Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL ALZHEIMER PADA LANSIA

STIKES MITRA BUNDA PERSADA BATAM


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu pengetahuan,
semakin banyak pula penemuan-penemuan yang telah menjawab pertanyaan-
pertanyaan serta ketidaktahuan manusia dalam fenomena alam serta kehidupan
sehari-hari. Banyak penyakit-penyakit yang pada zaman dahulu dianggap wajar-
wajar saja, akan tetapi berkat perkembangan ilmu pengetahuan manusia menjadi
lebih tahu bahwa ternayata penyakit yang pada zaman dahulu dianggap biasa dan
wajar adalah bukan sesuatu yang biasa dan wajar lagi bahkan berbahaya untuk
kehidupan si penderita.
Contohnya penyakit pikun (dementia) yang terjadi pada usia lanjut. Banyak
manusia berpikir bahwa pikun merupakan biasa dan wajar pada usia lanjut. Akan
tetapi, berdasarkan survey mengatakan bahwa banyak orang berusia lanjut yang
tidak pikun. Bahkan persentasi orang usia lanjut yang pikun dengan yang tidak
lebih banyak orang yang tidak pikun di banding dengan yang pikun.
Penelitian lebih lanjut telah menjawab bahwa penyakit pikun pada usia
lanjut yang parah adalah penyakit mematikan. Penyakit ini disebut Alzheimer.
Nama penyakit Alzheimer ini jarang di dengar orang. Oleh karena itu, penyusun
memilih Alzheimer sebagai topik pembahasan dengan harapan dapat menambah
ilmu pengetahuan pembaca pada umumnya dan penyusun pada khususnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Alzheimer?


2. Gejala seperti apakah yang ditimbulkan oleh Alzheimer?
3. Apa penyebab dari Alzheimer?
4. Bagaimanakah langkah pencegahan dan pengobatan untuk penyakit
alzheimer ?

1.3 Tujuan Observasi


Tujuan dari kegiatan ini agar dapat mengetahui gejala-gejala penyakit
alzheimer, perilaku orang yang terkena alzheimer, serta penanganan apa yang
paling tepat di lakukan bagi pasien yang menderita penyakit Alzheimer.
1.4 Manfaat Observasi

Di harapkan dengan dilakukan observasi ini akan menghasilkan manfaat yang


berguna, baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis seperti:
1. Pasien dapat mengerti dan memahami tentang penyakit Alzheimer
2. Audience dapat melakukan upaya untuk mencegah penyakit Alzheimer
3. Pasien dapat memahami tentang pengobatan Alzheimer
4.
A. Manfaat Teoritis
Observasi ini menjadi salah satu masukan untuk menambah wawasan ataupun
pengetahuan mengenai sitem Neurobehavior II, memperlengkap khasanah ilmu
pengetahuan terutama tentang Neuron.
B. Manfaat Praktis
Manfaat yang langsung dapat di gunakan adalah kita mampu mengetahui
gejala-gejala seseorang yang akan terkena gangguan persarafan.
BAB II
TUJUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR LANSIA


Masalah kesehatan mental pada lansia dapat berasal dari 4 aspek yaitu
fisik, psikologik, sosial dan ekonomi. Masalah tersebut dapat berupa emosi labil,
mudah tersinggung, gampang merasa dilecehkan, kecewa, tidak bahagia,
perasaan kehilangan, dan tidak berguna. Lansia dengan problem tersebut
menjadi rentan mengalami gangguan psikiatrik seperti depresi, ansietas
(kecemasan), psikosis (kegilaan) atau kecanduan obat. Pada umumnya masalah
kesehatan mental lansia adalah masalah penyesuaian.
Penyesuaian tersebut karena adanya perubahan dari keadaan sebelumnya
(fisik masih kuat, bekerja dan berpenghasilan) menjadi kemunduran.
Lansia juga identik dengan menurunnya daya tahan tubuh dan
mengalami berbagai macam penyakit. Lansia akan memerlukan obat yang jumlah
atau macamnya tergantung dari penyakit yang diderita. Semakin banyak
penyakit pada lansia, semakin banyak jenis obat yang diperlukan. Banyaknya
jenis obat akan menimbulkan masalah antara lain kemungkinan memerlukan
ketaatan atau menimbulkan kebingungan dalam menggunakan atau cara
minum obat.
Disamping itu dapat meningkatkan resiko efek samping obat atau
interaksi obat. Pemberian nutrisi yang baik dan cukup sangat diperlukan lansia.
Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa lansia memerlukan nutrisi
yang adekuat untuk mendukung dan mempertahankan kesehatan. Beberapa faktor
yang mempengaruhi kebutuhan gizi antara lain: berkurangnya kemampuan
mencerna makanan, berkurangnya cita rasa, dan faktor penyerapan makanan.
KONSEP DASAR ALZHEIMER
2.2 KONSEP DASAR ALZHEIMER
Alzheimer bukan penyakit menular, melainkan merupakan sejenis
sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga
otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit
yang sinonim dengan orang tua (Iskandar. 2002) Nama penyakit Alzheimer
berasal dari nama Dr. Alois Alzheimer, dokter berkebangsaan Jerman yang
pertama kali menemukan penyakit ini pada tahun 1906. Dr. Alzheimer
memperhatikan adanya perubahan jaringan otak pada wanita yang meninggal
akibat gangguan mental yang belum pernah ditemui sebelumnya. Hasil
pengamatan dari bedah, Alzheimer mendapati saraf otak tersebut bukan
saja mengerut, bahkan dipenuhi dengan sedimen protein yang disebut plak amiloid
dan serat yang berbelit-belit. diketahui bahwa pada Penyakit Alzheimer terjadi
kehilangan sel saraf di otak di area yang berkaitan dengan fungsi
daya ingat, kemampuan berpikir serta kemampuan mental lainnya.
Keadaan ini diperburuk dengan penurunan zat neurotransmiter, yang berfungsi
untuk menyampaikan sinyal antara satu sel otak ke sel otak yang lain.
Kondisi abnormal tersebut menjadi penyebab mengapa pada penyakit
Alzheimer fungsi otak untuk berpikir dan mengingat mengalami kemacetan
Gejala Penyakit Alzheimer yang perlu diwaspadai adalah sebagai berikut:
1. Mengajukan pertanyaan yang sama pada satu saat berulang-ulang atau
mengulangi cerita yang sama , dengan kata-kata yang sama terus menerus.
2. Lupa cara untuk melakukan kegiatan rutin. Misalnya lupa cara memasak, cara
menelpon dsb.
3. Gangguan berbahasa. Misalnya mengalami kesulitan untuk menemukan kata
yang tepat. Bila gejala tersebut berlanjut maka kemampuan untuk berbicara
dan menulis juga terganggu.
4. Disorientasi. Misalnya lupa saat itu hari apa, bulan apa, saat itu ada dimana
atau tidak tau arah. Hal tersebut menjadi sebab mengapa pasien lansia sering
tersesat karna lupa jalan pulang atau bahkan pergi dari rumah karena merasa
ia berada di tempat yang asing.
5. Gangguan berfikir secara abstrak. Misalnya kesulitan untuk menghitung uang.
6. Gangguan kepribadian. Misalnya mudah menjadi tersinggung , mudah marah
dan mudah curiga. Dokter seringkali mendengar keluarga mengeluh bahwa
pasien menuduh ada yang mengambil barang miliknya atau bahkan menuduh
pasangannya sudah tidak setia lagi kepadanya.
7. Gangguan untuk membuat keputusan sehingga menjadi tergantung pada
pasangannya.
Para ilmuan berhasil mendeteksi beberapa factor resiko penyebab Alzheimer
yaitu : usia lebih dari 65 tahun, faktor keturunan, lingkungan yang terkontaminasi
dengan logam berat, rokok, pestisida, gelombang elektromagnetic, riwayat trauma
kepala yang berat dan penggunaan terapi sulih hormon pada wanita. Dengan
mengetahui faktor resiko di atas dan hasil penelitian yang lain,
dianjurkan beberapa cara untuk mencegah penyakit Alzheimer, di antaranya yaitu :

1. Bergaya hidup sehat, misalnya dengan rutin olahraga, tidak merokok maupun
mengkonsumsi alcohol.
2. Mengkonsumsi buah dan sayur segar. Hal ini penting karna sayur dan buah
segar mengandung antioksidan yang berfungsi untuk mengikat radikal bebas.
Radikan bebas ini yang merusak sel-sel tubuh.
3. Menjaga kebugaran mental (mental fitness). Istilah ini mungkin masih jarang
terdengar. Cara menjaga kebugaran mental adalah dengan tetap aktif
membaca dan memperkaya diri dengan berbagai pengetahuan. Bukankah kita
tidak pernah terlalu tua untuk belajar?

2.3 RENCANA PELAKSANAAN


1. Waktu
Jam : wib
Hari :
Tanggal :
2. Tempat
Tempat pelaksanaan penyuluhan akan dilaksanakan di STIKes Mitra Bunda
Persada, Batam
3. Sasaran
Sasaran dilakukannya penelitian yaitu para lansia
4. Metode Yang Digunakan
Metode yang digunakan berdasarkan masalah yang telah ditetapkan antara lain:
seminar mengenai penyakit Alzheimer serta Tanya jawab atau diskusi tentang
penyakit Alzheimer.
a) Wawancara
Wawancara adalah satu cara yang baik untuk memulai pengkajian
kesehatan pada lansia ialah dengan meminta para lansia memberi respon
terhadap pertanyaan - pertanyaan yang kita ajukan. Yang meliputi keluhan apa
mengenai kegiatan sehari - hari yang bermasalah dengan ingatan.
b) Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan dengan cara memeriksa kesehatan
dan memberikan beberapa tes berhubungan dengan penyakit alzheimer kepada
para lansia.

Anda mungkin juga menyukai