Anda di halaman 1dari 12

GENERALISASI

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Psikologi Belajar

Dosen Pengampu :

Jon Iskandar Bahari, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Siti Lailiya Azizi NIM:


2022390101707

Zakiyatul Marfu’ah NIM:


2022390101662

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG BANYUWANGI

2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah swt yang telah memudahkan kami dalam pembuatan tugas
makalah ini, sehingga dapat terselesaikan tepat waktu. Selawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membimbing umat manusia dari zaman
kegelapan hingga zaman terang benderang, yakni dengan ad- Dinul Islam.

Kami bersyukur kepada Allah swt atas limpahan nikmat sehat dan kemudahan dari-
Nya, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan tugas pembuatan makalah dari mata
kuliah
Psikologi Belajar dengan judul “Generalisasi.”

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada dosen
mata kuliah Psikologi Belajar , yakni Bapak Jon Iskandar Bahari yang telah memberikan
tugas ini kepada kami. Karena dengan adanya tugas ini, wawasan pada bidang yang kami
tekuni menjadi bertambah.

Kami selaku penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi semua insan yang membaca.

Kami juga tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca, agar pembuatan makalah ini nantinya bisa menjadi lebih baik lagi.

Demikian, apabila ada kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Genteng, 22 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................1

C. Tujuan Masalah.............................................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................................2

A. Pengertian Generalisasi................................................................................................................2

B. Macam-Macam Generalisasi.........................................................................................................3

C. Faktor Yang Mempengaruhi Generalisasi......................................................................................4

D. Generalisasi Empirik dan Generalisasi dengan Penjelasan............................................................6

BAB III. PENUTUP................................................................................................................8

A. Kesimpulan...................................................................................................................................8

B. Kritik dan Saran.............................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9
ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam keseharian kita bermasyarakat sering manusia melakukan suatu analisa , kita sadari
maupun tidak manusia sering melakukan itu . Mungkin saja kegiatan analisa terjadi saat
mereka mengamati sesuatu atau hanya sekedar ingin tahu apa yang terjadi. Manusia adalah
makhluk yang berpikir , banyak ilmu pengetahuan yang mereka miliki akan tetpi terkadang
mereka tidak menyadari sepenuhnya. Saat seseorang melakukan analisa dari suatu fenomena
yang menjururs kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum.

Generalisasi dipahami terkait langsung dengan transfer pengetahuan diberbagai situasi.


Pengetahuan yang akan di transfer sering disebut abstraksi , karen pembelajar mengabstraksi
aturan atau pola karakteristik dari pengalaman sebelumnya dengan rangsangan serupa.
Generalisasi dapat didukung dan sebagian dijelaskan aoleh pendekatan koneksionisme sama
seperti kecerdasan buatan belajar membedakan antara kategori yang berbeda dengan
menerapkan pembelajaran masa lalu ke situasi baru .

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ada beberapa rumusan masalah yang akan dikupas
tuntas, yaitu:

1. Apa Pengertian Generalisasi ?


2. Apa Saja Macam-Macam Generalisasi ?
3. Apa Faktor Yang Mempengaruhi Generalisasi ?
4. Bagaimana Generalisasi empirik dan Generalisasi dengan Penjelasan ?

C. Tujuan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah diatas,maka dikemukakan tujuan masalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengertian dari Generalisasi.


2. Mengerti apa saja Macam-Macam Generalisasi.
3. Mengetahui apa Faktor Yang Mempengaruhi Generalisasi.
4. Mengetahui bagaimana Generalisasi empirik dan Generalisasi dengan penjelasan.

BAB II
PEMBAHASAN

1
A. Pengertian Generalisasi

Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep. Generalisasi


mengungkapkan sejumlah besar informasi. Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh
rujukan pembuktian konsep. Generalisasi berisi banyak konsep. Berikut ini kutipan sebuah
generalisasi yang dikutip dari Savage dan Armstrong “Ketika suatu masyarakat meningkat
menjadi masyarakat terdidik dan masyarakat industri, maka angka kelahiran akan
menurun”.Perlu dipahami bahwa fakta menyediakan contoh-contoh bagi konsep dan
generalisasi yang spesifik. Namun demikian, jika fakta-fakta itu tidak terkait dengan konsep
dan generalisasi yang penting maka fakta-fakta tersebut hanyalah menjadi setumpuk hal yang
sepele dimana sedikit kegunaannya.

Generalisasi dalam logika adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mengikat seluruh fenomena sejenis
dengan fenomena individual yang diselidiki. Generalisasi tidak pernah sampai kepada
kebenaran pasti, tetapi kebenaran kemungkinan besar (probability.) Sama halnya dalam buku
Dasar-dasar Logika yang menyatakan bahwa generalisasi adalah suatu penalaran yang
menyimpulkan suatu kesimpulan yang bersifat umum dari premis-premis yang berupa
proposisi empiris. Prinsip yang menjadi penalaran generalisasi dapat dirumuskan “sesuatu
yang beberapa kali terjadi dalam kondisi tertentu,dapat di harapkan akan selalu terjadi apabila
kondisi yang sama terpenuhi.”
Kesimpulan itu hanya suatu harapan,suatu kepercayaan, karena konklusi penalaran induktif
tidak mengandung nilai kebenaran yang pasti, akan tetapi hanya suatu probabilitas suatu
peluang. Dan hasil penalaran generalisasi induktif itu sendiri juga di sebut generalisasi.
Kebanyakan generalisasi didasarkan pada pemeriksaan atau suatu sample atau contoh dari
seluruh golongan yang di selidiki.

Oleh karena itu, generalisasi juga biasa disebut induksi tidak sempurna atau tidak lengkap.
Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa generalisasi adalah suatu pernyataan umum yang
menyimpulkan sejumlah premis-premis yang sama kondisinya.
Contoh apabila kita mengakui bahwa setiap orang Jepang rajin dan Hanoko adalah orang
Jepang, maka kesimpulan bahwa “Hanoko adalah rajin” adalah benar pasti. Sedangkan apabila
ada penalaran bahwa Pedagang Pasar Wage A,B,C,D,E,F......,T jujur, itu tidak dapat
disimpulkan bahwa semua pedagang di Pasar Wage jujur, hanya mempunyai kebenaran
kemungkinan.Contoh lain :

Tamara Bleszynski adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.


Nia Ramadhani adalah bintang iklan, dan ia berparas cantik.
Generalisasi: Semua bintang sinetron berparas cantik.
Pernyataan “semua bintang sinetron berparas cantik” hanya memiliki
kebenaran probabilitas karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya:
Omas juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.

Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi, mendefinisikan


generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena yang
2
mencakup semua fenomena tadi. Sama seperti dalm buku Dasar-dasar Logika Surajiwo dkk,
pun merupaka suatu penalaran yang menyimpulkan suatu kesimpulan bersifat umum dari
premis-premis yang berupa proposisi empiris. Prinsipnya generalisasi dapat dirumusakan
“sesuatu yang beberapa kali tterjadi dalam kondisi tertentu dapat diharapkan akan selalu
terjadi apabila kondisi yang sama terpenuhi. Generalisasi dalam ilmu mantiq di sebut juga
istiqra’ atau istinbat.

Generalisasi secara umum adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah
fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mempengaruhi seluruh fenomena sejenis
dengan fenomena dengan hasil pandangan individual yang diselidiki. Dengan begitu suatu
fenomena yang diselidiki berlaku pula bagi fenomena yang belum diselidiki. Sehingga hasil
dari penalaran generalisasi tidak pernah sampai pada kebenaran pasti, hanya sampai
kebenarran kemungkinan besarnya saja. Generalisasi banyak didasarkan pada pemeriksaan
atas suatu sample atau contoh dari golongan yang diselidiki. Oeleh sebab itu, generalisasi juga
bisa disebut induksi tidak sempurna atau tidak lengkap. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa
generalisasi adalah suatu pernyataan umum yang menyimpulkan sejumlah premis-premis yang
sama kondisinya.

B. Macam-Macam Generalisasi

Dalam segi kuantitas yang menjadi dasar penyimpulan, generalisasi ada dua yaitu:

1. Generalisasi sempurna

Generealisasi yang seluruh fenomena menjadi dasar penyimpulan yang diselidiki,


seperti:Setelah kita melihat dan menyelidiki dari keseluruhan bulan masehi kemudian
disimpulkan bahwa semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari 31.Dalam
penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari setiap bulan kita setelah kita selidiki
tanpa ada yang ketinggalan.

2. Generalisasi tidak Sempurna.

Generalisasi yang kesimpulannya diambil berdasarkan sebagian fenomena dan


kesimpulanya berlaku juga bagi fenomena sejenis yang belum diselidiki. Misalnya, setelah
kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia adalah menusia yang suka bergotong-royong
kemudian diambil kesimpulan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-
royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna. Generalisasi tidak
sempurna tidak dapat menghasilkan kesimpulan hingga tingkat pasti, sebagaimana generalisasi
sempurna. Akan tetapi, corak generalisasi ini jauh lebih praktis dan lebih ekonomis
dibandingkan dengan generalisasi sempurna.

Jika kita berbicara tentang generalisasi, yang dimaksud adalah generalisasi tidak sempurna.
Karena populernya generalisasi ini oleh para ahli logika disebut sebagai induksi tidak
sempurna untuk menyebut bahwa tehnik ini paling banyak digunakan dalam penyusunan
pengetahuan. Dari segi sifat yang dimilikinya, induksi tidak sempurna dibagi menjadi dua
macam yaitu :

3
1. Dalam ilmu alam (sciences) putusan yang tercapai melalui induksi tidak sempurna ini
berlaku umum, mutlak jadi tak ada kecualinya. Hukum alam berlaku dengan pasti.
Hukum alam juga boleh disebut berlaku umum-mutlak (dalam lingkungan alam itu).
Hukum kepastian dan kemutlakan ini hanya berlaku dalam bidang alamiah saja.Contoh :
Hukum pembekuan air.Air akan membeku jika didinginkan. Dan ilmu alam tidak ragu-
ragu untuk meramalkan tentang pembekuan air ini karena bersifat pasti dan mutlak.

2. Dan ilmu lain itu disebut dengan ilmu sosial serta obyek penyelidikannya, yang
mungkin terpengaruhi oleh kehendak manusia. Kalau pada prinsipnya hukum alam tidak
ada pengecualiannya maka hukum-hukum pada ilmu sosial ini selalu ada kemungkinan
kekecualiannya.

Ilmunya disebut ilmu sosial serta obyek penyelidikannya mungkin terpengaruhi oleh
kehendak manusia. Kalau pada prinsipnya hukum alam tidak ada pengecualiannya maka
hukum-hukum pada ilmu sosial ini selalu ada kemungkinan kekecualiannya. Contoh :
mahasiswa TBI, ada yang suka makan nasi kucing, justru banyak yang suka makan nasi
kucing. Dengan adanya contoh tersebut jangan segera diambil keputusan umum, bahwa
mahasiswa TBI itu semuanya suka makan nasi kucing. Sebab suka atau tidak makan nasi
kucing itu sama sekali bukan sifat mutlak manusia, di mana pun juga.

Generalisasi juga bisa dibedakan dari segi bentuknya ada 2, yaitu :

1. Loncatan Induktif

Generalisasi yang bersifat loncatan induktif tetap bertolak dari beberapa fakta, namun fakta
yang digunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Fakta-fakta tersebut atau
proposisi yang digunakan itu kemudian dianggap sudah mewakili seluruh persoalan yang
diajukan. Contoh : Bila ahli-ahli filologi Eropa, melakukan pengamatan terhadap bahasa-
bahasa German, kemudian mereka menarik kesimpulan bahwa di dunia terdapat 3.000 bahasa.
Maka ini telah melakukan suatu loncatan.

2. Tanpa Loncatan Induktif

Sebuah generalisasi, apabila fakta-fakta yang diberikan cukup banyak dan menyakinkan,
sehingga tidak terdapat peluang untuk menyerang kembali.Misalnya: Untuk menyelidiki
bagaimana sifat-sifat orang Indonesia pada umumnya, diperlukan ratusan fenomena untuk
menyimpulkannya.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Generalisasi


Ini Contoh Analisis yang mempengaruhi kemampuan penalaran dan dampaknya pada
penguasaan kompetensi teknologi mekanik siswa smk se-kota Makassar .Implementasi
pendekatan saintifik berpengaruh secara signifikan terhadap keampuan penalaran sebesar
11,1% , kemandirian belajar memiliki pengaruh secara signifikan terhadap penguasaan
kemampuan penalaran sebesar 11,1% implementasi pendekatan pengaruh signifikan terhadap
penguasaan kompetensi teknologi mekanik sebesar 9,6 % , kemampuan penalaran memiliki
pengaruh signifikan terhadap penguasaan kompetensi teknologi mekanik sebesar 5,0% .
4
Penerapan kurikulum 2013 proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru diharuskan Lebih
aktif dalam berinteraksi baik
dengan guru ataupun dengan teman dalam setiap proses elajar mengajar yang dilakukan.
Sesuai dengan Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, Kurikulum 2013
menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik) sebagai Pendekatan pokok yang perlu diperkuat
dengan pembelajaran berbasis penemuan (discovery Learning), pembelajaran berbasis
penyelidikan (inquiry learning), dan pembelajaran berbasis Proyek (project based learning).

Menurut Sunardi, Purnomo, & Sutadji (2016: 1392) Pendekatan saintifik merupakan
Bagian dari sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning) dan
Mendorong partisipasi aktif dari peserta didik. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk
Memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai
Materi menggunakan pendekatan ilmiah, informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja dan
Tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

Penerapan pendekatan saintifik (ilmiah) Dalam pembelajaran disekolah bertujuan untuk


membiasakan peserta didik berpikir, bersikap, Serta berkarya dengan menggunakan kaidah dan
langkah ilmiah. Pendekatan saintifik bertujuan untuk membuat siswa lebih mudah dalam
memahami Konsep-konsep pembelajaran yang diberikan, siswa diharapkan mampu untuk
memecahkan Berbagai persoalan-persoalan yang dihadapi dalam setiap proses pembelajaran
dan nantinya Siswa diharapkan akan mampu merusmuskan segala bentuk pertanyaan dan
mengambil Bebagai macam kesimpulan dimana siswa akan mampu untuk menjelaskan proses
dan Langkahlangkah yang digunakan dalam proses siswa menyelasaikan tugas yang
diberikan.Pendekatan saintifik lebih baik didukung dengan proses penalaran yang dilakukan
oleh Siswa, diharapkan siswa akan mampu bersikap kritis dan lebih aktif lagi dalam kegiatan
Pembelajaran yang dilakukan. Proses penalaran terbagi menjadi dua penalaran yaitu Penalaran
induktif dan penalaran deduktif.

Menurut Molan (2012: 114) penalaran induktif Adalah suatu jenis penalaran yang bertitik
tolak dari pertnyaan-pertanyaan yang bersifat khusus/tunggal, kemudian ditarik kesimpulan
yang bersifat umum/general. Sedangkan penalaran deduktif dapat dipahami sebagai suatu jenis
penalaran yang bertitik tolak dari pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum, kemudian
ditarik kesimpulan yang bersifat khusus/individual.Kemandirian belajar dapat diartikan
sebagai keaktifan belajar siswa yang didasari dari dorongan dalam diri sendiri untuk
menguasai kompetensi dalam suatu proses pembelajaran dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan siswa yang akan mempengaruhi pencapaian yang didapatkan oleh siswa pada
proses pembelajaran, siswa tidak takut dalam mengambil suatu keputusan, siswa mampu lebih
aktif untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan pengendalian diri siswa akan lebih baik.
Siswa yang memiliki kemandirian belajar yang tinggi lebih mampu mengatur waktu dan
mengontrol diri dalam berpikir, merencanakan strategi,kemudian melaksanakannya, serta
mengevaluasi atau mengadakan refleksi. Kemandirian belajar dimana siswa benar-benar tidak
bergantung pada siapapun di kelas sehingga siswa dapat menganalisa, merencanakan,
melaksanakan, dan menilai mereka melirik kegiatan secara mandiri. Pembelajaran mandiri
mengharuskan siswa memiliki beberapa keterampilan dan pengetahuan tertentu seperti
mengambil tindakan, keterampilan bertanya, membuat keputusan, berpikir kreatif dan kritis,
memiliki kesadaran diri dan mampu bekerja-sama (Nurhayati 2017: 22).

5
Kemandirian belajar akan mampu membuat siswa lebih siap dalam menghadapai berbagai
persoalan yang dihadapi pada saat proses pembelajaran dilakukan sebab siswa memiliki
motivasi dan kemauan yang tinggi untuk memahami dan mengerti pembelajaran yang
diberikan oleh guru, dan membuat siswa lebih aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan
yang diberikan guru. Oleh karena itu, pembelajaran teknologi mekanik tidak dapat disepelekan
siswa harus lebih diarahkan untuk membantu siswa belajar. Dalam belajar teknologi mekanik
dibutuhkan kemandirian belajar dan kemampuan penalaran. Siswa yang mandiri dan daya
nalarnya tinggi, akan mudah memahami dan menguasai pelajaran dengan baik. Pelajaran
teknologi mekanik yang sangat membutuhkan kemandirian belajar dan kemampuan penalaran
agar mampu menguasai kompetensi pembelajaran dengan dengan hasil yang memuaskan.

Dengan pendekatan saintifik yang dilakukan oleh guru sesuai dengan peraturan mentri pada
kurikulum 2013 dan diterapkan pada mata pelajaran teknologi mekanik, dapat memberikan
pengaruh yang positif terhadap kemandirian belajar, kemampuan penalaran dan kompetensi
siswa SMK Se-kota Makassar bidang keahlian Teknik MesinBerdasarkan uraian di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi: (1) mengetahui implementasi
pendekatan saintifik terhadap kemampuan penalaran; (2) mengetahui kemandirian belajar
terhadap kemampuan penlaran (3) mengetahui implementasi pendekatan saintifik terhadap
penguasaan kompetensi teknologi mekanik; (4)mengetahui kemandirian belajar terhadap
penguasaan kompetensi teknologi mekanik (5) mengetahui kemampuan penalaran terhadap
penguasaan kompetensi teknologi mekanik siswa SMK Se-Kota Makassar.

D. Generalisasi Empirik dan Generalisasi dengan Penjelasan


Generalisasi tidak pernah mencapai tingkat keterpercayaan mutlak namun kesimpulan yang
dihasilkannya menjadi terpercaya manakal memenuhi empat syarat pengujian tersebut.
Apabila generalisasi ini disertakan dengan penjelasan ‘Mengapanya’ maka kebenaran yang
dihasilkan akan lebih kuat lagi.Generalisasi yang tidak disertai dengan penjelasan “mengapa”
atau generalisasi berdasarkan fenomenanya semata disebut generalisasi empirik. Atau bisa
dijelaskan bahwa Generalisasi Empirik adalah generalisasi yang hanya menjelaskan
fenomenanya saja, tanpa disertai penjelasan “mengapa”.

• GENERALISASI EMPIRIK • Hanya berdasarkan pengalaman • Contoh: Semua


burung gagak berbulu hitam Semua angsa berbulu putih Semua tukang las ketok memasang
merek “ketok magic” Semua taksi bandara ber-AC memasang merek “full AC” Semua ikan
berwarna cerah lebih agresif dari ikan berwarna redup Semua kucing mengeong Semua
nyamuk tidak bergigi (bagaimana bisa digigit nyamuk?) • Ada risiko keliru

• GENERALISASI DENGAN PENJELASAN • Selain pengalaman empirik, generalisasi


diperkuat dengan penjelasan (alasan) • Contoh: Ketika udara panas, semua anjing
menjulurkan lidah (menyejukkan diri melalui penguapan) Semua bahasa asal daerah tropis,
mengandung banyak huruf hidup (membuka mulut lebar-lebar membantu penyejukan) Semua
bahasa asal daerah kutub, mengandung banyak huruf mati (sedikit membuka mulut agar tidak
kedinginan) Semua kuda nil merendam di dalam air (kulit kuda nil tidak berpori sehingga
tidak dapat berkeringat untuk mendinginkan tubuh) • Juga ada risiko keliru

Generalisasi darwin “Semua kucing berbulu putih dan bermata biru adalah tuli”.
Pernyataan ini didasarkan atas generalisasi yang benar dan terpercaya, sehingga kita mengakui
kebenarannya. Tetapi itu merupakan generalisasi yang empirik. Apabila kita dapat
6
menjelaskan bahwa kucing dengan ciri-ciri tersebut adalah tuli, yakni dengan menghubungkan
bahwa ketiadaan pigmen pada bulu kucing dan warna matanya mengakibatkan organ
pendengarannya tidak berfungsi maka generalisasi ini merupakan generalisasi dengan
penjelasan (explained Generalization). Atau bisa dijelaskan bahwa Generalisasi penjelasan
adalah generalisasi yang menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa yang
menyebabkannya dan didapatkan suatu kesimpulan yang dapat dipercaya.Generalisasi ini
mempunyai taraf hampir setingkat denga generalisasi sempurna.Kebanyakan generalisasi pada
kehidupan kita adalah genaralisasi empirik, yang berjalan bertahun-tahun berabad-abad
sampai akhirnya dapat diterangkan.

Diketahui selama berabad-abad berdasarkan generalisasi, tanah yang ditanami secara


bergantian dengan jenis lain secara teratur akan menghasilkan panen yang lebih baik jika
hanya ditanami satu jenis tanaman. Dengan kata lain bahwa pak tani mengetahui dan ia
mengambil manfaat bahwa menanam dengan bergantian jenis akan menghasilkan panen lebi
baik, tetapi ia tidak mengethui mengapa demikian. Setelah bertahun-tahun manusia mulai
megetahui rahasianya bahwa pergantian jenis tanaman akan menghasilkan kesuburan bagi
tanah inilah yang menyebabkan panenan berikutnya lebih baik.

Orang-orang mesir kuno dan orang babilonia dengan cedasnya membuat generasi empirik
tentang peredaran bintang-bintang. Demikian bangsa kaledonia yang meramalkan tentang
kapan gerhana bulan akan terjadi. Namun ini pengetahuan yang berdasarkan generalisasi
empirik. Penjelasan ini baru diterangkan 2000 tahun kemudian.Kemudian tentang hubungan
barometer dan perubahan cuaca, lalu Gelombang laut yang naik turun karena gravitasi bumi
baru dijelaskan beberapa tahun terakhir ini.“Jadi benarlah bahwa semua hukum alam mula-
mula dirumuskan berdasarkan generalisasi empirik kemudian setelah diketahui hubungan
kausalnya lahirlah generalisasi dengan penjelasan dan inilah yang melahirkan generalisasi
ilmiah.”

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dibahas diatas, dapat disimpulkan bahwa:

Generalisasi adalah pernyataan tentang hubungan diantara konsep . Generalisasi


mengungkapkan sejumlah besar informasi . Kebenaran suatu generalisasi ditentukan oleh
rujukan pembuktian konsep, generalisasi berisis banyak konsep . Generalisasi dalam logika
adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena individual menuju
kesimpulan umum yang seluruh fenomena sejenis dengan fenomena individual yang diselidiki .
Menurut Gorys Keraf dalam bukunya Argumentasi dan Narasi , mendefinisikan generalisasi
adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari sejumlah fenomena yang mencakup semua
fenomena tadi . Namun secara umum Generalisasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak

7
dari sejumlah fenomena individual menuju kesimpulan umum yang mempengaruhi seluruh
fenomena sejenis dengan fenomena dengan hasil pandangan individual yang diselidiki Adapun
macam-macam generalisasi ada dua yaitu : generalisasi sempurna dan generalisasi tidak
sempurna . Dari segi bentuknya generalisasi di bedakan menjadi dua yaitu : loncatan induktif
dan tanpa loncatan induktif . Faktor yang mempengaruhi disini kami hanya memberikan bentuk
Analisis Faktor yang mempengaruhi kemampuan penalaran dan dampaknya saja , karna
kekurangan referensi . Kemudian generalisasi empirik dan generalisasi denfan penjelasan ,
generalisasi empirik hanya berdasarkan pengalaman contoh : semua ikan berwarna cerah lebih
agresif dari ikan berwarna redup , jika generalisasi dengan penjelasan selain pengalaman
empirik , generalisasi diperkuat dengan penjelasan (alasan) , contoh: ketika udara panas, semua
anjing menjulurkan lidah ( menyejukkan diri melalui penguapan ).

B. Kritik & Saran

Kami selaku penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca. Sehingga dapat menjadi bekal dikemudian hari apabila kami
mendapat kesempatan membuat makalah lain dengan lebih baik lagi.Mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Mundiri . Logika . Jakarta : Raja Grafindo Persada . 1994

Poedjawijatna. LogikaFilsafat Berpikir . Jakarta : Rineka Cipta . 2004

Soekadijo , RG. Logika Dasar , Tradisional ,Simbolik dan Induktif . Jakarta : Gramedia
Pustaka. 1991

Surajio, Sugeng A, Sri Andiani . Dasar-Dasar Logika . Jakarta : Bumi Aksara . 2005

http://ekspresibelajar.blogspot.com/2008/05/logika-dan-silogisme.html

Poespoprodjo,2004

(http://www.slideshare.net/EkaWidyastuti/dasar-dasar-logika-generalisasi-berpikir)

Artikel Tesis Iswahyudi Indra Putra PPs PTK UNM . Pdf

Anda mungkin juga menyukai