Anda di halaman 1dari 4

II.

Keadaan Sosial Masyarakat Quraisy Sebelum Islam


Keadaan sosial ekonomi masyarakat Arab sangat dipengaruhi oleh kondisi
dan letak geografisnya. Bagian tengah Jazirah Arab terdiri dari tanah pegunun-
gan yang tandus. Oleh sebab itu banyak penduduk yang hidupnya tidak menetap,
mereka tinggal di pedalaman, yaitu masyarakat Badui, yang mata pencahariannya
beternak. Mereka berpindah pindah dari satu lembah ke lembah yang lain men-
cari rumput untuk hewan ternaknya. Bidang pertanian dikerjakan oleh suku-suku
yang bertempat tinggal di daerah-daerah subur, terutama mereka yang mendiami
daerah subur di sekitar oase seperti Thaif . Di tempat ini mereka menanam buah-
buahan dan sayur-sayuran.
Masyarakat Arab yang tinggal diperkotaan biasanya mereka berdagang.
Mereka dinamakan Ahlul Hadhar, kehidupan sosial ekonomi mereka sangat di-
tentukan oleh keahlian mereka dalam perda-
gangan. Oleh karena itu, bangsa Arab Qurai-
sy sangat terkenal dalam dunia perdagangan.
Mereka melakukan perjalanan dagang pada
dua musim dalam setahun, yaitu ke Negara
Syam pada musim panas dan ke Yaman pada
musim dingin.
Di kota Mekkah terdapat pusat perdagan-
gan, yaitu pasar Ukaz, yang dibuka pada bu-
lan-bulan tertentu, seperti Zulqa’dah, Zulhijj-
ah, dan Muharram. Dalam bidang sosial politik,
masyarakat Arab pada masa jahiliyah tidak memiliki sistem pemerintahan yang
Peta Yaman
mapan dan teratur. Mereka hanya mempunyai pemimpin yang disebut Syeikh atau
http://nawwaf.wordpress.com

Amir, yang mengurusi persoalan mereka dalam masalah perang, pembagian harta
dalam pertempuran tertentu. Di luar itu seorang Syeikh tidak berkuasa atau tidak
berhak mengatur anggota kabilahnya.
Di samping itu, bangsa Arab sebelum Islam juga telah mampu mengembang-
kan ilmu pengetahuan. Hal ini misalnya dapat dilihat dari berbagai ilmu penge-
tahuan yang berkembang di dalam kehidupan masyarakat Arab pada waktu itu.
Di antara ilmu pengetahuan yang mereka kembangkan adalah astronomi, yang
ditemukan oleh orang-orang Babilonia. Mereka ini pindah ke negeri Arab pada
waktu negara mereka diserang oleh bangsa Persia. Dari mereka inilah bangsa
Arab belajar banyak ilmu astronomi.
Tata sosial bangsa Arab sebelum Islam terkenal pemberani di dalam membela
pendirian. Mereka tidak mau mengubah pendirian serta tata cara hidup yang su-
dah menjadi kebiasaannya, tidak mau mengalah, namun ada sisi kebiasaan yang
baik yaitu suka menghormati dan memuliakan tamu. Moral dan perilaku sangat
rusak sehingga mereka disebut kaum jahiliyah “yang bodoh”. Berjudi minum-
minuman keras dilakukan secara bersama-sama, bahkan tak jarang mereka mer-
ampok sehingga sering menimbulkan peperangan antar suku. Yang lebih buruk
lagi moralnya adalah adanya suku Arab yang mengubur bayi perempuan mereka
secara hidup-hidup, mereka beranggapan bahwa anak perempuan itu tidak ber-
guna dan hanya menysahkan orang tua. Oleh karena itu mereka merasa terhina
apabila mempunyai anak perempuan. Di antara suku yang melakukan perbuatan
keji dan tak berperikemanusiaan itu adalah suku bani Tamim dan suku bani Asad.
Dalam bidang bahasa dan seni bahasa, orang-orang Arab pada masa pra Islam
sangat maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair mereka sangat
banyak. Dalam lingkungan mereka seorang penyair sangat dihormati. Tiap tahun
di Pasar ‘Ukaz diadakan deklamasi sajak yang sangat luas. Selain ‘Ukaz masih ada
pasar yang dijadikan tempat berkumpulnya para penyair yaitu pasar Majin- nah
dan Zul Majaz. Salah satu dari pengaruh syair pada bangsa Arab ialah bahwa syair
itu dapat meninggikan derajat seorang yang tadinya hina atau sebaliknya
menghinakan seseorang yang tadinya terhormat.
Satu-satunya alat publisistik yang amat luas lapangannya yaitu Khithabah. Di
samping sebagai penyair, orang-orang Arab Jahiliyah juga sangat fasih berpidato
dengan bahasa yang indah dan bersemangat. Para ahli pidato pada saat itu mereka
mendapat derajat tinggi seperti para penyair.
Salah satu kelaziman dalam masyarakat Arab Jahiliyah adalah mengadakan
majelis atau nadwah sebagai sarana untuk mendeklamasikan sajak, bertanding pi-
dato, tukar menukar berita dan lain sebagainya. Seperti: Nadi Quraisy dan Darun
Nadwah yang berdiri di samping Ka’bah sebagian dari nadwah mereka.
Begitulah seorang ahli sejarah Islam, Ahmad Amin seorang sejarahwan is-
lam memberi definisi tentang kata-kata Arab Jahiliyah yaitu orang-orang Arab
sebelum Islam yang membangkang kepada kebenaran. Mereka terus melawan
kebenaran, sekalipun telah diketahui bahwa itu benar. Jadi jahiliyah bukanlah Jahl
yang berarti bodoh.

Anda mungkin juga menyukai