Anda di halaman 1dari 8

NADZIR WAKAF

PENCATATAN/
PENDAFTARAN WAKAF
Ita Maulina Iriyanti
126102202146
NADZIR WAKAF

Menurut istilah, Nadzir adalah orang atau badan yang memegang amanat untuk memelihara dan
mengurus harta wakaf dengan sebaik-baiknya sesuai dengan wujud dan tujuan harta wakaf.

Dasar Hukum
"Telah mengkabarkan kepada kami Quthaibah bin Said, telah mengabarkan kepada kita Muhammad bin
Abdullah al-Anshori, telah mengabarkan kepada kita Ibnu ‘Auni, beliau berkata: telah bercerita kepadaku Nafi’
dari Ibnu Umar r.a. bahwasannya Umar Ibnu Khattab mendapat bagian sebidang kebun di Khaibar, lalu ia
datang kepda Nabi SAW untuk meminta nasihat tentang harta itu, ia berkata : “Ya Rasulullah, sesungguhnya
aku telah mendapat sebidang tanah di Khaibar yang aku belum pernah memperoleh tanah seperti itu, apa nasehat
Engkau kepadaku tentang tanah itu ?”. Rasulullah SAW menjawab : “Jika engkau mau, wakafkanlah tanah itu
dan bersedekahlah dengan hasilnya. Berkata Ibnu Umar :Maka Umar mewakafkan harta itu dengan arti bahwa
tanah itu tidak boleh lagi dijual, dihibahkan dan diwariskan. Ia menyedekekahkan hasil harta itu kepada yang
fakir, kepada kerabat, untuk memerdekakan budak, pada jalan Allah, orang yang terlantar dan tamu. Tidak ada
dosa bagi orangorang yang mengurusnya (nadzir) memakan harta itu secara patut atau memberi asal tidak
bermaksud mencari kekayaan”. (H.R. Bukhori)
SYARAT NADZIR
syarat-syarat Nadzir menurut pasal 219 Kompilasi Hukum Islam adalah :
1. Nadzir sebagaimana dimaksud dalam pasal 215 ayat (4) terdiri dari perorangan yang harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut :

a. Warga Negara Indonesia


b. Beragama Islam
c. Sudah dewasa
d. Sehat jasmani dan rohani
e. Tidak berada dibawah pengampuan
f. Bertempat tinggal di kecamatan tempat letak benda yang diwakafkannya.
2. Jika berbentuk badan hukum, maka Nadzir harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Badan hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia.
b. Mempunyai perwakilan di Kecamatan tempat letak benda yang di wakafkannya.
c. Badan Hukum yang tujuan dan usahanya untuk kepentingan peribadatan atau kepentingan umum lainnya
sesuai dengan ajaran Islam.
d. Para pengurusnya harus memenuhi syarat-syarat sebagai seorang Nadzir.
HAK DAN KEWAJIBAN NADZIR
Dalam mengurus dan mengawasi, Nadzir berkewajiban untuk :
1. Memelihara baik-baik atas lembar kedua salinan Akta Ikrar wakafnya.
2. Memelihara, mengurus dan memanfaatkan tanah wakaf serta berusaha meningkatkan produktifitas hasilnya.
3. Menggunakan hasil-hasil wakaf sesuai dengan ikrar wakaf

Dalam usaha mengembangkan harta wakaf itu agar produktif, Nadzir berhak mendapat upah yang wajar dan
layak dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut para fuqoha, bahwa Nadzir berhak mendapatkan upah
semenjak dia mulai mengelola dan mengurus harta wakaf baik dengan cara membangun, mengeksploitasi,
menjual hasil produksi dan menyalurkan apa-apa yang telah terkumpul padanya, sesuai dengan syarat wakif dan
pekerjaan lainnya yang bisa dilakukan oleh rekan-rekannya sesama Nadzir. Sebab upah itu sebagai balasan dari
pekerjaan. Sebagaimana hadist Ibnu Umar:
‫ال جناح عىل من وليها أن يأكل منها بالمعروف‬
Artinya: “Tidak ada dosa bagi orang yang mengurusi harta wakaf untuk memakan sebagian darinya dengan cara yang
ma’ruf"
PENCATATAN/PENDAFTARAN WAKAF
Pencatatan Wakaf Benda Tidak Bergerak.

1. Perorangan/ Organisasi/ Badan Hukum yang mewakafkan tanah hak miliknya (sebagai calon wakif) diharuskan
datang sendiri di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW) untuk melaksanakan Ikrar Wakaf
b. Calon wakif sebelum mengikrarkan wakaf, terlebih dahulu menyerahkan kepada PPAIW, surat-surat sebagai
berikut :
Sertifikat hak milik atau tanda bukti kepemilikan tanah
Surat Pernyataan dari Calon Wakif mengenai kebenaran pemilikan tanah dan tidak dalam sengketa
diperkuat oleh Kepala Desa/ Lurah dan Camat setempat
Surat Keterangan pendaftaran tanah.
Ijin Bupati/Walikota u.b Kantor Pertanahan Kab/Kota setempat
c. PPAIW meneliti surat-surat dan syarat-syarat, apakah sudah memenuhi untuk pelepasan hak atas tanah
(untuk diwakafkan)
d. Dihadapan PPAIW dan dua orang saksi, wakif mengikrarkan atau mengucapkan kehendak wakaf itu kepada
nadzir yang telah disahkan.
e. PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf (bentuk W.2) rangkap tiga dengan dibubuhi materi menurut ketentuan
yang berlaku dan selanjutnya dibuatkan Salinan Akta Ikrar Wakaf (W.2.a) rangkap 4 (empat).
f. Setelah pembuatan Akta, PPAIW mencatat dalam Daftar Akta Ikrar Wakaf (bentuk W.4) dan menyimpannya
bersama aktanya dengan baik.

Harta Benda Wakaf Bergerak Berupa Uang

1. Lembaga Keuangan Syari`ah Penerima Wakaf Uang atas nama Nazhir mendaftarkan wakaf uang kepada
Menteri paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak diterbitkannya Sertifikat Wakaf Uang. Pendaftaran wakaf uang
dari LKSPWU ditembuskan kepada BWI untuk diadministrasikan.
2. Pengumuman Harta Benda Wakaf: PPAIW menyampaikan AIW kepada kantor Kementerian Agama dan BWI
untuk dimuat dalam register umum wakaf yang tersedia pada Kantor Kementerian Agama dan BWI.
Wakaf Benda Bergerak Selain Uang

1. PPAIW mendaftarkan AlW


2. Untuk benda bergerak yang sudah terdaftar, Wakif menyerahkan tanda bukti kepemilikan benda bergerak
kepada PPAIW dengan disertai surat keterangan pendaftaran dari instansi yang berwenang yang tugas
pokoknya terkait dengan pendaftaran benda bergerak tersebut.
3. Untuk benda bergerak yang tidak terdaftar, Wakif menyerahkan tanda bukti pembelian atau tanda bukti
pembayaran berupa faktur, kwitansi atau bukti lainnya.
4. Untuk benda bergerak yang tidak terdaftar dan tidak memiliki tanda bukti pembelian atau tanda bukti
pembayaran, Wakif membuat surat pernyataan kepemilikan atas benda bergerak tersebut yang diketahui oleh
2 (dua) orang saksi dan dikuatkan oleh instansi pemerintah setempat.
REFERENSI
Tinjauam Umum Tentang Nadzir,
https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1843/4/092111023_Bab2.pdf
Nurdin,N. TATACARA PENCATATAN HARTA BENDA WAKAF (Petunjuk Teknis bagi
Nadzir Wakaf)

Anda mungkin juga menyukai