Anda di halaman 1dari 94

AYO MENGENAL

BENCANA ALAM

Mei Fita Asri Untari, M.Pd.

Dwi Prasetiyawati Dhiyah H, M.Pd.

Sukamto, M.Pd.

Asep Ardiyanto, M.Or.

i
Mei Fita Asri Untari et al.
AYO MENGENAL BENCANA ALAM
2018
Edisi Pertama, Cetakan ke-1

Desain Cover Anisaturrahmah


Lay-Out Mei Fita

Ed. I. Cet.1; iv, 88 hlm; 21 cm

ii
Pengantar

Apa kabar teman-teman yang manis?


Semoga selalu sehat dan ceria, sehingga
dapat membaca buku ini dengan baik dan dapat
mengenal bencana alam.
Buku ini berjudul Ayo Mengenal Bencana
Alam. Materi yang disajikan dalam buku ini berisi
mengenal bencana alam di Indonesia, mengenal
Gunung Api, mengenal Gunung Meletus, dan
Mitigasi Bencana Alam Gunung Meletus dan
Gempa Bumi,
Tentunya kalian sudah pernah mendengar,
membaca, bahkan ada yang mengalami bencana
alam. Saatnya teman-teman dapat memperdalam
pengetahuan tentang bencana alam dan mitigasi
bencana supaya dapat melewati bencana dengan
baik dan tidak menimbulkan trauma.
Selamat membaca dan kalian akan lebih
bijak dalam menghadapi bencana alam….

iii
DAFTAR ISI

Pengantar ………………………………………………………………… iii

Daftar Isi ……………………………………………………………….. iv

BAB I Mengenal Bencana Alam ………………………….. 1

BAB II Mengenal Gunung Api ……………………………..

19

BAB III Indonesia dan Ancaman Gunung Api …

51

BAB IV Mitigasi Bencana Gunung Meletus ………

72

Referensi ……………………………………………………………….

88

iv
BAB I
MENGENAL BENCANA ALAM DI
INDONESIA

Bencana merupakan peristiwa atau

rangkaian peristiwa yang mengancam dan

mengganggu kehidupan dan penghidupan

masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor

alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor

manusia sehingga mengakibatkan timbulnya

korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,

kerugian harta benda, dan dampak psikologis

(Undang-undang nomor 24 tahun 2007). Artinya

bencana dapat disebabkan oleh faktor alam, non

alam, dan manusia.

Bencana alam yang dialami oleh manusia

pada masa kuno tercatat dalam kitab suci, mitos,

cerita-cerita rakyat, Bencana alam yang terjadi

1
pada zaman kuno umumnya diketahui secara jelas

lewat catatan sejarah dan hasil penelitian

arkeologi. Beberapa di antaranya:

Wabah Antonine, penyakit yang menyebar pada

masa Kekaisaran Romawi tahun 165 M -189 M.

Dinamakan demikian karena salah satu korbannya

adalah Marcus Aurelius Antoninus, kaisar

Romawi. Dinamakan juga Demam Galen karena

didokumentasikan dengan baik oleh Galen,

seorang dokter Yunani. Sejarawan meyakini

bahwa Demam Antonine tidak lain adalah wabah

cacar air yang dibawa oleh para serdadu Romawi

yang pulang berperang dari timur. Akibat wabah

ini lebih dari 5 juta orang tewas di Kekaisaran

Romawi. Seorang sejarawan bernama Dio Cassius

menulis bahwa di Roma sendiri, hampir 2000

orang meninggal setiap harinya.

2
Gempa Kreta dan Tsunami Alexandria, terjadi

pada tanggal 21 Juli tahun 365. Dimulai dengan

gempa bumi besar yang terjadi di dasar Laut

Tengah dekat Pulau Kreta, Yunani, dengan

kekuatan diperkirakan mencapai 8 skala richter

atau lebih. Gempa ini menghancurkan hampir

seluruh kota di pulau tersebut yang kemudian

diikuti tsunami besar yang melanda Yunani, Libya,

Siprus, Sisilia dan Mesir. Catatan mengenai

bencana alam ini paling baik terdokumentasikan

di Alexandria (Iskandariah), Mesir. Sejarawan

Ammianus Marcellinus menuliskan dengan detail

bagaimana air laut menghempas dan

menghancurkan kota Alexandria.

Letusan Gunung Vesuvius, terjadi pada tanggal 29

Agustus 79 di Teluk Napoli, Italia. Banjir lahar

yang ditimbulkan Gunung Vesuvius mengubur kota

Pompeii dan Herculaneum yang berdekatan.

3
Awalnya dimulai dengan gempa bumi namun

diabaikan oleh warga kota tersebut. Namun

akhirnya menjadi lebih besar diiringi muntahan

debu, banjir lahar dan asap yang membumbung

tinggi. Kota Pompeii dan Herculaneum ditemukan

pada tahun 1631 setelah dilakukannya

pembersihan oleh warga setempat. Pada abad ke-

20, keberadaan kota ini secara jelas terkuak

dengan jasad-jasad manusia yang telah menjadi

fosil utuh.

Erupsi Santorini, terjadi sekitar tahun 1645 SM.

Informasi bencana alam ini umumnya diketahui

lewat penelitian arkeologi. Diketahui bahwa tahun

1645 SM, gunung berapi yang meletus di

Santorini menghancurkan permukiman di pulau

tersebut beserta Pulau Kreta di dekatnya. Pada

zaman modern, sisa-sisa peradaban manusia yang

4
lenyap akibat bencana tersebut telah ditemukan

dan masih terus dipelajari.

Gempa Bumi dan Tsunami Helike, terjadi

pada tahun 375 SM. Bencana alam ini

mengakibatkan kota Helike yang berada di Teluk

Korintus, Yunani tenggelam ke dasar laut. Korban

jiwa tak diketahui. Penelitian terhadap

reruntuhan permukiman manusia zaman itu mulai

dilakukan sejak akhir abad ke-19 dengan

penemuan reruntuhan kota, jalan-jalan dan

artefak.

JENIS-JENIS BENCANA ALAM

Jenis-jenis bencana alam yang sering

terjadi di Indonesia berdasarkan Undang-undang

no 24 tahun 2007 adalah tanah longsor, gempa

bumi, tsunami, banjir, letusan gunung api, angin

topan, kekeringan.

5
1. Tanah Longsor

Longsoran merupakan salah satu jenis

gerakan massa tanah atau batuan, ataupun

pencampuran keduanya, menuruni atau keluar

lereng akibat dari tergangguanya kestabilan

tanah atau batuan penyusunan lereng

tersebut. Gejala tanah longsor : Muncul

retakan – retakan di lereng yang sejajar

dengan arah tebing kemudian muncul mata air

baru secara tiba – tiba dan tebing rapuh dan

kerikil mulai berjatuhan.

6
2. Gempa Bumi

Peristiwa berguncangnya bumi yang dapat

disebabkan oleh tumbukan anatar lempeng

tektonik, akibat gunung berapi atau runtuhan

batuan. Gempa menjadi bencana yang

dampaknya paling buruk dibelahan negara

manapun. Gempa bumi adalah getaran atau

getar-getar yang terjadi di

permukaan bumi akibat pelepasan energi dari

dalam secara tiba-tiba yang

menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi

biasa disebabkan oleh pergerakan kerak

Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu

wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran

gempa Bumi yang dialami selama periode

waktu. Gempa Bumi diukur dengan

menggunakan

7
alat Seismometer. Moment magnitudo adalah

skala yang paling umum di mana gempa Bumi

terjadi untuk seluruh dunia. Skala

Rickter adalah skala yang dilaporkan oleh

observatorium seismologi nasional yang

diukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude.

Kedua skala yang sama selama rentang angka

mereka valid. Gempa 3 magnitude atau lebih

sebagian besar hampir tidak terlihat dan jika

besarnya 7 lebih berpotensi menyebabkan

kerusakan serius di daerah yang luas,

tergantung pada kedalaman gempa. Gempa

Bumi terbesar bersejarah besarnya telah

lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan

besarnya. Gempa Bumi besar terakhir

besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9,0

magnitudo gempa di Jepang pada tahun

2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa

8
Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai.

Intensitas getaran diukur pada

modifikasi Skala Mercalli.

3. Tsunami

Terjadinya gelombang laut dengan periode

panjang yang ditimbulkan oleh gangguan

impulsif dari dasar laut (gempa tektonik,

erupsi vulkanik atau longsoran). Jenis

bencana alam paling menakutkan sepanjang

sejarah di setiap negara. Di Indonesia paling

9
buruk adalah tsunami Aceh pada tahun 26

Desember 2004.

Tsunami (bahasa Jepang: 津 波 ; tsu =

pelabuhan, nami = gelombang,

secara harafiah berarti "ombak besar di

pelabuhan") adalah perpindahan badan air

yang disebakan oleh perubahan permukaan

laut secara vertikal dengan tiba-tiba.

Perubahan permukaan laut tersebut bisa

disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di

bawah laut, letusan gunung berapi bawah

laut, longsor bawah laut, atau

hantaman meteor di laut. Gelombang tsunami

dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang

dikandung dalam gelombang tsunami adalah

tetap terhadap fungsi ketinggian dan

kelajuannya. Di laut

dalam, gelombang tsunami dapat merambat

10
dengan kecepatan 500–1000 km per jam.

Setara dengan kecepatan pesawat terbang.

Ketinggian gelombang di laut dalam hanya

sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju

gelombang tidak terasa oleh kapal yang

sedang berada di tengah laut. Ketika

mendekati pantai,

kecepatan gelombang tsunami menurun hingga

sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya

sudah meningkat hingga mencapai puluhan

meter. Hantaman gelombang Tsunami bisa

masuk hingga puluhan kilometer dari bibir

pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang

terjadi karena Tsunami bisa diakibatkan

karena hantaman air maupun material yang

terbawa oleh aliran gelombang tsunami.

11
4. Banjir

Bencana banjir biasanya terjadi curah hujan

yang tinggi diatas normal, sehingga sistem

pengaliran air yang terdiri dari sungai dan

anak sungai alamiah serta sistem saluran

drainase dan kanal penampung banjir buatan

yang ada tidak mampu menampungakumulasi

air hujan tersebut meluap.

Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika

aliran air yang berlebihan merendam


12
daratan. Pengarahan banjir Uni Eropa

mengartikan banjir sebagai perendaman

sementara oleh air pada daratan yang

biasanya tidak terendam air. Dalam arti "air

mengalir", kata ini juga dapat berarti

masuknya pasang laut. Banjir diakibatkan oleh

volume air di suatu badan air

seperti sungai atau danau yang meluap atau

melimpah dari bendungan sehingga air keluar

dari sungai itu.

5. Letusan Gunung Api

13
Gunung api merupakan lubang

kepundan/rekahan pada kerak bumi tempat

keluarnya magma, gas atau cairan lainnya ke

permukaan. Bencana gunung meletus

disebabkan oleh aktifnya gunung berapi

sehingga menghasilkan erupsi. Letusan

gunung merupakan peristiwa yang terjadi

akibat endapan magma di dalam

perut bumi yang didorong keluar

oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma

adalah cairan pijar yang terdapat di dalam

lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi,

yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan

magma yang keluar dari dalam bumi

disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa

mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung

berapi yang membawa batu dan abu dapat

menyembur sampai sejauh radius 18 km atau

14
lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri

sampai sejauh radius 90 km.

Tidak semua gunung berapi sering meletus.


Gunung berapi yang sering meletus disebut
gunung berapi aktif.

6. Angin Topan

Pusaran angin kencang dengan kecepatan

angin 120 km/jam atau lebih yang sering

15
terjadi di wilayah tropis diantara garis balik

utara dan selatan, kecuali di daerah-daerah

yang sangat berdekatan dengan khatulistiwa.

Angin topan disebabkan oleh perbedaan

tekanan dalam suatu sistem cuaca. Angin

paling kencang yang terjadi di daerah tropis

ini umumnya berpusar dengan radius ratusan

kilometer di sekitar daerah sistem tekanan

rendah yang ekstrem dengan kecepatan

sekitar 20 Km/jam. Di Indonesia dikenal

dengan sebutan angin badai.

16
7. Kekeringan

Hubungan antara ketersediaan yang jauh

dibawah kebutuhan air baik untuk kebutuhan

hidup, pertanian kegiatan ekonomi dan

lingkungan. Kekeringan alamiah terjadi akibat

curah hujan dibawah normal, kekurangan

pasokan komoditi ekonomi ; kekeringan

antropogenik terjadi akibat ketidak-taatan

pada aturan tertentu (pola tanam, konservasi,

kawasan tangkapan air). Kekringan termasuk

jenis bencana alam karena terjadi karena

disebabkan alam dan menimbulkan bahaya

bagi kehidupan.

17
18
BAB II
MENGENAL GUNUNG API

Tujuan : Mengenalkan dan memberikan

pemahaman tentang gunung api,

tipe-tipe gunung api

Indikator : 1. Siswa dapat memahami

pengertian gunung api

2. Siswa dapat menyebutkan dan

menjelaskan tipe-tipe gunung api

Metode : Penjelasan, diskusi

Media : Video tipe-tipe gunung api

19
Pengertian Gunungapi

Istilah gunung api (Volcano) diambil dari bahasa

Yunani, vulcanus atau vulcan, yang berarti

gunungapi. Istilah ini bersumber dari

kepercayaan lama bangsa Roma yang menyembah

dewa api sekitar tahun 1500-400 M. Dewa itu

dinamakan dengan Vulcanus. Bangsa Roma dan

Bangsa Yunani kuno mempercayai bahwa Dewa

Vulcanus mempunyai tungku besar yang digunakan

untuk melelehkan dan menempa logam. Tungku itu

mereka yakini berada di dalam Gunung Etna,

Pulau Siclia, yang sampai sekarang masih aktif

dan menyemburkan api panas.

20
Contoh Gunungapi

Gunung api adalah gunung yang terbentuk akibat

material hasil erupsi menumpuk di sekitar pusat

erupsi atau gunung yang terbentuk dari erupsi

magma. Gunung api tidak dijumpai di semua

tempat, gunung api hanya terdapat pada tempat-

tempat tertentu, yaitu pada jalur punggungan

tengah samudera, pada jalur pertemuan dua buah

lempeng kerak bumi, dan pada titik-titik panas di

muka bumi tempat keluarnya magma, di benua

maupun di samudera (hot spot). Sebagian besar

21
gunung api yang aktif di dunia berada di

pertemuan lempeng tektonik dan muncul di

daerah-daerah yang berada di dalam di Larutan

Pasifik yang disebut “cincin gunung api” (ring of

fire).

Cincin api pasifik merupakan garis bergeseknya

antara dua lempengan tektonik . Sepanjang

daerah cincin api pasifik tersebut merupakan

daerah bahaya gempa dan letusan gunungapi. Dari

sekitar 500-an gunungapi aktif di dunia, lebih

dari separuhnya berada di jalur cincin api pasifik,

termasuk gunungapi yang ada di Indonesia.

22
Bagian gunung api terdiri dari kantong magma
dan magma menerobos lapisan batuan dasar
serta batuan gunung api yang berlapis sebagai
endapan selama aktivitasnya.

Proses Terjadinya Gunungapi

Bumi mempunyai inti bumi (perut bumi) yang

letaknya jauh didalam dan tekanannya sangat

kuat dan temperaturnya mencapai 6.000 derajat

celcius. Panas bagian dalam perut bumi ini

terbentuk sejak sekitar 4,5 miliar tahun yang

lalu. Panas dan tekanan yang begitu kuat inilah

23
yang menyebabkan batu-batu di dalam bumi

meleleh yang disebut dengan magma. Magma ini

akan mengalir dan menembus tudung bumi ke

arah kerak bumi, yang disebut lava. Magma yang

menembus kerak bumi akan menjadi material

pembentuk kerak samudera dan benua. Batu-

batuan yang keluar kemudian membentuk sebuah

gundukan, yang lama kelamaan akan menjadi

sebuah gunung. Kadang batu-batu itu mengalir

seperti bubur panas dan kadang terlempar dalam

bentuk bongkahan batu yang besar dank eras

ketika terjadi letusan gunungapi. Semakin banyak

batu yang keluar, maka akan semakin tinggi

gunung itu, tetapi jika gunung itu tumbuh di

bawah laut, maka akan membentuk sebuah pulau

bila sudah mencapai permukaan bumi.

Tidak semua daerah dipermukaan bumi ini

terbentuk gunungapi. Gunungapi hanya terbentuk

24
di daerah-daerah tertentu, yaitu : (1) pada jalur

punggungan tengah samudera, tempat saling

menjauhnya lempeng kulit bumi samudera; (2)

pada jalur pertemuan lempeng kulit, baik

pertemuan lempeng samudra dengan lempeng

benua, dan (3) pada titik titik panas di permukaan

bumi yang memungkinkan magma keluar baik di

benua maupun di samudra.

Inti Bumi yang panas dan mempunyai tekanan yang


kuat mengeluarkan Batu-batuan yang keluar
kemudian membentuk sebuah gundukan, yang lama
kelamaan akan menjadi sebuah gunung api

25
Gunung Api di Indonesia

Negara Indonesia secara geologis terletak pada

rangkaian pegunungan muda dunia yaitu sirkum

mediterania dan sirkum pasifik. Kedua rangkaian

pegunungan lipatan muda ini bertemu dan

berakhir di Laut Banda Provinsi Maluku. Dengan

letak geologis ini maka Indonesia berada pada

wilayah cincin api dengan tebaran gunung gunung

berapi yang masih aktif. Gunung-gunung berapi

umumnya terletak pada busur dalam terutama

Pulau Jawa, Pulau Sumatera, Kepulauan Nusa

Tenggara, Maluku dan Sulawesi bagian utara.

Gunung berapi muda aktif yang terletak didasar

laut senantiasa bertambah ketinggiannya dari

tahun ketahun dan suatu saat akan muncul

kepermukaan laut membentuk Pulau Vulkanis

baru. Jumlah pulau di Indonesia yang bertambah

salah satunya adalah akibat aktivitas Vulkanis.

26
Contohnya Pulau-pulau di Maluku dan yang paling

terkenal adalah Gunung Anak Krakatau di Selat

Sunda yang muncul kembali setelah letusan

dahsyat tahun 1883 menyebabkan Pulau Krakatau

runtuh dan lenyap dari permukaan laut.

Runtuhnya Pulau di selat Sunda ini akibat

meletusnya Gunung Krakatau yang sangat dahyat

yang menyebabkan dunia tidak mengalami musim

panas selama setahun akibat lapisan Atmosfir

bumi tertutupi debu letusan Gunung Krakatau.

Suara letusannya yang keras terdengar sampai

negara Selandia Baru di Pasifik Selatan dan yang

paling menyedihkan runtuhnya material Gunung

Krakatau kedasar laut menyebabkan gelombang

Tsunami setinggi lebih dari 15 meter menyapu

pantai Timur Lampung dan pantai Barat Banten.

Korban jiwa yang meninggal saat itu akibat

27
terjangan Tsunami Krakatau mencapai lebih dari

50.000 orang.

Proses terbentuknya gunung api

Terbentuknya Pulau baru bukan hanya dari

aktivitas Vulkanis, tapi yang paling banyak adalah

akibat proses sedimentasi dari sungai. Contoh

Pulau Payung dan Pulau Rimau di Sumatera

Selatan adalah hasil sedimentasi sungai Musi.

Kota Palembang yang dulu berada ditepi laut

sekarang juga bergeser ketengah akibat

28
sedimentasi ini. Juga Pulau Padang Tikar, Pulau

Maya di Pontianak Kalimantan Barat merupakan

hasil sedimentasi Sungai Kapuas. Banyak sekali

contoh Pulau delta ini terutama yang berada di

muara sungai Kampar, Indragiri, Siak, Batanghari

di Pulau Sumatera, Sungai Kahayan, Sungai

Mahakam, Sungai Kayan di Kalimantan dan Sungai

Digul di Papua.

Selain sedimentasi Pulau baru terbentuk juga

akibat aktivitas binatang karang seperti

Kepulauan Seribu, Kepulauan Tangkebonarete dan

Kepulauan Tukang Besi di Sulawesi. Namun Pulau

baru yang terbentuk akibat aktivitas Vulkanis

sangat istimewa dan menimbulkan kekuatiran

karena dampak letusan gunung berapi di dasar

laut terhadap manusia dan lingkungan pasti

sangat besar apalagi kalu sampai menimbulkan

gelombang Tsunami. Ada beberapa Gunung berapi

29
yang terletak di dasar laut misalnya Emperor Of

Cina di samudera Hindia sebelah Barat kepulauan

Mentawai, Gunung berapi Mahangetang di laut

Sulawesi dan beberapa gunung berapi didasar

laut Flores dan Banda. Gunung-gunung ini

sekarang sedang membentuk kekuatan dan

ketinggiannya terus bertambah dan apabila

Erupsi terjadi di dasar laut pasti akan

mnimbulkan goncangan dan gelombang Tsunami.

Gunungapi di Indonesia yang tercatat dalam

sejarah meletus dahsyat selain Gunung Krakatau

adalah Gunung Tambora yang terletak di Pulau

Sumbawa. Akibat letusan dahsyatnya bagian atas

Gunungapi ini runtuh membentuk lubang kawah

yang lebar. Diperkirakan sebelum Gunung ini

meletus dasyat ketinggiannya mencapai lebih dari

3500 m, sekarang Gunung Tambora ketinggiannya

tersisa 2850 meter diatas permukaan laut.

30
Gunung lainnya yang saat ini terus diwaspadai

karena berulang kali meletus adalah Gunung

Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa

Tengah. Bahkan Gunung Merapi terjadi erupsi

juga di tahun 2018 ini, letusan merapi pada tahun

2018 merupakan freatik, yaitu letusan gas atau

embusan asap dan material yang dipicu oleh

tekanan gas yang berada di bawah permukaan

(Kompas.com).

Gunung berapi bisa diketahui jenisnya dengan

melihat secara fisik misalnya memiliki kawah yang

masih aktif, menghasilkan Fumarol (Gas Uap air)

Solfator (Gas Belerang) dan Mofet (Gas Asam

arang) Gas-gas yang keluar dari kawah gunung

berapi bisa mematikan terutama Mofet yang

tidak berbau dan tidak berwujud seperti yang

terjadi di DTT Dieng pada tahun 1970-an ,gas

Mofet yang keluar dari kawah sinila menyebabkan

31
ratusan penduduk meninggal dunia karena

terperangkap gas ini. Namun Gas Belerang yang

berbau menyengat kalau kadarnya terlalu tinggi

juga dapat menyebabkan kematian, seperti kasus

yang terjadi di Kawah Ratu Gunung Salak yang

menyebabkan beberapa siswa SMP dari Jakarta

dan seorang pembina Pramukanya meninggal dunia

karena terlalu banyak menghirup gas ini.

Walaupun Gunung berapi banyak menimbulkan

korban jiwa dan kerugian material ketika

meletus, namun dibalik musibah ini ternyata

Gunung berapi juga memberikan manfaat yang

juga tidak terhingga misalnya :

1. Material hasil Erupsi seperti pasir dan batu

vulkanik bisa menjadi bahan bangunan

2. Menyimpan kekayaan bahan tambang dan

mineral seperti batuan beku dan batuan

sedimen

32
3. Abu sisa letusan yang menutupi lapisan tanah

menyebabkan tanah menjadi subur

4. Air panas yang dihasilkan bisa menyembuhkan

berbagai macam penyakit

5. Udara pegunungan yang segar baik untuk

kesehatan

6. Panas Bumi yang dihasilkan bisa menjadi

sumber Energi Listrik

7. Menjadi Obyek wisata alam yang sangat

menarik dan menantang

8. Menyimpan kekayaan tumbuh-tumbuhan hutan

yang berkhasiat untuk pengobatan dan masih

banyak lagi manfaat yang bisa kita gali dari

gunung berapi. Sehingga sudah sepantasnya

kita juga bersyukur akan anugrah Allah yang

memberikan tanah air kita dengan berbagai

macam Sumber Daya alam yang berlimpah

33
termasuk keberadaan Gunung-Gunung yang

harus kita jaga dan kita lindungi bersama.

Gunung Anak Krakatau , Selat Sunda


Provinsi Lampung

34
Gunung Agung, Provinsi Bali

Gunung Barujari, Anak Gunung Rinjani,


Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat

35
Gunung Batur Provinsi Bali

Gunung Bromo, Provinsi Jawa Timur

36
Kawah Gunung Bromo, Provinsi Jawa Timur

37
Gunung Burni Telong, Provinsi Nangroe Aceh
Darussalam

Kawah Gunung Ciremai, Provinsi Jawa Barat

Letusan Gunung Colo, P.Una-Una, Sulawesi


Tengah

38
Kawah Gunung Dempo, Perbatasan Sumatera
Selatan dan Bengkulu

39
Gunung Dukono, Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara

Gunung Egon, P. Flores , Provinsi Nusa Tenggara Timur

40
Kawah Gunung Galunggung, Provinsi Jawa Barat

Gunung Gamalama, Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara

41
Tipe-tipe Gunung Api
Berdasarkan bentuknya ada beberapa tipe

gunung api, yaitu

1. Bentuk kerucut, umumnya dijumpai pada

gunungapi berlapis. Bentuk kerucut ini

dapat dibangun oleh bahan lepas

gunungapi onggokan batuapung akan

membentuk kerucut batuapung.

2. Bentuk kubah, biasanya dijumpai pada

gunungapi lava. Kubah lava merupakan

bentukan dari leleran lava kental yang

keluar melalui celah dan dibatasi oleh sisi

curam di sekelilingnya.Bentuk-bentuk

kubah sangat dipengaruhi oleh viskositas

lava. Contoh : disepanjang sesar lampung

3. Bentuk maar yaitu pada gunungapi gas.

4. Bentuk datar tinggi dijumpai pada gungapi

lava,berupa datar tinggi yang relatif

42
menonjol pada daerah sekitarnya yang

tersusun oleh lava tebal dan umumnya

bersifat basalan sehingga disebut juga

dengan basal tinggi.Tapi ada juga yang

dikenal dengan datar tinggi bahan lepas

gunungapi,yang tersusun oleh endapan

batuapung dan abu yang diletuskan dari

celah dan mempunyai struktur kaldera

atau lekuk ambrukan.Contoh : daerah

disekitar danau Toba (Sumatera Utara).

5. Bentuk barangko (barronco), yaitu alur-

alur pada tubuh gunungapi yang kasar dan

tak teratur yang disebabkan oleh erosi

dan sesar.

6. Cinder Cones, merupakan tipe gunungapi

yang sederhana yang terbentuk oleh

partikel dan lava yang dikeluarkan oleh

vent tunggal. Karena tekanan gas, lava

43
tersembur keras ke udara dan pecah

menjadi fragmen kecil yang padat

sehingga jatuh sebagai cinder di sekitar

vent yang kemudian membentuk melingkar

atau cone yang oval. Sebagian cinder

cones mempunyai kawah berbentuk

mangkok dan jarang muncul lebih dari

seratus kaki atau di bawah lingkungannya,

cinder core ini kebanyakan terdapat di

Amerika Utara bagian barat sebagai

bagian dari terrain vulkanik dunia.

7. Composite Volcanoes, kadang-kadang

dinamakan strato volcanoes, biasanya

saaling bersisisan, berbentuk kerucut

simetris yang besar sengan lapisan

berasal daria aliran lava,debu

vulkanik,cinder,block dan bomb yang

dimungkinkan muncul di sekitar 8000 kaki

44
di atas pusatnya.Contoh composite volcano

adalah gunung fuji di Jepang, Gn st

Helens,Gunung Merapi,Gunung

Agung.Gunung Rinjani. Pada puncak

composite volcano kebanyakan terdapat

kawah yang berisikan vent utama atau

kumpulannya, lava yang mengalir memecah

dinding kawah atau melalui sisi cone.

Bagian terpenting dari composite volcano

adalah sebuah sistem conduit (saluran),

dimana magma dari reservoir di bawah

kerak bumi meningkat ke permukaan

volcano dibangunoleh ekumulasi material

yang tererupsi melalui conduit dengan

meningkatnya ukuran lava, cinder, debu

serta yang lainnya, yang menambah

kemiringan volcano. Apabila composite

volcano sedang tidak aktif, erosi atau

45
pengikisan terjadi pada cone. Magma yang

telah keras/beku mengisi saluran (sumbat

vulkanik) mengikuti jalur pada cone, dan

rekahan (dikes) membuka dimana

prosesnya akan berkurang perlahan-lahan

oleh adanya erosi.Sampai akhirnya, dari

proses lengkapnya hanya tersisa plug dan

dike di bawah permukaan tanah, tinggal

volcano dengan kenampakan bagian yang

hilang.

8. Shield Volcano, merupakan tipe gunungapi

yang terbentuk kebanyakan dari aliran

lava cair, aliran setelah tertuang ke segala

arah dari vent pusat atau kumpulan vent,

yang meluas, menumpahkan vent dari

daratan,domical shape, dengan profil

dengan tameng prajurit. Aliran tersebut

terbentuk secara perlahan dengan akresi

46
ribuan lava cair yang disebut lava basalt,

yang melebar seiring bertambahnya

jarak.lava juga biasanya bererupsi dari

vent selama retakan yang berkembang di

pinggir cone.

9. Lava Domes, tipe ini terbentuk relative

kecil, berbentuk seperti umbi lava,

konsekuensinya, timbunan lava yang

berasal dari sekitar vent.Sebuah dome

(kubah) tumbuh besar dengan ekspansi

dari dalam.ketika tumbuh, permukaan

luarnya dingin dan keras, kemudian

hancur, menumpahkan fragmen di sis-

sisinya. Beberapa dome berbentuk

tonjolan karang atau spine yang bentuk

lainnya pendek,aliran lava bersisisan

(steep side).Volcanic dome biasanya

berada dalam kawah atau pada sisi

47
composite volcano.

Lava dome

Istilah- istilah Gunungapi

1. Awan Panas (piroklastik)

Istilah awan panas dipakai untuk menyebut

aliran suspendi dari batu, kerikil, abu, pasir

dalam suatu masa gas vulkanik panas yang

keluar dari gunungapi dan mengalir turun

mengikuti leregnya. Kecepatan aliran dapat

mencapai lebih dari 100 kilometer per jam

dengan jarak jangkau dapat mencapai

puluhan kilometer.

2. Deformasi

Proses migrasi magma dan tekanan magma

menuju ke permukaan yang berdampak

48
terhadap perubahan bentuk tubuh gunung

(penggembungan tubuh gunung)

3. Erupsi

Proses keluarnya magma ke permukaan bumi

dalam bentuk padatan, cairan dan gas.

4. Gas Vulkanik

Gas-gas yang dikeluarkan saat letusan

gunungapi. Gas-gas yang dikeluarkan

biasanya Karbon Monoksida (CO), Karbon

Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S),

Sulfur Dioksida (SO2), dan Nitrogen

Dioksida (NO2) yang berbahaya bagi

manusia.

5. Lava

49
Cairan magma bersuhu tinggi yang mengalir

ke permukaan melalui kawah gunungapi. Lava

mampu mengalir jauh dari sumbernya

mengikuti sungai atau lembah yang ada.

Sedangkan lava kental mengalir tidak jauh

dari sumbernya. Lava sangat kental akan

membentuk kubah lava.

6. Lahar

Merupakan aliran lumpur dan batu. Ada dua

jenis lahar yaitu lahar hujan dan lahar

letusan. Lahar hujan terjadi karena

bercampurnya bahah hasil letusan dengan

air hujan. Lahar Letusan terjadi karena

bahan hasil letusan bercampur dengan air

danau kawah sooft erupsi.

7. Magma

50
Cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan

kulit bumi dengan suhu lebih dari 1000

derajat celcius. Magma tersusun atas unsur

unsur pembentuk batuan yang mempunya

sifat fisika tertentu.

8. Vulkanologi

Ilmu yang mempelajari tentang magma dan

gunungapi.

51
BAB III

INDONESIA DAN ANCAMAN GUNUNGAPI

Tujuan

Mengenalkan dan memberikan pemahaman

tentang proses erupsi gunungapi, gejala akan

erupsi dan ancamannya

Indikator :

1. Siswa dapat memahami proses erupsi gunungapi

2. Siswa dapat memamahi gejala-gejala akan

terjadi erupsi gunungapi

3. Siswa dapat memahami ancaman meletusnya

gunungapi

Metode : Penjelasan, diskusi

Media : Video erupsi gunungapi dan

ancamannya

52
Gunungapi di Indonesia

Indonesia rawan bencana, ancaman bencana

itu salah satunya datang dari gunungapi.

Indonesia merupakan Negara dengan

gunungapi terbanyak di dunia. Diantara

gunung api yang ada termasuk yang teraktif

di dunia. Rangkaian gunungapi tersebut

membentang dari Pulau Sumatera, Jawa,

Bali, dan Nusa Tenggara. Dari kepulauan di

Laut Banda sampai bagian utara Pulau

Sulawesi merupakan daerah gunungapi

terpanjang didunia. Maka tidak

mengherankan kalau letusan gunungapi

merupakan salah satu ancaman yang sejak

dulu ada dan sewaktu waktu bisa berubah

menjadi bencana.

Gunung-gunung api aktif di Indonesia

diantaranay Gunung Merapi (Jawa Tengah),

53
Gunung Krakatau (Banten), Gunung

Galunggung (Jawa Barat), Gunung Tambora

(Nusa Tenggara Barat), Gunung Kelud (Jawa

Timur), Gunung Agung (Bali), Gunung

Soputan (Sulawesi Utara).

Di Indonesia terdapat 129 gunungapi aktif,

70 buah diantaranya berancaman dan 500

buah tidak aktif. Dari 129 gunungapi aktif

tersebut, 30 buah terdapat di Pulau

Sumatera, 35 di Pulau Jawa, 30 buah di

Pulau Bali dan Nusa Tenggara, 16 buah di

Kepulauan Maluku, dan 18 buah lainnya di

Pulau Sulawesi.

54
Gunung api di Indonesia sebagian besar masih
aktif terletak di Pulau Jawa dan Bali

Proses Erupsi Gunungapi

Pada prinsipnya ada dua jenis erupsi pada

gunungapi, yaitu letusan efusif/meleleh dan

letusan eksplosif. Pada energy efusif,

magma keluar secara perlahan dan mengalir

tanpa diikuti dengan suatu letusan.

Sedangkan pada erupsi eksplosif, magma

keluar dari gunungapi dalam bentuk erupsio.

Erupsi eksplosif terjadi karena adanya

tekanan gas yang tinggi, sehingga


55
menghasilkan material lepas yang akan

cenderung membentuk gunungapi kerucut.

Pada erupsi efusif, tekanan gasnya

cenderung rendah sehingga menghasilkan

lava yang membentuk punggungan lava

apabila merupakan erupsi celah.

Erupsi gunungapi merupakan proses

pergeseran energi dari energi potensial

dominan dari panas menjadi energi kinetik

dominan dan panas. Erupsi gunungapi

terjadi karena adanya gaya yang berasal

dari dalam bumi akibat terganggunya

sistem keseimbangan magma dan system

keseimbangan geologi. Keseimbangan magma

akan terganggu apabila (1) magma yang

membeku mulai kehilangan panas.

Ketidakseimbangan dipicu oleh hilangnya

gas dalam magma karena penurunan

56
temperature. (2) adanya perbedaan suhu

akibat pendinginan magma yang tidak

homogen sehingga menimbulkan arus

konveksi yang mengganggu keseimbangan

hidrostatis, (3) Epimagma turun ke

kedalaman tertentu pada kondisi tidak

seimbang. Sebagai pencarian keseimbangan

baru terjadi difusi gas sehingga di

permukaan terjadi piromagma, dan (4)

terjadi pergerakan gas dalam piromagma ke

arah permukaan bumi karena tekanan dalam

piromagma lebih besar dari tekanan beban

luar.

Gejala akan Terjadi Erupsi

Secara umum gejala awal akan terjadinya

erupsi gunungpati yang paling pokok adalah

adanya getaran mekanik yang tercatat

57
sebagai getaran tremor akibat naiknya

magma ke permukaan. Gejala ini biasanya

bisa dirasakan dalam bentuk gempa bumi,

terutama di daerah-daerah sekitar

gunungapi.

Gejala-gejala lainnya adalah

 Adanya deformasi pada tubuh

gunungapi berupa penggembungan tubuh

gunungapi, termasuk adanya perubahan

kelerengan;

 Munculnya gejala hydrothermal seperti

peningkatan discharge mata air panas,

peningkatan discharge uap dari

fumarole, kenaikan suhu mata air panas;

 Keluarnya gas dari kawah atau lubang

yang lain dan terjadi peningkatan

kandungan SO2 atau H2S; Bau belerang

yang sangat menyengat;

58
 Suara gemuruh yang ditimbulkan oleh

pergerakan naiknya magma dalam

gunung;

 Hewan-hewan berlarian turun gunung,

ular keluar dari lubangnya.

Terjadinya gempa bumi dan naiknya suhu

yang mengawali letusan gunungapi

menyebabkan hewan-hewan panik dan turun

ke bawah, demikian juga ular-ular banyak

yang keluar dari lubang persembunyiannya.

Gejala akan tejadi erupsi gunung api

59
Ancaman Gunungapi

Semburan benda padat, cair dan gas serta

campuran diantaranya akibat letusan

gunungapi cenderung merusak dan bisa

mengakibatkan jatuhnya korban jiwa serta

kerugian harta benda lainnya. Bahaya

gunungapi dapat dibagi menjadi 2 (dua)

kategori, yaitu bahaya langsung (primer)

dan bahaya tidak langsung (sekunder).

Ancaman langsung (primer): merupakan

bahaya yang ditimbulkan secara langsung

pada saat terjadi letusan gunungapi. Aliran

lava, atau leleran batu pijar, aliran

piroklastika atau awan panas, jatuhan

piroklastika atau hujan abu lebat, hembusan

gas beracun dan lontaran material pijar

60
adalah bahaya yang timbul saat terjadi

letusan.

 Aliran Lava : aliran lava yang pekat

dengan suhu mencapai 8000 – 1.2000 C

bisa menghancurkan infrastruktur dan

benda-benda yang dilaluinya. Kecepatan

aliran lava tergantung dari kekentalan

magmanya, semakin rendah

kekentalannya, makin cepat dan makin

jauh jangkauannya. Sebagian besar

gunungapi di Indonesia menghasilkan

magma dengan tingkat kekentalan

menengah dan pergerakannya cukup

lamban.

 Awan Panas (piroklastik) : Awan panas,

baik berupa awan panas letusan maupun

awan panas; guguran sangat berbahaya

61
bagi manusia dan bisa menghanguskan

benda-benda dan tanaman yang

dilaluinya. Awan panas letusan terjadi

karena hancuran magma oleh status

letusan, sedang awan panas guguran

kejadiannya banyak dikendalikan oleh

tekanan magma dan pengaruh gravitasi

pada kubah lava. Kecepatan awan panas

ini bisa mencapai lebih dari 100

kilometer per jam dengan jangkauan

puluhan kilo meter. Contohnya adalah

awan panas akibat letusan Gunung

Merapi Jawa Tengah. Masyarakat

setempat menamai awan panas itu

dengan “Wedhus Gembel”. Salah satu

semburan “Wedhus Gembel”. Gunung

Merapi yang banyak memakan korban

adalah peristiwa 22 Nopember 1994,

62
2006, 2010, bahkan pada tahun 2018

gunung merapi terjadi erupsi freatik.

 Lontaran bahan letusan: lontara bahan

letusan ini berbahaya terutama bagi

penduduk yang tinggal dikampung-

kampung yang berdekatan dengan pusat

letusan. LontaranBahan letusan yang

paling berbahaya terjadi pada saat

letusan mengarah vertical atau jenis

letusan vulkanian dan plinian.

 Hujan Abu: ancaman hujan abu tidak

boleh dipandang remeh. Abu akibat

letusan gunungapi bisa membumbung

tinggi ke udara dan menyebar ke

wilayah yang sangat luas.

 Gas Beracun : gas beracun dan letusan

gunungapi diantaranya gas karbon

oksida (CO), Karbon dioksida (CO2),

63
asam klorida (HCN), hydrogen Sulfida

(HS), Sulfur dioksida (SO2). Bila gas ini

dalam kondisi berlebihan maka akan

menjadi gas pembunuh untuk makhluk

hidup terutama manusia.

 Lahar Letusan : Lahar letusan hanya

terjadi pada gunung apai yang punya

danau atau kawah, sehingga bila terjadi

letusan akan banyak menumpahkan

lumpur panas yang akan berbahaya

untuk kehidupan manusia, contonya

Gunung Kelud di Propinsi Jawa Timur.

64
Dampak letusan gunung api

Dampak letusan gunung api

65
Ancaman Tidak Langsung (Sekunder) :

merupakan bahaya akibat letusan gunungapi

yang terjadi setelah atau selama letusan

gunungapi itu terjadi, contoh ancaman

sekunder tersebut diantaranya :

 Lahar Hujan : merupakan aliran lumpur

dan batu dari material hasil erupsi

yang karena tambahan air hujan akan

terbawa arus dan terbawa turun dan

mengalir sebagai aliran yang pekat.

Dua unsur penyusun lahar adalah

endapan hasil erupsi yang berada di

lereng gunung dan air yang berasal

dari hujan. Resiko ini akan semakin

berbahaya apabila terjadi hujan yang

lebat dan lama.

66
 Banjir bandang : longsoran material

vulkanik lama yang terdapat pada

lereng gunungapi karena jenuhir atau

curah hujan yang cukup tinggi bisa

mengakibatkan banjir bandang. Kondisi

ini tentu membahayakan bagi penduduk

yang tinggal di sekitar daerah aliran

sungai.

 Longsoran vulkanik: longsoran vulkanik

terjadi akibat letusan gunungapi,

eksplosi uap air, alterasi batuan pada

tubuh gunungapi sehingga menjadi

rapuh, atau karena gempa bumi

berintensitas kuat.

Ancaman Kerusakan Lingkungan (Tersier) :

Merupakan tempat yang diterobos oleh

batuan cair dari magma chamber ke

67
permukaan.Ini seperti pipa dimana lava

dapat mengalir.Terkadang main vent

memiliki cabang, jika mereka mencapai

permukaan dari bentukan secondary cone

atau fumarole.Ketika gunungapi meletus,

lava, gas, dan fragmen batuan menuju ke

main vent dan bergerak keluar melalui

crater.Ketika letusan berhenti,lava dapat

turun kembali ke pipa atau membentuk

danau lava di dalam crater.

Lingkungan jadi rusak akibat letusan gunung api

68
Lava Flow

Aliran lava merupakan letusan yang berupa

molten rock di bawah permukaan bumi yang

keluar dari vulkanik vent (magma). Lava berwarna

merah panas saat keluar dari vent,tetapi secara

cepat berubah menjadi warna merah gelap. Abu-

abu, hitam atau warna yang lain berdasarkan

pengaruh proses yang dialaminya. Lava yang

sangat panas mengandung gas yang terdiri dari

besi dan magnesium berupa cairan, yang mengalir

seperti tar panas.sedangkan yang agak dingin,

mengandung silicon, sodium dan potassium yang

berupa cairan dan mengalir seperti madu yang

kental.

69
Strata Lava dan Abu

Strata lava dan abu merupakan lapisan yang

terbentuk pada gunungapi ketika lava dan abu

dari gunungapi aktif terlempar keluar.Abu

berisikan fragmen kecil batuan, beberapa sama

baiknya dengan partikel debu kecil, bongkahan

lainnya dapat lebih besar dari kepalan tangan.Abu

gunungapi biasanya keluar dari gung berapi

sebelum lava. Abu yang mengendap ke bawah dan

membentuk kumpulan di pinggir yang curam.

Secondary Cone

Merupakan kerucut yang brau terbentuk pada

gunungapi, ketika saluran utama membentuk

cabang.Lapisan batuan and abu yang membentuk

70
gunung berapi sering retak dan terlemahkan oleh

ledakan yang terjadi selama letusan gunung

berapi.jika retakan ini membentuk garis/jalur

dari main vent ke permukaan,magma mampu

bergerak ke saluran baru dan mencapai

permukaan.Karena letusan, abu dan lava

menyebar ke udara seperti air mancur.

Magma Chamber

Magma chamber atau dapur magma merupakan

daerah sebagai tempat induk magma

berada.Ukuran magma chamber baik yang

berhubungan langsung dengan gunungapi ataupun

yang terpisah hanya berupa tubuh magma dapat

mencapai ratusan ribu kilometer

kubik.Pembentukan magma chamber primer pada

kerak sangat dipengaruhi oleh ukuran, pola dan

kecepatan gerak rekahan,disamping macam

71
batuan dan ketebalan kerak bumi.Titik potong

dua rekahan akan mempermudah jalannya

magma,sedangkan jalur gerus akan

memperlambat pergerakannya karena selain sifat

bidang rekahan yang rapat,juga adanya milonit.

72
BAB IV

MITIGASI BENCANA GUNUNG METELUS

Mitigasi Bencana gunung meletus adalah

segala upaya untuk mengurangi dan memperkecil

akibat bencana gunung meletus. Melihat

banyaknya gunung api aktif, dan seringnya

bencana gunung meletus terjadi di wilayah

Indonesia, pemerintah mendirikan suatu badan

mitigasi khusus yang menangani bencana alam

akibat gunung meletus, yaitu Pusat Vulkanologi

dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Untuk

selanjutnya badan ini bertugas melakukan

pengawasan, persiapan dini, penanganan ketika

terjadi bencana, serta penanggulangan dampak

akibat letusan.

73
Mitigasi Bencana Gunung Meletus dapat

dilakukan mulai dari sebelum terjadi bencana,

saat terjadi bencana, dan setelah terjadi

bencana. Berikut akan dibahas mengenai

mitigasi sebelum terjadinya bencana gunung

meletus.

Umumnya bahaya bencana dapat terjadi di

mana saja dengan sedikit atau bahkan tanpa

peringatan, oleh karena itu sangat penting

bersiaga terhadap bahaya bencana untuk

mengurangi risiko dampaknya. Untuk

mengurangi resiko bencana beberapa hal dapat

dilakukan, di antaranya melalui pedidikan

masyarakat. Masyarakat dididik dan diajarkan

untuk senantiasa waspada terhadap bencana,

mengetahui langkah-langkah penanggulangan

bencana sehingga dapat mengurangi ancaman,

74
mengurangi dampak, menyiapkan diri secara tepat

bila terjadi ancaman, menyelamatkan diri,

memulihkan diri, dan memperbaiki kerusakan

yang terjadi agar menjadi masyarakat yang aman,

mandiri dan berdaya tahan

terhadap bencana. Berikut akan dibahas

mengenai penanganan yang dapat dilakukan

sebelum terjadi letusan.

PENANGANAN SEBELUM LETUSAN

1. Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada se

mua ggunung berapi yang aktif.

2. Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan

Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya

Gunung Berapi yang didukung dengan Peta

Geologi gunung berapi.

3. Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan

bencana letusan gunung berapi.

75
4. Melakukan pembimbingan dan pemberian

informasi gunung berapi.

5. Melakukan penyelidikan dan penelitian

geologi, geofisika dan geokimia di gunung

berapi.

6. Melakukan peningkatan sumber daya manusia

(SDM) dan pendukungnya seperti peningkatan

sarana dan prasarana.

Pengawasan pada Pos Pengamatan

76
Seminar Kebencanaan

Persiapan dini oleh masyarakat adalah sebagai

berikut

1. Mempelajari Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB


)dan Peta Zona Resik Bahaya Gunung Berapi
yang
didukung dengan Peta Geologi gunung berapi

Pemerintah dan pihak terkait telah membuat

Peta Kawasan Rawan bencana dan Peta Zona

Resiko Bahaya Gunung Berapi, masyarakat

diminta untuk mempelajari peta ini untuk

mempersiapkan diri dan senantiasa waspada

akan bencana yang terjadi. Selain itu,

77
masyarakat yang tinggal di kawasan rawan

bencana sebaiknya mengenali tanda-

tanda bencana, karakter gunung dan ancaman-

ancamannya.

Contoh Peta Kawasan Rawan Bencana

2. Memperhatikan arahan Pusat Vulkanologi dan


Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait
dengan perkembangan aktivitas gunung api
Masyarakat diharapkan untuk selalu memantau

informasi yang diberikan oleh Pos Pengamatan

78
gunung api (dikoordinasi oleh Direktorat

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi). Pos

pengamatan gunung api biasanya

mengkomunikasikan perkembangan status

gunung api lewat radio komunikasi. Untuk

selanjutnya, masyarakat secara bersama-sama

mengembangkan Radio komunitas untuk

penyebarluasan informasi status gunung api.

3. Persiapkan masker dan kacamata pelindung


untuk mengantisipasi debu vulkanik
Masker dan kacamata pelindung akan menjadi

kebutuhan primer ketika terjadi bencana

gunung meletus. Oleh karena itu, apabila

dipersiapkan secara dini, maka ketika terjadi

letusan, masker dan kacamata pelindung

bukanlah hal yang sulit untuk didapat.

79
4. Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang
telah disiapkan oleh pihak berwenang

Pihak berwenang tentunya telah


mempersiapkan segala hal yang diperlukan
untuk penanganan saat terjadi bencana,
termasuk jalur evakuasi. Masyarakat dihimbau
untuk menmpelajari jalur evakuasi yang telah
dibuat, agar siap untuk mengungsi kerika
terjadi letusan.

5. Mempersiapkan skenario evakuasi lain


apabila dampak letusan meluas di luar
prediksi ahli
Pihak berwenang juga akan membuat skenario

evakuasi lain, masyarakat hanya diminta untuk

mematuhi segala prosedur penanggulangan

bencana demi keselamatan masyarakat itu

sendiri

6. Persiapkan dokumen penting dan dukungan


logistik
Logistik yang dapat dipersiapkan antara lain:

Makanan siap saji dan minuman

80
Lampu senter dan baterai cadangan

Uang tunai secukupnya

Obat-obatan khusus sesuai pemakai

Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan


kerugian harta benda akibat letusan gunung
berapi, tindakan yang perlu dilakukan :

1. Pemantauan,aktivitas gunung api dipantau

selama 24 jam menggunakan alat

pencatatgempa (seismograf). Data harian hasil

pemantauan dilaporkan ke kantorDirektorat

Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi

(DVMBG) di Bandungdengan menggunakan

radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan

Gunungberapi menyampaikan laporan bulanan

ke pemda setempat.

81
2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh

DVMBG ketika terjadipeningkatan aktivitas

gunung berapi, antara lain mengevaluasi

laporandan data, membentuk tim Tanggap

Darurat, mengirimkan tim ke lokasi,melakukan

pemeriksaan secara terpadu.

3. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana

Gunung berapi dapat menjelaskanjenis dan

sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan

bencana, arahpenyelamatan diri, lokasi

pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.

4. Penyelidikan gunung berapi menggunakan

metoda Geologi, Geofisika, danGeokimia. Hasil

penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku,

peta dandokumen lainya.

5. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi

kepada Pemerintah Daerahserta masyarakat

terutama yang tinggal di sekitar gunung

82
berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa

pengiriman informasi kepada Pemda

danpenyuluhan langsung kepada masyarakat.

MITIGASI GEMPA BUMI

Sebelum terjadi gempa

Beberapa hal yang dapat kita lakukan agar selalu

siaga adalah

1. Dirikanlah bangunan (kantor, rumah dsb)

sesuai dengan kaidah2 yang baku. Diskusikan

lah dengan para ahli agar bangunan anda

tahan gempa. Jangan membangun dengan

asal-asalan apalagi tanpa perhitungan

2. Kenalilah lokasi bangunan tempat anda tinggal

atau bekerja, apakah tidak berada pada

83
patahan gempa atau tempat lain seperti

rawan longsor dsb.

3. Tempatkan perabotan pada tempat yang

proporsional. Jika anda punya lemari, ada

baiknya dipakukan ke dinding, agar tidak

roboh dan ikut menindih ketika terjadi

gempa. Jika ada perabotan yang digantung,

periksalah secara rutin keamananya.

4. Siagakanlah peralatan seperti senter, kotak

P3K, makanan instan dsb. Sediakan juga

Radio, karena pada saat gempa alat

komunikasi dan informasi lain seperti Telpon,

HP, Televisi, Internet akan terganggu. Radio

yang hanya menggunakan baterai akan sangat

berguna disaat bencana.

5. Selalu periksa penggunaaan Listrik dan gas,

matikan jika tidak digunakan.

84
6. Catatlah telepon-telepon penting seperti

Pemadam kebakaran, Rumah sakit dll.

7. Kenalilah jalur evakuasi. Beberapa daerah di

Indonesia, khususnya daerah rawan Tsunami,

saat ini telah membangun jalur evakuasi ke

tempat yang lebih tinggi. Seperti di daerah

saya, Kota Painan, Kabupaten Pesisir Selatan

Sumatera Barat telah dibangun jalurnya.

8. Ikutilah Kegiatan simulasi mitigasi bencana

gempa yang sudah mulai dilakukan oleh

beberapa daerah seperti Kota Padang,

Sumatera Barat. Hal ini sudah biasa dilakukan

oleh masyarakat Jepang. Sehingga mereka

tidak canggung lagi ketika terjadi bencana.

Dengan mengikuti kegiatan ini, kita akan

terbiasa dengan bentuk2 peringatan dini yang

disediakan pemerintah daerah, seperti sirine

pertanda Tsunami, Sirine Banjir dsb.

85
Ketika berlangsung gempa

1. Yang pertama sekali adalah DON’T BE

PANIC, kuasai diri anda bahwa anda dapat

lepas dari bencana tersebut.

2. Menghindar dari bangunan, pohon, tiang

listrik dsb yang berkemungkinan roboh

menimpa kita. Jika anda berada dalam

gedung, berusahalah untuk lari keluar. Jika

tidak memungkinkan berlindunglah di

bawah meja yang kuat, tempat tidur. Atau

berlindunglah di pojok bangunan, karena

lebih kuat tertopang.

3. Perhatikan tempat anda berdiri, karena

gempa yang besar akan memungkinkan

terjadinya rengkahan tanah.

86
4. Jika anda sedang berkendara, matikan

kendaraan anda dan turunlah. Jika anda

sedang berada di pantai, maka berlarilah

menjauhi pantai tersebut. jika anda sedang

berada di daerah pegunungan, maka

perhatikan disekitar anda apakah ada

kemungkinan longsor.

Setelah terjadi gempa

1. Jika anda masih berada dalam gedung, maka

yu keluar dengan tertib, jangan gunakan Lift,

gunakanlah tangga.

2. Periksa sekeliling anda, apakah ada

kerusakan, baik itu listrik padam, kebocoran

gas, dinding retak dsbnya. Periksa juga

apakah ada yang terluka. Jika ya, lakukanlah

pertolongan pertama.

87
3. Hindari bangunan yang kelihatannya hampir

roboh atau berpotensi untuk roboh

4. Carilah informasi tentang gempa tersebut,

gunakanlah radio tadi.

88
89
REFERENSI

Keputusan Musyawarah Nasional Tarjih ke 29


Tahun 2015, Fikih Bencana, Yogyakarta

UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggualangan


Bencana.

Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2008. Pengembangan Perangkat


Penilaian Afektif. Jakarta: Depdiknas.

Kustandi, Sucipto. 2011. Media Pembelajaran


Manual Da Digital. Bogor: Ghalia Indonesia.

Wikipedia.com.

90

Anda mungkin juga menyukai