disimpulkan!
1. Bagaimana praktik pembelajaran dengan pendekatan STEM pada video tersebut!
Jawaban:
Praktik pembelajaran pendekatan STEM diterapkan dengan mengelaborasi kemampuan sains,
matematika, teknologi, serta proses desain rekayasa untuk merancang wadah air yang adil.
Siswa dibekali kemampuan matematis perkalian dan pembagian pecahan desimal dan persen
yang akan berkaitan dengan pembuatan wadah air dengan distrubusi yang adil di setiap
penyimpanan rumah. Di awal pembelajaran, guru menstimulus siswa tentang masalah krisis
air di Sumbawa dan masalah air di lingkungan mereka yang tidak terdistribusi secara adil.
Stimulus tersebut kemudian dihubungkan dengan tujuan pembelajaran STEM, guru
mengajukan pertanyaan “Apa yang bisa kamu lakukan untuk menghemat air?” maka sebagian
besar siswa menjawab “menggunakan air dengan bijak, menyaringnya, membuat wadah air
untuk menghemat air saat musim hujan”. Guru pun mengkonfirmasi jawaban bahwa air dapat
dihemat menggunakan wadah air. Selanjutnya guru menegaskan pemanfaatan teknologi
dalam membuat wadah air dari batu bata. Elaborasi STEM berikutnya terletak saat guru
menanyakan soal yang berkaitan dengan air menggunakan perkalian dan pembagian pecahan
desimal dan persen, guru memberikan contoh lain penggunaan perkalian dan pembagian
pecahan desimal dan persen untuk menyelesaikan masalah distribusi air yang tidak merata.
Setelah siswa mendapatkan pemahaman matematisnya, guru menginstruksikan proyek
kelompok untuk merancang wadah air yang akan didistribusikan secara adil melalui ukuran
volume dengan perhitungan perkalian dan pembagian pecahan desimal dan persen. Tentunya
siswa dituntut untuk menguji proyek tersebut sampai berhasil. Dengan demikian,
implementasi STEM pada video tersebut adalah mengelaborasi masalah di lingkungan sekitar
untuk dicarikan solusinya menggunakan integrasi teknologi, rekayasa, dan matematika.
Seperti membuat wadah air yang adil dengan perhitungan matematis untuk mengukur volume
air agar dapat didistribusikan secara adil ke setiap rumah.
2. Apakah dengan kondisi yang terbatas, pembelajaran berkualitas tetap dapat
diwujudkan? Jelaskan poin penting yang dapat mendukung pendapatmu!
Jawaban:
Kondisi yang terbatas tidak menghalangi siswa untuk mendapat pembelajaran yang
berkualitas dan profesional. Di era transformasi digital saat ini banyak pilihan untuk
mengembangkan strategi pembelajaran yang inovatif dengan pendekatan baru. Tentunya
tanpa hambatan waktu, lokasi, dan media pembelajaran. Penerapan berbagai strategi
pembelajaran menjadi salah satu solusi untuk menginisiasi keterbatasan kondisi dalam
menciptakan pembelajaran berkualitas. Guru harus dapat menyadari bahwa kondisi ini
membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik itu orang tua dan masyarakat luas.
Selain itu, guru harus didukung dan didorong untuk mengambil peluang, terbuka akan hal
baru, mengembangkan pembelajaran mereka, dan bertukar stretagi pembelajaran baru dengan
pendidik lain. Guru menduduki peran sentral dalam melaksanakan proses pengajaran, maka
guru dituntut menciptakan ide, gagasan, dan kreativitas baru dalam meraih keberhasilan
belajar. Sebagai contoh, melaksanakan pembelajaran hybrid yang didukung oleh Microsoft
dalam mengembangkan sumber daya, pelatihan, dan panduan cara kerja. Sehingga guru akan
menemukan dan memperdalam cara belajar baru di tengah kondisi terbatas. Dengan demikian,
kondisi yang terbatas akan menjadi peluang jika guru dapat menginisiasi strategi
pembelajaran yang inovatif, baik itu melaksanakan pembelajaran hybrid atau memanfaatkan
media pembelajaran yang tersedia untuk membentuk cara belajar yang baru, baik itu melalui
pembelajaran mandiri (self paced), tugas kontekstual, tugas kolaborasi, dan refleksi personal.
4. Jelaskan poin penting yang menjadi inspirasimu dalam video pembelajaran tersebut!
Jawaban:
Poin penting yang menjadi inspirasi saya adalah strategi pembelajaran yang diterapkan oleh
guru tersebut, walaupun pembelajaran dilaksanakan secara daring. Guru tersebut memenuhi
capaian siswa dengan menerapkan pendekatan STEM yang berbasis proyek. Pendekatan
STEM sendiri memerlukan kolaboratif penuh serta penerapan interdisipliner sebagai output
akhir. Terlebih materi yang dipelajari sangat kontekstual, menuntut siswa untuk menggali
pikirannya secara kritis dan kreatif untuk menciptakan produk wadah air sesuai hitungan
matematisnya. Selain itu, pendekatan STEM ini juga didukung penerapan media
pembelajaran yang kreatif sebagai penunjang tercapainya tujuan pembelajaran. tentunya
strategi tersebut menjadi inspirasi bagi saya sebagai calon pendidik untuk menginisiasi KBM
yang kolaboratif, berpusat pada siswa, dan relevan dengan pemecahan masalah sehari-hari.