Anda di halaman 1dari 2

HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Dibuat Oleh:
Katerin Carolin Ramadani - 110110239056

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
Task 2: Tugas Individu
Leyla Sahin adalah seorang mahasiswa kedokteran di Universitas Istanbul Turki. Pada 23
Februari 1998, Vice-Chancellor Universitas Istanbul mengeluarkan Surat Edaran yang
melayarang karyawan yang menggunakan jilbab untuk menghadiri perkuliahan.

Pertanyaan:
1. Menurut Saudara, apakah tindakan Vice-Chancellor dari Universitas Istanbul tersebut
merupakan sebuah bentuk pelanggaran terhadap hak-hak asasi manusia?
2. Jika margin of appreciation diterapkan ke dalam kasus tersebut, apakah tindakan vice-
chancelllor tersebut dianggap tepat, menurut Anda?

Jawaban:
1. Hak Asasi Manusia diyakini memiliki pendasaran filosofis dari sejumlah agama yang ada.
Agama-agama mengakui bahwa Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan setara tanpa
membedakan antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Menurut John Locke, setiap
individu dikarunia hak yang melekat atas hidup, kebebasan dan kepemilikan, yang merupakan
milik mereka sendiri dan tidak dapat dicabut atau dipreteli oleh negara. Dalam hal ini,
penggunaan jilbab sebagai identitas perempuan muslimah adalah perintah Tuhan. Sehingga,
pelanggaran penggunaan jilbab tentu saja termasuk pelanggaran HAM dalam hal kekebasan
dalam beragama, sebab penggunaan jilbab itu sendiri selain sebagai identitas yang melekat
pada diri seorang muslimah, penggunaannya juga merupakan bentuk ibadah dalam ajaran
agama Islam.
2. Meskipun margin of appreciation diterapkan, keputusan dari vice-chancellor yang melarang
penggunaan jilbab tetap tidak dapat dianggap tepat. Sebab, ECHR memberikan torensi
pembatasan terhadap norma-norma yang ada, yang dilaksanakan oleh pemerintah dengan
syarat memiliki tujuan yang sah dan proporsional.

Anda mungkin juga menyukai