Anda di halaman 1dari 7

PATOFISIOLOGI RIGOR MORTIS

1
Erwin Kristanto
2
Sunny Wangko

1
Bagian Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran
2
Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: gk_erwin@yahoo.com

Abstract: As one of the death signs, rigor mortis is usually found in death cases. Most of the
rigor mortis phenomenon can be explained thoroughly in forensic science. Understanding of
this phenomenon can help the medical practitioners in analyzing forensic cases during their
internship as well as during their works as medical doctors in hospitals or other medical
facilities. In rigor mortis analysis, we can not avoid any variable which is found in the crime
scenes since it will cause bias in the result.
Keywords: rigor mortis, myofilaments, ATP

Abstract: Kekakuan pada mayat merupakan salah satu tanda kematian yang sering
ditemukan pada kasus kematian. Sebagian besar fenomena rigor mortis telah dapat dijelaskan
lewat ilmu kedokteran forensik. Pemahaman tentang kaku mayat ini akan membantu dokter
dalam membuat analisis forensik kasus yang ditanganinya, baik saat internship maupun
dalam praktik kedokteran yang dilakukannya di rumah sakit, maupun fasilitas kesehatan
lainnya. Analisis kaku mayat tidak boleh menyingkirkan variabel yang ditemukan pada
pemeriksaan, karena akan membawa bias pada hasil analisis.
Kata kunci: rigor mortis, miofilamen, ATP

Dalam dunia kedokteran, kekakuan yang HISTOFISIOLOGI OTOT RANGKA


terjadi pada otot orang yang telah
meninggal lazim disebut sebagai rigor Komponen jaringan otot
mortis, yang merupakan salah satu tanda- Jaringan otot rangka terdiri dari serat-
tanda kematian. Sampai saat ini, rigor serat otot berbentuk silindrik dan berjalan
mortis merupakan fenomena yang menarik sejajar satu dengan lainnya. Sarkolema
diamati, dan masih merupakan hal yang merupakan membran plasma dari serat otot
mengherankan bagi sebagian orang. yang membungkus sarkoplasma. Inti
Pemahaman tentang rigor mortis akan terletak di tepi, tepat di bawah sarkolema,
dapat menjelaskan banyak hal dalam dan bebas dari elemen kontraktil.
kehidupan sehari-hari, bahkan yang Mitokondria terletak dalam deretan di
sebelumnya dianggap hal gaib oleh seluruh serat otot, berdekatan dengan
masyarakat awam. Dengan mencermati protein otot yang menggunakan ATP untuk
terjadinya rigor mortis sampai ke tingkat kontraksi. Dengan pembesaran tinggi pada
patofosiologi akan sangat membantu para sarkoplasma terlihat adanya miofibril
dokter dalam membuat analisis kedokteran berupa struktur benang-benang halus.
forensik, terutama untuk menghindari bias Miofibril letaknya memanjang dan tersusun
akibat variasi kasus di lapangan. sedemikian rupa sehingga memperlihatkan

S33
S34 Jurnal Biomedik, Volume 6, Nomor 3, Suplemen,
Kristanto,November
Wangko; Patofisiologi
2014, hlm. S33-
Rigor Mortis…

pita gelap terang bergantian, yang disebut 2+


Saluran pelepas Ca pada membran RS
otot bercorak atau otot seran lintang. 2+
akan terbuka, terjadi aliran Ca dari dalam
RS ke sarkoplasma di sekitar miofilamen
Miofibril, miofilamen, dan 2+
tebal dan tipis. Ion Ca akan terikat pada
protein kontraktil
troponin C, dan terjadi perubahan
Miofibril merupakan elemen kontrak- konfigurasi filamen tipis. Perubahan ini
til jaringan otot rangka berdiameter 1-2 memindahkan kompleks troponin-
µm. Miofibril tersusun oleh struktur yang tropomiosin dari tempat aktif pada aktin
lebih halus lagi yaitu miofilamen/filamen. (yaitu tempat mengikat miosin), sehingga
Terdapat tiga jenis filamen, yaitu filamen tempat ini terbuka untuk jembatan silang.
2+
tebal, filamen tipis, dan filamen elastin Selain Ca , kontraksi otot juga
(Gambar 1). Filamen tebal tersusun oleh memerlukan energi yaitu dalam bentuk
miosin sedangkan filamen tipis tersusun ATP, yang melekat di tempat pengikatan
oleh aktin, tropomiosin, dan troponin yang ATP pada kepala miosin yang mengandung
terdiri dari tiga subunit (C, T, dan I). enzim ATP-ase (hidrolisis ATP menjadi
ADP+P). Reaksi ini memindahkan energi
Histofisiologi kontraksi otot dari ATP ke kepala miosin, bahkan
rangka sebelum kontraksi dimulai sehingga
jembatan silang berada dalam keadaan
Pada pertengahan tahun 1950 Jean 2+
aktif. Bila konsentrasi Ca sarkoplasma
Hanson dan Hugh Huxley mengemukakan meningkat dan tropomiosin bergeser dari
mekanisme kontraksi otot sliding filament posisi menghambat, maka kepala miosin
mechanism. Selama kontraksi otot, secara spontan akan berikatan denga tempat
jembatan silang miosin menarik filamen aktif pada aktin. Perubahan bentuk yang
tipis sehingga bergeser menuju zone H. terjadi bila miosin berikatan dengan aktin
Filamen tipis akan saling bertemu pada titik akan menghasilkan power stroke kontraksi,
tengah sarkomer, bahkan sampai kedua jembatan silang akan berputar menuju ke
ujungnya saling tumpang tindih. Garis Z titik tengah sarkomer, seperti gerakan
akan saling mendekat, sarkomer memendek berdayung. Aksi ini akan menarik filamen
tetapi tidak terjadi perubahan panjang tipis melewati filamen tebal menuju zone
filamen. Pemendekan sarkomer H. Ketika kepala miosin berputar ia akan
menyebabkan pemendekan serat otot dan melepaskan ADP.
otot secara keseluruhan (Gambar 1). Bila power stroke telah lengkap, ATP
akan bergabung dengan kepala miosin
2+
Peranan Ca dan protein regulator sehingga kepala miosin terlepas dari aktin.
2+ ATP akan dihidrolisis dan energi diberikan
Peningkatan konsentrasi Ca dalam kepada kepala miosin yang telah kembali
sarkoplasma akan memicu pergeseran/ ke posisi semula. Sekarang jembatan silang
peluncuran filamen sedangkan penurunan siap untuk melekat dengan tempat pengi-
nya menghentikan proses tersebut. katan miosin yang lain sepanjang filamen
Pada otot yang berelaksasi konsen-trasi tipis, dan siklus akan terulang kembali.
2+
Ca sarkoplasma rendah. Hal ini Jembatan silang akan bergerak ke belakang
disebabkan karena membran retikulum dan ke depan dimana setiap power stroke
sarkoplasma (RS) mengandung pompa menggerakan filamen tipis menuju zone H.
2+
transpor aktif Ca yang mengeluarkan Kepala miosin membutuhkan pasokan
2+
Ca dari sarkoplasma dan memasukkan- energi yang tetap untuk terus bergerak.
nya kembali ke dalam RS. Bila aksi Power stroke akan berulang terus selama
2+
potensial meluas ke sarkolema dan ATP tetap tersedia dan konsentrasi Ca
selanjutnya ke tubulus transversal (TT), sekitar filamen tetap tinggi.
eksitasi dari sarkolema ke RS terjadi
melalui deretan partikel intramembran,
yaitu struktur kaki (feet) pada daerah triad.
S35 Jurnal Biomedik, Volume 6, Nomor 3, Suplemen,
Kristanto,November
Wangko; Patofisiologi
2014, hlm. S33-
Rigor Mortis…

Gambar 1. Sliding filaments dan pemendekan sarkomer saat kontraksi. A, Relaksasi


otot; B, Kontraksi otot parsial; C, Kontraksi otot penuh. Sumber: Mescher AL,
5
2010.

Pada relaksasi otot terdapat dua 2+


konsentrasi Ca sarkoplasma, kompleks
perubahan yang memungkinkan serat otot tropomiosin-troponin kembali menutupi
untuk berelaksasi setelah kontraksi, yaitu
tempat aktif pada aktin. Jembatan silang
penguraian asetilkolin dan kerja pompa
2+ tidak terbentuk dan filamen tipis kembali
transpor aktif Ca . Asetilkolin akan ke tempat semula.
segera diurai oleh enzim asetilkolin-
esterase yang terdapat pada celah sinaptik.
PATOFISIOLOGI RIGOR MORTIS
Bila aksi potensial dihentikan pada motor
neuron, maka tidak terjadi pelepasan Terjadinya rigor mortis
asetilkolin, dan asetilkolinesterase secara Rigor mortis terjadi karena habisnya
cepat menguraikan asetilkolin pada celah adenosin trifosfat (ATP) yang dibutuhkan
sinaptik. Dengan terhentinya aksi poten- dalam metabolisme sel otot. ATP sebagai
2+
sial maka saluran pelepas Ca pada RS sumber energi bagi otot untuk dapat
2+
tertutup. Pompa transpor aktif Ca secara berkontraksi, dan untuk dapat memper-
2+
cepat memindahkan Ca dari sarko- tahankan kontraksi, otot memerlukan
plasma ke dalam RS. Dengan turunnya
pasokan ATP yang terus menerus. Tanpa
S36 Jurnal Biomedik, Volume 6, Nomor 3, Suplemen,
Kristanto,November
Wangko; Patofisiologi
2014, hlm. S33-
Rigor Mortis…
pasokan yang berkelanjutan, ATP yang mortis dapat bertahan hingga 6 hari.
ada pada otot hanya cukup untuk Pada kaku mayat terjadi sedikit
mempertahankan kontraksi otot selama pemendekan otot, tetapi secara umum
beberapa detik. Pasokan ATP untuk otot tidak begitu tampak karena kelompok otot
dikelola oleh tiga sistem metabolik, yaitu fleksor dan ektensor semua mengalami
sistem fosfagen, sistem glikogen-asam hal yang sama dan menimbulkan suatu
laktat atau glikolisis, dan sistem aerobik. keseimbangan pada tubuh. Pada suhu
Pada kondisi optimal, sistem fosfagen yang tinggi, maupun adanya racun seperti
dapat memberi pasokan untuk daya otot parathion akan menyebabkan pemendekan
maksimal selama 10-15 detik; sistem otot lebih tampak.
.

glikogen-asam laktat dapat memberi


pasokan selama 30-40 detik; dan sistem Resintesis adenosin trifosfat
aerob dapat bekerja untuk waktu yang
tidak terbatas. Setelah kontraksi akibat Energi yang digunakan oleh otot
aktifitas, ketiga sistem ini memerlukan maupun seluruh aktivitas fisik tubuh
waktu untuk memulihkan diri. Setelah manusia berasal dari konversi fosfat
kematian, semua produksi ATP berhenti berenergi tinggi (adenosin trifosfat/ATP)
walau konsumsi tetap terjadi. Dengan ke fosfat yang berenergi lebih rendah
habisnya ATP, filamen aktin dan miosin (adenosin difosfat/ADP dan adenosin
menjadi terikat secara permanen dan monofosfat/AMP). Pada saat hidrolisis
terbentuklah kaku mayat. Kekakuan akan untuk konversi ATP ini, proton, energi
bertahan hingga terjadinya dekomposisi. dan panas akan terbentuk. Karena tubuh
Dekomposisi dapat dibedakan tidak dapat menyimpan ATP dalam
menjadi dua proses utama, yaitu autolisis jumlah besar, maka tubuh perlu secara
dan putrefikasi. Autolisis adalah penghan- konstan melakukan resintesis ATP. Proses
curan sel dan organ melaui proses aseptik hidrolisis dan resintesis ATP ialah proses
oleh ezim-enzim intrasel. Pada proses ini, sirkuler yang terjadi dalam tubuh. Pada
ikatan aktin dan miosin yang terjadi pada saat ATP dihidrolisis menjadi ADP dan P,
rigor mortis dihancurkan oleh proses tubuh juga menggabungkan ADP dan P
autolisis. Otot yang ikatan aktin dan untuk meresintesis ATP. Selain itu, ATP
miosinnya dilepas oleh enzim proteolitik juga dapat dihasilkan dari penggabungan
tampak menjadi lemas kembali. Karena dua ADP yang kemudian menghasilkan 1
proses ini merupakan proses kimia, maka ATP dan 1 AMP.
proses ini akan dipercepat oleh panas, Seperti telah dijelaskan di atas, tubuh
diperlambat oleh suhu rendah, dan manusia memproduksi ATP melalui tiga
dihentikan oleh pembekuan atau jalur reaksi kimia yang dikatalisasi oleh
1
pemanasan yang merusak enzym. enzim. Ketiga sistem ini ialah sistem
Rigor mortis umumnya mulai nampak fosfagen, glikolisis dan sistem aerobik.
dan dapat dievaluasi dalam waktu 2-4 Pemilihan penggunaan sistem yang
jam, dan dapat diamati terjadi di seluruh digunakan sebagai sumber energi utama
otot 6-12 jam setelah kematian. Rentang suatu aktivitas dilakukan tubuh secara
waktu ini dapat amat bervariasi sesuai otomatis dengan menilai seberapa cepat
dengan kasus yang ada. Pada iklim tropis, dan seberapa banyak energi akan
rigor mortis mulai menghilang akibat dibutuhkan. Sebagai contoh, untuk
proses dekomposisi setelah 12 jam, dan mengangkat beban yang berat, dimana
menghilang pada seluruh otot setelah 24 diperlukan energi dengan cepat akan
jam. Pada daerah empat musim dengan digunakan sistem penghasil energi yang
kondisi lingkungan yang dingin, rigor berbeda dengan ketika tubuh melakukan
mortis umumnya menghilang pada kegiatan jogging. Yang perlu diingat
seluruh otot setelah 36 jam, namun pada bahwa produksi ATP untuk suatu aktivitas
suhu lingkungan yang amat dingin, rigor tidak pernah dikerjakan melalui satu
S37 Jurnal Biomedik, Volume 6, Nomor 3, Suplemen,
Kristanto,November
Wangko; Patofisiologi
2014, hlm. S33-
Rigor Mortis…
sistem saja, namun dengan koordinasi dari bergantung pada ketersediaan oksigen,
semua sistem yang menyumbangkan dan merupakan sistem yang paling
energi pada tahapan yang berbeda dengan kompleks dari ketiga sistem tersebut di
jumlah yang berbeda. atas. Sistem ini secara garis besar terdiri
atas siklus Krebs, rantai transport
Sistem fosfagen elektron, dan beberapa siklus lainnya.
Aktifitas berdurasi pendek dengan Walau sistem ini merupakan penghasil
intensitas tinggi memerlukan pasokan energi terlambat, namun sebagian besar
ATP yang cepat. Sistem fosfagen energi yang digunakan oleh tubuh
merupakan sistem tercepat dalam manusia berasal dari sistem ini. Sistem ini
resintesis ATP. Kreatinin fosfat yang menggunakan gula darah, glikogen, dan
tersimpan dalam otot rangka akan lemak sebagai bahan bakar penghasil ATP
mendonasikan fostat pada ADP untuk dalam mitokondria sel otot. Saat
menghasilkan ATP. Pada sistem ini tidak menggunakan karbohidrat, glukosa dan
digunakan oksigen, karbohidrat maupun glikogen pertama-tama dimetabolisme
lemak, regenerasi ATP bergantung melalui glikolisis, yang kemudian
sepenuhnya pada cadangan kreatinin menghasilkan piruvat. Selanjutnya,
fosfat dalam otot. Terbatasnya cadangan piruvat dibentuk menjadi asetil koenzim
kreatinin fosfat pada otot menyebabkan A, masuk ke dalam siklus Krebs, dan
sistem hanya dapat memasok ATP dalam menghasilkan elektron. Elektron yang di
waktu kurang lebih 10 detik. produksi ini ditranspor melalui rantai
transpor dimana dihasilkan ATP dan air,
Sistem glikolisis suatu proses yang disebut fosforilasi
oksidatif. Oksidasi 1 molekul glukosa
Aktifitas yang memerlukan energi melalui proses ini menghasilkan 36 ATP.
dalam jumlah besar sepanjang 30 detik Lemak yang disimpan sebagai
hingga 2 menit akan ditopang secara trigliserida dalam jaringan lemak di
primer oleh sistem glikolisis, sistem bawah kulit dan didalam otot rangka juga
resintesis energi tercepat kedua setelah merupakan bahan bakar utama untuk
sistem fosfagen. Pada saat terjadi sistem aerobik. Trigliserida akan dipecah
glikolisis, gula yang terdapat dalam darah menjadi asam lemak bebas dan gliserol
maupun glikogen otot, dipecah melalui melalui proses yang disebut lipolisis.
suatu seri reaksi kimia menjadi bentuk Asam lemak bebas yang terdiri atas rantai
piruvat. Untuk setiap molekul glukosa panjang atom karbon akan ditransport ke
yang dipecah lewat reaksi sistem ini, mitokondria otot dimana atom karbon
dihasilkan dua molekul ATP. Setelah akan digunakan untuk memroduksi asetil
piruvat terbentuk, ia akan menjalani salah koenzim A melalui proses beta oksidasi.
satu dari dua alur proses kimia yang Setelah pembentukan ko-enzim A
berbeda. Pertama, dikonversi menjadi metabolisme lemak akan sama dengan
asetil koenzim A, yang akan masuk metabolisme karbohidrat. Untuk setiap
mitokondria untuk dioksidasi dan asam lemak bebas akan diproduksi lebih
menghasilkan lebih banyak ATP. Hal ini banyak ATP, sebagai contoh 1 molekul
terjadi saat terdapat cukup banyak oksigen asam lemak palmitat akan menghasilkan
untuk memulai sistem aerobik. Kedua, 129 molekul ATP. Hal ini menjelaskan
konversi menjadi laktat, yang terjadi bila mengapa manusia lebih tahan melakukan
oksigen yang dibutuhkan lebih besar dari aktivitas aerobik dibanding anaerobik.
pada yang bisa dipasok oleh tubuh.
Kondisi yang dapat mempercepat atau
Sistem aerobik memperlambat rigor mortis
Sistem aerobik adalah sistem yang Rigor mortis lebih cepat terjadi pada
S38 Jurnal Biomedik, Volume 6, Nomor 3, Suplemen,
Kristanto,November
Wangko; Patofisiologi
2014, hlm. S33-
Rigor Mortis…
kondisi dimana terdapat aktifitas otot SIMPULAN
yang besar sebelum kematian. Aktifitas
otot ini akan mengurangi persediaan ATP, Rigor mortis merupakan fenomena
dan karena setelah aktivitas otot tadi yang sebagian besar dapat dijelaskan
terjadi kematian dimana produksi ATP melalui ilmu kedokteran. Pemahaman
terhenti, maka rigor mortis lebih cepat tentang rigor mortis ini akan membantu
terjadi. Latihan yang berat, dan kejang dokter dalam membuat analisis forensik
merupakan contoh kondisi ini. kasus yang ditanganinya, baik saat
Suhu tubuh yang tinggi seperti pada internship maupun dalam praktik
keadaan infeksi atau perdarahan serebral, kedokteran yang dilakukannya di rumah
juga dapat mempercepat terjadinya rigor sakit, maupun fasilitas kesehatan lainnya.
mortis. Pada kasus-kasus seperti di atas, Analisis rigor mortis tidak boleh
kaku mayat dapat timbul dengan cepat, menyingkirkan variabel yang ditemukan
mulai dari beberapa menit, hingga terjadi pada pemeriksaan, karena akan membawa
dengan segera. Terjadinya rigor mortis bias pada hasil analisis.
yang instan ini disebut sebagai cadaveric
spasm. Pada kasus tenggelam, rigor DAFTAR PUSTAKA
mortis dapat terbentuk pada seluruh tubuh
setelah 2-3 jam, dan pada bagian tubuh 1. DiMaio VJ, DiMaio D. Time of death.
Forensic Pathology (Second Edition).
tertentu seperti lengan dan tangan, dapat London: CRC Press, 2001.
terjadi cadaveric spasm. Hal ini terjadi 2. Gartner P, Hiatt JL. Muscle. Color
karena aktivitas otot yang amat besar saat Textbook of Histology (Third
berusaha menyelamatkan diri. Cadaveric Edition). Philadelphia: Saunders
spasm ini juga akan menghilang melalui Elsevier, 2007.
proses dekomposisi. 3. Idries AM, Tjiptomartono AL. Penerapan
Suhu yang rendah atau meletakkan Ilmu Kedokteran Forensik dalam
mayat di tempat yang dingin seperti di Proses Penyidikan (Edisi revisi).
Jakarta: Sagung Seto, 2010.
lemari pendingin akan menunda timbul-
4. Knight B. Forensic Pathology (Second
nya rigor mortis dan juga berapa lama Edition). New York: Oxford
rigor mortis itu menetap. Rigor mortis University Press, 1996.
akan hilang dengan penarikan otot secara 5. Mescher AL. Muscle tissue. Junqueira’s
pasif. Setelah hilang akibat penarikan ini, Basic Histology Text & Atlas
maka rigor mortis tidak akan terbentuk (Twelfth Edition). New York: Mc
lagi, kecuali bila saat penarikan otot, rigor GrawHill, 2010.
6. Robergs RA, Roberts SO. Exercise
mortis belum terbentuk sempurna.
Physiology: Exercise, Performance,
Sebagian otot yang belum mengalami and Clinical Applications. Boston:
rigor mortis saat penarikan otot kemudian William C. Brown, 1997.
dapat membentuk rigor mortis. Sebelum 7. Ross MH, Wojciech P. Muscle tissue.
pemeriksaan forensik, adanya manipulasi Histology A Text and Atlas with
posisi mayat berupa penarikan otot ini Correlated Cell and Molecular
perlu ditanyakan kepada pihak yang Biology (Sixth Edition). Philadelphia:
sebelumnya menangani mayat tersebut, Lippincott Williams & Wilkins
untuk menghindarkan terjadinya kekeliru- Wolters Kluwer, 2011.
8. Susanti R, Hidayat T. Hubungan tingkat
an dalam interpretasi tanda kematian. pengetahuan dokter dengan kualitas
Rigor mortis lebih cepat timbul pada visum et repertum di rumah sakit di
bayi, namun lebih lambat pada orang wilayah Sumatera Barat periode 1
dewasa dengan postur atletis. Racun yang Januari 2011 sampai 31 Desember
menyebabkan orang mengalami konvulsi 2012. Malang: Pertemuan Ilmiah
seperti pyrethrin akan mempercepat Tahunan PDFI. 24-26 Oktober 2014.
timbulnya rigor mortis.
S39 Jurnal Biomedik, Volume 6, Nomor 3, Suplemen,
Kristanto,November
Wangko; Patofisiologi
2014, hlm. S33-
Rigor Mortis…
9. Tortora GJ, Derrickson B. Muscular Danvers: John Wiley & Sons Inc,
tissue. Principles of Anatomy & 2012.
Physiology (Thirteenth Edition).

Anda mungkin juga menyukai