proses pendewasaan,

pengembangan atau perubahan menuju ke suatu hal

yang”lebih baik, dewasa dan matang dalam

pengambilan keputusan pada diri individu, kelompok

atau masyarakat.22 proses tersebut berperan dalam

memenuhi kompetensi dasar yang dilakukan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik.23

Tidak jauh berbeda dengan pendidikan

kesehatan gigi dari uraian defenisi tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan

merupakan proses upaya dalam membantu individu,

4
kelompok ataupun masyarakat dalam peningkatan

kemampuan pemeliharaan kesehatan dengan optimal

namun lebih terkhusus pada bidang kesehatan gigi

dan mulut.

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan gigi

konsep pendidikan kesehatan berawal dari

suatu perspektif menyatakan manusia sebagai

makhluk sosial selalu melakukan interaksi dengan

orang lain yang memiliki kelebihan dalam

membantunya untuk memenuhi nilai-nilai kehidupan

didalam bermasyarakat baik itu lebih cerdas,

kompeten, berpengetahuan, dll). Untuk mewujudkan

tujuan itu, individu, kelompok atau masyarakat tidak

dapat dipisahkan dari kegiatan belajar.

Kegiatan dan proses belajar dapat dilakukan

oleh siapa saja, kapan saja, di mana saja. Seseorang

5
dapat mengatakan bahwa ketika perubahan terjadi

pada diri sendiri, seseorang belajar dari sesuatu hal

yang awalnya tidak diketahui ataupun sesuatu hal

dimana ia belum memiliki kemampuan dalam

melakukannya. Namun, ini tidak menjamin bahwa

semua perubahan akan terjadi semata-mata dengan

belajar. Perubahan tersebut terjadi pada saat proses

pendewasaan, bukan pada proses belajar, contohnya

pertumbuhan pada anak yang awalnya belum bisa

untuk berjalan menjadi bisa dalam berjalan. Dari sini

dapat kita simpulkan bahwa kegiatan belajar

memiliki karakteristik sebagai berikut. Pertama,

belajar adalah kegiatan yang membawa perubahan

baik yang nyata maupun potensial bagi individu,

kelompok, atau masyarakat belajar. Karakteristik

kedua, dari hasil belajar adalah merupakan

6
perubahan yang dicapai untuk keterampilan yang

relatif tahan lama. karakteristik ketiga adalah bahwa

perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari yang

artinya bukan dikarenakan ketidak sengajaan.

Berdasarkan konsep pendidikan, maka konsep

pendidikan kesehatan juga ialah proses

pembelajaran bagi individu, kelompok, atau

masyarakat dari yang belum mengetahui nilai

kesehatan, dari apa yang belum mereka dapatkan

sebelumnya. Dengan demikian pendidikan kesehatan

dapat diartikan sebagai upaya kegiatan dalam

membantu individu, kelompok atau masyarakat

untuk peningkatan kemampuan mereka dalam

berperilaku, agar dapat menwujudkan kesehatan

yang optimal.22

7
3. Proses pendidikan kesehatan gigi

Dalam proses pendidikan kesehatan ada tiga tahapan

utama yaitu:

a. masukan (input) yaitu persoalan yang berkaitan

dengan sasaran didik baik itu secara individu

kelompok atau masyarakat yang sedang belajar

dimana memiliki latar belakang yang berbeda-

beda.

b. Proses adalah prosedur dan korelasi dimana

terjadi transformasi kemampuan atau disebut

perilaku pada seseorang yang sedang belajar

tersebut. Didalam proses pendidikan ini maka

akan ada yang namanya pengaruh timbal balik

yang disebabkan oleh beberapa faktor antaralain

yaitu pemateri atau seorang yang menyampaikan

informasi, teknik dalam pembelajaran, informasi

8
yang disampaikan bisa juga dikarenakan bahan

dalam pembelajaran.

c. Keluaran (output) ialah hasil dari masukan juga

proses pembelajaran tersebut baik berupa

kemampuan atau transformasi perilaku pada

seseorang yang telah melakukan

pembelajaran.2224

B. Media pendidikan kesehatan gigi

Pengertian dari media pendidikan kesehatan gigi

pada hakikatnya merupakan alat bantu pendidikan yaitu

alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi kesehatan untuk mempermudah penerimaan

pesan atau informasi yang berhubungan dengan

kesehatan gigi kepada masyarakat. Secara terperinci

fungsi yang diharapkan dari media ini sebagai alat bantu

pendidikan kesehatan yaitu:

9
a. Menimbulkan minat sasaran pendidikan

b. Mencapai sasaran yang lebih banyak

c. Membantu dalam mengatasi banyak hambatan

dalam pemahaman

d. Merangsang sasaran dalam menyampaikan

informasi yang diterima dari sumber lain

e. Memudahkan pemberian informasi kesehatan

f. Memudahkan penerimaan informasi oleh sasaran

g. merrangsang keinginan orang dalam

mengetahui, dilanjutkan dengan masuk lebih

dalam yang pada akhirnya mengarah pada

pemahaman yang lebih baik.

h. Membantu menegakkan pengertian yang

diperoleh

Dengan kata lain media sebagai alat bantu sendiri

mempunyai beberapa tujuan yang ingin diwujudkan

10
yaitu, menanamkan pengetahuan/informasi, mengubah

sikap dan persepsi, juga menanamkan perilaku yang

baru. Media yang digunakan dalam penyebaran

informasi dalam rangka meningkatkan taraf kesehatan

bagi masyarakat pada umumnya dibagi menjadi

beberapa bentuk media yaitu:

1. Berdasarkan stimulasi indera

a. Alat bantu lihat (Visual sids)

Alat bantu ini digunakan untuk membantu

peserta didik dalam menerima informasi juga

menstimulasi melalui indra mata atau

pengelihatan. Alat bantu visual dapat membantu

dalam pemahaman dan memperkuat ingatan.25

b. Alat bantu dengar (Audio aids)

Alat bantu ini digunakan untuk membantu

peserta didik dalam menerima informasi juga

11
menstimulasi melalui indra pendengaran saat

melakukan pengajaran.

c. Alat bantu lihat dan dengar

Penggunaan alat bantu ini melibatkan dua indra

sekaligus yaitu pengelihatan dan pendengaran

untuk memaksimalkan penyerapan informasi

peserta didik.

2. Berdasarkan pembuatannya dan penggunaannya

Disamping alat bantu berdasarkan stimulasi, ada

juga alat bantu yang dibedakan berdasarkan

pembuatan dan pemakaiannya

a. Alat peraga yang complicated yang artinya sulit,

misalnya film, film strip slide dan sebagainya

yang membutuhkan listrik juga proyektor.

12
b. Alat peraga yang sederhana, alat peraga yang

dapat diciptakan sendiri dan menggunakan bahan

yang gampang untuk didaptkan.

3. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur media

kesehatan gigi

Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan

kesehatan atau alat bantu (media), media sendiri

dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Media cetak

1) Leaflet merupakan salah satu bentuk

penyebaran informasi atau pesan kesehatan

melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi

dapat berupa kalimat, artikel tulisan atau

kombinasi dari keduanya. Leaflet sebagai alat

bantu promosi kesehatan dinilai efektif dalam

meningkatkan pengetahuan ataupun kesadaran

13
bagi peserta didik atau khalayak sasaran yang

dituju.26

2) Booklet merupakan media penyampaian

informasi berupa buku yang berisi tulisan,

artikel atau gambar. Booklet sendiri dapat

memberi efek pengaruh positif pada

peningkatkan pengetahuan.27

3) Flye atau selebaran ialah seperti leaflet letak

perbedaannya yaitu selebaran ini tidak

berbentuk lipat.

4) Flipchart merupakan saran penyebarluasan

informasi ataupun pesan kesehatan yang

berbetuk lembar balik. Sejalan dengan

penelitian kantohe 2016 mengatakan bahwa

media ini dapat meningkatkan pengetahuan

dalam bidang kesehatan gigi dan mulut.28

14
5) Rubik atau tulisan pada koran atau majalah

tentang bahasan sehubungan dengan masalah

kesehatan.

6) Poster ialah bentuk media cetak yang

mengandung pesan kesehatan dalam bentuk

lembar tempelan pada tembok, tempat umum,

atau kendaraan umum.

7) Foto yang menampilkan pesan mengenai

kesehatan.

b. Media elektronik

Media elektronik memiliki peran dalam

penyebarluasan informasi kesehatan dan

memiliki berbagai jenis yakni :

1) Televisi, video dan film strip merupakan

instrumen dalam menyampaikan informasi

baik itu dalam bentuk sandiwara, sinetron

15
yang juga didalamnya terdapat video atau

film yang dapat dilihat dan juga didengar

2) Slide yaitu media penyampai pesan berisi

informasi kesehatan meskipun terbatas,

namun penerapannya sesuai untuk sasaran

dengan kategori jumlah yang besar

3) Radio penyampaian informasi kesehatan

yang dimuat pada radio baik itu berbentuk

obrolan ataupun tanya jawab, pertunjukan

daram radio, pidato dan lain sebagainya.

4) Android, penyebaran informasi kesehatan

dapat dimuat baik dalam bentuk gambar,

bacaan, video bahkan melalui game yang

memiliki unsur yang menyangkut

penyebaran informasi.

16
c. Media papan billboard salah satu media

yang dipasang pada tempat umum yang

dapat mengandung pesan terkait informasi

kesehatan.

C. Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut mempunyai peran yang

signifikan terhadap kualitas hidup. Kesehahtan gigi dan

mulut yang buruk termasuk karies pada gigi, penyakit

periodontal dan kehilangan gigi dapat mempengaruhi

asupan makanan status gizi dan dengan demikian dapat

mengganggu kesehatan, demikian pula penyakit sistemik

yang merugikan dapat menyebabkan peningkatan resiko

penyakit mulut.29

1. Gigi berlubang (caries)

Karies adalah penyakit gigi yang disebabkan

oleh bakteri, yang menyebabkan lubang pada gigi.30

17
kerusakan gigi atau karies adalah kondisi yang

paling umum ditemukan pada anak-anak dan sangat

berpengaruh pada anak-anak, meski tidak dipungkiri

juga sering terjadi pada orang dewasa.31 sebenarnya

karies gigi tigak banyak menimbulkan masalah

apabila segera ditangani.32 lubang pada gigi terjadi

dikarenakan produksi asam lektat oleh bakteri

sebagai hasil fermentasi karbohidrat, glukosa dan

sukrosa menyebabkan pH didalam mulut menjadi

asam hingga terjadi peluruhan mineral pada gigi,33

asam yang sudah terbentuk ini merupakan bahan

yang tajam dan dapat melunakkan permukaan

email.34 Karies diawali dengan timbulnya bintik-

bintik coklat atau putih yang kemudian berkembang

menjadi lubang coklat, karies pada gigi sebenarnya

dapat dilihat dengan mata telanjang. Gigi yang

18
berlubang harus segera ditambal agar terhindar dari

terjadinya infeksi lebih parah. Karies gigi dapat

dicegah dengan melakukan kebiasaan baik menyikat

gigi setelah makan, siang dan malam sebelum tidur.

2. Karang gigi (calculus)

Karang gigi ialah kumpulan plak yang

mengalami pembentukan mineral yang kemudian

mengeras hingga menjadi layaknya batu karang yang

menepel dipermukaan gigi, penyakit ini disebebkan

oleh plak yang mengalami pengapuran, apabila gigi

jarang dibersihkan lama kelamaan sisa makanan bisa

menyelimuti permukaan mahkota gigi. Menurut

letaknya, karang gigi ada yang terletak di su-

pragingiva (diatas gusi), sub-gingiva (dibawah gusi).

Karang gigi dapat timbul terutama pada tempat-

tempat yang sulit dibersihkan pada gigi. Karang gigi

19
tidak dapat diremehkan karena sifatnya yang aktif

dalam merusak gigi dan juga jaringannya. Karang

gigi bisa terbentuk jika sejajaran gigi tidak

difungsikan, digunakan dan dilibatkan dalam

pengunyahan, sederetan gigi yang tidak difungsikan

itu lama kelamaan akan dipenuhi karang gigi.34,35,36

3. Kebersihan Gigi dan Mulut

Kesehatan gigi dan mulut dapat menjadi faktor

yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh

secara keseluruhan. Salah satu indikator kesehatan

gigi dan mulut yaitu kebersihan gigi dan mulut. Ini

bisa diamati secara klinis dengan keberadaan

deposit-deposit organik, seperti partikel, materi alba,

debris, karang gigi, dan plak gigi. 37

20
D. Menggosok Gigi

1. Syarat sikat gigi yang benar

a. Sebaiknya pilih sikat gigi dengan kepala yang

cukup kecil sehingga dapat menjelajahi mulut

secara fleksibel secara menyeluruh. Ukuran

panjang kepala sikat yang ideal adalah 2,5 cm

untuk dewasa dan 1,5 cm untuk anak-anak.

b. Perhatikan panjang bulu pada sikat gigi. Pilih

panjang bulu yang rata satu sama lain. Sikat gigi

dengan bulu yang berbeda tidak dapat

membersihkan permukaan gigi secara maksimal

karena kurangnya tekanan pada beberapa bagian

bulu.

c. Pilih bulu sikat dengan tekkstur yang tidak

terlalu keras dan tidak terlalu halus yang artinya

dengan tekstur medium. Sikat gigi dengan tekstur

21
yang terlalu keras dapat mengiritasi dan

menyebabkan pendarahan pada gusi, sedangkan

sikat gigi dengan bulu sikat terlalu halus juga

tidak maksimal membersihkan permukaan gigi

d. Ganggang sikat gigi dipastikan kokoh dan cukup

besar sehingga bisa dikontrol dengan baik pada

saat menyikat gigi.36

e. Mengganti sikat gigi bila ada tanda-tanda

kerusakan, misalnya bulu sikat terlihat megar38

2. Syarat pasta gigi yang benar

a. Menggunakan pasta gigi yang mengandung

flouraide, zat flour yang terdapat pada pasta gigi

sangat efektif dalam mencegah kerusakan pada

gigi. Namun bagi pasien tertentu yang memiliki

gigi yang rapuh, penggunaan flour harus dibawah

pengawasan dokter. Apabila melebehi dari

22
kebutuhan maka dapat mengakibatkan gigi

rapuh, berlubang dan keracunan.39

b. Memilih pasta gigi yang membuat mulut terasa

segar dan bersih.

c. Memilih pasta gigi dengan kandungan detergen

paling sedikit. Busa yang terlalu banyak

mengindikasikan kalau kandungan detergen juga

banyak. Stigma yang mengatakan bahwa

semakin banyak busa semakin baik pasta gigi itu

adalah salah.32,35

3. Teknik Menggosok Gigi

a. Gosok gigi dengan gerakan memutar. Lakukan

penyikatan dengan lembut, tapi dengan tekanan

yang cukup.

23
b. Untuk sisi luar gigi, miringkan sikat gigi kearah

gusi dan gosok gigi dari sisi yang satu ke sisi

yang lainnya dengan gerakan melingkar.

c. Pada sisi pengunyahan. Pegang sikat gigi dengan

posisi mendatar dan menggosok dengan gerakan

ke depan dan kebelakang bergantian.

d. Pada sisi dalam gigi belakang, pegang sikat

dengan posisi horizontal dan gerakkan ke depan

dan belakang secara bergantian.

e. Pada sisi dalam gigi depan, pegang sikat gigi

dengan posisi vertikal dan gerakkan ke atas dan

kebawah.

f. Menggosok gusi dan lidah yang dilakukan

dengan lembut.36

24
4. Waktu menggosok gigi yang benar

Merawat gigi yang benar yaitu dengan

menggosok gigi setelah sarapan, siang dan malam

sebelum tidur, gosok gigi yang benar sangat

membantu mencegah kerusakan gigi dan bau mulut,

selain menggosok gigi dengan benar juga harus

cermat dalam pemilihan sikat gigi yang digunakan.40

5. Dampak Tidak Menggosok Gigi

a. Karies atau biasa disebut lubang gigi merupakan

masalah gigi yang umum dijumpai, lubang ini

terjadi karena luluhnya mineral gigi akibat reaksi

fermentasi karbohidrat termasuk sukrosa,

fruktosa dan glukosa oleh beberapa tipe bakteri

penghasil asam. Sisa gula yang tertinggal di

dalam mulut dan menempel di permukaan gigi

inilah yang akan membuat pH di dalam mulut

25
menjadi asam dan mineral yang ada pada gigi

akan meluruh.33

b. Karang gigi adalah kotoran yang tertinggal pada

gigi atau plak gigi yang telah mengalami

pengerasan seperti karang, karang gigi dapat

terlihat oleh mata yang pada awalnya berwarna

kekuning lalu lambat laun akan menghitam

danmelekat sangat kuat pada gigi. Karang gigi ini

juga dapat terbentuk jika sederet gigi tidak

difungsikan, digunakan dan dilibatkan dalam

pengunyahan.34 Iritasi gusi oleh plak atau karang

gigi inilah yang menyebabkan gusi berdarah.41

c. Bau mulut, problem bau mulut atau halitosis

dalam istilah medis memang menjadi masalah

keseharian yang kalau tidak disadari maka akan

menjadi maslah yang besar. mulut yang sehat,

26
sel-sel mati akan mengelupas secara alami

kemudian akan tertelan bersama air liur dan

tercerna tanpa menyebabkan bau mulut,

sebaliknya pada mulut yang tidak sehat, bakteri

dan plak menumpuk akibat sisa makanan,

kondisi ini dapan menurunkan frekuensi air liur

yang mengakibatkan mulut kering dan aroma

nafas menjadi bau.35 akan tetapi halitosis juga

bisa disebabkan oleh gejala penyakit tertentu

seperti penyakit hati, kencing manis, penyakit

pada paru-paru atau juga mulut.33

6. Jenis Makanan dan Minuman Yang Merusak Gigi

a. Makanan dan Minuman yang dengan rasa manis

seperti permen, coklat, kue atau jenis makanan

yang mengandung gula dengan persentase berat

atau berlebih.

27
b. Makanan dan Minuman yang mengandung asam,

misalnya makanan yang mengandung cuka.

c. Makanan dan minuman yang terlalu dingin atau

panas39

d. Makanan yang terlalu keras.36

7. Jenis Makanan dan minuman Yang Baik Untuk

Kesehatan Gigi

a. Karbohidrat sebagai sumber tenaga yang bisa

didapat dari nasi dan makanan lain dapat diganti

dengan roti atau kentang.

b. Protein sebagai zat pembangun yang terkandung

dalam makanan seperti daging, ikan, tempe, tahu

dan susu.

c. Vitamin dan mineral, yang terdapat dalam buah-

buahan dan sayur-sayuran, serat yang terdapat

28
pada sayur dan buah sangat efektif berfungsi

sebagai pembersih alami gigi.32

29
BAB II
PERILAKU ANAK

A. Siswa Usia Anak Sekolah Dasar

1. Karakteristik siswa sekolah dasar

Kecenderungan belajar anak usia Sekolah Dasar

memiliki tiga ciri yaitu:

a. Konkret, yang artinya bahwa proses belajar

beranjak atau berproses dari hal-hal yang nyata

artinya dapat dilihat, didengar, dicium, diraba

dan giring atau diotak-atik, dengan titik

penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai

sumber belajar yang dapat dioptimalkan untuk

pencapaian proses dan hasil yang berkualitas

bagi anak usia SD.

b. Integratif, berarti memandang sesuatu yang

dipelajari sebagai suatu keutuhan dan terpadu,

30
dimana konsep tidak dipilah-pilah dalam

berbagai disiplin ilmu, melainkan dikait-kaitkan

menjadi pengalaman yang bermakna.

c. Hierakis, adalah berkembang secara bertahap

mulai dari hal yang sederhana ke hal-hal yang

lebih kompleks. Dengan demikian perlu

diperhatikan urutan logis, keterkaitan antara

materi pembelajaran dan cakupan keluasan

materi pembelajaran.23

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa sekolah

dasar

a. Faktor internal

1) Jenis kelamin

2) Usia

3) Motivasi

4) Kecerdasan ataupun prestasi

31
b. Faktor eksternal

1) Peran orang tua

2) Tingkat pengetahuan

3) Fasilitas pembelajaran

4) Sosial budaya42

3. Prinsip-prinsip pendidikan untuk siswa sekolah

dasar

a. Pengalaman mengembangkan tema yang

disesuaikan dengan materi pembelajaran yang

akan dikembangkan

b. Dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan

anak (expanding community approach)

c. Dimulai dari hal-hal yang mudah menuju yang

sulit, dari hal yang sederhana menuju yang

kompleks, dan dari hal yang konkret menuju

yang abstrak.

32
B. Perilaku

Perilaku manusia itu sangat kompleks dan

mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin

Bloom seorang ahli psikologi pendidikan membagi

perilaku menjadi 3 ranah untuk kepentingan tujuan

pendidikan yang terdiri dari, ranah kognitif, ranah

efektif, dan ranah psikomotor. dalam perkembangan

selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk

kepentingan pengukuran keberhasilan pendidikan, ketiga

ranah ini diukur dari:

1. Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil dari mengetahui dan

itu terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah

kesan yang dibuat dalam pikiran manusia dengan

menggunakan panca indera, atau mungkin semua

33
yang diketahui terbentuk dari pengalaman yang

terus berulang.43 pengetahuan yang dicakup didalam

ranah kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni:

a) Tahu (know) yang diartikan sebagai mengetahui

apa yang dimaksud dengan mengingat atau

menggali kembali (recalling) materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Untuk mengetahui suatu

materi yang telah diberikan maka dapat

menggunakan pertanyaan-pertanyaan

b) Memahami (comprehension) diartikan sebagai

suatu kemampuan untuk menginterpretasikan

secara benar suatu objek yang diketahui, yang

artinya tidak hanya sekedar mengetahui tentang

objek tersebut.

c) Aplikasi (aplication) merupakan kemampuan

seseorang untuk menggunakan materi atau

34
mengimplementasikan materi yang telah diterima

pada situasi dan kondisi real (sebenarnya).

d) Analisis (analysis) kemampuan untuk

menjabarkan atau memisahkan komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu maslah

atau objek yang diketahui kemudian mencari

hubungan antara komponen tersebut. Jika orang

tersebut dapat membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, membuat diagram atau bagan

terhadap pengetahuan atas objek tersebut maka

dikatakan telah sampai pada tahap analisis.

e) Sintesis (synthetis) merujuk pada suatu

kemampuan untuk meletakkan dan

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru dapat merangkum

35
dan menyimpulkan secara logis terkait

komponen pengetahuan yang dimiliki.

f) Evaluasi (evaluation) bersangkutan dengan

menilai melibatkan kemampuan seseorang untuk

membenarkan, melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian itu berdasarkan kriteria yang telah

ditentukan sendiri atau juga yang sudah ada

sesuai dengan norma yang berlaku di

masyarakat.

2. Sikap (attitude)

Sikap adalah respon seseorang terhadap suatu

stimulus atau objek yang tetap tertutup. Seperti

halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari beberapa

tingkatan, yaitu:

36
a) Menerima (receiving) diartikan sebagai perhatian

pada stimulus yang diberikan, sikap sesorang ini

dapat dapat dilihat dari kesedian untuk

memperhatikan materi yang diberikan.

b) Merespon (responding) diartikan sebagai umpan

balik yang didefinisikan sebagai memberikan

jawaban atas pertanyaan yang diajukan,

mengerjakan, melakukan dan menyelesaikan

pekerjaan yang diberikan. Tidak masalah

Terlepas dari pekerjaan itu baik atau buruk

berarti orang tersebut menerima ide itu.

c) Menghargai (valuing) ) pemecahan masalah atau

mendiskusikan masalah dengan melibatkan orang

lain dalam upaya pemecahan masalah.

d) Bertanggung jawab (responsible) adalah sikap

tertinggi dalam memilih sesuatu setelah

37
mempertimbangkan resikonya. Yang mau jadi

penerima, meski berlawanan dengan beberapa

pihak, adalah bentuk dari sebuah tanggung

jawab.

3. Tindakan (practice)

Suatu sikap tidak selalu harus diwujudkan

dalam suatu tindakan, harus memiliki faktor

pendukung atau kondisi pendukung, seperti fasilitas.

Horsland berpendapat bahwa proses perubahan

perilaku pada dasarnya sama dengan proses belajar.

Proses perubahan perilaku menggambarkan proses

belajar individu, meliputi:

a) Stimulus atau (rangsangan) yang diberikan pada

siswa dapat diterima ataupun juga dapat ditolak,

jika stimulus tidak diterima artinya stimulus yang

diberikan tidak berpengaruh pada siswa begitu

38
juga sebaliknya apabila stimulus diterima berarti

perhatian dan stimulus dari individu efektif.

b) Jika perhatian individu sudah dapat menerima

suatu stimulus, maka akan dia memahami

stimulus yang telah diberikan dan akan

melanjutkan ke proses selanjutnya.

c) Setelah peserta didik mengelolah rangsangan

tersebut maka peserta didik bersedia untuk

bertindak (perilaku) atas rangsangan yang telah

diterima.

Hasilnya, rangsangan yang telah diberikan akan

sangat berpengaruh pada perilaku individu (perubahan

perilaku) dengan adanya dukungan fasilitas baik sarana

ataupun prasarana yang ada dan juga dorongan dari

lingkungan.

39
BAB III
DENDE MISSION

A. Akdende-Dende (Dende mission) permainan

tradisional

1. Pengertian Dende mission gamifikasi android

Dalam bahasa Bugis-Makassar Akdende-dende

terdiri dari dua kata yaitu Ak yang berarti melakukan

dan dende-dende berarti lompat-lompat, jadi

Akdende-dende merupakan permainan yang

dimainkan dengan cara melompat-lompat dengan

menggunakan satu kaki. Permainan ini merupakan

permainan yang dilestarikan, tentang istilah nama

jenis permainan dimasing-masing wilayah juga

berbeda-beda, permainan ini pada umumnya

dimainkan oleh anak perempuan sesuai aturan dan

teknik yang berlaku permainan ini mudah dalam

40
mempelajarinya dan dapat dimainkan baik itu dari

anak prasekolah sampai anak remaja bisa

memainkannya, permainan Dende-Dende pertama

kali dibuat melalui plot dan menggambar garis

setengah lingkaran, dimana bermain tergantung pada

situasi dan kondisi lahan yang tersedia, biasanya di

halaman depan rumah di atas permukaan tanah, di

lantai halaman, peralatan bermain gerabah.1344

Bermain sangat penting bagi perkembangan

kehidupan anak-anak. Permainan juga adalah salah

satu bentuk kegiatan yang menyenangkan yang

dilakukan semata-mata untuk kegiatan itu sendiri,

bukan karena ingin mendapatkan sesuatu yang

dihasilkan dari kegiatan itu sendirit, sehingga

dibutuhkan suatu metode pembelajaran yang dapat di

41
implementasikan dengan teknik yang menyenangkan

yaitu dengan metode bermain.

Penerapan permainan dende-dende ini

kemudian dapat diadopsi, dikarenakan pembelajaran

dimulai dengan cara belajar yang melibatkan

pengalaman dalam permain tertentu, maka hal

tersebut dapat meningkatkan keterampilan,

penanaman dan konsep, pemahaman, kemampuan,

pengambilan, peningkatkan, penentuan keputusan

yang diharapkan dapat memecahkan masalah.14

Berdasarkan dari studi pendahuluan yang dilakukan

dimana melibatkan 11 anak dalam mempraktikkan

permainan tradisional sulawesi selatan didapatkan

bahwa permainan tersebut dianggap cukup mudah

dan menyenagkan untuk diterapkan bagi anak-anak

yang berada disemarang.

42
Permainan dende mission ini sendiri

merupakan replikasi dari permainan tradisional asal

sulawesi selatan yang diubah dalam bentuk aplikasi

game android yang memiliki beberapa fitur dalam

peningkatan perilaku menggosok gigi antara lain,

menjalankan misi pertama berupa perintah

menggosok gigi yang diberikan jangka waktu

tertentu untuk memberi waktu pengguna untuk

melakukan gosok gigi yang nantinya akan

mendapatkan reword dan clue berupa informasi

kesehatan gigi dan mulut yang dapat digunakan pada

misi selanjutnya, yang kemudian akan berlanjut ke

misi utama yaitu permainan dende dimana pengguna

akan diarahkan untuk melempar gancuk pada

papan/bangun datar yang terdapat pada aplikasi yang

memiliki bentuk gabungan dari unsur geometri yakni

43
bangun datar, dibagian teratas yang disebut

kepala,terdapat bentuk setengah lingkaran, persegi

panjang, persegi, segitiga dan trapesium. Susunan

dari bangun datar tersebut nantinya memiliki

beberapa bentuk atau letak yang bervariasi sesuai

level yang telah dicapai. Dilanjutkan dengan

melompatnya avatar atau karakter (persona)

pengguna pada bangun datar tempat gancuk terhenti

yang kemudian akan mendapat pertanyaan terkait

kesehatan gigi dan mulut dimana jawaban dari

pertanyaan tersebut didapatkan dari misi yang telah

dilewati.

2. Kelebihan permainan dende mission

a. Edukasi dengan unsur permainan merupkan

kegiatan yang menyenagkan dalam

44
melakukannya juga kegiatan yang dapat

menghibur.

b. Permainan memungkinkan terjadinya interaksi

yang aktif dari peserta didik dalam proses

belajar.

c. Permainan bisa memberikan feedback secara

langsung.

d. Penerapan konsep Permainan dapat diterapkan

ataupun peran-peran kedalam situasi peranan

yang sebenarnya di masyarakat.

e. Permainan bersifat mudah untuk dimengerti dan

fleksibel.

f. Permainan bisa dengan sangat mudah untuk

dibuat, diperbanyak atau dikembangkan sesuai

tujuan.

45
3. Kekurangan

a. Karena asyik atau karena belum mengenai aturan

atau teknis pelaksanaan.

b. Pada replikasi dende mission hanya melibatkan

pengguna permainan saja atau dijalankan secara

individu sedangkan perlunya keikut sertaan

siswa/warga dalam proses belajar sangatlah

penting supaya proses tersebut dapat lebih efektif

dan efisien.

4. Pemanfaatan permainan tradisional.

Anak-anak zaman dahulu lebih banyak

menghabiskan waktu bermain duluar rumah namun

kondisi tersebut sudah sangat jarang ditemui

dizaman sekarang dimana anak-anak lebih banyak

menghabiskan waktu dengan gedget yang

mengakibatkan permainan tradisional tidak se-eksis

46
dahulu. Faktor lain yang yang menebabkan

permainan tradisional hampir punah yaitu

dikarenakan kondisi ruang bermain untuk anak yang

mulai terbatas. Pemakaian teknologi sudah tidak

dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari yang dapat

digunakan hampir oleh seluruh kalangan sehingga

orang tua ataupun pendidik berusaha menghadirkan

permainan-permainan yang bisa menjadi sarana

untuk menstimulasi perkembangan anak. Berbagai

cara bisa dilakukan salah satunya yaitu dengan

memanfaatkan permainan tradisional dalam

pembelajaran.

Dalam beberapa penelitian yang melibatkan

permainan tradisional dimana permainan tersebut

digunakan sebagai sarana yang dapat menstimulasi

aspek-aspek. Permainan tradisional yang digunakan

47
bisa disesuaikan dengan konteks sosial dari wilayah

anak tersebut berada. Sebagai contoh adalah

permainan ak’dende-dende yang berasal dari

Sulawesi Selatan bisa dimanfaatkan oleh orang tua

maupun guru yang berada didaerah tersebut dalam

menstimulasi aspek perkembangan anak. 45

5. Tahapan Dende Mission

a. Permainan Edukasi

Permainan edukatisi adalah sebagian dari media

promosi kesehatan gigi dan mulut dalam bentuk

penyuluhan yang efektif untuk mengembangkan

kemampuan anak optimal46. permainan edukasi

dapat meningkatkan kemampuan berfikir,

dimana rancangan dengan metode ini dibuat

dalam menstimulasi cara berpikir anak dalam

meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi

48
maupun untuk menyelesaikan sebuah masalah.47

materi edukasi pada ini meliputi :

1) Syarat sikat gigi yang benar

2) Syarat pasta gigi yang benar

3) Teknik menggosok gigi

4) Waktu menggosok gigi yang benar

5) Dampak tidak menggosok gigi

6) Jenis makanan yang merusak gigi

7) Jenis makanan yang menyehatkan gigi

b. Simulasi

Dengan media tersebut maka diharapkan peserta

didik dapat belajar secara mandiri juga

memahami materi sehubungan dengan kesehatan

gigi yang ada didalam permainan dalam bentuk

simulasi gambar hingga dapat mendukung

kemampuan kognitif siswa dalam berfikir,

49
berperilaku dan merubah kebiasaan hidup sehat

melalui media yang disampaikan5

c. Evaluasi

Evaluasi adalah proses untuk mempertimbangkan

suatu barang, hal atau gejala dengan

mempertimbangkan berbagai faktor yang

kemudian disebut value judgment48. Dimana

adanya efek perubahan setelah pemberian

stimulasi yang kemudian data yang diperoleh

akan dianalisis.

50
6. Desain aplikasi Dende Mission

a. Tampilan awal
Keluar
Sound

Play

Aturan Bermain

Profil

Gambar 4.1 Tampilan Awal


b. Sound

Ikon sound dapat digunakan pengguna untuk

mengatur mengaktifkan ataupun

menonaktifkan suara saat membuka dan

menjalankan permainan.

51
c. Keluar

Seperti fungsi pada progam lain, ikon keluar

digunakan untuk keluar dari aplikasi saat

selesai menggunakannya.

d. Play

Ikon play digunakan untuk memulai

permainan dimana penampakan dari tampilan

awal akan berubah saat menyentuh (tap) pada

ikon tersebut yang akan menampilkan misi

yang akan dijalankan, adapun tampilannya

seperti berikut :

52
Ikon kembali ke
tampilan awal

Misi menggosok
gigi Misi Ak’Dende

Gambar 4.2 Fitur Permainan

1) Misi menggosok gigi

Berikut tampilan misi menggosk gigi saat

ditekan (tap)
Akses kamera

Gambar 4.3 Pengumpulan foto

53
Lanjutan
Materi / informasi

Pada bagian misi menggosok gigi

pengguna akan diarahkan untuk

melakukan penyetoran foto saat

melakukan gosok gigi yang dapat dibantu

orang tua/wali dalam pengambilan

gambar, apabila siswa telah melakukan

penyetoran foto sebanyak 2 kali dalam

54
sehari maka secara automatis materi atau

informasi terkait menggosok gigi akan

terbuka secara bertahap seperti pada

gambar diatas.

Adapun isi informasi yang dimuat antara

lain :

i. Sysrat sikat gigi

ii. Syarat pasta gigi

iii. Teknik menggosok gigi

iv. Waktu menggosok gigi yang baik

dnan benar

v. Dampak tidak menggosok gigi

vi. Jenis makanan yang merusak gigi

vii. Jenis makanan yang menyehatkan

gigi

2) Misi Ak’Dende

55
Pada bagian ini jika misi menggosok gigi

telah dilakukan maka pengguna dapat

melanjukan kemisi selanjutnya yaitu misi

Ak’Dende, pada misi ini pengguna harus

melemppar gancuk (pelempar) pada

bidang yang terdapat pada layar, yang

akan dimulai dengan mengarahkan panah

pada bidang yang akan ditembak dimulai

pada bidang yang paling rendah (sesuai

urutan angka pada bidang), kemudian

akan muncul bar untuk mengatur

kekuatan lemparan, apabila gancuk

masuk kedalam bidang maka avatar

dapat melompat kebidang yang kosong

sesuai urutan yang banyak lompatannya

akan ditentukan dengan hasil angka dadu

56
yang keluar, kemudian apabila avatar

telah melompat maka akan muncul

pertanyaan terkait kesehatan gigi dan

mulut, hal tersebut akan berlangsung

sampai avatar sampai pada bidang

terakhir dan kembali memutar ke bidang

yg telah dilewati sebelumnya dengan

menyentuh dadu pada layar, jika sudah

kembali pada tempatnya semula maka

pengguna dapat melanjutkan permainan

kebidang selanjutnya sampai pada bidang

terakhir.

Adapun gambaran pada misi tersebut

sebagai berikut:

57
kembal
i
bidang

avatar Bar
power
bidak

panah

lempar

Gambar 4.4 Permainan Fitur Akdende

58
Lanjutan

Dadu

59
e. Aturan bermain

Pada ikon aturan bermain akan dimunculkan

pada layar naskah yang mengandung bagaimana

cara untuk memainkan Dende Mission seperti

pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.5 Aturan Bermain

60
f. Profil

Pada bagian ikon profil akan muncul pada layar

data yang harus dimasukkan oleh pengguna

seperti pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.6 Halaman Pengisian Profil

61
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Media Edukasi “Dende Mission” Permainan

Tradisional Berbasis Gamifikasi Android digunakan

untuk meningkatkan penegtahuan, sikap maupun

tindakan menggosok gigi anak siswa Sekolah Dasar

sehingga dapat menurunkan skor debris indeks.

B. SARAN

Inovasi Media Edukasi “Dende Mission”

Permainan Tradisioanl Berbasis Gamifikasi Android

diharapkan dapat mengoptimalkan pelaksanaan perilaku

menggosok gigi baik dalam sektor maupun lintas sektor

program dengan kolaborasi antara kelompok sasaran

dengan puskesmas maupun sekolah guna menciptakan

perilaku menggosok gigi yang baik dan benar.

62
DAFTAR PUSTAKA

1. Purnama, T., Rasipin & Santoso, B. Pengaruh Pelatihan Tedi ’ s


Behavior Change Model pada Guru dan Orang Tua terhadap
Keterampilan Menggosok Gigi Anak Prasekolah. Qual. J.
Kesehatann 13, 75–81 (2019).

2. Rahmawati, I., Hendrartini, J. & Priyanto, A. Perilaku Kesehatan


Gigi dan Mulut pada Anak Sekolah Dasar. Kedokt. Masy. 27, 180–
186 (2011).

3. Riskesdas2018. Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL. (2019).

4. Santoso, B. & Sutomo, B. Pengaruh Umur Kehamilan, Tingkat


Pengetahuan Tentang Menyikat Gigi, Terhadap Derajat Kebersihan
Gigi Dan Mulut Pada Ibu Hamil Di Kelurahan Bintoro Kabupaten
Demak. J. Kebidanan 6, 64 (2017).

5. Muliadi, Santoso, B. & Anwar, M. choiroel. Monopoly game as


android-based dental health education media. J. Appl. Heal. Manag.
Technol. 1, 7–15 (2019).

6. Hutami, A. R., Dewi, N. M., Setiawan, N. R., Putri, N. A. P. &


Kaswindarti, S. Penerapan Permainan Molegi (Monopoli Puzzle
Kesehatan Gigi) Sebagai Media Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut
Siswa SD NEGERI 1 BUMI. 01, (2019).

7. Fatmasari, D., Rasipin, R., Santoso, B., Supriyana, S. & Utami, W. J.


D. Mogigu (Menggosok Gigi Asyik Dengan Lagu) To Increase
Brushing Teeth of the Elementary School. J. Appl. Heal. Manag.
Technol. 1, 16–22 (2019).

8. Nurrochman, A., Djamil, M., Santoso, B. & Sunarjo, L. I


nternational J ournal of A llied M edical S ciences and C linical R
esearch ( IJAMSCR ) caries dental knowledge and attitudes toward
increasing the mother mother in district banyudono PKK. Int. J.
Allied Med. Sci. Clin. Res. 7, 175–183 (2019).

9. Pratiwi, D. A., Yuniar, N. & Erawan, P. E. M. Pengaruh Penyuluhan


Metode Permainan Edukatif dan Metode Ceramah Terhadap

63
Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Tentang Pencegahan Penyakit
Diare Pada Murid SD di Kecamatan Poasia Kota Kendari Tahun
2015. J. Kesehat. Masy. (2015).

10. Hamdalah, A. Efektivitas media cerita bergambar dan ular tangga


dalam pendidikan kesehatan gigi dan mulut siswa SDN 2 Patrang
Kabupaten Jember. J. Promkes 1, 118–123 (2013).

11. Sari, E. K. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Gosok Gigi Dengan


Metode Permainan Simulasi Ular Tangga Terhadap Perubahan
Pengetahuan, Sikap, Dan Aplikasi Tindakan Gosok Gigi Anak Usia
Sekolah Di Sd Wilayah Paron Ngawi. J. keperawatan Univ.
Airlangga 1–11 (2007).

12. Maulidyana. Pengembangan Model Permainan Tradisional Untuk


Meningkatkan Kemampuan Sosial Pada Anak Usia Dini. J. Pendidik.
kekhususan Pendidik. Anak Usia Dini UNM (2019).

13. Hasmawaty. Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak


Melalui Kegiatan Bermain Tradisional Akdende-Dende Pada TK.
Yafqaeda Kota Makassar. JIKAP PGSD J. Ilm. Ilmu Kependidikan 1,
85–95 (2017).

14. Zahra, F. A. & Basri, S. Penerapan Metode Bermain Dende-Dende


Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Geometri Siswa SD di
Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros. J. Ilm. Ecosyst. 17, 661–669
(2017).

15. Budiono, Y. & Santoso, H. B. Sistem Informasi Klinik Gigi Berbasis


Web. J. EKSIS 09, 13–19 (2016).

16. Muslimin, T. P. & Rahim, A. Etnomatematika Permainan Tradisional


Anak Makassar Sebagai Media Pembelajaran Geometri Pada Siswa
Sd. J. Pedagog. 6, 22–32 (2019).

17. Pembangunan Kesehatan Masyarakat di Indonesia.


(DepartemenKesehatan RI, 1990).

18. B, B. Ilmu Kesehatan Masyarakat. (Badan penerbit UNIVERSITAS


DIPONEGORO, 1997).

64
19. Widodo, B. PENDIDIKAN KESEHATAN DAN APLIKASINYA
DI. Madrasah 7, 89–100 (2014).

20. Sari, I. P. T. P. S. PENDIDIKAN KESEHATAN SEKOLAH


SEBAGAI PROSES PERUBAHAN PERILAKU SISWA. J.
Pendidik. Jasm. Indones. 9, 141–147 (2013).

21. Erwin setyo, K. Konsep, proses, dan aplikasi dalam pendidikan


kesehatan. Fak. Ilmu Keolahragaan Univ. Negeri Yogyakarta (2012).

22. Notoatmodjo, S. Ilmu Kesehatan Masyarakat. (PT Rineka Cipta,


2003).

23. Rusman. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan


Profesionalisme Guru. (Rajawali Pers, 2013).

24. Scheerens, J. Educational Effectiveness and Ineffectiveness.


(Springer, Dordrecht, 2016). doi:https://doi.org/10.1007/978-94-017-
7459-8.

25. Arsyad, A. Media Pembelajaran. (Rajawali Pers, 2019).

26. Jauharie, A. P. Pengaruh Promosi Kesehatan Dengan Media Leaflet


Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang Persalinan Preterm.
Univ. Tanjungpura Pontianak 3, 1–16 (2016).

27. Bagaray, F. E. K., Wowor, V. N. S. & Mintjelungan, C. N.


Perbedaan efektivitas DHE dengan media booklet dan media flip
chart terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut
siswa SDN 126 Manado. e-GIGI 4, (2016).

28. Kantohe, Z. R., Wowor, V. N. S. & Gunawan, P. N. Perbandingan


efektivitas pendidikan kesehatan gigi menggunakan media video dan
flip chart terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut anak. e-GIGI 4, 7–12 (2016).

29. Agrawal, R. et al. Assessment of Dental Caries and Periodontal


Disease Status among Elderly Residing in Old Age Homes of
Madhya Pradesh. J. Int. Oral Heal. 7, 57–64 (2015).

65
30. Setianingtyas, D. & Erwana, A. F. Merawat dan Menjaga Kesehatan
GIGI dan MULUT. (Rapha Publishing, 2018).

31. Dogar, F., Kruger, E., Dyson, K. & Tennant, M. Oral health of pre-
school children in rural and remote Western Australia. Rural Remote
Health 11, 1–7 (2011).

32. Ferry, A. & Angeline, J. Bebas Sakit Gigi & Mulut Pada Kehamilan.
(Rapha Publishing, 2018).

33. Mumpuni, Y. & Pratiwi, E. Masalah & Solusi Penyakit Gigi dan
Mulut. (Rapha Publishing, 2013).

34. Machfoedz, I. Menjaga Kesehatan Gigi & Mulut Anak Ibu Hamil.
(Fitramaya, 2008).

35. Hermawan, R. Menyehatkan Daerah Mulut. (BUKUBIRU, 2010).

36. Darmawan, L. Cara Cepat Membuat Gigi Sehat & Cantik dengan
Dental Cosmetics. (PT Gramedia Pustaka Utama, 2007).

37. Siahaan, E. G. Gambaran Mengkonsumsi Buah Bengkuang Terhadap


Penurunan Debris Indeks Pada Siswa-Siswi Kelas Iv Sd Negeri
067247 Kecamatan Medan Tuntungan. Endocrine 9, (2020).

38. Kemp, J. & Walters, C. Partical Parenting : Your Child Teeth.


(Octopus Publishing Group Ltd, 2003).

39. Besford, J. Good Mouthkeeping: a Parent’s Guide to Dental Care.


(Oxford University, 1996).

40. Yustianti, E. N. & Yusiana, M. A. Perilaku Menggosok Gigi Yang


Benar Pada Anak Usia Prasekolah. Angew. Chemie Int. Ed. 11, 951–
952 (2018).

41. Andini, A. D. & Tjahyadi, T. Gigi Sehat Ibadah Dahsyat. (Pro-U


Media, 2011).

42. BATTY, M., COLLINS, J. M. & ODDERS-WHITE, E.


Experimental Evidence on the Effects of Financial Education on

66
Elementary School Students’ Knowledge, Behavior, and Attitudes. J.
Consum. Aff. 49, 69–96 (2015).

43. Riyanti, E. & Saptarini, R. Upaya Peningkatan Kesehatan Gigi dan


Mulut Melalui Perubahan Perilaku Anak. MIKGI 11, (2009).

44. Husain, M. S., Salam, S. & Aswar. PKM Pelatihan Praktik Melukis
Teknik Fresco Bagi Murid dan Guru Di Sekolah Dasar INPRES
Unggulan BTN . Pemda Makassar. J. Dedik. 22, 135–142 (2020).

45. Mahmud, B. Perkembangan Pada Anak Usia Dini. Ya Bunayya 1, 67


(2019).

46. Widodorini, T., Silviana, N. M. & Yudha, I. G. A. W. Mengangkat


Permainan Trasional Menjadi Permainan Edukasi Kesehata Gigi dan
Mulut. E-Prodenta J. Dent. 2, 140–148 (2018).

47. Sumantri, D., Lestari, Y. & Arini, M. Pengaruh Perubahan Tingkat


Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Pelajar Usia 7-8 Tahun
Di 2 Sekolah Dasar Kecamatan Mandiangin Koto Selayan Kota
Bukittinggi Melalui Permainan Edukasi Kedokteran Gigi. Andalas
Dent. J. 1, 39–48 (2013).

48. Maltby, J. et al. Social ranking effects on tooth-brushing behaviour.


Br. J. Health Psychol. 21, 374–388 (2016).

67

Anda mungkin juga menyukai