Anda di halaman 1dari 15

Asumsi Tentang Globalisasi

(Pengaruh Globalisasi Terhadap Industrialisasi)

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah Sosiologi Pembangunan

Dosen Pengampu: H. Engkos Koswara, M.Ag.

Disusun Oleh:

Sosiologi (Pembangunan) 7/B

Kelompok 9

Euis Badriah 1178030055

Firlani Haluzena 1178030071

Nindy Suci Aulia 1178030139

Ridwan Fadillah 1178030156

PRODI SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji Syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan


begitu banyak nikmat-Nya kepada kita sekalian, yang tentunya tak dapat kita hitung
jumlahnya. Shalawat serta salam tak lupa kita haturkan keharibaan Baginda Nabiullah
Muhammad Saw. Nabi yang telah membawa kita dari alam kegelapan ke alam yang
terang benderang dengan Dinul Islam.
Makalah ini berjudul “Asumsi Tentang Globalisasi (Pengaruh Globalisasi
Terhadap Industrialisasi)”, sebagai salah satu mata kuliah pada Prodi. Sosiologi
Pembangunan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Sosiologi Pembangunan.
Ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan
dalam penyusunan makalah ini hingga dapat terselesaikan tepat waktu. Kami
menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalah-kesalahan yang tentunya
membutuhkan masukan, saran dan kritikan dari pembaca sekalian, agar dalam
penyusunan/penulisan makalah kami selanjutnya dalam lebih baik lagi.

Bandung, Desember 2020

Kelompok 9

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1
C. Tujuan................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Globalisasi.........................................................................................................................2
B. Asumsi Kajian Globalisasi.................................................................................................4
C. Dimensi dan Pelaku Globalisasi........................................................................................6
D. Pengaruh Globalisasi Terhadap Strategi Industrialisasi....................................................8
BAB III....................................................................................................................................11
PENUTUP...............................................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi merupakan perkembangan kontemporer yang memiliki pengaruh


terhadap munculnya berbagai kemungkinan perubahan dunia. Pengaruh
globalisasi dapat menghilangkan berbagai hambatan yang membuat dunia
semakin terbuka dan saling membutuhkan antara satu sama lain. Dapat dikatakan
bahwa globalisasi membawa perspektif baru tentang konsep "Dunia Tanpa Batas"
yang saat ini telah menjadi realita dan berpengaruh secara signifikan terhadap
perkembangan budaya yang akhirnya membawa perubahan baru.

B. Rumusan Masalah
1. Apa perngertian dari globalisasi?
2. Bagaimana asumsi kajian globalisasi?
3. Apa dimensi dan pelaku globalisasi?
4. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap strategi industrialisasi?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari globalisasi.
2. Untuk mengetahui asumsi dari kajian globalisasi
3. Untuk mengetahui dimensi serta pelaku globalisasi
4. Untuk mengetahui pengaruh dari globalisasi terhadap industrialisasi.

I
BAB II
PEMBAHASAN
A. Globalisasi

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang


bergerak terus dalam masyarakat secara menyeluruh dan merupakan bagian dari
proses seluruh manusia itu sendiri (Nurhaidah dan M. Insya Musa, 2015).
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi
proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.

Kata globalisasi diambil dari global yang maknanya universal atau


menyeluruh. Globalisasi belum memiliki definisi atau pengertian yang pasti
kecuali orang yang melihatnya (Nurhaidah dan M. Insya Musa, 2015). Dalam
kehidupan yang makin mengglobal, masyarakat bukan saja mengalami perubahan
dalam pola interaksi sosial dan perilaku ekonomi, tetapi mengalami perubahan
dalam soal budaya, psikologis, politik, hukum, dan bahkan keyakinan. Globalisasi
dalam berbagai perbincangan sering kali dihubungkan dengan perubahan sosial
kontemporer (Bagong Haryanto, 2017). Ada beberapa definisi global yang
dikemukakan oleh beberapa ahli, sebagai berikut:

a. Selo Soemardjan, yakni bapak Sosiologi Indonesia, turut mengemukakan


pendapat bahwa globalisasi yaitu terbentuknya sebuah organisasi dan
komunikasi antara masyarakat diseluruh dunia untuk mengikuti sistem dan
kaidah yang sama.
b. Malcom Waters, seorang profesor sosiologi dari Universitas Tasmania
berpendapat, globalisasi adalah sebuah proses sosial yang berakibat
pembatasan geografis pada keadaan sosial budaya menjadi kurang penting
yang menjelma dalam kesadaran seseorang.
c. Emanuel Richter, guru besar pada ilmu politik Universitas Aashe, Jerman.,
yang mengemukakan pendapatnya bahwa globalisasi adalah jaringan kerja
global secara bersamaan yang menyatukan masyarakat yang sebelumnya

2
terpencar-pencar dan terisolasi menjadi saling ketergantungan dan
menyatukan dunia.
d. Princenton N. Lyman, seorang manta duta besar AS di Afrika Selatan,
berpendapat bahwa globalisasi merupakan pertumbuhan yang sangat cepat
atas saling ketergantungan dan hubungan antara negara-negara didunia
dalam hal perdagangan dan keuangan (Nurhaidah dan M. Insya Musa,
2015).
e. Bagong Haryanto (2017) mengemukakan, globalisasi tiada lain adalah
kebebasan dan keleluasaan lalu lintas barang, jasa, modal kekuatan
kapitalis yang menerobos batas-batas negara, wilayah, serta adat istiadat
dan budaya.

Jan Aart Scholte, seorang ahli yang menulis buku Globalization: A


Critical Introduction (2000) (dalam Bagong Haryanto, 2017), menyatakan selama
ini paling tidak ada lima pengertian atau definisi tentang globalisasi yang berbeda-
beda: ada yang memahami globalisasi sebagai proses internasionalisasi,
liberalisasi, universalisasi, westernisasi, atau sebagai bentuk deteritorialisasi.

1. Internasionalisasi, keterangan: Globalisasi dipakai untuk menjelaskan


hubungan lintas batas antarnegara, dimana globalisasi diartikan sebagai
aliran perdagangan dan investasi modal besar yang memengaruhi
pertumbuhan dan saling ketergantungan internasional.
2. Liberalisasi, keterangan: Globalisasi dipakai untuk menjelaskan terjadinya
proses integrasi ekonomi internasional yang didasari adanya keterbukaan
tanpa batas.
3. Universalisasi, keterangan: Globalisasi adalah proses penyebaran berbagai
macam objek dan pengamatan kepada orang diseluruh penjuru dunia.
4. Westernisasi/Modernisasi, keterangan: Globalisasi dianggap identik
dengan amerikanisasi, imperialisme atau kolonisasi yang menghancurkan
budaya lokal.

3
5. Deteritorialisasi, keterangan: Globalisasi sebagai proses yang
mewujudkan perubahan ke dalam spasial organisasi hubungan sosial dan
transaksi.
B. Asumsi Kajian Globalisasi

Kaum hyperglobalize memiliki beberapa asumsi dasar yang digunakan


untuk memandang globalisasi, yaitu (1) globalisasi merupakan suatu fenomena
baru; (2) aktor bukan negara merupakan aktor utama dalam proses terjadinya
globalisasi dan (3) pasar global merupakan wadah bagi aktor bukan negara untuk
mempengaruhi perilaku yang dimiliki oleh aktor negara (Held dan McGrew,
2012). Asumsi tersebut dibenarkan oleh Kenichi Ohmae (1996) yang menyatakan
bahwa eksistensi pasar global mendesak setiap negara untuk menyerahkan
sebagian kedaulatan yang mereka miliki kepada aktor bukan negara. Salah satu
perisiwa konkret yang menjadi bukti dari asumsi dasar
kaum hyperglobalize adalah syarat yang diberikan oleh World Trade
Organization (WTO) kepada setiap negara yang ingin bergabung menjadi anggota
dari organisasi tersebut untuk melakukan liberalisasi terhadap pasar domestik
negara tersebut (Ohmae, 2001).

Pemikiran yang dimiliki oleh kaum hyperglobalize menuai kritik dari


kaum skeptis yang berasumsi bahwa (1) globalisasi merupakan suatu fenomena
yang tidak pernah terjadi karena yang terjadi hanya pengembangan terhadap suatu
hal yang telah terjadi pada masa sebelumnya; (2) aktor negara merupakan aktor
utama; (3) pasar global merupakan hal yang tidak pernah terwujud dalam
kehidupan manusia karena perdagangan internasional selalu ada dalam wujud
regionalisasi ekonomi (Daves, 2000). Hirst, Thompson, dan Bromley (2015)
mendukung pemikiran yang dicetuskan oleh kaum skeptis melalui pernyataan
mereka yang mengatakan bahwa perekonomian global merupakan hal yang tidak
pernah terwujud dalam sejarah manusia karena yang terjadi adalah regionalisasi
ekonomi yang dilakukan oleh North American Free Trade
Area (NAFTA), European Union (EU), dan China-ASEAN Free Trade

4
Area (CAFTA) yang membuat setiap aktor negara menjadi pelaku utama
kegiatan ekonomi yang diselenggarakan dalam skala internasional.

Kaum terakhir yang berkontribusi dalam perdebatan besar globalisasi


adalah kaum transformasionalis yang memadukan segala asumsi yang dimiliki
oleh kaum hyperglobalize dan kaum skeptis dimana kaum ini berasumsi bahwa
negara merupakan aktor utama dalam setiap fenomena globalisasi dan globalisasi
merupakan suatu fenomena baru dalam sejarah umat manusia (Held et al, 1999).
Kaum transformasionalis beranggapan bahwa globalisasi merupakan fenomena
baru bagi umat manusia karena globalisasi menyebabkan banyak perubahan
terjadi dalam kehidupan manusia pernyataan tersebut dapat dibuktikan dari
berbagai inovasi yang telah ada pada masa ini seperti hybrid car dan Human
Genome Project (Ervin & Smith, 2008). Disamping itu, negara merupakan aktor
utama karena negara memiliki peran penting sebagai pelaksana setiap fenomena
globalisasi walau ketika globalisasi terjadi, banyak aktor bukan negara
bermunculan yang dapat memengaruhi peran aktor negara (Held et al, 1999).
Salah satu bukti konkret yang menjadi contoh dari pemikiran kaum
transformasionalis adalah perdagangan antarnegara yang dilakukan oleh negara-
negara anggota World Trade Organization (WTO) dimana negara berperan
sebagai pelaku perdagangan internasonal yang beroperasi atas kewajiban dan hak
yang ditentukan oleh organisasi tersebut (VanGrasstek, 2013).

C. Dimensi dan Pelaku Globalisasi


a. Dimensi Globalisasi

Dimensi globalisasi dapat meliputi hampir semua aspek kehidupan manusia,


seperti globalisasi dalam bidang ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, seni, sosial,
budaya dan lain-lain (Academy, Academy, & Trakt, 2012).
1. Globalisasi Ekonomi

Hines menyatakan bahwa globalisasi ekonomi lebih cendrung kepada ide


tentang kuasa ekonomi-politik1. Di Barat, wacana tentang konsep pembangunan

1
Hines, C. 2000. Localisation: a global manifesto. ISBN 1-85383-612-5. Environmental
policy and governance. Earthscan. London.

5
yang berasaskan keimanan dan kepercayaan agama (faith-based development)
juga ada. Misalnya, pada tahun 2003 dialog telah diadakan di Universiti Harvard
antara agama-agama tentang konsep pembangunan. Dialog itu dianjurkan oleh
beberapa pihak dan beberapa buah badan termasuk World Peace Foundation,
Archbishop of Canterbury, Aga Khan Foundation dan World Bank. Fokus diskusi
ialah kepada pendekatan Islam terhadap isu pembangunan yang berasaskan
keimanan. Institusi ekonomi yang didasarkan kepada ibadah haji dan prinsip zakat
adalah contoh penting dari pembangunan ekonomi dalam pengertian yang
dimaksud. Ini menunjukkan bahwa ide pembangunan ekonomi yang berteraskan
ajaran-ajaran Islam juga dapat diglobalisasikan.
2. Globalisasi Politik

Globalisasi politik dapat menyebabkan kuasa negara menjadi semakin


lemah (Giddens 2001). Kelompok pendukung negara berubah menjadi pendukung
lokal (daerah). Komunitas perdagangan menjadi mengecil dan digantikan oleh
kepentingan daerah. Selain dari itu, gobalisasi politik juga dapat menyebabkan
masalah-masalah daerah menjadi masalah global. Hal ini sangat sensitif dan
sering memicu terjadinya intervensi dari negara lain, walaupun setiap negara
mempunyai hak yang absolut terhadap otonomi negaranya sendiri.
Globalisasi politik mempunyai implikasi kepada model hubungan
internasional. Globalisasi politik dapat menyatukan tiga dunia yaitu dunia
kapitalis, sosialis dan negara dunia ketiga.
3. Globalisasi Kebudayaan dan Keagamaan

Globalisasi kebudayaan secara psikologi sangat berperan dalam


menentukan perubahan akhlak, moral dan tingkah laku. Kebudayaan merupakan
nilai-nilai dan norma-norma kehidupan atau presepsi terhadap berbagai hal yang
dianut oleh sekelompok masyarakat atau negara. Nilai-nilai dan norma-norma
berkaitan erat dengan aspek kejiwaan atau psikologis yang melekat dalam alam
minda manusia. Aspek psikologi menjadi amat penting untuk disadari karena
tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh sesuatu yang wujud dalam alam
mindanya.

6
Lucian telah memaparkan beberapa ciri-ciri perkembangan globalisasi
kebudayaan seperti berikut :2
a. Pertukaran kebudayaan internasional semakin maju.
b. Terjadinya penyebaran prinsip kebudayaan dan mudahnya mengakses
c. kebudayaan luar.
d. Berkembangnya sektor pariwisata.
e. Semakin banyaknya imigran dari suatu negara ke negara lain.
f. Meningkatnya perkembangan mode internasional seperti mode, filem,
g. gaya hidup dan lain-lain.
h. Semakin banyaknya even-even berskala global seperti olah raga dan
lainlain.
i. Munculnya persaingan bebas dalam bidang ekonomi.
j. Interaksi budaya melalui media massa semakin meningkat.
4. Globalisasi Informasi dan Ilmu

Dari segi globalisasi informasi dan ilmu, secara positifnya memberi


kesempatan yang lebih luas kepada masyarakat dunia untuk mendapatkan
informasi dan menyebarkan ilmu pengetahuan berdasarkan kecanggihan teknologi
komunikasi dan informasi tanpa melibatkan banyak kos. Namun, pengaruh
terburuk yang dinyatakan oleh Joseph & Chandra (1998) ialah kebanjiran
informasi yang tidak berguna.

b. Pelaku Globalisasi

Para pelaku globalisasi (globalis) percaya bahwa globalisasi adalah sebuah


realitas yang mempunyai konsekwensi nyata terhadap bagaimana cara lembaga-
lembaga, organisasi-organisasi dan orang-orang dalam berinteraksi antara satu
sama lain. Negara-negara dan kebudayaan lokal akan terkikis oleh kebudayaan
dan ekonomi global yang semakin homogen. Namun, globalis belum mempunyai
pandangan yang sama mengenai konsekwensi terhadap Hal tersebut. Antara
perbedaanperbedaan pendapat tersebut adalah
1. Globalis positif dan optimisis.
2
Lucian, W.P. 1966. Aspect of Political Devalopment. 3rd Edition.

7
Kelompok ini percaya bahwa globalisasi dapat memberi pengaruh yang baik,
masyarakat dunia akan semakin toleran dan bertanggungjawab.
2. Globalis pesimis.
Kelompok ini pula melihat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena yang
negatif dan merupakan bentuk dari penjajahan barat yang memaksa beberapa
bentuk budaya dan konsumsi yang homogen, yang terlihat seperti sebuah
kebenaran.

D. Pengaruh Globalisasi Terhadap Strategi Industrialisasi

Sebagai negara yang ikut andil, ada empat sektor di Indonesia yang mengalami
dampak globalisasi ekonomi.
1) Sektor Ekspor,

2) Sektor Impor,

3) Sektor Investasi,

4) Sektor Tenaga kerja

Keempat ini adalah sektor yang paling banyak terkena dampak globalisasi
ekonomi dan industrialisasi. Dampaknya bisa berupa dampak positif maupun
negatif. Dengan adanya globalisasi juga dapat mengubah pola perilaku pelaku
ekonomi dalam proses produksi. Pengaruhnya dapat meliputi efisiensi dan
intensifikasi penggunaan faktor produksi.

Sisi positifnya, Indonesia dapat mengalami pertambahan frekuensi


perdagangan dan investasi pada sektor yang dapat diperdagangkan, serta industri
nasional yang lebih kompetitif. Dari sisi negatifnya, hal ini dapat merusak
kenyamanan publik.

Globalisasi membuat sektor ekonomi tradisional mulai ditinggalkan dan


berubah menjadi sektor ekonomi modern. Masyarakat sudah mulai merasa bahwa
pasar-pasar tradisional mulai tertinggal sehingga membawa dampak

8
pada kebijakan pelaku ekonomi yang mengikuti globalisasi. Tanpa disadari,
globalisasi sudah banyak terjadi kehidupan manusia mulai dari hal yang kecil.
Salah satunya adalah banyaknya startup yang membantu dalam mengurus sebuah
bisnis

Menurut Toffler, (1985 : 11) agar suatu perusahaan tetap mampu survive
di dalam suatu keadaan yang terus menerus berubah secara cepat seperti sekarang
ini. Salah satu kuncinya adalah adaptif artinya bagaimana suatu perusahaan dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Hal ini disebabkan karena perubahan
zaman akan pula membawa perubahan sifat masyarakat dan lingkungan, dan tentu
saja juga pada sifat dunia perekonomian secara umum dan sifat pasar secara
khusus

Pada saat ini informasi mempunyai peranan yang sangat penting selain
faktor faktor produksi. Perubahan ini menuntut adanya penyesuaian yang
memadai dari perusahaan agar tetap mempunyai tempat di masyarakat. Perubahan
yang diperlukan kadang tidak cukup hanya bersifat reformasi ke dalam saja,
melainkan juga suatu perubahan yang menyeluruh yang terkadang cenderung
radikal (Toffler, 1985 : 18). Terkait dengan itu, Miles dan Snow (1988: 24)
mengklasifikasikan perusahaan ke dalam empat kelompok berdasarkan strategi
yang dilakukan yaitu prospektor, analyzers, defenders dan reaktor.

1) Prospektor adalah pencari atau mencari secara konstan untuk segmen baru
dan eksperimen secara teratur dengan respon potensial pada
kecenderungan timbulnya lingkungan bisnis baru. Perusahaan dalam
katagori ini sering mendorong terjadinya perubahan dan menimbulkan
ketidakpastian dimana pesaing mereka harus merespon.
2) Analyzers adalah operasi perusahaan dalam beberapa tipe bagian produk
yang ada dipasar, satunya relatif stabil dan yang lainya menuju perubahan.
jadi dalam proses analyzers ini perusahaan mencoba untuk bagaimana
menjalan kan sebuah operasi perusahaan yang stabil, stabil dalam artian
bahwa perusahaan dapat beroperasi secara rutin dan efisien menggunakan

9
struktur dan proses yang dimiliki secara formal pada tempatnya.
Kemudian mengikuti perubahan dalam hal ini adalah bahwa top
manajemen secara terus menerus dan sistematis melihat pesaing terdekat
untuk mengantisipasi lahirnya produk baru dari pesaing, setelah itu
bagaimana top manajemen menemukan produk baru dan secara cepat
menelurkan ide produk baru tersebut kepasar.
3) Defenders adalah kelas perusahaan dengan fokus yang dipersempit, artinya
bahwa perusahaan dalam katagori ini terkadang hanya membuat
penyesuaian dalam teknologi, struktur, dan metode operasi agar
perusahaan masih bisa tetap berjalan /exsis ditengah perubahan yang luar
biasa. Perusahaan dalam hal ini menekankan pada bagaimana
meningkatkan efisiensi operasi perusahaan.
4) Reaktor meliputi dimana top manajemen sering tampak sering berubah
dan tidak pasti dalam lingkungan organisasi mereka, jadi perusahaan
dalam katagori ini tidak mempunyai konsitensi hubungan struktur dengan
strategi, (kolari dan Mc Daniel) mempelajari 1000 bank di US dalam
mengidentifikasi strategi pemasaran perusahaan dengan strategi bersaing
yang berbeda dalam merespon lingkungan mereka. Hasilnya dari studi
tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan antar tipe strategi perusahaan,
orientasi pemasaran dan strategi bersaing perusahaan kedepan.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat secara menyeluruh dan merupakan
bagian dari proses seluruh manusia itu sendiri (Nurhaidah dan M. Insya
Musa, 2015). Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi
mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh
seluruh aspek penting kehidupan.
2. Asumsi mengenai globalisasi menuai perdebatan, diantara asumsi dari
kaum hyperglobalize, kaum skeptis, dan kaum transformasionalis. Mereka
mempunyai asumsi yang berbeda menganai globalisasi
3. Dimensi globalisasi dapat meliputi hampir semua aspek kehidupan
manusia, seperti globalisasi dalam bidang ekonomi, politik, ilmu
pengetahuan, seni, sosial, budaya dan lain-lain. Para pelaku globalisasi
(globalis) percaya bahwa globalisasi adalah sebuah realitas yang
mempunyai konsekwensi nyata terhadap bagaimana cara lembaga-
lembaga, organisasi-organisasi dan orang-orang dalam berinteraksi antara
satu sama lain.
4. Pengaruh globalisasi terhadap strategi industrialisasi perlu penyesuaian
agar perusahaan memiliki tempat di masyarakat dan pengembangan
inovatif dalam produksinya. dengan strategi yang dilakukan yaitu
prospektor, analyzers, defenders dan reaktor.

B. Saran

Setelah selesai menulis makalah ini penulis memberikan saran kepada


pembaca jika setelah membaca makalah ini maka pembaca mesti bertambah
wawasan ilmu pengetahuannya, khususnya mengenai asumsi-asumsi mengenai
globalisasi serta penagruhnya terhadap strategi industrialisasi. Dan pembaca
pun dapat mengembangkan pengetahuannya kembali mengenai makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Academy, T., Academy, R., & Trakt, S. S. (2012). Konsep dan Teori Globalisasi.
Appl. Phys. A, 73, 1–21.
Nurhaidah dan M. Insya Musa. 2015. Dalam Jurnal Pesona Dasar: Dampak
Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa Indonesia. Banda Aceh:
Universitas Syiah Kuala.
Suyanto Bagong. 2017. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana.

12

Anda mungkin juga menyukai