Anda di halaman 1dari 4

Gereja Kristus (Melaka)

Koordinat: 2°11′39.6″N 102°14′57.8″E

Gereja Kristus Melaka

Gereja Kristus, Melaka

2.1944°N 102.2497°E

Lokasi Kota Melaka, Melaka

Negara Malaysia

Denominasi Anglikan

Denominasi Gereja Reformasi Belanda


sebelumnya

Sejarah

Nama sebelumnya Bovenkerk (Gereja Tinggi)

Didirikan 1753

Tanggal dedikasi 1776

Tanggal konsekrasi 1838

Arsitektur

Status fungsional Aktif

Tipe arsitektur Kolonial Belanda


Peletakan batu 1741
pertama

Selesai 1753

Spesifikasi

Panjang 82 kaki (25 m)

Lebar 42 kaki (13 m)

Tinggi 40 kaki (12 m)

Administrasi

Wilayah kediakonan Lower Central Archdeaconry


agung

Keuskupan Keuskupan Malaysia Barat

Provinsi Provinsi Asia Tenggara

Sinode Diocese of West Malaysia

Distrik Melaka

Klerus

Uskup Agung Most Rev. [Melter Tais]

Uskup Rt Rev. Steven Abbarow

Vikaris Rt Rev. Dr. Jason Selvaraj, Asisten


Uskup Malaysia Barat

Jumlah Imam Rev. Paul Khoo Boo Huat

Deaconess(es) Deaconess Priscilla Chuah

Gereja Kristus adalah sebuah gereja Anglikan abad ke-18 di kota Melaka, Malaysia. Gereja ini
merupakan gereja Protestan tertua di Malaysia dan berada di dalam yurisdiksi Lower Central
Archdeaconry dari Keuskupan Malaysia Barat Anglikan.[1]

Sejarah
Penaklukan Melaka oleh Belanda dari Imperium Portugis pada tahun 1641 terjadi pelarangan Katolik
Roma dan perubahan gereja-gereja yang ada untuk penggunaan Gereja Reformasi Belanda. Gereja
Santo Paulus tua di puncak Bukit Santo Paulus digantikan namanya menjadi Bovenkerk (Gereja Atas)
dan digunakan sebagai gereja paroki utama komunitas Belanda.

Pada tahun 1741, dalam rangka memperingati seratus tahun penaklukan Melaka dari Portugis,
komunitas borjuis Belanda memutuskan untuk membangun sebuah gereja baru untuk
menggantikan Bovenkerk yang sudah tua. Batu fondasi gereja diletakkan oleh Kapten Borjuis Melaka
kelahiran Melaka, Abraham de Wind, atas nama ayahnya, Claas de Wind, seorang Borjuis terkemuka
yang telah menjadi Secunde (Deputi Gubernur) Melaka. Gereja tersebut selesai 12 tahun kemudian
pada tahun 1753 dan menggantikan Bovenkerk sebagai Gereja Reformasi Belanda yang utama di
Malaka Belanda.[2][3]

Dengan ditandatanganinya Perjanjian Inggris-Belanda 1824, kepemilikan Melaka dialihkan


kepada Perusahaan Hindia Timur Britania dan pada tahun 1838, gereja tersebut dikuduskan kembali
dengan upacara Gereja Inggris oleh Daniel Wilson, Uskup Kolkata dan berganti nama menjadi Gereja
Kristus. Pemeliharaan gereja diambil alih oleh Pemerintah Negeri-Negeri Selat pada tahun 1858.[4]

Awalnya dicat putih, gereja dan bangunan Stadthuys yang berdekatan dicat merah pada tahun 1911
dan skema warna khas ini tetap menjadi ciri khas bangunan zaman Belanda di Malaka tersebut sejak
saat itu.

Arsitektur

dibangun dengan gaya arsitektur Kolonial Belanda ditata dalam sebuah persegi panjang sederhana
berukuran 82 kaki (25 m) kali 42 kaki (13 m). Langit-langitnya menjulang setinggi 40 kaki (12 m) dan
dibentangi oleh balok kayu, masing-masing dipotong dari satu pohon. Atapnya ditutupi dengan ubin
Belanda dan dindingnya dibangun menggunakan bata Belanda yang dibuat dengan balok laterit lokal
yang kemudian dilapisi dengan plester Tiongkok. Lantai gereja ditutupi dengan balok granit yang
semula digunakan sebagai pemberat kapal dagang.

Jendela Belanda asli dikurangi dan dihiasi setelah pengambilalihan Melaka oleh Britania dan teras
dan ruang vestri dibangun hanya pada pertengahan abad ke-19.
Batu nisan dan plakat peringatan

Lantai gereja juga menggabungkan berbagai batu nisan dengan prasasti Portugis dan Armenia yang
digunakan sebagai paving block. Plakat peringatan dalam bahasa Belanda, Armenia, dan Inggris juga
menghiasi bagian dalam gereja. Beberapa prasasti Armenia memberikan gambaran menarik tentang
kehidupan pada masa Belanda:

Lonceng gereja

Lonceng gereja bertuliskan tanggal 1698 yang menunjukkan bahwa itu digunakan untuk tujuan lain
sebelum penyelesaian gereja. [6]

Catatan administrasi gereja

Koleksi gereja Kerk Boek (Buku Gereja), Resolutie Boek (Buku Resolusi), Rapporten (Laporan)
serta Doop Boek (Daftar Pembaptisan) yang berasal dari zaman Belanda paling awal di Malaka telah
bertahan selama berabad-abad. Dokumen-dokumen kuno ini sekarang disimpan di Arsip Nasional
Malaysia.

Bejana altar perak

Kapal altar perak yang berasal dari periode Belanda awal juga dimiliki oleh gereja tetapi disimpan di
gudang dan jarang dibawa keluar untuk dipajang. [4]

Altar Alkitab

Altar Alkitab memiliki penutup yang terbuat dari kuningan bertuliskan bagian dari Yohanes
1:1 dalam bahasa Belanda . [6]

Anda mungkin juga menyukai