PENDAHULUAN
1
2
3 Usaha/niaga :
a. Niaga kecil 60
b. Niaga sedang 120
Gol. III c. Niaga besar 1
4 Non komersial :
a. Kantor pemerintahan 10
b. Perumahan dinas 80
c. Sekolah 6
Gol. Khusus d. Rumah sakit 1
Total 1083
( Sumber ; PERUMDA AM Tirta Keumueneng Kota Langsa, 2022 )
3
Total 40
8
9
dapat diterima oleh konsumen. Pada industri jasa, kepuasan pelanggan selalu
dipengaruhi oleh kualitas interaksi antara pelanggan dan karyawan yang melakukan
kontak layanan (service encounter) yang terjadi pada saat pelanggan berinteraksi
dengan organisasi untuk memperoleh jasa yang dibelinya.
Apabila kinerja produk yang dirasakan konsumen sama atau lebih besar dari
harapannya maka konsumen akan merasa puas, dan sebaliknya apabila kinerja
produk kurang dari yang diharapkan maka konsumen tidak puas. Jadi setiap
perusahaan diyakini akan berupaya untuk selalu memberikan kepuasan kepada
konsumen, karena kepuasan konsumen merupakan inti pencapaian profitabilitas
jangka panjang.
memenuhi janji yang telah diberikan tersebut dan beresiko tidak dapat
memenuhi janji tersebut.
e. Gap antara jasa yang dirasakan dan jasa yang diharapkan oleh konsumen. Gap
ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja atau prestasi perusahaan dengan
cara lain, atau bisa juga keliru mempersepsikan kualitas jasa tersebut.
Analisa kualitas jasa dalam model Servqual ini didasarkan pada skala multi item
yang dirancang untuk mengukur dan menganalisa harapan dan persepsi pelanggan.
Serta Gap diantara keduanya pada dimensi kualitas yang sudah ditentukan. Dimensi
kualitas tersebut dijabarkan dalam beberapa butir pertanyaan untuk atribut harapan
dan variabel persepsi berdasarkan skala likert. Berikut langkah - langkah proses
perhitungan menggunakan metode Servqual yaitu: (Wahyudi , 2017).
1. Menghitung hasil harapan atau ekspetasi pelanggan mengenai pelayanan jasa
menggunakan perhitungan sebagai berikut:
∑ i ∑( ) ∑( ) ∑( ) ∑( ) ∑ ..(2.1)
Dimana :
∑ i = jumlah bobot jawaban pertanyaan harapan ke-i
∑ = jumlah orang yang memilih jawaban sangat tidak terpenuhi
∑ = jumlah orang yang memilih jawaban tidak terpenuhi
∑ = jumlah orang yang memilih jawaban cukup terpenuhi
∑ = jumlah orang yang memilih jawaban terpenuhi
∑ = jumlah orang yang memilih jawaban sangat terpenuhi
1,2,3,4,5 = skor untuk skala likert
2. Setelah data dari kuisioner didapat maka dihitung rata-rata tiap pertanyaan dari
seluruh responden.
∑ i
t n
……………………………………………………………………. .
Dimana :
= rata – rata jawaban responden untuk pernyataan harapan ke-i
∑ i = jumlah bobot jawaban pernyataan harapan atribut ke = i
14
n = jumlah responden
3. Menghitung hasil kenyataan atau persepsi pelanggan mengenai pelayanan jasa
menggunakan persamaan yang sama dengan mencari nilai hasil harapan atau
ekspektasi pada point 1.
4. Menghitung hasil rata-rata jawaban responden pada pernyataan kenyataan
dengan menggunakan persamaan yang sama dengan point 2 mencari hasil rata-
rata hasil harapan,menghitung rata-rata tiap pertanyaan dari seluruh responden
dengan menggunakan persamaan Supranto (2001) dalam jurnal Prananda dkk.,
(2019) :
∑ i
t n
……………………………………………………………..……….(2.3)
Dimana :
= rata – rata jawaban responden untuk pernyataan persepsi ke-i
∑ i = jumlah bobot jawaban pernyataan persepsi atribut ke = i
n = jumlah responden
5. Menentukan hasil kualitas dari suatu atribut pelayanan atau hasil dari Servqual
gap dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :
t- t .......................................................................................…….(2.4)
Semakin besar gap atau kesenjangan (gap tersebut bernilai negatif) yang
dihasilkan dari sebuah perhitungan servqual gap ini, semakin kurang baiknya
kualitas pelayanan jasa tersebut. Oleh karena itu, prioritas perbaikan kualitas
pelayanan jasa dilakukan dari gap tersebut. Sebaliknya semakin kecilnya nilai
gap (gap tersebut bernilai nol atau positif) semakin baik kualitas pelayanan jasa
tersebut.
15
regresi.
2. Variabel Teramati (Observe Variable)
Variabel teramati merupakan konsep abstrak yang langsung dapat diukur.
Seperti contoh inflasi langsung dapat diukur dengan angka indek harga konsumen,
kinerja perusahaan dapat diukur langsung dengan laba, dll. Variabel ini digunakan
untuk membentuk variabel laten yang diwujudkan dalam pertanyaan skala Likert.
Variabel ini untuk membentuk variabel laten eksogen yang diberi simbol X
sedangkan variabel laten endogen diberi simbol Y.
2.5.2. Model dalam Structural Equation Modeling ( SEM)
Berikut adalah salah satu Model structural equation modeling dapat dilihat
pada gambar 2.3.
3. Estimasi (estimation)
Tahap ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai-
nilai parameter menggunakan salah satu metode estimasi yang tersedia.
Pemilihan metode estimasi yang digunakan seringkali ditentukan berdasarkan
karakteristik dari variabel-variabel yangdianalisis.
4. Uji kecocokan (testing fit)
Tahap ini berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data.
Beberapa kriteria ukuran kecocokan atau Goodness of Fit (GOF) dapat
digunakan untuk melaksanakan langkah ini.
5. Modifikasi (Modification)
Tahap ini dapat juga disebut modifikasi yang berkaitan dengan modifikasi
model berdasarkan hasil uji kecocokan pada tahap sebelumnya.
stratified random sampling, cluster sampling dan area sampling. Pemilihan atas lima
metode penarikan sampel tergantung pada banyak faktor, antara lain yang utama ialah
luasnya cakupan generalisasi yang diinginkan, ketersediaan waktu, maksud dan
tujuan penelitian (Sinulingga, 2015).
Dalam simple random sampling yang sering juga disebut unrestricted
probability sampling, setiap elemen dari populasi mempunyai kesempatan atau
peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Dikatakan tidak terbatas
(unrestricted) karena semua elemen diperlakukan sama dalam arti semuanya
mempunyai kesempatan terpilih yang sama walaupun karakteristik masing-masing
mungkin tidak sama. Cara penarikan sampel berdasarkan simple random sampling
memiliki bias yang relatif kecil dan memberikan kemampuan generalisasi yang
tinggi. Namun, penggunaan metode ini terbatas pada kondisi populasi yang memiliki
elemen dengan karakteristik atau property yang tidak berfluktuasi besar. Simple
random sampling mensyaratkan bahwa elemen populasi haruslah relatif homogen,
jika terdapat strata antara elemen maka metode simple random sampling tidak tepat
untuk digunakan. Beberapa metode sampling yaitu;
1. Systematic Sampling
Systematic sampling adalah suatu metode pengambilan sampel dari populasi
dengan cara menarik elemen setiap kelipatan ke n dari populasi tersebut mulai
dari urutan yang dipilih secara random diantara nomor 1 hingga n. Seperti
halnya simple random sampling, systematic sampling juga mempunyai
keterbatasan jika digunakan secara luas karena metode ini tetap mensyaratkan
homogenitas elemen populasi walaupun tidak sekeras yang dipersyaratkan
metode simple random sampling.
2. Stratified Random Sampling
Penarikan sampel menurut metode stratified random sampling merupakan
perluasan sekaligus mengatasi kelemahan dari metode simple random sampling.
Pada metode stratified random sampling, strata elemen dalam populasi
mendapat perhatian sehingga populasi dibagi sesuai dengan strata yang ada.
23
Beberapa contoh strata yang dimaksud antara lain ialah strata dalam
pendapatan, pendidikan, jabatan, usia, status, dan lain-lain. Stratified random
sampling sesuai dengan sebutannya berkenaan dengan proses stratifikasi
populasi dan penarikan sampel dari setiap strata dilakukan dengan metode
simple random sampling. Keunggulan dari metode stratified random sampling
ini ialah kemampuannya menghasilkan informasi yang dibutuhkan menurut
stratanya. Tergantung pada besarnya jumlah elemen dalam masing-masing
strata, stratified random sampling dapat dilakukan secara proporsional
(proportionate random sampling) ataupun secara tidak proporsional
(disproportionate random sampling). Pada metode proportionate random
sampling, proporsi elemen dalam sampel sebanding dengan proporsi besar
strata dalam populasi. Disproportionate random sampling juga baik untuk
digunakan apabila salah satu strata atau lebih terlalu besar atau lebih terlalu
kecil relatif terhadap besar strata lainnya atau juga dalam strata tertentu masih
ditemukan variabilitas yang cukup besar.
3. Cluster Sampling
Dalam banyak kejadian, populasi berada dalam keadaan seperti terkotak-kotak
dimana masing-masing kotak menunjukkan karakteristik yang berbeda.
Prosedur penarikan sampel dengan metode cluster sampling terdiri dari dua
tahap. Tahap pertama, pemilihan cluster dilakukan secara random. Tahap
kedua, terhadap setiap cluster yang terpilih dilakukan penarikan elemen untuk
menjadi anggota sampel. Metode cluster sampling ini sangat efisien dari segi
waktu dan pembiayaan tetapi mengandung bias yang lebih besar dibanding
dengan metode lain dan hasilnya juga sangat sulit digeneralisasi. Dalam
prakteknya, cluster sampling sering dilakukan dengan multi stage (multi stage
cluster sampling).
4. Area Sampling
Area sampling sangat mirip bahkan sering digabung dalam cluster sampling.
Dalam area sampling, cluster dari populasi adalah perbedaan lokasi geografis
24
3. Snowball Sampling
Dalam konteks tertentu, Anda ingin melakukan penelitian terhadap populasi
tertentu. Anda tidak mudah mendapatkan daftar nama-nama mereka.
Bagaimana Anda memilih sampel dari kelompok seperti ini? Pertama-tama
Anda melakukan pendekatan dengan organisasi tempat mereka beroperasi dan
meminta apakah ada yang bisa secara suka rela terlibat dalam penelitian Anda.
Responden yang suda bersedia ini Anda minta untuk menyebarkan kuesioner
kepada temannya dan temannya itu juga diminta untuk menyebarkan kuesioner
kepada teman-temannya yang lain, karena penyebaran kuesioner berdasarkan
persahabatan atau diedarkan dari teman ke teman maka sampel ini dinamakan
snowball sampling. Dalam konteks lain, Anda ingin melakukan survei dengan
melibatkan para pekerja rumah tangga. Anda bisa mencari seorang pembantu
rumah tangga dan memintanya untuk menyebutkan nama-nama teman yang dia
kenal. Anda bisa mendaftarkan semua nama yang Anda dapatkan sampai
memenuhi kebutuhan Anda. Jelaslah bahwa dalam teknik seperti ini Anda tidak
secara acak memilih responden, tetapi berdasarkan jaringan atau relasi tertentu.
Sampel yang dibangun berdasarkan persahabatan selalu memiliki karakteristik
yang sama (ras/kelas sosial/status sosial/tingkatan pendidikan).
4. Purposive Sampling
Purposive sampling adalah metode sampling non-probability yang
menggunakan orang-orang tertentu sebagai sumber data informasi. Orang-orang
tertentu yang dimaksud di sini adalah individu atau kelompok yang karena
pengetahuan, pengalaman, jabatan, dan lain-lain yang dimilkinya menjadikan
individu atau kelompok tersebut perlu dijadikan sumber informasi. Individu
atau kelompok khusus ini langsung dicatat namanya sebagai responden tapa
melalui proses seleksi secara random. Biasanya jumlah responden dalam
purposive sampling sangat terbatas. Purposive sampling dapat dibedakan dalam
dua bentuk yaitu judgement sampling dan quota sampling. Judgement sampling
adalah suatu tipe pertama purposive sampling dimana responden terlebih
26
n=( ).........................................................................................................(2.11)
N= e
.................................................................................................(2.12)
Keterangan:
N = ukuran populasi
Z = parameter statistik t
S = deviasi standar sampel
e = tingkat error
Sehubungan dengan penentuan ukuran sampel, berdasarkan rule of thumb,
Roscoe (1975) dalam (Sinulingga,2015) menyarankan hal-hal sebagai berikut:
a. Ukuran sampel yang layak untuk sebagian besar penelitian adalah antara 30
hingga 500.
b. Jika sampel terbagi dalam kategori misalnya laki-laki-perempuan, senior-junior,
ganjil-genap, besar-kecil dan lain-lain maka jumlaah elemen dalam sampel untuk
setiap kategori juga sebaliknya minimum 30.
c. Jika penelitian terkait dengan analisis multivariate (analisis korelasi atau regresi
berganda) maka ukuran sampel sebaiknya beberapa kali biasanya minimal 10
kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya, jika variabel penelitian yang
terdiri dari variabel independen dan variabel dependen berjumlah 5 buah maka
besar sampel sedikitnya 50.
d. Untuk penelitian eksperimen sederhana yang menggunakan experimental group
dan control group, besar sampel masing-masing group antara 10-20.
28
32
33
3.5.Definisi Variabel
Definisi variabel pada penelitian ini dapat di definisikan sebagai berikut ;
a. Tangibles (Bukti fisik)
Kemampuan PERUMDA AM Tirta Keumueneng dalam menunjukkan
eksistensinya kepada pelanggan yang meliputi penampilan fisik, peralatan,
karyawan serta sarana komunikasi.
b. Reliability (Kehandalan)
Kemampuan PERUMDA AM Tirta Keumueneng untuk memberikan
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya.
c. Responsivenss (Daya Tanggap)
Responsivenss merupakan kebijakan untuk membantu dan memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan dengan penyampaian
informasi yang jelas.
d. Assurance (Jaminan)
Assurance merupakan pengetahuan, kesopansantunan, dan kemampuan para
pegawai PERUMDA AM Tirta Keumueneng untuk menumbuhkan rasa
percaya diri para pelanggan kepada PERUMDA AM Tirta Keumueneng.
e. Emphaty (Empati)
Emphaty yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau
pribadi yang diberikan pegawai kepada para pelanggan.
f. Analisis Kualitas Pelayanan
Menganalisis kualitas pelayanan PERUMDA AM Tirta Keumueneng
berdasarkan variabel bebas.
g. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Meningkatkan kepuasan pelanggan adalah tujuan dari penelitian yang harus
dicapai setelah melakukan analisis kualitas pelayanan.
34
3.6.Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model konseptual yang menunjukkan
hubungan logis antara faktor atau variabel yang telah diidentifikasi penting untuk
menganalisis masalah penelitian (Sinulingga, 2015).
Adapun gambar kerangka konseptual di dalam penelitian dapat dilihat pada
Gambar 3.1.
Reability (Kehandalan)
Emphaty (Empati)
dari jumlah variabel yang diteliti. Karena penelitian terkait dengan analisis
multivariate (analisis korelasi atau regresi berganda) maka ukuran sampel
sebaiknya beberapa kali biasanya minimal 10 kali dari jumlah variabel yang
diteliti. Misalnya, jika variabel penelitian yang terdiri dari variabel independen
dan variabel dependen berjumlah 5 buah maka besar sampel sedikitnya 50. Maka
dari itu peneliti menggunakan 100 responden. Dimana hal-hal yang diamati
melalui kuesioner adalah data kepentingan (importance rating) atribut pelayanan
menurut para pelanggan PERUMDA AM Tirta Keumueneng, data persepsi
(perceived value) pelanggan terhadap kualitas pelayanan PERUMDA AM Tirta
Keumueneng yang diterimanya, data harapan (expected value) pelanggan terhadap
kualitas pelayanan PERUMDA AM Tirta Keumueneng yang diinginkan, data
respon teknis yaitu tindakan yang harus dilakukan oleh PERUMDA AM Tirta
Keumueneng untuk memperbaiki kualitas pelayanan dari setiap atribut pelayanan
yang ada berdasarkan kebutuhan dan keinginan pelanggan yang ditentukan
berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen PERUMDA AM Tirta
Keumueneng.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung. Data
sekunder yang dibutuhkan untuk penelitian adalah data-data mengenai sejarah
perusahaan, struktur organisasi perusahaan, data pengguna layanan PERUMDA
AM Tirta Keumueneng di Kota Langsa Provinsi Aceh.
3. Teknik Survei, yaitu teknik untuk mendapatkan data primer yang dibutuhkan
dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada pelanggan PERUMDA AM
Tirta Keumueneng.
4. Teknik kepustakaan, yaitu mencatat dan mempelajari teori-teori yang
berhubungan dengan pemecahan masalah dari berbagai buku dan jurnal yang
sesuai dengan permasalahan yang diamati.
4. Pemilihan matriks input dan teknik estimasi atas model yang dibangun
5. Menilai problem identifikasi
6. Evaluasi model / Goodnes Of Fit
7. Interpretasi dan Modifikasi model.
Mulai
Identifikasi Masalah
Kesenjangan antara layanan yang dipersepsikan dengan pelayanan yang diharapkan
oleh pelanggan, serta kualitas pelayanan yang diterima pelanggan.
Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan di
PERUMDA AM Tirta Keumueneng Kota Langsa ?
2. Bagaimana usulan perbaikan peningkatan kualitas pelayanan di PERUMDA AM
Tirta Keumueneng menggunakan service quality dan structural equation
modeling ?
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan di
PERUMDA AM Tirta Keumueneng Kota Langsa.
2. Mengetahui usulan perbaikan peningkatan kualitas pelayanan di
PERUMDA AM Tirta Keumueneng menggunakan service quality
dan structural equation modeling
Pengumpulan Data
Data Primer:
1. Observasi Data Sekunder::
2. Wawancara 1. Studi Literatur
3. Kuisioner 2. Data Perusahaan
Pengolahan Data
1. Analisis kuesioner dengan melakukan uji validitas dan reabilitas.
2. servqual
- Menghitung nilai rata-rata masing-masing atribut.
- Menghitung gap (kesenjangan) antara rata-rata kenyataan dan ratarata harapan
pada masing-masing atribut.
3. Menganalisis structural equation modeling
- membuat spesifikasi model.
- mencocokkan data kedalam model.
- memasukkan data dalam bentuk matriks kovarian.
- mencocokkan data dengan model yang sudah dibuat.
Hasil
Peningkatan kualitas pelayanan pelanggan PERUMDA AM Tirta Keumueneng
Kesimpulan dan
Saran
Selesai