Oleh :
TAHUN 2023
CASE STUDY
“TESLA”
1. Latar Belakang
Tesla, Inc. (adalah sebuah perusahaan otomotif dan penyimpanan
energi asal Amerika Serikat yang didirikan oleh Martin Eberhard, Marc
Tarpenning, JB Straubel dan Ian Wright, serta berbasis di Palo Alto, California.
Perusahaan ini memiliki spesialisasi di mobil listrik, komponen mesin, dan juga
memproduksi perangkat pengisi ulang baterai
Tesla didirikan pada tahun 2003 oleh Elon Musk dengan visi untuk
mengurangi emisi karbon di dunia dengan cara membuat mobil listrik yang
terjangkau dan menarik. Sejak saat itu, perusahaan ini telah berkembang
menjadi pemimpin dalam industri mobil listrik dan energi terbarukan. Namun,
Tesla masih dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti persaingan yang
meningkat dari produsen mobil listrik lainnya, masalah pasokan baterai, dan
kebutuhan untuk memperluas jangkauan produk
2. Weakness
a. Harga Mobil Cenderung Lebih Tinggi.
Sebagai produsen mobil mewah, Tesla memposisikan dirinya untuk
kelas konsumen yang spesifik dan terbatas. Kendaraan mewah
seringkali tidak terjangkau untuk beberapa segmen konsumen.
Tingginya harga jual Tesla karena mahalnya biaya penelitian, inovasi,
dan penyediaan teknologi mutakhir seperti teknologi autopilot.
b. Capacty Mesin Sangat Terbatas.
Tesla mempunyai kapasitas produksi yang terbatas termasuk dalam
penyediaan baterai untuk mobil listrik.
c. Hanya Memiliki 1 Pemasok.
Tesla sangat bergantung pada beberapa pemasok utama, dan ini
dapat menimbulkan risiko pada rantai pasokan dan produksinya. Saat
ini Tesla menjadi konsumen baterai terbesar di dunia, dan semuanya
berasal dari satu sumber. Walaupun Tesla mempunyai pabrik baterai
sendiri, akan tetapi pabrik baterai tersebut belum mampu untuk
memenuhi kebutuhan dari produksi mobil Tesla. Untuk produsen
mobil listrik, baterai adalah bagian terpenting, dan ketika pasokan itu
habis, produksi dipastikan akan terganggu.
d. Elon Musk Effect.
Tesla selalu identik dengan penemunya yaitu Elon Musk. Tanpa
Musk, tidak jelas apakah Tesla diduga akan memiliki arahan atau
kepemimpinan yang jelas atau tidak. Sehingga apabila Elon Musk
tidak ada di Tesla belum ada suksesor yang dianggap bisa memimpin
Tesla sebaik Elon Musk saat ini.
e. Komplektistas Pembuatan
Semakin tinggi standar inovasi, semakin besar komplikasi mekanik
dan faktor risiko produksi. Tesla menghadapi keterlambatan
peluncuran, produksi, dan peningkatan produksi yang berkelanjutan
sambil meluncurkan kendaraan baru dan produk lainnya. Sebagai
contoh, Tesla menghadapi tantangan manufaktur tanpa akhir ketika
mereka akan meluncurkan Model X, yang menyebabkan
keterlambatan distribusi yang konstan.
f. Infrastruktur masih kurang
Tempat pengisian isi ulang baterai khususnya di Indonesia yang
masih sedikit menyebabkan masyarakat belum tertarik untuk membeli
mobil listrik.
3. Oppurtunity
a. Memiliki Pasar Yang luas di Asia
Negara-negara Asia merupakan target besar bagi perusahaan di
seluruh dunia, termasuk perusahaan otomotif. Dengan miliaran
pelanggan potensial, mereka berbondong-bondong ke negara-negara
ini, dengan harapan dapat menjangkau segmen pembeli mobil baru.
Dengan reputasinya yang sudah berkembang untuk keunggulan
dalam mobil listrik, Tesla berada dalam posisi yang kuat untuk
memperkuat posisinya di pasar Asia, yang dapat berkontribusi pada
keuntungan perusahan.
4. Threat
a. Competetiv Market.
Tesla menghadapi persaingan ketat dari produsen mobil listrik asal
china yaitu BYD. Per kuartal 4 tahun 2022, BYD telah menguasai
market share mobil listrik dunia dengan market share sebesar 20%
sedangkan Tesla ada diangka 12 %.
b. Government Regulation.
Perubahan peraturan pemerintah, apabila terjadi penghapusan
insentif pajak untuk kendaraan listrik secara bertahap dimasa depan
nanti, dapat berdampak negatif terhadap penjualan dan profitabilitas
Tesla. Kemudian terkait dengan isu lingkungan juga kan berdampak
signifikan terhadap profitabilitas Tesla, apabila dunia global
menganggap konsep green car ini tidak terlalu penting, maka secara
otomatis akan berdampak pada profitabilitas Tesla
c. Unpredictable Global Economic.
Kemerosotan ekonomi dapat berdampak negatif terhadap permintaan
konsumen akan produk kelas atas, seperti produk Tesla.
d. Supply Chain.
Gangguan dalam rantai pasokan Tesla, seperti kekurangan
komponen utama, dapat berdampak negatif pada produksi dan
profitabilitasnya.
e. Dasar Hukum terhadap konsep autopilot pada mobil Tesla.
Meskipun pemikiran tentang mobil tanpa pengemudi mungkin tampak
menarik, teknologi ini merupakan teknologi baru dan sebagian besar
belum teruji dalam aspek hukumnya. Seperti hampir pada semua
bentuk teknologi baru, perlu diuji secara menyeluruh, diperiksa,
diatur, dan yang paling penting, konsekuensi hukum serta regulasi
hukumnya juga harus dipastikan telah diatur dengan baik.
f. Faktor Risiko Kerusakan Lingkungan dan Risiko Pelanggan
Cedera Akibat Penggunaan Lithium-ion. Tesla menggunakan
baterai lithium-ion untuk pengoperasian mobil listriknya. Litium adalah
elemen yang sangat reaktif dan mudah meledak. Tesla telah
menghadapi beberapa kasus di mana mobil mereka terbakar dan
mengeluarkan asap, yang telah mencemarkan nama baik
perusahaan secara masif.