TUGAS I
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Lobi dan Negosiasi pada Program Diploma Tiga (D3)
Jakarta
2020
A. Latar Belakang Masalah
Dalam masa pandemi Covid-19 banyak sekali perusahaan yang mengalami penurunan
kinerja dan pendapatan, bahakan sampai ada beberapa perusahaan yang tutup karna tidak
bisa bertahan di masa pandemic Covid-19 ini. Hal serupa ini di alami oleh PT GOJEK
Indonesia yaitu layanan transportasi perusahaan layanan on-demand, Gojek melorot pada
Permintaan layanan berbagi tumpangan seperti GoRide dan GoCar turun karena ada
pembatasan kegiatan di luar rumah. Setelah pembatasan sosial berkala besar (PSBB),
Berdasarkan data asosiasi, Garda, pendapatan pengemudi Gojek anjlok 70%-90% pada
awal pandemi virus corona dibandingkan sebelum ada Covid-19. Ketika PSBB
diperlonggar, pendapatan membaik atau diperkirakan hanya turun 50%. Saat PPKM,
Menyadari situasi pandemi yang begitu dinamis, Gojek terus beradaptasi dan
menghadirkan strategi baru baik yang berbasis non-teknologi maupun teknologi untuk
terus menjaga kebersihan dan kesehatan bersama. Untuk memulihkan kinerja bisnis
transportasi, Gojek menyiapkan lima strategi. Hal ini Gojek lakukan untuk menyesuaikan
kebutuhan sambil terus memberikan rasa aman bagi mitra driver dan penumpang saat
berada di perjalanan.
Pada tahun 2011, Gojek berdiri oleh Nadiem Makarim sebagai CEO utama dari
perusahaan Gojek. Dengan slogannya yaitu An Ojek For Every Need adalah perusahaan
transportasi asal Indonesia yang memenuhi berbagai kebutuhan konsumennya mulai
dari transportasi pengantaran penumpang dengan teknologi location basedakan
mencarikan driver yang posisinya paling dekat dengan pemesan, hingga layanan pesan
antar makanan dan pengantaran barang mulai dari skala kecil hingga besar.
Gojek merupakan perusahaan yang memimpin revolusi industri transportasi online.
Kerjasama yang dilakukan Gojek dengan para drivernya di seluruh pelosok daerah di
Indonesia menjadi kemudahan teknologi yang diapresiasi oleh masyarakat dalam
membantu kebutuhan sehari-hari.
Pada bulan Maret 2020, Indonesia dikejutkan dengan wabah virus corona (COVID-19)
yang mulai mengancam kesehatan masyarakat. WHO semenjak Januari 2020 telah
menyatakan dunia masuk ke dalam darurat global terkait virus ini. Pemerintah
memberlakukan beberapa kebijakan dan peraturan Mengantisipasi dan mengurangi
jumlah penderita virus corona di Indonesia dan sudah dilakukan di seluruh daerah. Hal ini
sudah menjadi kebijakan pemerintah berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang
sudah dianalisa dengan maksimal tentunya.
Pasalnya, dalam salah satu penjelasan pasal Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 9
Tahun 2020, layanan ekspedisi barang termasuk sarana angkutan roda dua berbasis
aplikasi tetap boleh beroperasi, tetapi dengan batasan hanya untuk mengangkut barang
dan tidak untuk penumpang.
Gojek berharap bisa segera mendapat kabar dari pemerintah pusat terkait diskusi tersebut
karena meski ojek tidak diizinkan untuk mengangkut orang, Gojek telah berkoordinasi
dengan para operator penyedia jasa ojek. Menurut para operator aplikasi mereka memiliki
mekanisme yang jelas terkait pencegahan penularan Covid-19.
Pertama, memperkuat inovasi protokol kesehatan J3K atau Jaga Kesehatan, Keamanan
dan Kebersihan. Pada 2021, Gojek memastikan keamanan dan kesehatan di ekosistem,
baik pelanggan dan mitra kerja.
Kedua, meluncurkan layanan baru GoCorp khusus untuk mendukung perjalanan bisnis
pengguna. Hal ini karena perkantoran masih menjadi salah satu destinasi utama
masyarakat dalam menggunakan GoRide maupun GoCar.
Ketiga, mempercanggih fitur GoTransit yang diperkenalkan pada 2020. Fitur ini dinilai
menjadi solusi bagi pengguna dalam merencanakan perjalanan hingga mengambil
keputusan secara sistematis mengenai moda transportasi.
Keempat, memperluas inisiatif terkait teknologi ramah lingkungan. Pada tahun lalu,
Gojek membuat berbagai inisiatif teknologi ramah lingkungan melalui GoGreener. Pada
2021, inisiatif diperluas seperti uji coba kendaraan listrik dan ui emisi kendaraan
bermotor, serta carbon offset.
Kelima, membuat beragam fitur baru, salah satunya pembayaran parkir dan tol tanpa
cash. Selain itu, perusahaan berencana membuat fitur penjadwalan pesanan GoRide dan
GoCar, perubahan titik jemput, menyimpan alamat, serta transportasi yang
dipersonalisasi.
Dan yang Terakhir, ojek melakukan investasi langsung ke sektor perbankan dengan
membeli saham Bank Jago di pasar negosiasi. sejalan dengan langkah perusahaan
membesarkan layanan keuangan digital di Indonesia, serta rencana Bank Jago yang akan
fokus menjadi bank digital.
Teknologi seperti Bank Jago akan memperkuat ekosistem Gojek sekaligus akan
membuka akses yang lebih luas kepada layanan perbankan digital bagi masyarakat
Indonesia. Hal ini sejalan dengan visi kedua perusahaan untuk mendorong percepatan
inklusi keuangan di Indonesia. Kolaborasi tersebut akan menjadi awal dari cara baru
dalam menawarkan layanan keuangan kepada para pengguna Gojek. Melalui kolaborasi
itu, pihaknya juga dapat mengembangkan model agar bisa bermitra dengan berbagai
institusi perbankan lainnya.
Hambatan yang terjadi pada pihak PT GOJEK Indoneisa selama melakukan lobi dan
negosiasi adalah kebijakan pemerintah dalam melakukan PSBB sehingga driver terutama
Go-Ride masih dilarang untuk mengangku penumpang, Gojek berharap bisa segera
mendapat kabar dari pemerintah pusat terkait diskusi tersebut karena meski ojek tidak
diizinkan untuk mengangkut orang, Gojek telah berkoordinasi dengan para operator
penyedia jasa ojek. Menurut para operator aplikasi mereka memiliki mekanisme yang
jelas terkait pencegahan penularan Covid-19.
Sumber
https://ekonomi.bisnis.com/read/20201219/98/1333170/strategi-jitu-gojek-masuk-ke-
bank-jago-bakal-perkuat-ekosistem-bisnis
https://www.antaranews.com/berita/1576858/adaptasi-bisnis-gojek-dinilai-wajar-saat-
pandemi-covid-19
https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/60003c8e395f6/lima-strategi-gojek-untuk-
pulihkan-bisnis-transportasi
https://republika.co.id/berita/q8i1zs409/anies-lobi-pusat-agar-emojol-emtetap-bisa-
angkut-penumpang