37-49
Muhammad Kusasi
Kementrian Agama, Provinsi Kalimantan Timur
email: kusasi777@gmail.com
Abstract. The purpose of this research is to know the relationship between empathy and
interpersonal communication with the quality of life. The kind of research this is quantitative.
Data collection method using the scale of empathy, the scale of interpersonal communication,
and scale of the quality of life. Samples of this research are students of the vocational school
7 engineering major’s software of samarinda a number of 70 students. Data available for
analysis technique using regression. The research results show there is a positive connection
and significant between empathy and interpersonal communication with the quality of life of
vocational high school students land 7 of Samarinda majors engineering software. There is
a positive connection and significant between empathy with the quality of life of vocational
high school students land 7 of samarinda majors engineering software. There is a positive
connection and very significant between interpersonal communication with the quality of life
of vocational high school students land 7 of samarinda majors engineering software.
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara empati dan
komunikasi interpersonal dengan kualitas hidup. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif.
Metode pengumpulan data menggunakan skala empati, skala komunikasi interpersonal, dan
skala kualitas hidup. Sampel pada penelitian ini siswa-siswi SMK Negeri 7 Jurusan Rekayasa
Perangkat Lunak Samarinda sejumlah 70 siswa. Teknik Analisa data menggunakan regresi
ganda. Hasil penelitian menunjukkan Terdapat hubungan positif dan signifikan antara empati
dan komunikasi interpersonal dengan kualitas hidup siswa SMK Negeri 7 Samarinda jurusan
RPL (Rekayasa Perangkat Lunak). Terdapat hubungan positif dan signifikan antara empati
dengan kualitas hidup siswa SMK Negeri 7 Samarinda jurusan RPL (Rekayasa Perangkat
Lunak). Terdapat hubungan positif dan sangat signifikan antara komunikasi interpersonal
dengan kualitas hidup siswa SMK Negeri 7 Samarinda jurusan RPL (Rekayasa Perangkat
Lunak).
37
Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman, Vol. 3, No. 1/Juni 2014, hlm. 37-49
38
Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman, Vol. 3, No. 1/Juni 2014, hlm. 37-49
Definisi lain tentang kondisi belajar adalah siswa dalm tugas-tugas yang terstruktur
suatu yang mana terjadi aktifitas disebut sebagai sistem "pembelajaran
pengetahuan dan pengalaman melalui gotong royong". Dalam sistem ini, guru
berbagai proses pengolahan mental. bertindak sebagai fasilitator. Di samping
Sedangkan menurut Gagne (1985) itu, setiap anggota kelompok tidak hanya
menyatakan terjadinya belajar pada bertanggung jawab pada belajar sendiri
manusia terdapat perbedaan dalam tetapi juga membantu teman satu team
penampilan/ kinerja manusia sebelum dan yang lain dalm belajar, sehingga tercipta
sesudah ia ditempatkan pada situasi suasana sukses (Lie, 2003).
belajar. Dengan kata lain ia menyatakan Dalam rimba modernitas sekarang ini,
bahwa kondisi belajar adalah suatu situasi empati merupakan barang mahal yang
belajar yang dapat menghasilkan cukup sulit didapat. Empati bukan hanya
perubahan perilaku pada seseorang setelah sekedar ikut merasakan, tetapi juga
ia ditempatkan pada situasi tersebut berbuat dengan tindakan nyata. Di dalam
(Lubis, 2010). tataran praktis hal ini cukup sulit untuk
Tampaknya perlu adanya perubahan dilakukan, karena manusia-manusia
paradigma dalam menelaah proses belajar modern terkurung oleh egonya, dan
siswa dan interaksi antara siswa dan guru. memberi empati sangatlah menyejukkan
Sudah seyogianyalah kegiatan belajar jiwa (Arianto, 2008).
mengajar juga lebih mempertimbangkan Menurut Minarti (2005) empati adalah
siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kemampuan mengindra perasaan dari
kosong yang bisa diisi dengan muatan- perspektif orang lain. Empati menekankan
muatan informasi apa saja yang dianggap pentingnya mengindra perasaan orang lain
perlu oleh guru. selain itu, alur proses sebagai dasar untuk membangun
belajar tidak harus berasal dari guru hubungan interpersonal yang sehat. Dalam
menuju siswa. siswa bisa saling mengajar empati perhatian dialihkan kepada
dengan sesama siswa yang lainnya. pengenalan emosi orang lain, semakin
Bahkan, banyak penelitian menunjukkan seseorang mengetahui emosi sendiri,
bahwa pengajaran oleh rekan sebaya (peer semakin terampil dia membaca emosi
teaching) ternyata lebih efektif daripada orang lain. Sehingga semakin tinggi
pengajaran oleh guru. Sistem pengajaran tingkat empati remaja terhadap orang lain
yang memberi kesempatan kepada anak maka remaja tersebut akan semakin mudah
didik untuk bekerja sama dengan sesama berinteraksi dengan orang lain dan
39
Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman, Vol. 3, No. 1/Juni 2014, hlm. 37-49
40
Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman, Vol. 3, No. 1/Juni 2014, hlm. 37-49
41
Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman, Vol. 3, No. 1/Juni 2014, hlm. 37-49
42
Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman, Vol. 3, No. 1/Juni 2014, hlm. 37-49
43
Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman, Vol. 3, No. 1/Juni 2014, hlm. 37-49
44
Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman, Vol. 3, No. 1/Juni 2014, hlm. 37-49
Tabel 13 dapat ditafsirkan sebagai nilai Z = 0.888 dan p = 0.409 (p > 0.05).
berikut: Hasil uji berdasarkan kaidah
1) Hasil uji asumsi normalitas sebaran menunjukkan sebaran butir-butir
terhadap variabel kualitas hidup empati adalah normal.
menghasilkan nilai Z = 1.070 dan p = 3) Hasil uji asumsi normalitas sebaran
0.202 (p > 0.05). Hasil uji berdasarkan terhadap variabel komunikasi
kaidah menunjukkan sebaran butir- interpersonal menghasilkan nilai Z =
butir kualitas hidup adalah normal. 1.008 dan p = 0.261 (p > 0.05). Hasil uji
2) Hasil uji asumsi normalitas sebaran berdasarkan kaidah menunjukkan
terhadap variabel empati menghasilkan
45
Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman, Vol. 3, No. 1/Juni 2014, hlm. 37-49
46
Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman, Vol. 3, No. 1/Juni 2014, hlm. 37-49
47
Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman, Vol. 3, No. 1/Juni 2014, hlm. 37-49
keunggulan seorang individu yang dapat Lebih lanjut terdapat hubungan positif
dinilai dari kehidupan mereka. dan sangat signifikan antara komunikasi
Keunggulan individu tersebut biasanya interpersonal dengan kualitas hidup
dapat dinilai dari tujuan hidupnya, kontrol memiliki hubungan positif yang sangat
pribadinya, hubungan interpersonal, signifikan dengan beta = 0.388, t = 2.842,
perkembangan pribadi, intelektual dan dan p = 0.006 menandakan siswa yang
kondisi materi. memiliki komuniksi interpersonal yang
Terdapat hubungan positif yang tinggi dapat memiliki kualitas hidup yang
signifikan antara empati dengan kualitas tinggi pula. Komunikasi interpersonal
hidup dengan beta = 0.295, t = 2.162, dan mempengaruhi komunikasi dan hubungan
p = 0.035. Menandakan siswa yang dengan orang lain. Suatu pesan yang
memiliki empati yang tinggi maka kualitas dikomunikasikan, bermula dari diri
hidup akan tinggi pula. seseorang (Muhammad, 1995). Siswa
Menurut Minarti (2005) empati adalah yang memiliki komunikasi interpersonal
kemampuan mengindra perasaan dari yang baik maka dengan mudah untuk
perspektif orang lain. Empati menekankan membuat kualitas hidup siswa tersebut
pentingnya mengindra perasaan orang lain menjadi meningkat.
sebagai dasar untuk membangun Adapun kelemahan dari penelitian ini
hubungan interpersonal yang sehat. Dalam adalah tidak samanya jumlah distribusi
empati perhatian dialihkan kepada pada aitem sebaran skala empati dan
pengenalan emosi orang lain, semakin komunikasi interpersonal. Ketidaksamaan
seseorang mengetahui emosi sendiri, jumlah distribusi tersebut di karenakan
semakin terampil dia membaca emosi ketidaktahuan, kesalahan dan kurangnya
orang lain. Sehingga semakin tinggi ilmu yang diketahui dari peneliti.
tingkat empati remaja terhadap orang lain
maka remaja tersebut akan semakin mudah KESIMPULAN
berinteraksi dengan orang lain dan Berdasarkan hasil penelitian yang
menerima informasi yang diberikan. telah dilakukan maka dapat disimpulkan
Selain itu empati juga merupakan faktor sebagai berikut:
yang mempengaruhi kualitas hidup siswa. 1. Terdapat hubungan positif dan
Semakin rendah tingkat empati siswa signifikan antara empati dan
maka semakin rendah pula tingkat kualitas komunikasi interpersonal dengan
hidup mereka. kualitas hidup siswa SMK Negeri 7
48
Jurnal Psikostudia Universitas Mulawarman, Vol. 3, No. 1/Juni 2014, hlm. 37-49
49