Anda di halaman 1dari 4

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Asuransi

a. Pengertian Asuransi

Kata Asuransi berasal dari bahasa Belanda, assurantie, yang dalam hukum Belanda
disebut verzekering yang artinya pertanggungan. Dari peristilahan assurantie kemudian
timbul istilah Assuradeur bagi penanggung, dan geassureerde bagi tertanggung. Banyak
definisi tentang asuransi, menurut Robert I Mehr, asuransi adalah suatu alat untuk
mengurangi risiko dengan menggabungkan sejumlah unit-unit yang berisiko agar kerugian
individu secara kolektif dapat diprediksi, kerugian yang dapat diprediksi tersebut kemudian
dibagi dan didistribusikan secara proporsional diantara semua unit-unit dalam gabungan
tersebut) (Sula, 2004).

Secara umum, asuransi berarti “jaminan”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata
“asuransi” dipadankan dengan kata “pertanggungan” sebaliknya, dikutip salah satu definisi
standar tentang asuransi dari Undang-Undang No. 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian
yang menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan asuransi atau pertanggungan adalah
perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang
timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan (Hafidhuddin, 2009).

b. Unsur-unsur dalam Asuransi

Menurut Danarti (2011) berdasarkan definisi mengenai asuransi terdapat empat unsur
yang terkandung dalam asuransi, yaitu :
1. Pihak tertanggung (insured) yang berjanji untuk membayar uang premi kepada pihak
penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.
2. Pihak penanggung (insure) yang berjanji akan membayar sejumlah uang atau
santunan kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila
terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.
3. Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).
4. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa
yang tak tertentu.

c. Jenis-jenis Asuransi

Pada Bab III pasal 3 UU No. 2 tahun 1992 dijelaskan tentang jenis-jenis bidang usaha
perasuransian di Indonesia. Dalam pasal tersebut dijelaskan di antaranya:
a) Asuransi kerugian, yaitu perjanjian asuransi yang memberikan jasa dalam
penanggulangan risiko atas kerugian, kehilangan, manfaat dan tanggung jawab hukum
kepada pihak ke tiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
b) Asuransi jiwa, yaitu perjanjian asuransi yang memberikan jasa dalam pertanggungan
yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan.
c) Re-Asuransi, yaitu perjanjian asuransi yang memberikan jasa dan pertanggungan
ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh perusahaan asuransi kerugian di perusahaan
asuransi jiwa (Ismanto, 2009).

d. Fungsi Asuransi

Dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan, asuransi memegang peranan penting,


karena di samping memberikan perlindungan terhadap kemungkinan-kemungkinan kerugian
yang akan terjadi, asuransi memberikan dorongan yang besar sekali ke arah perkembangan
kegiatan ekonomi lainnya. Perlindungan yang dimaksud di sini adalah bahwa apabila terjadi
bahaya-bahaya yang di luar perhitungan, seperti gempa bumi, kebakaran, perang, pemogokan
dan lain-lain, maka resiko-resiko termaksud tidak menjadikan kerugian yang besar bagi
perusahaan dari asuransi, yaitu bahwa ia dapat memberikan perlindungan dari akibat-akibat
resiko yang mungkin menimpa pemilik/pengusaha di masa yang akan datang, sebagai akibat
yang tidak langsung dari adanya perlindungan ini, para pengusaha tidak ragu-ragu dalam
menjalankan usahanya maupun menambahkan modalnya, sehingga perkembangan ekonomi
di bidang lainnya ikut terdorong karenanya (Silalahi, 1997).

Tujuan Asuransi adalah untuk meringankan kerugian yang dialami oleh tertanggung
dengan memperoleh ganti rugi dari penanggung sedemikian rupa hingga:
a) Tertanggung terhindar dari kebangkrutan sehingga dia masih mampu berdiri seperti
sebelum menderita kerugian.
b) Mengembalikan tertanggung kepada posisinya semula seperti sebelum menderita
kerugian.
Oleh karena tujuan asuransi adalah untuk menghindarkan tertanggung dari bangkrut
dan mengembalikannya kepada posisinya semula seperti sebelum menderita kerugian, maka
tertanggung hanya boleh ganti rugi maksimal pada posisinya semula, berarti, tertanggung
tidak boleh mencari keuntungan (spekulasi) dari pertanggungan (Purba, 1997).

B. Covid-19
a. Pengertian Covid-19

Virus Corona (Corona Virus Disease) adalah virus yang menyebabkan penyakit
ringan sampai berat. Virus ini berasal dari Wuhan, China dan sampai saat ini telah menyebar
ke berbagai penjuru dunia terutama Indonesia. Virus ini menyebabkan penyakit inveksi
saluran pernapasan dengan berbagai gejala ringan seperti pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan
demam.

Dalam kondisi saat ini, virus corona bukanlah suatu wabah yang bisa diabaikan begitu
saja. Jika dilihat dari gejalanya, orang awam akan mengiranya hanya sebatas influenza biasa,
tetapi bagi analisis kedokteran virus ini cukup berbahaya dan mematikan. Saat ini di tahun
2020, perkembangan penularan virus ini cukup signifikan karena penyebarannya sudah
mendunia dan seluruh negara merasakan dampaknya termasuk Indonesia.

Virus corona pada umumnya ditemukan pada hewan-hewan seperti unta, ular, hewan
ternak, kuing dan kelelawar. Manusia dapat tertular apabila terdapat riwayat kontak dengan
hewan tersebut. Namun dengan kasus meledaknya jumlah kasus di Wuhan, menunjukkan
bahwa virus corona ini dapat ditularkan melalui manusia ke manusia. Virus ini ditularkan
melalui dropet, yaitu partikel air yang berukuran kceil dan biasanya keluar ketika sedang
batuk atau bersin. Apabila cairan tersebut terhirup seseorang akan beresiko tertular penyakit
ini (Putri, 2020).

b. Dampak Covid-19

Dampak penyebaran Covid-19 terhadap berbagai aktivitas ekonomi dan bisnis di Indonesia
dapat dibagi ke dalam empat komponen yaitu sebagai berikut:
1. Dampak bawaan dari China yang terkait langsung dengan perekonomian Indonesia
China adalah negara tujuan utama ekspor Indonesia sejak tahun 2011.
Menurut data Badan Pusat Statistik, tahun lalu nilai ekspor nonmigas Indonesia ke
China mencapai 25,7 miliar dollar AS. Nilai ini jauh lebih besar dibandingkan dengan
nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat dan ke Jepang yang masing-
masing berada pada peringkat kedua dan ketiga. Kemudian China juga merupakan
salah satu negara terbesar asal penanaman modal asing di Indonesia dan penyumbang
lebih dari dua juta wisatawan asing atau sekitar 12,5% dari total wisatawan asing yang
datang ke indonesia.
2. Dampak bawaan dari negara-negara pandemi Covid-19 lainnya yang terkait langsung
dengan perekonomian Indonesia
Meskipun tidak sebesar dampak bawaan dari China, dampak bawaan dari
negara-negara Uni Eropa, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Australia ini tak dapat
diabaikan. Baik dari sisi lalu lintas ekspor dan impor, penanaman modal asing
maupun kunjungan wisata.
3. Dampak ikutan dari perekonomian glonbal secara keseluruhan
Penyebab Covid-19 hingga ke 176 negara telah menambah ketidakpastian
ekonomi global setelah sebelumnya terjadi perang dagang antara Amerika Serikat
dengan China, keluarnya Inggris daru Uni Eropa (British exit) dan
pergeseranpergeseran geopolitik internasional. Ketidakpastian tersebut meningkatkan
tekanan terhadap perekonomian Indonesia.
4. Dampak lokal dari penyebaran Covid-19 di Indonesia
Dampak ini pada awalnya sempat dipandang sebelah mata. Namun, melihat
perkembangan yang terjadi pada beberapa hari terakhir, dengan banyaknya kasus
inveksi Covid-19 di Indonesia, tampaknya dampak lokal dan penyebaran Covid-19
justru akan jauh lebih besar. Maka tidak heran, sejumlah organisasi kembali
menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2020.

Anda mungkin juga menyukai