Anda di halaman 1dari 21

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA

TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA
TAHUN 2019
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang
B Maksud dan Tujuan
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RUMAH SAKIT
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
BAB V STRUKTUR ORGANISASI PPI
BAB VI URAIAN JABATAN
BAB VII TATA HUBUNGAN KERJA
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
BAB IX KEGIATAN ORIENTASI
BAB X PERTEMUAN / RAPAT
BAB XI PELAPORAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah
sakit dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar
yang sudah ditentukan. Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan,
tenaga kesehatan dan pengunjung di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dihadapkan pada risiko yang terjadi infeksi baik karena
perawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit. Angka infeksi nosokomial
terus meningkat ( Al Varado, 2000 ) mencapai sekitar 9% ( variasi 3-21% ) atau
lebih dari dari 1,4 juta pasien rawat inap di rumah sakit seluruh dunia. Hasil
survey point prevalensi dari 11 Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti
Saroso Jakarta pada tahun 2003 didapatkan angka infeksi nosokomial untuk
ILO (Infeksi Luka Operasi) 18,9%, ISK (Infeksi Saluran Kemih)15,1%, IADP
(Infeksi Aliran Darah Primer)26,4%, Pnemonia 24,5% dan Infeksi Saluran
Napas lain 15,1%, serta infeksi lain 32,1%.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan
pelayanan kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian
infeksi ( PPI ), yaitu kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pembinaan, pendidikan dan pelatihan, serta monitoring dan evaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat penting
karena menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir – akhir ini
muncul berbagai penyakit infeksi baru. Wabah atau Kejadian Luar Biasa (KLB)
dari penyakit infeksi sulit diperkirakan datangnya, sehingga kewaspadaan
melaui surveilans dan tindakan pencegahan serta pengendaliannya perlu terus
ditingkatkan. Selain itu infeksi yang terjadi di rumah sakit tidak saja
dikendalikan tetapi dapat dicegah dengan melakukan langkah- langkah yang
sesuai dengan prosedur yang berlaku. Berdasar hasil survei yang dilakukan
oleh Departemen Kesehatan RI bersama WHO ke rumah sakit – rumah sakit di
Propinsi/ Kabupaten/ Kota disimpulkan bahwa Tim Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit (KPPIRS) selama ini belum berfungsi
optimal sebagaimana yang diharapkan. Penelitian juga menunjukkan bahwa
anggota Tim PPI belum memahami dengan baik tugas, kewenangan serta
tanggung jawab yang harus dilaksanakan dalam lingkup pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit melalui pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit yang dilaksanakan oleh semua
departemen / unit di rumah sakit meliputi kualitas pelayanan, manajemen
risiko, clinical govermen, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Tujuan Khusus :
a. Sebagai pedoman bagi direktur rumah sakit dalam membentuk organisasi,
menyusun serta melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab
secara jelas.
b. Menggerakkan segala sumber daya yang ada di rumah sakit secara efektif
dan efisien dalam melaksanakan PPI
c. Menurunkan angka kejadian infeksi di rumah sakit secara bermakna.
d. Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI.
BAB II
GAMBARAN UMUM

A. Latar Belakang Pendirian


Pemerintah daerah wajib menjamin terselenggaranya pelayanan publik dan
membangun manajemen publik dengan mengacu pada asas-asas pelayananan
publik berdasarkan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah (UU
No.23 tahun 2014). Undang-undang ini memberikan tanggung jawab besar kepada
pemerintah daerah untuk merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina,
dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau
oleh masyarakat.
Menyediakan Rumah Sakit berdasarkan kebutuhan masyarakat, menjamin
pembiayaan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit bagi fakir miskin atau orang tidak
mampu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan, membina dan
mengawasi penyelenggaraan Rumah Sakit, memberikan perlindungan kepada
Rumah Sakit agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan
bertanggung jawab, memberikan perlindungan kepada masyarakat pengguna jasa
pelayanan Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
menggerakkan peran serta masyarakat dalam pendirian Rumah Sakit sesuai
dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan masyarakat, menyediakan informasi
kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat, menjamin pembiayaan pelayanan
kegawatdaruratan di Rumah Sakit akibat bencana dan kejadian luar biasa,
menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan dan mengatur
pendistribusian dan penyebaran alat kesehatan berteknologi tinggi dan bernilai
tinggi berdasarkan UU No.44 Tahun 2009 adalah kewajiban pemerintah.
Atas dasar itu untuk memeuhi harapan tersebut pemerintah mendirikan
sebuah rumah sakit dengan nama RSUD Kota Bima yang mengembangkan sistem
pelayanan yang responsif, handal, inovatif dan moderen menjadi kunci utama dalam
meningkatkan pelayanan rumah sakit.
BAB III
VISI, MISI, MOTO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BIMA

A. VISI
RSUD Kota Bima adalah rumah sakit terdepan memberikan pelayanan secara
paripurna dan terpadu kepada masyarakat

B. MISI
1. Menjalankan pelayanan kesehatan terpadu yang bermutu, aman, informatif
dan efektif dengan tetap mengutamakan aspek sosial, dan pendidikan.
2. Melaksanakan pelayanan kesehatan paripurna
3. Memberikan pelayanan yang ramah, bersahabat kepada masyarakat
4. Membangun sumber daya manusia (SDM) rumah sakit yang profesional,
akuntabel yang berorientasi pada konsumen serta berintegrasi tinggi dalam
memberikan pelayanan
5. Mengembangkan pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang terintegrasi
untuk meningatkan kualitas pelayanan
6. Mewujudkan sistem manajemen rumah sakit yang menjamin kepastian
hukum secara efektif, efisien, transparan, akuntabel dan responsif
menjawab tuntutan masyarakat
7. Sentiasa meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit dalam
jangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
8. Memberikan perlindungan hukum dan keselamatan kerja bagi staf dan
aryawan
9. Meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh staf dan karyawan

C. MOTTO RUMAH SAKIT : Melayani dengan hati


D. FALSAFAH RSUD KOTA BIMA
Pelayanan yang dilakukan oleh Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bima
berpedoman pada Standar Pelayanan, Standar Pelayanan Minimal dan Standar
Operasional Prosedur yang acuannya berdasarkan ketetapan aturan perumah
sakitan yang berlaku dan stadarisasinya.
Jaminan keamanan dan keselamatan pasien dijalanka sesuai standar
pasien safety yang ada dengan tetap menerapkan : ketepatan identifikasi
pasien, peningkatan komunikasi efektif, peningkata keamanan obat yang perlu
diwaspadai, ketetapan tempat-lokasi,tepat prosedur, tepat pasien operasi,
pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan pengurangan
resiko pasien jatuh.
Sistem pasien safety tersebut dijalankan dengan pengawasan langsung
melalui penerapan pemeriksaan dan pemastian tindakan yang dilakukan secara
berulang-ulang demi terhindarnya pasien dari ancaman kecelakaan medis
disamping itujuga diterapkan promosi dan preventif secara terpadu dan
terintegrasi untuk menumbuhkan kesadaran dan pengetahuan pasien, keluarga
pasien, masyarakat dan staff serta karyawan Rumah sakit sendiri terhadap
pentingnya nilai kesehatan.

E. TUJUAN
a. Menjadikan Rumah Sakit RSUD Kota Bima sebagai yang terdepan dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas dengan keramahan yang penuh
keikhlasan
b. Memberikan pelayanan kepada terbaik Sumber Daya Manusia yang
profesional serta peralatan yang memadai sesuai ekspektasi masyarakat
c. Menjadikan Rumah Sakit RSUD Kota Bima menjadi rumah sakit paripurna
meliputi pelayanan Promotif, Preventif, Kuratif, dan Rehabilitatif dengan tetap
terintegrasi dengan sistem kesehatan Kota Bima yang ada
d. Terus memperbaiki kualitas pelayanan dengan meningkatkan kualitas SDM
dan SDA Rumah Sakit terutama pemutakhiran Fasilitas dan peralatan medis
yang digunakan.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI TIM PPI

Direktur

Ketua PPI

Sekretaris PPI

DOKTER IPCO IPCN IPCLN


BAB VI
URAIAN JABATAN

A. Tim PPI
Tim PPI terdiri dari Perawat PPI (IPCN / Infection Prevention and Control Nurse
dan IPCLN / Infection Prevention and Control Link Nurse) dan Dokter PPI
(IPCO / Infection Prevention and Control Officer)

Tugas dan kewenangan Tim PPI :


1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit
masing – masing, kemudian menyerahkannya kepada IPCN ketika pasien
pulang.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
penceghan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit
masing – masing.
3. Memberitahu kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya HAIs pada
pasien.
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan
bagi pengunjung di ruang masing – masing ruangan.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan
Standar Isolasi.
6. Menyusun dan menata serta mengevaluasi kebijakan PPI.
7. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat dipahami
dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
8. Membuat SPO Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
9. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
10. Bekerja sama dengan tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau
KLB Healthcare Associated Infection ( HAIs ).
11. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi.
12. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dalam PPI.
13. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai prinsip PPI dan
aman bagi yang menggunakan.
14. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan SDM rumah sakit dalam PPI.
15. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
16. Menerima laporan dari tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur.
17. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
18. Memberikan usulan kepada direktur untuk pemakian antibiotik yang
rasional di rumah sakit berdasarkan pemantauan kuman dan resistensinya
terhadap antibiotik dan menyebarluaskan data resistensinya antibiotik.
19. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja ( K3).
20. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient safety.
21. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji
kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan
manajemen rumah sakit.
22. Memberikan masukan yang menyangkut kontruksi bangunan dan
pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara
pemrosesan, penyimpangan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
23. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.
24. Melakukan pengawasan terhadap tindakan – tindakan yang menyimpang
dari standar prosedur / monitoring surveilans proses.
25. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksi bila ada KLB di rumah sakit.
Jabatan Ketua TIM PPIRS / Infection Prevention and Controle Officer
(IPCO)
1) Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar.
2) Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan
surveilans.
3) Mengidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan pola
resistensi antibiotika.
4) Membuat dan evaluasi kebijakan Pencegahan Pengendalian
Infeksi Nosokomial
5) Melaksanakan sosialisasi kebijakan Pencegahan Pengendalian
Infeksi Nosokomial, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
6) Mengadakan kegiatan konsultasi/penyuluhan masalah infeksi
Uraian Tugas nosokomial kepada Tenaga Medik, Non Medik dan Tenaga
Lainnya serta pengguna jasa Rumah Sakit Sri Pamela
7) Pelaksanaan surveilans infeksi nosokomial, menelaah serta
memberikan umpan baliknya kepada pihak yang terkait tentang
data surveilans pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial
yang relevan.
8) Pengembangan program pendidikan dan pelatihan pencegahan
dan penanggulangan infeksi nosokomial bagi staf yang
membutuhkan.
9) Mengkoordinasikan pelatihan kewaspadaan universal diseluruh
lapisan karyawan rumah sakit.
10) Ikut serta dalam penelitian khusus yang dirancang untuk meneliti
wabah.
Wewenang Melakukan pengawasan terhadap kepatuhan karyawan Rumah Sakit
dalam melaksanakan kebijakan direktur tentang PPIRS

Tanggung 1. Bertanggung jawab terhadap evaluasi, rekomendasi, dan tindak


Jawab lanjut program dengan melaksanakan pertemuan & pelaporan
berkala setiap 3 bulan sekali
2. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyelidikan sewaktu
ada indikasi kejadian luar biasa (KLB) di Rumah Sakit dan
mengevaluasi efektivitas dan dampak dari kebijakan
pengendalian infeksi, prosedur dan peralatan.
3. Bertanggung jawab terhadap penyusunan dan evaluasi
pelaksanaan program PPI dan program pelatihan dan pendidikan
PPI
Kualifikasi Pendidikan D3 Kep/dokter/ dokter ahli

Pengalaman Minimal 2 tahun di Tim PPI RS

Pelatihan Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar dan lanjutan


PPI

Keahlian Leadership, Komputer, Bahasa Inggris aktif/pasif


Jabatan Infection Prevention and Controle Nurse (IPCN)

1. Pengadaan kelengkapan administrasi program


pencegahan dan pengendalian Infeksi Nosokomial
2. Penyusunan kebutuhan anggaran untuk kegiatan
Pencegahan & Pengendalian Infeksi Nosokomial
3. Melaksanakan kegiatan administrasi umum Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Nosokomial
4. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor
kejadian infeksi yang terjadi dilingkungan kerjanya
baik rumah sakit dan fasilitas dan pelayanan
Uraian Tugas kesehatan lainnya.
5. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan
kepada Panitia PPI
6. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan
mengevaluasi surveilans infeksi yang terjadi di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya.
7. Memonitor kesehatan lingkungan.
8. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk
mencegah penularan infeksi dari petugas
kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
Wewenang 1. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO,
kewaspadaan Isolasi
2. Memonitor terhadap pengendalian antibiotik yang
rasional
3. Memberikan motivasi dan teguran tentang
pelaksanaan kepatuhan PPI.
4. Memberikan saran design ruangan rumah sakit agar
sesuai dengan prinsip PPI
5. Audit pencegahan dan pengendalian infeksi
termasuk terhadap penatalaksanaan
limbah,laundry ,gizi dan lain lain dengan
menggunakan daftar tilik
6. Sebagai coordinator antara departemen/unit dalam
mendeteksi, mencegah dan mengendalikan infeksi
di rumah sakit.
7. Menganjurkan prosedur isolasi dan memberi
konsultasi tentang pencegahan dan pengendalian
infeksi yang diperlukan pada kasus yang terjadi di
rumah sakit.
Tanggung Jawab 1. Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan
pelaporan kegiatan Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Nosokomial
2. Melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang
PPI di rumah sakit.
3. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan,
pengunjung dan keluarga tentang topic infeksi yang
sedang berkembang di masyarakat ,infeksi dengan
insiden tinggi.
4. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung
rumah sakit tentang PPI rumah sakit
5. Melaksanakan penyelidikan sewaktu ada indikasi
kejadian luar biasa (KLB) di Rumah Sakit
Kualifikasi Pendidikan Perawat dengan pendidikan minimal D3/S1 Kep

Pengalaman Memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan atau


setara

Pelatihan Memiliki sertifikat PPI

Keahlian Leadership, inovatif dan confident Komputer,


Bahasa Inggris aktif/pasif,

Jabatan Infection Prevention and Controle Nurse (IPCLN)

1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap


pasien di unit rawat inap masing-masing dan
Uraian Tugas menyerahkannya kepada IPCN ketika pasien pulang.
2. Berkoordinasi dangan IPCN saat terjadi infeksi
potensial KLB, penyuluhan bagi pengunjung diruang
rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang harus
dijalankan bila belum paham.
Wewenang 1. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan
kepatuhan PPI pada setiap personil ruangan di unit
rawatnya masing-masing.
2. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain
dalam menjalankan standar isolasi
Tanggung Jawab Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan
adanya Infeksi Nosokomial pada pasien.

Kualifikasi Pendidikan Perawat dengan pendidikan minimal D3

Pengalaman Minimal 2 tahun

Pelatihan Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI

Keahlian Komputer, Bahasa Inggris aktif/pasif


BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Skema tata hubungan kerja bagian TIM PPI RSUD KOTA BIMA

Gizi Tim Medis Sanitasi

K3RS

Kamar Bedah/OK
TIM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Rawat Inap (Penyakit Dalam dan Anak)

Penunjang Medis (Farmasi, Radiologi, Laboratorium) Bagian Umum (Security, Sanitasi, Teknisi)

Laundry IGD

UNIT TATA HUBUNGAN KERJA


Gizi Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan bagian gizi terkait
dengan penerapan universal precaution
Tim Medis Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan Tim medis terkait
dengan rekomendasi hasil pemetaan kuman dan penggunaan
anTimikroba yang rasional
K3RS Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan Tim Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Rumah Sakit terkait dengan penerapan
universal precaution dan pajanan terhadap staf rumah sakit
Kesling Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan bagian kesehatan
lingkungan terkait dengan manajemen limbah
Rawat Inap Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan bagian Rawat Inap
terkait dengan surveilens pasien rawat inap, kewaspadaan
isolasi, penerapan universal precaution
Bagian Umum Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan bagian keperawatan
terkait dengan perencanaan anggaran untuk pelaksanaan
program PPI (penerapan universal precaution dan proram
pelatihan bagi petugas kesehatan dan karyawan
Laboratorium Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan bagian laboratorium
terkait dengan penerapan universal precaution dan manajemen
limbah
Farmasi Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan bagian farmasi terkait
dengan batas kadar luasa bahan medis
Radiologi Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan bagian radiologi terkait
dengan penerapan universal precaution
Laundry Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan bagian laundry terkait
dengan penerapan universal precaution dan manajemen linen
IGD Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan IGD terkait dengan
penerapan Universal Precaution, pemeliharan ambulans

Kamar Tim PPI memiliki hubungan kerja dengan kamar bedah terkait
Bedah /OK dengan pemeriksaan berkala untuk sterilisasi kamar bedah,
metode sterilisasi dan desinfeksi kamar bedah, universal
precaution.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Untuk mempersiapkan keanggotaan Tim PPI diperlukan kegiatan menyediakan,


mempertahankan sumber daya manusia yang tepat. Perencanaan sumber daya
manusia (SDM) menjadi sangat penting dalam proses menyiapkan petugas yang
terlibat di Tim PPI.
Tim PPI :
1. Dokter atau perawat minimal D3
2. Secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Direktur Rumah Sakit.
3. Kualifikasi Jabatan :
- Sehat jasmani dan rohani,
- Berkomitmen tinggi terhadap rumah sakit,
- Mempunyai ijazah sesuai pendidikan masing – masing,
- Pernah mengikuti pelatihan PPI baik internal maupun eksternal

A. Kualifikasi

Nama Kualifikasi
No Pengalaman Dan Kualifikasi
Jabatan Formal Pelatihan
1 Ketua Dokter Minimal · Pengalaman kerja 2
Tim PPI ahli/spesia pelatihan tahun
lis dasar PPI · Mempunyai minat
dalam PPI
2 Dokter Dokter Minimal · Pengalaman kerja 2
PPI ahli/spesiali pelatihan tahun
(IPCO) s/ umum dasar PPI · Mempunyai minat
dalam PPI.
· Memiliki kemampuan
leadership
3 Perawat Pendidik Minimal · Memiliki pengal-aman kerja
PPI an pelatihan 2 tahun
(IPCN) minimal dasar PPI · Memiliki kemam-puan
D3 leadership, inovatif, dan
confident.
· Bekerja puma waktu.
4 Perawat Pendidik Diklat PPI · Memiliki komit-men
penghubu an dibidang pen cegahan dan
ng PPI minimal pengen-dalian infeksi.
D3 · Memiliki kemam-puan
(IPCLN)
leadership
B. Pola Ketenagaan
Nama Kualifikasi Pengalaman Dan Jml
No
Jabatan Formal Pelatihan Kualifikasi
1 Ketua Dokter Pelatihan · Pengalaman 1
Tim PPI ahli/spesi dasar PPI kerja 2 tahun
alis · Mempunyai minat
dalam PPI
2 Dokter Dokter Pelatihan · Pengalaman 1
PPI umum dasar PPI kerja 3 tahun
(IPCO) · Mempunyai minat
dalam PPI.
· Memiliki
kemampuan
leadership
3 Perawat Sarjana Proses · Memiliki pengal- 1
PPI Kepera mengikuti
aman kerja 3 tahun
(IPCN) watan, Pelatihan
Ners dasar PPI · Memiliki kemam-
Dasar puan leadership,
inovatif, dan
confident.
· Bekerja puma
waktu.

4 Perawat Pendidi Proses · Memiliki komit- 4


penghubu kan mengikuti men dibidang pen
ng PPI minimal Diklat PPI cegahan dan
D3 pengen-dalian
(IPCLN) infeksi.
· Memiliki kemam-
puan leadership
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Orientasi merupakan kegiatan pengenalan mengenai pencegahan dan pengendalian


infeksi di rumah sakit yang meliputi tentang kebijakan PPI, susunan organisasi, tata
kerja serta prosedur tetap di Tim Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
Kegiatan orientasi tentang Pencegahan dan Pengendalian Infeksi :
A. Sasaran orientasi PPI
1. Calon pegawai
2. Peserta Magang
B. Mahasiswa Praktik Klinik Tanggung Jawab
Direktur RSUD Kota Bima bertanggung jawab untuk menyediakan sarana,
prasarana bagi program orientasi.
Ketua PPI bertanggung jawab untuk membuat usulan tentang materi, waktu
pelaksanaan, metode dan biaya yang berhubungan dengan program orientasi.
C. Tujuan
1. Agar calon pegawai di rumah sakit mengetahui / memahami falsafah dan tujuan
serta kebijakan pencegahan dan pengandalian infeksi nosokomial
2. Mengetahui Struktur Organisasi dan Tata Kerja di KPPI
3. Mengetahui dan memahami Prosedur Kerja di KPPI
D. Metode
1. Ceramah, tanya jawab.
2. Melihat langsung pelaksanaan kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi
nosokomial
E. Waktu
Waktu kegiatan orientasi disesuaikan dengan jadwal orientasi bagi pegawai baru
di rumah sakit dan jadwal tenaga praktik/magang di rumah sakit.
F. Alokasi biaya
Biaya disesuaikan dan dibebankan pada anggaran RSUD Kota Bima
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT

Kegiatan Rapat diadakan oleh Tim pengendalian dan pencegahan infeksi dan dipimpin
oleh ketua Tim pengendalian dan pencegahan infeksi. Rapat yang diadakan ada 2
macam yaitu :
1. Rapat Terjadwal :
Rapat terjadwal merupakan rapat yang diadakan oleh Tim pengendalian
dan pencegahan infeksi setiap bulan 1 kali, dengan perencanaan yang telah
dibuat selama 1 tahun serta agenda rapat yang telah ditentukan oleh ketua
Tim pengendalian dan penceahan infeksi.
2. Rapat Tidak Terjadwal/insidentil :
Rapat tidak terjadwal merupakan rapat yang sifatnya insidentil dan
diadakan oleh Tim pengendalian dan pencegahan infeksi untuk membahas
atau menyelesaikan permasalahan di pelayanan dikarenakan adanya
permasalahan yang bersifat insidentil.
BAB XI
PELAPORAN

Laporan dibuat oleh ketua Tim pengendalian dan pencegahan infeksi. Jenis Laporan
Tim PPI :
1. Laporan Bulanan
Laporan yang dibuat oleh ketua Tim pengendalian dan pencegahan infeksi rumah
sakit dalam bentuk tertulis setiap bulannya dan diserahkan kepada direktur
rumah sakit.
2. Laporan Tahunan
Laporan yang dibuat oleh ketua Tim pengendalian dan pencegahan infeksi rumah
sakit dalam bentuk tertulis setiap tahun dan diserahkan kepada direktur rumah
sakit.
3. Laporan Insidentil atau KLB
Laporan yang dibuat oleh ketua Tim pengendalian dan pencegahan infeksi rumah
sakit dalam bentuk tertulis bila ada KLB ( Kejadian Luar Biasa ) dan diserahkan
kepada direktur rumah sakit

Laporan Harian Meliputi :


a. Temuan kejadian ILO
b. Temuan kejadian phlebitis
c. Temuan kejadian sepsis
d. Temuan dekubitus
e. Temuan kejadian ISK post kateter

Laporan bulanan
a. Laporan demografi pasien isolasi
b. Laporan kejadian tindakan di bagian
c. Laporan pencapaian proker
d. Laporan sepsis
e. Laporan kejadian post tindakan minor igd
f. Laporan kejadian isk post kateter
g. Laporan indikator PMKP
h. Laporan kejadian ILO
i. Laporan kejadian tertusuk jarum
j. Laporan operasi implant
k. Laporan operasi non implant
l. Laporaan program kerja
m. Laporan rekapitulasi kejadian inos
n. Laporan jenis operasi
o. Laporan kejadian dekubitus
p. Laporan kejadian phlebitis
q. Laporan rencana program kerja

Laporan Tahunan
a. Laporan program kerja tahunan
b. Laporan pembuatan program kerja tahunan
DAFTAR PUSTAKA

Panduan Penyusunan Dokumen Akreditasi, Komisi Akreditasi rumah Sakit tahun


2012

Komisi Akreditasi Rumah Sakit. 2011.Instrumen Penilaian Standar Akreditasi


Rumah Sakit (Edisi I), Jakarta : Komisi Akreditasi Rumah Sakit Tahun 2011.

Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang standar


pelayanan minimal

Kemenkes RI – PERDALIN. 2011. Pedoman Manajerial Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya.
Cetakan ke 3, Jakarta:Kemenkes RI.

Anda mungkin juga menyukai