Anda di halaman 1dari 2

Intisari Seni dalam Ritual Agama

Pendahuluan

A. Realitas Sosial dan Permasalahannya


Intisari dari sub judul di atas adalah mencari hubungan antara realitas seni dan agama
dalam suatu kolektif budaya tertentu. Seni merupakan salah satu kekayaan terbesar yang
dimiliki oleh kebudayaan tertentu, dapatkah memiliki hubungan dengan agama yang sudah
dianut oleh masyarakat saat ini. Contoh kasus yang diambil adalah Gereja Ganjuran. Gereja
Ganjuran adalah salah satu dari hasil inkulturasi antara budaya Jawa dan seluruh aspek yang
ada dalam gereja Katolik baik dari sisi jasmani maupun kerohaniannya.
Upacara yang dilakukan adalah Kirab Agung Sakramen Maha Kudus. Hal ini
dilakukan dalam rangka memperingati hari Gereja setempat, dan sekaligus mengenang
semangat, jiwa para leluhur yang telah menabur iman di tempat itu. Disposisi penting
masyarakat menjadi sangat perlu terjadinya proses inkulturasi. Masyarakat setempat di
Gereja Ganjuran adalah masyarakat pedesaan yang kental akan adat dan budaya mereka.
Mata pencaharian mereka adalah sistem pertanian. Situasi masyarakat sangat mempengaruhi
cara bertindak dan kepercayaan yang mereka miliki. Dengan demikian, kesadaran untuk
menjalankan ibadat sangat tinggi. Proses ibadat yang dilakukan di Gereja Ganjuran buktinya
tidak hanya diikuti oleh orang Katolik saja, melainkan umat non-Katolik. Hal itu dikarenakan
bahwa itu adalah bagian dari adat-istiadat mereka.
Situasi umat Katolik dalam merayakan peribadatan adalah pada saat Jumat pertama
dalam bulan. Dilaksanakan devosi kepada Hati Kudus Tuhan Yesus. Ibadat dilakukan dalam
nuansa Jawa dengan adanya candi yang sudah dibangun sejak 1927. Terdapat arca yang
bernuansa Hindu Jawa yang melambangkan perdamaian dan keadilan. Sebagai perwujudan
Inkulturasi Gereja, upacara liturgi dilaksanakan dengan adat budaya Jawa. Hal itu tampak
dalam seni musiknya, tari-tarian dan lain sebagainya. Sebagai pengungkapan kepada realitas
yang Ilahi, seluruh acara dilaksanakan melalui simbol-simbol yang ekspresif dan
komunikatif. Berbagai macam bentuk simbol yang ada ialah persembahan “gunungan” atau
“tumpeng besar” sebagai hasil bumi dari hasil pertanian seluruh masyarakat pedesaan.
Simbol ini memiliki makna bahwa hidup manusia hanya tertuju pada Dia atau Allah (dilihat
dari bentuk lancip tumpeng tersebut).
Upacara yang dilakukan juga menghasilkan toleransi yang baik sesama agama
maupun dengan umat agama lain. Ritual yang dilaksanakan bermaksud untuk memperkuat
ikatan sosial diantara sesama individu sesuai dengan teori kontrol sosial. Ditekankan juga

1
dalam SC bahwa ritual juga dilaksanakan untuk memantapkan solidaritas atau sifat
kebersamaan. Dalam Gereja katolik upacara atau adorasi disempurnakan dalam perayaan
liturgi. Liturgi juga selalu dihadirkan melalui simbol-simbol. Dengan demikian, agama dan
seni secara empiris mempunyai hubungan yang erat pada mulanya, karena memiliki unsur
yang sama yaitu ritual dan emosional. Ritual merupakan ungkapan perasaan dari pengalaman
manusia yang dinyatakan dalam adat istiadat mereka. Religiusitas dalam ritual biasanya
nampak dalam tiga hal yaitu korban, pengakuan dan doa.
Singkatnya pada bagian pendahuluan ini menyatakan apakah terdapat hubungan yang
intens antara agama dan seni. Apakah benar bahwa agama dapat mengembangkan dorongan
estetis (seni) atau sebaliknya apakah dengan adanya inkulturasi dapat semakin meningkatkan
dan memperkuat kesadaran beragama.

Anda mungkin juga menyukai