Anda di halaman 1dari 6

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Aplikasi permainan tradisional dalam mengembangkan nilai karakter anak

AD Gustiana, M. Agustin & H. Djoehaeni


Universitas Pendidikan Indonesia, Indonesia

ABSTRAK:Penelitian ini dilakukan untuk permasalahan yang paling mendasar yaitu masih ditemukannya
beberapa guru PAUD yang terlalu berorientasi akademik dalam proses pembelajaran dan cenderung
mengabaikan aspek psikologis serta nilai karakter. Bahkan, saat ini nilai karakter bangsa sudah berada
pada level kritis. Fenomena ini terlihat dari banyaknya tawuran antar pelajar, tawuran antar warga desa dan
sejenisnya. Permasalahan tersebut membutuhkan solusi yang tepat dan integratif serta bermanfaat bagi
banyak pihak. Salah satu solusinya adalah dengan membangun nilai karakter sejak dini. Berkaitan dengan
pembentukan nilai karakter, maka penerapan pembelajaran melalui permainan tradisional untuk usia
prasekolah dirasa tepat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dimana
subjek penelitian berjumlah 36 partisipan.sig.skor (0,04) < (0,05), jadiHoditolak artinya ada perbedaan nilai
karakter yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol. Dilihat dari rata-rata perolehan,
kelompok eksperimen yang menerapkan permainan tradisional lebih efektif dalam mengembangkan nilai
karakter anak usia prasekolah.

guru; dan (8) kebencian dan kecurigaan terhadap orang


1 PERKENALAN
lain.
1. 1Latar belakang penelitian Ciri-ciri yang diungkap oleh Lickona sangat cocok
dengan kondisi negara ini. Oleh karena itu, tidak dapat
Mengembangkan potensi dasar anak terutama
dipungkiri bahwa penerapan nilai-nilai karakter dalam
dalam nilai-nilai karakter tertentu seperti jujur,
pendidikan perlu dilakukan. Sejalan dengan itu, Tillar
toleransi, kreatif, dan tanggung jawab melalui
(2002) menyatakan bahwa pembela terakhir untuk
kegiatan pedagogik yang tepat dan bermakna perlu
menjaga sekaligus melindungi bangsa ini secara
dilakukan sejak masa kanak-kanak. Sedangkan
keseluruhan adalah pendidikan.
pengabaian penerapan nilai-nilai karakter ini akan
Nilai karakter yang dimaksud adalah jujur,
sangat berdampak pada hilangnya generasi
toleran, disiplin, ramah atau sakit hati, komunikatif,
manusia. Ini bisa menjadi kerugian yang sistemik
dan pekerja keras. Nilai-nilai yang dianut oleh
atau bahkan fatal bagi suatu bangsa (Lickona 1992).
bangsa ini dianggap kritis bahwa tawuran antar
Lebih dari itu, Lickona mengungkapkan sifat-sifat yang
pelajar, tawuran antar masyarakat dan lain-lain
“menakutkan” ketika suatu bangsa kehilangan nilai-nilai
banyak terjadi. Masalah-masalah ini membutuhkan
karakter penting tersebut. Yakni (1) meningkatnya tingkat
solusi yang jelas, integratif, dan menguntungkan
kekerasan dalam masyarakat; (2) viralnya bahasa kasar,
untuk setiap aspek. Salah satu solusi jitu yang
umpatan, kata-kata porno bahkan mengarah ke
ditawarkan studi ini adalah menerapkan nilai-nilai
“SARA” (menyinggung suku, ras dan agama); (3) pengaruh
karakter sejak kecil.
yang kuat dari teman sebayanya untuk melakukan
Tidak dapat dipungkiri bahwa kegiatan pembelajaran
kekerasan yang mengarah pada kejahatan; (4)
di taman kanak-kanak seharusnya menyenangkan,
meningkatnya perilaku merusak diri seperti narkoba, seks
bermakna, dan penuh semangat untuk menggali potensi
bebas, dan alkohol; (5) pedoman moral yang baik dan
anak secara optimal. Selain itu, berdasarkan PP No 58
buruk semakin kabur; (6) kemerosotan etos kerja; (7)
Tahun 2010 jelas bahwa landasan pedagogik anak adalah
mengurangi rasa hormat terhadap orang tua dan
pengembangan nilai-nilai karakter yang diterapkan
melalui bermain.

Prosesi dari 2tINCOTEPD, 21-22 Oktober 2017 (Volume Tambahan), Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia, ISBN 978-602-74576-1-4 | 102
Salah satu jawabannya adalah melalui permainan dikembangkan oleh sekolah. Seperti yang dikemukakan
tradisional anak-anak misalnyacongklak,ular tangga, oleh Ramli (2001) bahwa pendidikan karakter memiliki
galah asinDanboy-boyan.Permainan tradisional ini akar dan makna yang sama dengan pendidikan akhlak.
hampir punah karena kemunculannyaGawai. Sementara itu Kirschenbaum (1995) menyebutkan ciri-
Padahal, permainan tradisional tersebut sangat ciri individu yang memiliki nilai-nilai karakter seperti:
bermanfaat dalam mendukung perkembangan nilai- menghormati, bertanggung jawab, peduli, disiplin,
nilai karakter anak seperti kejujuran, tanggung setia, mendorong, dan toleransi. Individu yang
jawab, dan empati (Herawati 2002). Munculnya berkarakter baik memiliki pengetahuan untuk
kemajuan teknologi dalam gaya hidup manusia memahami potensi diri yang terlihat dari rasa percaya
membuat aktivitas “manual” (permainan tradisional) diri, rasional, logis, kritis, analitik, kreatif dan inovatif,
diabaikan oleh sebagian besar masyarakat dan mandiri, pola hidup sehat, tanggung jawab, sabar,
beralih ke aktivitas “otomatis” (game/game online) cermat, pantang menyerah, semangat, amanah, dapat
termasuk gaya hidup anak-anak. menjaga janji, adil, rendah hati, rumah sakit, estetika,
sportif, dan diselesaikan. Individu ini juga dapat
1.2Pertanyaan penelitian
memiliki kesadaran penuh untuk melakukan yang
Latar belakang di atas memfokuskan penelitian ini terbaik dan berprestasi, serta berperilaku berdasarkan
untuk menerapkan permainan tradisional “kaulinan potensi dan kesadarannya.
budak” untuk mengembangkan nilai-nilai karakter di
2.1.2Tujuan pendidikan karakter
TK. Untuk mendapatkan fokus yang terarah dan
konstruk yang jelas dari penelitian ini, maka Tujuan Pendidikan Karakter (Kemdiknas Balitbang
pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut. Puskur, 2010) untuk mengembangkan potensi peserta
A. Bagaimana profil nilai karakter kelompok didik sebagai manusia dan warga negara yang
TK B TK La Tanza dan TK laboratorium UPI memperoleh nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
2015-2016? melalui aspek pedagogik, untuk mengembangkan
B. Program pembelajaran seperti apa yang digunakan kebiasaan dan perilaku yang baik sesuai dengan nilai-
dengan permainan tradisional dalam mengembangkan nilai universal dan agama, menerapkan kepemimpinan
nilai karakter siswa TK laboratorium UPI tahun dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi
2015-2016? muda, mengembangkan potensi peserta didik untuk
menjadi mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan, dan
2 APAKAH ADA PERBEDAAN PENINGKATAN mengembangkan lingkungan sekolah yang aman, jujur,
(GAIN) YANG SIGNIFIKAN ANTARA NILAI penuh kreativitas dan ramah lingkungan, bahkan
KARAKTER KELOMPOK KONTROL DAN patriotik dan bermartabat .
EKSPERIMEN? STUDI SASTRA
2.1. 3Metode dan prinsip pendidikan karakter
Untuk mencapai tujuannya, penerapan metode
2.1Konsep pendidikan karakter masa kecil
pendidikan karakter memerlukan metode yang tepat
2.1.1Pengertian pendidikan karakter seperti pengajaran, keteladanan, dan refleksi (Megawangi
2004). Selain itu penerapannya juga membutuhkan
McCarrol (Megawangi 2004 p. 5) menyatakan bahwa
prinsip-prinsip dasar yang dapat dipahami oleh setiap
karakter dibentuk dengan pengeboran biasa, hal ini
individu yang melakukan pendidikan karakter. Kepala
sesuai dengan pengertian karakter yang berarti
sekolah tersebut dikutip dari Lickona (dikutip dari
“mengukir”. Ukiran itu sendiri membutuhkan proses,
Megawangi 2007, hlm. 145-147) dengan 11 kepala sekolah
keterampilan dan juga ketelitian dari pematungnya
bahwa pendidikan karakter harus mengandung nilai-nilai
untuk membuat ukiran yang kokoh serta menciptakan
yang dapat membangun karakter yang baik,
karakter itu sendiri sehingga dapat melekat kuat pada
mendefinisikannya dengan aspek yang komprehensif
individu. Goleman (1995) mengatakan bahwa karakter
seperti berpikir, merasa, dan bertindak, membutuhkan
adalah intelektual emosional, dan Mulyana dalam
pendekatan dan fokus yang komprehensif dari setiap
Mubiar (2011) menegaskan kembali bahwa karakter
komponen, membutuhkan kepemimpinan moral dari
adalah “pola pemikiran, sikap dan perilaku yang
setiap aspek, bekerja sama dengan orang tua dan
melekat kuat pada diri seseorang dan sulit untuk
masyarakat, serta evaluasi secara berkala.
dihilangkan”. Berdasarkan pernyataan para ahli di atas,
dapat disimpulkan bahwa karakter adalah pola perilaku 2.1.4Deskripsi nilai-nilai pendidikan karakter
seorang individu.
Berikut adalah nilai-nilai karakter yang
Dengan demikian, pendidikan karakter adalah pendidikan
uraiannya akan diintegrasikan melalui
yang menerapkan prinsip-prinsip dan metodologi untuk
pendidikan karakter (Kemendiknas, 2010: 10).
membangun kecakapan hidup peserta didik melalui kurikulum

Prosesi dari 2tINCOTEPD, 21-22 Oktober 2017 (Volume Tambahan), Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia, ISBN 978-602-74576-1-4 | 103
Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi Pendidikan Karakter
TIDAK Nilai karakter Keterangan

Sikap dan perilaku ketaatan dalam menjalankan ajaran agama, toleransi dan kerukunan terhadap
A Keagamaan
sesama

perilaku sebagai upaya untuk membangun individu menjadi individu yang dapat dipercaya dalam
B Kejujuran
pernyataan, sikap, dan seri mereka.

Sikap dan perilaku yang menghargai ras, agama, suku, pendapat, perilaku dan
C Toleransi
sikap orang lain.

D Disiplin Sikap yang menunjukkan tertib dan patuh terhadap ketentuan dan peraturan.

Sikap yang menunjukkan kesungguhan terhadap hambatan belajar dan tugas, serta melakukan yang terbaik dalam setiap tugas yang
e Kerja keras
diberikan.

F Kreatif Berpikir dan melakukan segalanya untuk menghasilkan cara-cara yang inovatif.

G Mandiri Sikap dan perilaku menyelesaikan tugas secara mandiri.

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menunjukkan persamaan antara hak dan kewajiban
H Demokratis
terhadap diri sendiri dan orang lain.

SayaRasa ingin tahu Upaya untuk memahami lebih dalam dan lebih luas dari sesuatu yang mereka pelajari, amati, dan dengar.

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menempatkan kepentingan nasional di atas kepentingan
J Patriotik
individu bahkan kelompok.

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menunjukkan kesetiaan, kehati-hatian, dan
k Loyalitas Tanah Air
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, dan politik bangsa.

Sikap dan perilaku mendorong diri untuk menghasilkan sarana yang bermanfaat bagi masyarakat,
l Apresiasi Prestasi
mengakui dan menghargai prestasi orang lain.

M Ramah/ Komunikatif Sikap yang menunjukkan individu latah, easy going, dan kooperatif.

N Cinta Damai Sikap, pernyataan, dan ukuran tindakan yang menciptakan rasa aman dan gembira pada individu.

Hai Membaca intensif Sebuah kebiasaan menghabiskan waktu dengan banyak kegiatan membaca.

Tindakan dan sikap untuk mencegah kerusakan lingkungan dan mengembangkan upaya-upaya tertentu
P Keterlibatan Lingkungan
untuk melestarikan lingkungan.

Tindakan dan sikap untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dan mereka yang
Q Keterlibatan Sosial
membutuhkan.

Sikap dan perilaku individu untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang telah dilakukan
R Tanggung jawab terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, budaya), bangsa, dan Tuhan Yang
Maha Esa.

2.2Konsep permainan tradisional daerah tertentu, yang mengandung nilai-nilai budaya dan
norma-norma masyarakat dan diwariskan dari generasi ke
2.2.1Pengertian permainan tradisional
generasi. Dengan permainan tradisional, aspek
Menurut Kurniati (2016, hlm. 2) permainan tradisional adalah perkembangannya akan merangsang anak-anak serta
kegiatan bermain yang tumbuh dan berkembang dalam rasa gembira mereka sekaligus melestarikan bangsa

Prosesi dari 2tINCOTEPD, 21-22 Oktober 2017 (Volume Tambahan), Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia, ISBN 978-602-74576-1-4 | 104
budaya. Lebih lanjut Kurniati mengatakan, umumnya Gambar 3.1 Desain Nonequivalent Control Groups
permainan tradisional memberikan kebahagiaan bagi yang (Sugiyono, 2008:79)

melakukannya.
3.2Lokasi dan peserta
2.2.2Macam-macam permainan tradisional
Penelitian ini dilakukan di TK La Tanza yang bertempat
Macam-macam permainan tradisional menurut Direktorat di Kecamatan Sariwangi Bandung Barat dan TK
Nilai Budaya (Kurniati 2016, hlm. 3) menjelaskan bahwa Laboratorium UPI Bandung. Partisipan penelitian ini
permainan tradisional masyarakat terbagi menjadi tiga adalah kelompok B yang terdiri dari 36 anak dengan
kelompok, (1) permainan strategi seperti,galah asin; (2) rentang usia 5-6 tahun. Mereka adalah 20 anak dari TK
permainan permainan fisikbakiakcontohnya; (3) La Tanza dan 16 anak dari TK Laboratorium UPI. Penulis
permainan perubahan sepertioray-orayan. dalam penelitian ini menetapkan TK La Tanza sebagai
kelompok kontrol dan TK laboratorium UPI sebagai
2.2.3Manfaat Permainan Tradisional kelompok eksperimen.
Permainan tradisional memberikan manfaat yang
3.3Instrumen penelitian
berarti seperti merangsang tumbuh kembang anak,
menjalin hubungan sosial yang baik dengan teman Penyusunan Instrumen penelitian ini didasarkan pada
sebaya, mendidik anak dalam mengelola konflik dan variabel dan indikator variabel. Instrumen yang
belajar mengungkapkan solusi, menerapkan aspek digunakan dalam penelitian ini adalah observasi
kerjasama, kebersamaan, disiplin, dan kejujuran langsung untuk mengevaluasi nilai-nilai karakter secara
(Kurniati 2016, p. 3). objektif menggunakan skala Likert dengan 3 alternatif
untuk mengukur kemampuan yang diperoleh anak
seperti (tidak mampu), (kurang mampu), (mampu).
3 METODOLOGI PENELITIAN Deskripsi instrumen untuk mengungkapkan nilai-
nilai karakter taman kanak-kanak dijelaskan sebagai
3.1Metodologi Penelitian
berikut.
Ada beberapa metodologi penelitian yang sering
digunakan oleh para peneliti dalam melakukan Tabel 3.1 Instrumen nilai karakter TK
penelitiannya untuk mengungkap solusi terhadap
permasalahannya. Mereka adalah metode historis, Indikator Sub-Indikator
deskriptif, dan eksperimen. Penelitian ini menggunakan Kejujuran Sikap yang didasarkan pada
upaya untuk mendorong
metode eksperimen yaitu metode eksperimen semu.
individu menjadi orang yang
Definisi ini dikemukakan oleh Arikunto (1992,p. 31) bahwa
Toleransi amanah . Sikap dan perilaku
“eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan yang menghargai ras, agama,
sebab akibat antara dua variabel yang muncul oleh suku, pendapat,
peneliti sendiri dengan menghilangkan variabel lain yang perilaku dan sikap.
tidak penting”. Sedangkan Sugiyono (2008, p. 4) Disiplin Sikap yang menunjukkan tertib dan
patuh terhadap ketentuan dan
menyatakan “eksperimen adalah penelitian yang
peraturan .
menitikberatkan untuk mencari pengaruh tertentu dari Rasa ingin tahu Upaya untuk memahami lebih dalam dan
suatu variabel terhadap variabel lain dalam situasi yang lebih luas dari sesuatu yang mereka
terkendali dengan kuat. Dari kedua pendapat di atas dapat pelajari, amati, dan dengar.

disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah rangkaian Ramah/ Sikap yang menunjukkan
Komunikasi individu latah, easy going, dan
kegiatan percobaan sebagai sarana untuk menyelidiki
ive kooperatif
masalah guna memperoleh pemecahannya. Keras Sikap yang menunjukkan

Ada dua desain metode quasi eksperimen, desain Bekerja bersungguh-sungguh menghadapi hambatan

time series dan nonequivalent control group design belajar dan tugas, serta melakukan yang terbaik

(Sugiyono 2008, p. 73). Penelitian ini menggunakan dalam setiap tugas yang diberikan.

nonequivalent design. Penelitian ini dilakukan di dua


kelas (a) kelas eksperimen dan (b) kelas kontrol. Kedua 3.4Teknik Analisis Data
kelas diperlakukan berbeda, kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional sedangkan Teknik analisis data menggunakan independent t-test
kelas eksperimen menggunakan metode permainan atau mann-whitney tergantung pada uji normalitas. Jika
edukatif. data dianggap berdistribusi normal maka digunakan
Desain penelitian ini adalah sebagai berikut : uji-t, sebaliknya digunakan mann-whitney jika data
dianggap berdistribusi tidak normal. SPSS 17.0 akan
X
digunakan sebagai pengukuran data.

Prosesi dari 2tINCOTEPD, 21-22 Oktober 2017 (Volume Tambahan), Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia, ISBN 978-602-74576-1-4 | 105
4 TEMUAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas kelompok kontrol
dan eksperimen
Hasil
Tes Normalitas
Hasil penelitian ini akan dijelaskan melalui Kolmogorov-
pengumpulan data antara kelompok kontrol dan SmirnovA Shapiro-Wilk

eksperimen. Selain itu, hasilnya dapat dilihat pada Statistik Karakter Statistik
Nilai C Df Sig. C Df Sig.
tabel 4.1 dan 4.2.
Memperoleh Eksperimen . 113 20 . 200* . 962 20 . 582
grup nt
Tabel 4.1 Peningkatan nilai karakter pada setiap Kontrol . 197 16 . 099 . 931 16 . 253
aspek hasil kelompok kontrol kelompok

Pretes Posting A. Koreksi Signifikansi Lilliefors


Sub
TIDAK. Persen Perce * . Ini adalah batas bawah dari signifikansi sebenarnya.
Variabel Total Total
usia ntage

1 Kejujuran 143 59,6 % 183 76,2% Berdasarkan data di atas, kedua data
2 Toleransi 169 58,6 % 218 75,6% dipastikan berdistribusi normal sehingga dapat
dilakukan uji-t. Hasil uji-t akan ditampilkan pada
3 Disiplin 143 59,5% 182 75,8% tabel 4.4.
4 Rasa ingin tahu 119 62% 182 76%
Tabel 4.4 Perolehan Data Kelompok Eksperimen dan
ramah / rekan
Kontrol
5 mmunicati 175 60,8% 217 75,4%
ve Uji Sampel Independen
Keras Tes Levene
6 115 59,9 % 145 75,0%
bekerja untuk Kesetaraan dari uji-t untuk Kesetaraan dari
Varians Cara
Sedangkan peningkatan dari setiap aspek nilai Sig. (2-
karakter kelompok eksperimen dapat dilihat di F Sig. T df berekor)

bawah ini Memperoleh Setara 6.462 . 016 2.131 34 . 040


perbedaan
diasumsikan

Setara 2.025 23.846 . 054


perbedaan
Tabel 4.2 Peningkatan nilai karakter pada setiap bukan

aspek hasil belajar kelompok eksperimen diasumsikan

Menurut data yang ditunjukkan di atas, itu


Pretes Posting
menunjukkan bahwa sig. 0,04 < 0,05 maka h0 dapat
Tot Persen
TIDAK
Sub Variabel Persen
. Total ditolak yang berarti terdapat peningkatan yang signifikan
tage Al ge
1 Kejujuran 179 59,7% 255 85% nilai karakter antara kedua kelompok. Dengan demikian

2 Toleransi 215 60% 302 83,9% dapat dikatakan bahwa permainan tradisional dinilai

3 Disiplin 178 58,3% 252 84% efektif dalam meningkatkan atau mengembangkan nilai-

4 Rasa ingin tahu 147 61,2% 198 82,5% nilai karakter. Tabel di bawah ini akan menjelaskan
Ramah/Comm dengan jelas hasil-hasilnya
5 219 61 % 298 82,8%
unik
6 Kerja keras 141 59% 197 82,1%
100

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa setiap aspek


nilai karakter baik pada kelompok kontrol maupun 50 Percobaan
eksperimen mengalami peningkatan. Namun, kelompok

peningkatan yang sedikit signifikan tampak pada Grup Kontrol


kelompok eksperimen dibandingkan kelompok kontrol. 0
Keras…
Ramah/…

Hasil uji normalitas kedua kelompok lebih


Toleransi
Kejujuran

Rasa ingin tahu


Disiplin

besar dari 0,05 yang berarti kedua data


berdistribusi normal. Secara jelas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini
Gambar 4.1 Bagan peningkatan(Memperoleh)eksperimen dan kelompok
kontrol di setiap dimensi

Prosesi dari 2tINCOTEPD, 21-22 Oktober 2017 (Volume Tambahan), Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia, ISBN 978-602-74576-1-4 | 106
4.2Temuan lebih kecil dari (0,05). Artinya terdapat perbedaan nilai
karakter yang signifikan antara kelompok eksperimen dan
4.2.1Profil nilai karakter pada kelompok kontrol kontrol. Dapat disimpulkan bahwa permainan tradisional
dan eksperimen efektif dalam meningkatkan nilai-nilai karakter. Hal ini sejalan
Berdasarkan hasil pretest terlihat bahwa skor rata-rata dengan Kurniati (2016:3) bahwa permainan tradisional
nilai karakter kelompok kontrol adalah 54. Sedangkan memiliki manfaat yang berarti seperti merangsang tumbuh
eksperimen adalah 53,95. Skor rata-rata ini dapat kembang anak, menjalin hubungan sosial, mendidik anak
dikategorikan (cukup/kurang mampu) untuk kedua TK menghadapi konflik manajemen dan belajar memecahkan
tersebut. Oleh karena itu, diperlukan suatu tindakan untuk konflik, kerjasama, kebersamaan, disiplin, dan kejujuran.
meningkatkan nilai-nilai karakter anak. Selain itu permainan tradisional sendiri mengandung nilai-
nilai moral yang menjadi akar dari penciptaan dan pelestarian
4.2.2Penerapan permainan tradisional pada kelompok nenek moyang. Nilai moral ini sejalan dengan pendidikan
eksperimen dan kontrol dalam meningkatkan nilai karakter sehingga dapat disimpulkan bahwa permainan
karakter anak tradisional merupakan metode yang sangat cocok untuk
Persiapan dimulai dengan perencanaan kegiatan itu meningkatkan nilai karakter.
sendiri, sebelum penelitian dilakukan, penulis menyiapkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan 5. KESIMPULAN
penelitian ini. Persiapan yang dilakukan oleh penulis
seperti program pembelajaran mingguan, program Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjukkan dalam
pembelajaran harian, dan penentuan tema pembelajaran, temuan, dapat disimpulkan bahwa:
media pembelajaran (congklak, bakiakdan sumber A. Profil nilai karakter pada kelompok kontrol adalah 54
pendukung lainnya), menyiapkan guru. sedangkan eksperimen adalah 53,95 yang dikategorikan
Berdasarkan pengamatan selama dua minggu, mulai dari “kurang mampu/cukup”.
tahap persiapan atau pra-pertandingan, di tengah-tengah B. Penerapan permainan tradisional pada kelompok
permainan, serta penilaian kegiatan dinilai sudah sistemik eksperimen dilakukan secara sistematis mulai dari
dan dipersiapkan dengan baik, disesuaikan dengan tujuan perencanaan hingga evaluasi. Pada tahap
yang telah ditetapkan oleh guru. Permainan tradisional yang perencanaan, guru dan siswa diinformasikan oleh
digunakan dalam proses ini untuk mengungkapkan nilai-nilai peneliti. Membuat perencanaan program mingguan
karakter terhadap anak adalahoray-orayan, bakiak, bancakan, (RPPM) dan perencanaan program harian (RPPH).
congklak,Dangalah asin. Pada tahap sementara, peneliti dibantu oleh guru
untuk mengadakan 6 kali pertemuan. Pretest
4.2.3 TPeningkatan nilai karakter antara kelompok dilakukan untuk mengetahui kondisi peserta sebelum
eksperimen dan kontrol setelah penerapan diberikan treatment. Terakhir adalah evaluasi melalui
permainan tradisional posttest untuk mengungkap pengaruh permainan
Berdasarkan skor posttest terlihat bahwa skor rata-rata tradisional terhadap nilai karakter anak.
kelompok eksperimen adalah 75,1 meningkat sebesar C. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
21,15 dari skor pretest 53,95. Peningkatan kelompok peningkatan nilai karakter antara kontrol dan
eksperimen lebih besar dari kelompok kontrol yang eksperimen. Permainan tradisional efektif dalam
memperoleh 14,19. Uji-t juga menunjukkan bahwa gain meningkatkan dan mengembangkan nilai-nilai
antara kontrol dan eksperimen adalah sig. (0,04) yaitu karakter anak.

6 REFERENSI solusi membangun bangsa]. Jakarta: Yayasan


Pusaka Indonesia.
Arikunto, S. 1992.Prosedur penelitian[Riset Megawangi, R.2007.9 pilar karakter[9 pilar karakter].
prosedur]. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta: Yayasan Pusaka Indonesia. Kirschenbaum, H.
Goleman, D. 1995.Kecerdasan emosionaligence. New York, NY: 1995.100 cara untuk meningkatkan nilai dan
Buku Banten. moralitas di lingkungan sekolah dan remaja. Massachusetts,
Herawati. 2002. Upaya meningkatkan kecerdasan MA: Sekutu & Bacon
interpersonal anak usia dini melalui pemainan tradisional[ Ramli, Z, T. 2001.Pendekatan-pendekatan nilai pendidikan
Upaya peningkatan kecerdasan interpersonal sejak dini dan implementasinya dalam pendidikan budi pekerti[
melalui permainan tradisional]. Tesis yang tidak Pendekatan dan Implementasi Pendidikan Nilai dalam
dipublikasikan. Universitas Pendidikan Indonesia. Pendidikan Karakter]. Diambil kembali dari
Kurniati, E. 2016.Permainan tradisional Jawa Barat[Itu (http://www.pdk.go.id/balitbang/Publikasi/Jurnal/No_02).
permainan tradisional Jawa Barat]. Bandung: Prenada. Lickona, T. (Diunduh 27 November 2010)
1992.Mendidik untuk karakter: bagaimana sekolah kita Sugiyono. 2008.Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan
dapat mengajarkan rasa hormat dan tanggung jawab. New York, NY: R&D[metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D].
Buku Banten. Bandung: Alfabet.
Megawangi, R. 2004. Pendidikan karakter, solusi yang tepat Tilaar, M. 2000. Budaya dan pendidikan nasional [Budaya
untuk membangun bangsa [Pendidikan karakter, benar dan pendidikan nasional]. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prosesi dari 2tINCOTEPD, 21-22 Oktober 2017 (Volume Tambahan), Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia, ISBN 978-602-74576-1-4 | 107

Anda mungkin juga menyukai