KATA PENGANTAR
Menyajikan presentasi saat ini sudah merupakan bagian yang penting dalam
kehidupan seorang eksekutif termasuk pengelola Koperasi Jasa keuangan (KJK).
Keterampilan yang tinggi dalam hal ini akan menjadi aset utama bagi seseorang
yang sedang meniti jalur karirnya. Presentasi merupakan alat komunikasi tangguh
dalam usaha untuk menyampaikan laporan atau keterangan mengenai apa saja
yang merupakan tanggung jawab seseorang, baik itu merupakan barang ataupun
jasa, sehingga pengelola KJK perlu memiliki kompetensi dalam menyajikan
presentasi.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... 1
Daftar Isi .............................................................................................................. 2
Standar Kompetensi............................................................................................. 3
Pendahuluan ........................................................................................................ 5
a. Presentasi Bisnis.............................................................................................. 5
b. Pengertian dalam Presentasi ........................................................................... 5
STANDAR KOMPETENSI
BATASAN VARIABEL :
1. Kontek variabel :
Unit ini berlaku untuk menyiapkan, membuat, menyampaikan dan melaporkan hasil
presentasi, yang digunakan untuk menyajikan presentasi.
2. Perlengkapan untuk menyajikan presentasi pada Koperasi Jasa Keuangan, mencakup :
2.1 Alat bantu presentasi (audio visual)
2.2 Referensi presentasi
2.3 Mikrofone (pengeras suara)
2.4 Telepon
2.5 Komputer atau laptop, LCD dan printer
2.6 Alat tulis kantor
3. Tugas pekerjaan untuk menyajikan presentasi pada Koperasi Jasa Keuangan meliputi :
3.1 Merencanakan presentasi
3.2 Menyiapkan bahan presentasi
3.3 Menyampaikan presentasi
3.4 Membuat laporan hasil presentasi
4. Peraturan untuk menyajikan presentasi pada Koperasi Jasa Keuangan adalah :
4.1 Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan khusus lain yang
berlaku di masing-masing Koperasi Jasa Keuangan.
PANDUAN PENILAIAN :
1. Penjelasan prosedur penilaian :
Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya
yang mungkin diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit
kompetensi yang terkait :
1.1 KJK.SP01.004.01 : Melakukan komunikasi
2. Kondisi penilaian :
2.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh
atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan penyiapan, pembuatan,
penyampaian dan pelaporan hasil presentasi.
2.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/praktek, dan
simulasi di workshop dan atau di tempat kerja.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan :
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut :
3.1 Perencanaan presentasi
3.2 Teknik berbicara di depan umum
3.3 Teknik penyusunan materi presentasi
3.4 Karakteristik hadirin/audiance
3.5 Seminar dan workshop
4. Keterampilan yang dibutuhkan :
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini sebagai berikut :
4.1 Memilih judul presentasi yang relevan
4.2 Menyusun materi presentasi
4.3 Menyampaikan materi presentasi
4.4 Membuat laporan hasil presentasi
5. Aspek Kritis :
Aspek kritis yang merupakan kondisi kerja untuk diperhatikan dalam mendukung unit
kompetensi ini, sebagai berikut :
5.1 Karakteristik hadirin/audiance
5.2 Peralatan presentasi bermasalah
5.3 Kemampuan menyesuaikan materi presentasi dengan situasi lapangan
KOMPETENSI KUNCI :
NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT TINGKAT
1. Mengumpulkan, mengorganisasi dan menganalisa informasi 3
6. Memecahkan masalah 3
7. Menggunakan teknologi 2
PENDAHULUAN
a. Presentasi Bisnis
Menyajikan presentasi juga dapat digunakan untuk menunjukkan kemampuan,
karena dari cara seseorang memberikan presentasi dapat dinilai seberapa jauh ia
menguasai bidang yang dikelola. Modul akan memberikan petunjuk-petunjuk
mengenai cara menyusun dan bagaimana membawakan suatu presentasi. Mulai
dari merencanakan sampai dengan menyelenggarakan, serta hal-hal khusus
yang perlu diperhatikan dalam suatu presentasi.
BAB I
MENYIAPKAN PEKERJAAN MENYAJIKAN PRESENTASI
Jika presenter naik panggung tanpa persiapan maka presenter akan turun
tanpa kehormatan, ungkapan ini menandakan bahwa betapa pentingnya
langkah perencanaan atau persiapan dalam kegiatan presentasi.
Lebih dari itu, penyajian visual ini tidak hanya sekedar grafik dan table.
Sekarang, dengan menggunakan software tentu, misalnya Powerpoint, kita bisa
menggabungkan suara, foto, clip art, animasi dan video camera dalam satu file
presentasi. Kita juga bisa menghubungkan antar-text, antar-file dalam satu
presentasi. Kemampuan mengolah program ini akan membuat citra presentasi
dan semakin baik. Paling tidak, presenter telah memberikan kesan pertama
kepada audience bahwa presenter siap melakukan presentasi.
Berpegang Pada Manual Operasi Alat Bantu (Audio Visual). Dengan peragaan
audio visual, kita menangkap pesan bahwa perasaan atau emosi itu lebih cepat
disampaikan lewat pesan visual (non verbal) ketimbang pesan verbal. Selain
itu, pesan yang tersirat dari gambar juga lebih mudah dipahami.Demikian pula
halnya dengan presentasi. Kita bisa mengembangkan ide-ide visual, tetapi ide-
ide tersebut harus sesuai dengan topik yang akan kita sampaikan. Holchombe
dan Strin (1990), memberikan tips sebagai berikut :
- Pertama, gunakan analogi. Kita bisa menggunakan analogi atau metafora
atau apa saja yang berhubungan dengan topik kita. Dengan analogi yang
cerdas, kita bisa menceritakan dengan bahasa yang sederhana, lugas dan
menarik. Misalnya, kita bisa berkata, “Gambar ini mirip dengan ….”
- Kedua, gunakanlah visualisasi sesuai dengan data yang ada. Cobalah
berlatih mengungkapkan dengan kata-kata. Lalu rekam pembicaraan
tersebut. Putar dan dengarkan. Petunjuk untuk membuat visualisasi
biasanya terdiri dari kata kerja, karena kata kerja menunjukkan suatu
kegiatan (action). Misalnya, “Desentralisasi struktur perusahaan akan
mendukung tujuan perusahaan”. “Mendukung” adalah kata kerja tersebut.
Kata ini bisa presenter visualisasikan dengan semacam gambar tiang yang
berdiri tegak menahan tujuan tersebut, atau bisa dengan presenter panah
yang mengarah ke tujuan perusahaan.
- Ketiga, yakinkan bahwa visualisasi ini sesuai dengan kata-kata yang ingin
kita kembangkan. Mungkin saja kita ingin tampil menarik, tetapi visualisasi
presenter justru tidak sesuai. Karena itu, sebelum kita memulai presentasi,
uji dulu di depan teman-teman. Siapa tahu kita pesan visual yang tidak
sesuai dengan kata-kata yang ingin kita sampaikan.
Betapa pentingnya alat bantu (Audio Visual) dalam presentasi, namun kita
sering dilupakan buku manual dalam mengoperasikan alat bantu (Audio
Visual), periksalah apakah semua alat bantu yang hendak digunakan (audio,
visual, komputer) bisa dilihat, didengarkan, dan dimengerti oleh semuanya,
gunakan buku manual operasi alat bantu dengan baik dan sesuai.
BAB II
MEMBUAT BAHAN PRESENTASI
Menguasai Materi Presentasi. Tentu saja, seorang doktor bukan orang yang
serba tahu. Ia hanya orang biasa yang mendalami bidang tertentu. Ia
melakukan penelitian pada bidang-bidang tertentu dan harus tahu diri bahwa
ada bidang-bidang lain di luar keahliannya. Dokter kulit tentu akan menolak bia
ia diminta berbicara tentang penyakit jantung. Ekonom saja banyak jenisnya.
Yang ahli otonomi daerah belum tentu menguasi moneter. Meskipun begitu,
ternyata tak banyak orang yang mampu menahan diri, seakan-akan seorang
doctor tahu segalanya.
Presenter tidak perlu menjadi seorang doktor untuk menjadi presenter yang
baik, namun ada baiknya presenter pun membatasi diri dalam memilih topik.
Hal-hal yang dapat dianjurkan dalam memilih topik adalah sebagai berikut.
1. Tolaklah topik-topik yang tidak termasuk dalam bidang keahlian presenter.
Berikan nama lain bila mereka menghendaki presenter sebagai presenter,
sodorkan topik yang sungguh presenter kuasai.
2. Bila topik bergabungan dengan keahlian presenter namun bersinggungan
dengan bidang lain yang bersifat agak teknis, lakukanlah tendem (terjun
bersama-sama) dengan orang lain yang presenter anggap ahli. Ketika
pertama kali public membicarakan e-commerece dan belum jelas bentuk
bisnisnya, saya melakukan presentasi dengan dibantu oleh rekan saya
yang usianya jauh lebih muda dari saya, namun secara teknis sangat
menguasai bidang itu.
3. Topik yang baik haruslah relevan dengan kebutuhan audience, actual,
berisi wawasan teoritis (mampu menjelaskan suatu fenomena), praktis
sekaligus mudah dipahami, terfokus, dan dapat disajikan dengan menarik.
4. Adakalanya presenter diminta untuk memberikan wawasan praktek saja,
tanpa perlu memberikan warna teoritis sama sekali. Artinya, biarkanlah diri
presenter bercerita dari pengalaman pribadi. Bob Sadino (Kem Chicks),
Ken Sudarto dan Paul Karmadi (Materi International), Sudhamek Agung
Waspodo (Kacang Garuda), Haji Mahtum Mastoem (majalah Gamma)
adalah tokoh-tokoh intelektual yang kaya dengan pengalaman praktis
dalam bisnis mereka masing-masing, yaitu retail, komunikasi pemasaran,
kewirausahaan dan media massa. Mereka biasa diminta sebagai pembicara
justru karena mereka kaya dengan wawasan praktek.
Dari pernyataan manajer KJK diatas, kita perlu memilih dan menentukan judul
topik presentasi, yakni Pertama, pilihlah judul topik yang relevan dengan
Judul topik yang dipilih haruslah menjawab pertanyaan yang kira-kira akan
diajukan oleh audience (misalnya pengambil keputusan). Pertanyaan yang
diperkirakan akan diajukan sebagai berikut :
Jika main point-nya adalah rekomendasi atau suatu konkuli, maka
pertanyaannya adalah “why” dan jawabanya adalah a series of reasons.
Jika main point-nya adalah prosedur, maka pertanyaanya adalah “how”, dan
tentu saja jawabanya adalah a series of steps.
Jika main point-nya adalah satu deskripsi mengenai suatu analisis, maka
pertanyaanya adalah “what” dan jawabanya adalah partas of the whole
Visualisasi dalam presentasi hanya sekedar alat Bantu. Kita tetap harus
menguraikanya dalam kata-kata yang mudah dimengerti. Menutur Holcombe
dan Stein (1990), daya tarik suatu presentasi dapat presenter tingkatkan melalui
tiga cara berikut ini :
pilihlah media yang cocok dengan jumlah audience.
berilah desain yang bisa menambah citra dan daya tarik presentasi
presenter.
sesuaikanlah gambar ini dengan data yang ada.
Presenter sering terpaku pada teks, dalam presentasinya berbicara sama persis
dengan teks yang ada pada slide. Alhasil, presentasinya menjadi kering dan
kaku. Lalu, apakah presentasi yang baik tidak perlu menggunakan teks? Teks
tetap perlu. Bahkan penting. Ia berguna sebagai “penunjuk arah” agar audience
menyadari di mana ia berada. Ingat, audience bukan pembaca buku. Seorang
pembaca buku bisa membaca dari halaman terakhir agar ia mengerti akhir
ceritanya lebih dulu, sedangkan audience itu tidak bisa membaca seperti halnya
pembaca buku. Ia perlu dituntun dari slide awal sampai akhir. Nah, sebagai
presenter yang baik presenter perlu membantunya. Dengan apa : dengan
bantuan teks yang jelas dan mudah dimengerti.
Keenam, gunakanlah warna yang sejuk, enak dilihat, dan tidak norak. Warna
yang norak bisa menyebabkan sakit mata.
Alat ini sangat bermanfaat untuk mengarahkan jalan berpikir audience sehingga
dari awal mereka sudah tahu kemana arah presentasi presenterl selain itu,
struktur ini juga berguna bagi presenter yang berkerja dalam tim, atau bagi
mereka yang belum terbiasa (terlatih) mengembangkan topik. Dengan memiliki
suatu logical tree, para anggota tim tinggal memilih sub topik yang menjadi
tanggung jawabnya, dan ke mana arah presentasi tersebut.
Logikanya, struktur ini akan mendorong kita membuat suatu poin, lalu mencari
penjelasanya (dukungan-dukungannya) sampai tuntas. Intinya terdiri dari
headings, subheadings dan supporting details.
Logical tree ini harus dimulai dengan apa yang kita sebut sebagai main points,
yaitu hal-hal pokok yang harus dijawab. Tentu saja main points harus dibatasi.
Jangan terlalu ambisius dengan memberikan seluruh penjelasan, seluas-
luasnya. Ingatlah manusia punya kemampuan yang terbatas dalam mengolah
informasi. Lagi pula, manusia akan mengalami keletihan bila dipaksa menerima
banyak hal sekaligus. Jadi, kita harus memotongnya, memfokuskan pada hal-
hal yang paling penting saja, dan saling berhubungan. Jika kita harus
menyajikan banyak hal, mungkin presenter harus berani meminta izin untuk
membagi presentasi itu kedalam beberapa presentasi dengan topik yang
berbeda.
Beberapa hal yang dapat kita lakukan, agar presentasi kita semakin menarik,
yaitu :
Jadi, buatlah desain visual yang mudah dimengerti, gampang dibaca, dan yang
paling penting, isinya mendukung pernyataan-pernyataan kita. Namun, jangan
lupa, cari tahu dulu siapa saja yang kira-kira akan menghadiri presentasi kita.
Bahan presentasi jangan terlalu banyak, jangan terlalu sedikit :
Buat pesan yang sesederhana mungkin.
Ulangi pokok pembicaraan kita beberapakali dan dengan berbagai cara
sampai mendapatkan yang paling tepat.
Kumpulkan materi kita dengan membaca jurnal, majalah, surat kabar.
Putuskan bagaimana menyatakan materi yang perlu saja.
Bahan presentasi harus memiliki kelenturan :
Susunan dan rangkuman materi agar tampak luwes dan mudah dicerna
Susunan alurnya agar mudah diikuti
Klasifikasi materi presentasi, dengan tiga cara :
o Materi inti (pokok persoalan presentasi)
o Materi yang bisa dibagikan (handouts)
o Materi pelengkap (tambahan bahan kalau masih banyak waktu, atau
dalam menjawab pertanyaan)
Informasi dilihat dari sumbernya dibagi menjadi dua jenis: internal dan
eksternal. Informasi internal adalah informasi yang menggambarkan keadaan
(profile), dan informasi eksternal adalah informasi yang menggambarkan ada
tidaknya perubahan di luar organisasi itu. Informasi eksternal lebih banyak
digunakan oleh kegiatan manajerial tingkat atas. Jenis informasi dibagi menjadi
informasi insidentil dan rutin. Informasi rutin digunakan secara periodik
terjadwal dan digunakan untuk penanggulangan masalah-maslah rutin.
Informasi insidentil diperlukan untuk penanggulangan masalah-masalah
khusus yang akan dipresentasikan.
Akurasi adalah ukuran berupa rasio antara jumlah informasi yang benar dan
tidak benar. Suatu sistem dikatakan mempunyai akurasi tinggi apabila
akurasinya sebesar 95%. Namun akurasi tinggi tidak akan berguna apabila
kedatangannya terlambat dan tidak teratur. Oleh karena itu sistem informasi
dituntut untuk lengkap, ringkas dan teratur sehingga tidak memusingkan
pengguna informasi tersebut khususnya untuk menyusun bahan presentasi.
BAB III
MENYAMPAIKAN PRESENTASI
Banyak presenter yang masih memiliki pola pikir seperti dosen konvensional,
yaitu menahan makalah atau ringkasan sampai kuliah berakhir. Mereka tak
ingin membagi-bagikan bahan sebelum diskusi berakhir. Alasannya sederhana
saja, yaitu agar mahasiswa memperhatikan dan mencatat setiap materi yang
disajikan. Di Amerika Serikat, hal seperti ini hampir tak pernah terjadi. Semua
presenter rela memberikan materi sebelum pelajaran diberikan. Dan anehnya
tak satupun audience yang tak serius. Bahwa sebaiknya makalah diberikan
dalam bentuk pointers dan diberikan di muka agar audience dapat mengikuti
jalan pikiran presenter. Lalu, tentu saja dibutuhkakan cara lain untuk
menciptakan daya tarik.
Misalnya terjadi infocus tidak tepat. Padahal semua materi berbentuk pointers
terdatap di laptop. Apa yang harus dilakukan? Tentu saja kalau hal ini terjadi,
kita tidak perlu panik. Sekecil apa pun, selalu ada jalan keluar. Jalan keluarnya
adalah makalah difotokopi dan dibagi-bagikan, sehingga semua audience dapat
mengacu pada bahan tersebut.
Dalam keadaan seperti di atas tentu presenter, harus tahu diri. Audience tidak
mungkin dipaksa berlama-lama mendengarkan presentasi kita. Presenter cukup
memberikan garis besar dan merangsang mereka untuk membaca sendiri.
Berikan clue bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan pokok, dan tentu
saja berikan e-mail address kita kalau mereka ingin mengajukan pertanyaan
dalam hal ini, sekali lagi pointers yang sudah dibagikan sebelumnya akan
sangat berguna.
Ingatlah diri sendiri agar selalu mengontrol bahasa tubuh presenter. Jangan
mengecilkan badan presenter di hadapan audience dengan melihat bahu ke
atas, tangan ke dalam saku, atau tangan yang terlalu aktif, atau tempo suara
yang terlampau cepat.
Terakhir, tentu saja presenter harus terfokus, ingat waktu dan tidak bersikap sok
pinter dengan menyebut banyak informasi teknis yang tak penting bagi orang
lain. Lebih baik bicara sedikit tapi menarik dan mudah diingat daripada bicara
banyak tetapi tidak terfokus dan menyebalkan, berlatih terus berlatih
Teknik Berbicara di Depan Umum. Beberapa kebiasaan yang terjadi pada saat
berbicara di depan umum, sehingga yang menghilangkan pengaruh visual :
1. Tangan dimasukkan ke dalam saku (kesan : santai)
2. Jemari tangan gemetaran, membuka dan menutupnya
3. Lengan tidak dapat direntangkan secara penuh karena sikusiku menempel
pada tulang rusuk
4. Banyak bergerak
5. Menumpukkan seluruh berat tubuhnya pada satu kaki
6. Mengetuk-ngetuk mimbar atau lembar peraga, dlll.
7. Menatap catatan pada mimbar atau benda lain seperti lantai atau langit-
langit.
Teknik berbicara di depan umum dengan proyeksi suara yang bagus dengan
memperhatikan :
Tetap angkat kepala kita
Buka mulut kita lebih lebar dari biasa
Gunakan konsonan yang jelas
Berbicaralah lebih lambat
Turunkan suara kita satu nada
Agar presentasi tidak monoton diperlukan humor. Namun humor tidak boleh
berlebihan, terlalu banyak terlalu jorok, atau tidak ada hubunganya sama sekali
dengan presentasi. Bahan-bahan humor dapat diambil dari berbagai cerita,
kasus sehari-hari, gambar iklan, karikatur, rekayasa gambar, pengalaman
orang lain atau dari buku. Humor juga tidak boleh menyinggung perasaan
orang lain yang mendengarnya. Sekali lagi humor hanya digunakan untuk
menimbulkan gairah, demi meningkatkan efektivitas presentasi. Hal-hal yang
perlu diiperhatikan adalah :
Humor tidak selalu merupakan bahan yang lucu. Dan bisa saja disajikan
dan diinterprestasikan menjadi sesuatu yang lucu kalau presenter
“memasaknya” atau memberi tekanan dalam nada suara presenter.
Humor akan lucu kalau ditempatkan pada konteksnya.
Humor dan bahasa daerah. Presenter dapat saja merasa lucu tetapi
audience presenter mungkin tak ada yang tertawa sama sekali. Masalahnya
bisa jadi bahasa presenter tidak mereka mengerti.
Humor tidak selalu merupakan bahan yang terpisah. Bisa saja presenter
memberikan contoh yang serius, tetapi presenter menyajikannya dengan
ringan dan mudah dipahami, atau peserta memberikan contohnya sendiri
yang dianggap lucu. Mereka ketika presenter memainkan humor, sunguh-
sungguh yakinlah bahwa humor itu lucu dan tuntas. Kalau tidak, orang akan
bertanya : “Dimana lucunya?” atau, “Sudah? Begitu saja?”
Disamping hal di atas, ada beberapa hal yang harus dilakukan presenter pada
saat menyajikan presentasi, yakni :
Buat suasana yang santai dan rileks untuk pendengarmu, misalnya dengan
guyonan yang relevan, atau ambil perhatian mereka dengan bahasa tubuh
atau peristiwa yang dramatik.
Gunakan kata ganti "personal" (misalnya kita) dalam memberikan
presentasi.
Berapakah jumlah audience yang layak ? tentu saja amat bervariasi. Untuk satu
presentasi kerja , jumlah audience-nya bisa saja hanya berkisar antara 8 hingga
12 orang. Audience dengan jumlah sedikit ini tentu membuat presenter harus
mempersiapkan sebaik mungkin. Mereka dapat melakkukan interupsi kapan
saja, mengajukan pertanyaan apa saja, dan meminta presenter segera berhenti
begitu mereka merasa focus presentasi tidak jelas, alur pikiran tidak sistematis,
isinya tidak menjawab kebutuhan mereka dan seterusnya.
sebanyak ini tentu akan cepat merasa jenuh, sehingga dibutuhkan sejumlah
teknik agar mereka tetap betah dan antusias mendengankan ceramah
presenter.
Ada beberapa hal yang perlu presenter perhatikan dari hadapan audience di
bawah ini :
Jangan hanya diam di tempat (dipanggung). Upayakan untuk bergerak
berkeliling dan berada di tengah-tengah audience. Sesekali ajukan
petanyaan atau berikan kesempatan bagi audience untuk berbicara.
Agar presenter mudah bergerak, gunakan mikrofon tanpa kabel, dan
pastikan bahwa volume dan fekuensi sound sistem tidak terganggu atau
berubah.
Gunakan alat Bantu presentasi, misalnya LCD Projector yang dapat diakses
lewat computer. Pastikan bahwa huruf-huruf atau gambar-gambar yang
disajikan terlihat dari jauh.
Jangan biarkan ruangan memanjang ke belakang. Usahakan agar jarak
antara mereka dan presenter tak terlalu jauh. Bila perlu, kurangi meja pada
bagian belakang ruangan, sehingga cukup hanya lima baris di bagian depan
yang menggunakan meja. Jarak yang semakin jauh akan menimbulkan
gangguan yang cukup serius.
Tentu saja presenter perlu menggunakan cara penyajian yang berbeda untuk
jumlah audience yang berbeda pula. Karena itu, selalu tanyakan kepada pihak
pengundang atau penyelenggara berapa jumlah audience yang akan
mendengarkan presentasi presenter.
Menjaga Penampilan. Sesingkat apapun waktu yang presenter miliki untuk
melakukan presentasi, selalu bukalah presentasi tersebut dengan sebuah
kehangatan. Kehangatan hubungan akan sangat membantu penerimaan
audience terhadap hal-hal yang akan presenter sampaikan. Lihatlah wajah
semua orang yang akan mendengarkan prsentasi presenter, apakah mereka
masih memiliki wajah dingin, mendunduk, enggan melihat presenter, saling
berbisik, curiga atau resah di tempat duduk mereka. Kalau ya, jangan nekat
langsung membicarakan materi apalagi bila materi yang presenter sajikan
kering, kurang bumbu, sulit dicerna, mengandung banyak hal teknis atau
mengandung hal-hal yang kurang enak didengar.
Beberapa hal yang dapat dianjurkan agar dapat menyajikan presentasi dengan
baik, terutama dalam menjawab umpan balik/pertanyaan dari audience adalah
sebagai berikut :
1. Jangan terlalu ambisius menjawab banyak hal dalam waktu yang singkat.
Mood, kata ahli perilaku John C. Mowen, bukalah merupakan bagian dari
kepribadian, melainkan suatu keadaan perasaan yang muncul sewaktu-waktu
(transient) pada situasi tertentu. Durasinya pendek dan tidak berlansung secara
terus-menerus. Celakanya, kata Mowen lagi, mood berpengaruh besar terhadap
daya ingat seseorang (recall of information). Ketika seseroang sedang sedih, ia
akan ingat hal-hal yang menyedihkan dan ketika ia senang ia akan lebih banyak
ingat pada hal-hal yang menyenangkan. Hal-hal inilah yang dikomunikasikan
oleh seorang pada situasi tertentu.
Hal-hal apakah yang harus dilakukan untuk menjaga mood seorang pembicara?
Berikut adalah tips yang wajib dipahami setiap penyelenggara seminar :
1. Tulislah nama pembicara dengan benar, dengan gelar tepat. Adalah fatal
membuat iklan dimana ejaan nama dan posisinya (jabatan) salah, apabila
mencetak nama yang salah dalam plakat atau sertifikat.
2. Jemputlah pembicara dengan orang yang tepat. Jangan mengutus orang
yang banyak bicara, tidak sopan, tidak rapi, apalagi yang memiliki aroma
yang kurang sedap.
3. Tawarkan santap siang atau makan malam bersama, dan tunjukkan bahwa
presenter tidak hanya tertarik dengan materi yang akan disajikan. Ini bukan
hubungan transaksional yang putus begitu saja begitu transaksi selesai,
melainkan suatu hubungan yang bersifatnya jangka panjang (relational).
4. Tanyakan apakah ada yang hendak ia kunjungi selama berada di kota
presenter. Bila diperlukan, tawarkan fasilitas yang mungkin presenter miliki
atau setidaknya berikan informasi bagaimana menyewa kendaraan di hotel
5. Berikan informasi yang jelas mengenai latar belakang audience, ruangan,
moderator dan bagaimana acara akan dipandu.
6. Jangan sesekali ingin memeras tenaga dan pikiran presenter dengan
mengundang banyak pejabat atau pengusaha untuk makan malam
bersama, karena mereka pasti akan mengajukan pertanyaan yang “berat”
sehingga pertemuan tersebut kesannya seperti konsultasi. Berikan suasana
rileks, bicarakan hal-hal yang menyenangkan saja. Undang kalangan
terbatas dalam suasana yang bersahabat. Jangan pula berniat mengambil
untung dengan menampilkan pembicara pada acara lain yang presenter
miliki pada hari yang sama tanpa melakukan pembicaaan yang fair
sebelumnya.
Dengan mood presenter yang positif presenter pasti akan memperoleh manfaat
yang besar, audience yang puas dan tentu saja kegiatan yang pasti dapat
dilaksanakan dengan baik. Kalau sudah begitu, jangan khawatir, presenter pasti
akan datang dan setiap kali presenter melakukan hubungan, ia pasti akan
menerimanya dengan senang hati. Uang tak selalu bias membeli mood.
Menyajikan presentasi mempunyai tujuan yang jelas untuk KJK, maka kita
harus menyusun strategi presentasi. Strategi hanyalah rangkaian langkah yang
direncanakan sebelumnya agar kita menyadari tujuan tersebut. Dengan kata
lain, kita tahu secara pasti apa yang akan dilakukan, kapan melakukannya dan
bagaimana mencapai apa yang kita inginkan dalam menyajikan presentasi.
BAB IV
MELAPORKAN HASIL KEGIATAN PENYAJIAN PRESENTASI
1) Pelaporan
Teknik Pelaporan Menyajikan Presentasi. Manajer KJK mendiskusikan
dengan para kepala bagian mengenai Hasil ekgiatan menyajikan presentasi,
maka manajer atau pengelola KJK menuangkannya dalam form kegiatan
menyajikan presentasi, untuk mempermudah dalam mengantisifikasi
kegiatan menyajikan presentasi, manajer KJK perlu menyiapkan format
laporan menyajikan presentasi.
Jenis laporan dapat dibagi menjadi beberapa macam, berikut ini akan
diuraikan sebagai berikut :
a. Laporan menurut isinya :
• Laporan Informatif
• Laporan Rekomendasi
• Laporan Analitis
• Laporan Pertanggungjawaban
• Laporan Kelayakan
b. Laporan menurut bentuknya :
• Laporan berbentuk Memo
• Laporan berbentuk Surat
• Laporan berbentuk Naskah
2) Menyusun Pelaporan
Hasil pelaksanaan menyajikan presentasi disusun rekomendasi atas
permasalahan yang dihadapi KJK dan menuangkannya dalam form yang
telah tersedia, kemudian bersama memo dikirimkan kepada pengurus untuk
ditindaklanjuti pengurus jika diperlukan.
Laporan evaluasi dan rekomendasi dapat dibuat dalam bentuk form dan
dilaporkan untuk ditindak lanjuti seperti berikut :
Form Laporan Evaluasi (Form laporan berkala sesuai dengan ketentuan masing-masing KJK)
LAPORAN HASIL
PELAKSANAAN PENYAJIAN PRESENTASI
Kategori Keberhasilan
No. Komponen Sangat Baik Cukup Kurang
Baik
1 Kesesuaian topik presentasi dengan
kebutuhan peserta/audience
2 Kesesuaian topik presentasi dengan
program kerja KJK
3 Kesesuaian topik presentasi dihubungkan
dengan perkembangan Iptek dan bisnis
4 Teknik-teknik Presentasi yang digunakan
5 Kesiapan materi/bahan presentasi
6 Waktu yang digunakan
7 Media/alat peraga yang digunakan
8 Partisipasi peserta/audience presentasi
9 Pencapaian tujuan presentasi
10 Kepuasan peserta/audience presentasi
11 Proses presentasi efektif
Saran / Rekomendasi :