Dalam Bahasa Arab harta disebut dengan al-mal atau jamaknya al-amwal, secara
harfiah harta (al-mal) adalah malaktahu min kulli sya’I (harta adalah segala sesuatu yang
engkau punyai). Secara terminologis harta diartikan sebagai seusatu yang dimanfaatkan
dalam perkara legal menurut hukum syara’ seperti bisnis, pinjaman, konsumsi, dan hibah.
Maka dapat dikatakan bahwa baik barang dan jasa yang digunakan oleh manusia dalam
kehidupan dunia merupakan harta. Uang, tanah, kendaraan, rumah, perhiasan, perabotan
rumah tangga, hasil kekayaan laut termasuk dalam kategori al-amwal (harta kekayaan).
Mauquf dipandang sah apabila merupakan harta bernilai, tahan lama dipergunakan,
dan hak milik wakif murni. Benda yang diwakafkan dipandang sah apabila memenuhi
syaratsyarat sebagai berikut:
Berdasarkan Pasal 40-41 UU No 41/2004 dan PP No 42/2006 Pasal 49, Tanah wakaf dilarang
ditukar kecuali:
1) Tanah wakaf digunakan untuk kepentingan umum sesuai dengan rencana umum tata
ruang (RUTR) berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan dan tidak
bertentangan dengan syariah.
2) Tanah wakaf tidak dapat dipergunakan sesuai dengan ikrar wakaf atau
3) Pertukaran dilakukan untuk keperluan keagamaan secara langsung dan mendesak.
Pelaksnaan penukaran tanah wakaf:
Penukaran tanah wakaf dilaksanakan setelah memperoleh izin tertulis dari Menteri Agama
berdasarkan persetujuan Badan Wakaf Indonesia dengan mengikuti ketentuan perundang-
undangan.
Pada Pasal 17 ayat (1) UU No. 41/2004 bahwa ikrar wakaf dilaksanakan oleh wakif
kepada nadzir di hadapan PPAIW dengan disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi, pada Pasal 17
ayat 2 UU No. 41/2004 bahwa ikrar wakaf dinyatakan secara lisan dan/atau tulisan serta
dituangkan dalam ikrar wakaf oleh PPAIW. Pada Pasal 19 UU No. 41/2004 bahwa dalam hal
wakif tidak dapat memyatakan ikrar wakaf secara lisan atau tidak dapat hadir dalam
pelaksanaan ikrar wakaf karena alasan yang dibenarkan oleh hukum, wakif dapat menunjuk
kuasanya dengan surat kuasa yang diperkuat oleh 2 (dua) orang saksi.
Pada Pasal 21 ayat (1) UU No. 41/2004 bahwa ikrar wakaf dituangkan dalam akta
ikrar wakaf. Pada Pasal 21 ayat 2 UU No. 41/2004 bahwa akta ikrar wakaf paling sedikit
memuat
Informasi data wakaf dapat didapatkan dan diakses melalui laman web milik
Kementerian Agama. Tercatat hingga saat ini, sebanyak 440.512 tanah wakaf dengan luas
total 57.263,69 Ha yang ada di seluruh Indonesia. Sementara untuk data wakaf berupa uang
bisa diakses melalui lama web milik Badan Wakaf Indonesia (BWI). Tercatat sebanyak 27
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) Penerima Wakaf Uang (PWU) berikut ini:
1. Bank Muamalat Indonesia
2. Bank Mega Syariah
3. Bank DKI Syariah
4. Bank BTN Syariah
5. Bank Syariah Bukopin
6. BPD Jogya Syariah
7. BPD Kalbar Syariah
8. BPD Jateng Syariah
9. BPD Riau Syariah
10. BPD Jatim Syariah
11. BPD Sumut Syariah
12. Bank CIMB Niaga Syariah
13. Bank Panin Dubai Syariah
14. BPD Sumsel & Babel Syariah
15. BPD BJB Syariah
16. BPD Kaltim dan Kaltara Syariah
17. BPRS Harta Insan Karimah
18. BPD Kalimantan Selatan
19. Bank Danamon Indonesia
20. Bank Permata
21. Bank Syariah Indonesia
22. BPRS Bina Rahmah
23. BPRS Mitra Amal Mulia
24. BPRS Al Salaam Amal Salman
25. BPD Sumatera Barat (Bank Nagari)
26. BPRS Bangun Drajat Warga
27. BPRS Lantabur Tebuireng
DAFTAR PUSTAKA
Badan Wakaf Indonesia. (2019). Buku Pintar Wakaf. Badan Wakaf Indonesia.
Diana, Z. A. (2013). Studi analisis wakaf diri Ustadz Sunan Autad Sarjana Bin Hartono di
pondok modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur [IAIN Walisongo].
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1860
Ingin Wakaf Uang? Ini Cara Mudah Wakaf Uang. (n.d.).
https://www.bwi.go.id/7386/2021/10/18/ingin-wakaf-uang-ini-cara-mudah-wakaf-uang/