1. DRUG TESTING
DRUG TESTING AND • LABORATORIUM PEMERIKSAAN - NARKOTIKA-PSIKOTROPIKA
THERAPEUTIC DRUG MONITORING
• JENIS SPESIMEN
• TAHAPAN ANALISIS
Ganthina Sugihartina
Jenis spesimen
TAHAPAN ANALISIS
1. Penyiapan sampel “sample preparation”
Spesimen untuk analisis toksikologi forensik biasanya diambil oleh dokter/dokter forensik pada saat melakukan
otopsi.
Spesimen dapat berupa cairan biologis, jaringan, organ tubuh.
Penanganan sampel perlu mendapat perhatian khusus, mencegah terjadinya penguraian dari analit.
Pemilihan metode -- ekstraksi satu tahap, diharapkan semua analit terekstraksi.
Ekstraksi satu tahap sangat diperlukan apabila uji penapisan tidak menggunakan teknik immunoassay, misal
menggunakan kromatografi lapis tipis dengan reaksi penampak bercak tertentu.
Ekstraksi bertingkat “metode Stas-OttO”, melalukan pemisahan analit berdasarkan sifat asam-basanya.
Penyiapan sampel umumnya meliputi hidrolisis, ekstraski, dan pemurnian analit.
TAHAPAN ANALISIS
The reagent is typically provided in 2. Analisis
two parts: 2.2.. Uji konfirmasi -- uji identifikasi dan kuantifikasi,
•A mixture of 2% sodium Tes konfirmasi digunakan untuk memverifikasi baik menyetujui atau menyangkal hasil tes skrining -- memastikan
nitroprusside and 2% acetaldehyde in
identitas analit dan menetapkan kadarnya.
water (solution A)
•A solution of 2% sodium carbonate in Pengujian: kromatografi gas - spektrofotometri massa (GC-MS), kromatografi cair kenerja tinggi (HPLC) dengan
water (solution B) diode-array detektor, kromatografi cair - spektrofotometri massa (LC-MS), KLT-Spektrofotodensitometri, dll.
Metode uji konfirmsi yang digunakan memiliki karakteristik:
Digunakan untuk test golongan o Sangat sensitif – sampai kadar ppb (ng/ml) -- Sensitifitas uji konfirmsai minimal sama dengan uji penapisan,
amfetamin o Spesifik --- harus lebih spesifik.
o Membutuhkan eknisi terlatih untuk operasikan alat dan juga dapat melakukan interpretasi hasil.
o Menganalisis berbagai macam obat/racun
D4 TLM POLTEKKES BANDUNG 15 Dalam situasi klinis adakalanya hanya dilakukan satu kali pengujian tidak perlu konfirmasi;
8/18/2023
Metode Analisis
TAHAPAN ANALISIS
Pengukuran biomarker sebagai penanda keracunan, antara lain;
Pemeriksaan EKG dilakukan untuk melihat ada tidaknya efek samping aritmia pada penggunaan
psikostimulan.
Biomarker jantung seperti troponin
Pemeriksaan elektrolit, hiponatremia sebagai komplikasi dari amphetamine and cocaine use disorder.
Pasien yang datang dengan gangguan kesadaran atau gangguan neurologis lainnya dapat diperiksakan
dengan pencitraan otak (biasanya CT Scan).
Peningkatan kadar malondialdehid/MDA sebagai penanda stres oksidatif dan penurunan antioksidan
setelah terpapar obat-obatan yang disalahgunakan, terutama amfetamin, kokain, dan opiat.
Peningkatan aldehid dehidrogenase sebagai biomarker kimia pada konsumsi alkohol secara berulang.
Pengertian TDM
Therapeutic drug monitoring (TDM) -- Pemantauan kadar obat dalam darah.
TDM pengujian dengan mengukur jumlah/kadar obat-obatan tertentu dalam darah,
untuk memastikan jumlah obat yang diminum aman dan efektif.
Sebagian besar obat dapat diberi dosis dengan benar tanpa pengujian khusus, tetapi
untuk obat-obat tertentu mungkin sulit untuk menentukan dosis yang cukup untuk
terapi tanpa menimbulkan adverse effect -- TDM membantu mengetahui penggunaan
dosis obat yang tepat.
Indikasi yang tepat untuk TDM – toksisitas, dosis dan pemantauan.
Keterbatasan dan Problem TDM Pelaksanaan TDM pada Over Dosis Obat
KETERBATASAN PROBLEM • Dalam toksikologi klinis pengukuran kadar obat bertujuan untuk penelitian atau tujuan
• Hasil penetapan kadar dari laboratorium dapat • Personil dan Peralatan pengobatan.
menghasilkan kadar yang lebih tinggi, lebih • Dokter: Keterbatasan dokter untuk konsultasi • Pada sebagian besar pasien dengan overdosis, tidak diperlukan pengukuran rutin
rendah, atau sama dengan kadar serum secara • Waktu pengambilan sampel kurang tepat konsentrasi obat atau skrining obat.
teoritis. • Tidak ada pernyataan untuk dilakukan atau
• Data lain seperti kreatinin serum yang tinggi perintah dokter untuk TDM • Pada pasien yang riwayatnya tidak jelas, penetapan kadar obat dilakukan menunjang
dan urea nitrogen darah yang tinggi • Data pengobatan pasien kurang pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang lainnya.
membuktikan alasan bahwa konsentrasi obat • Tidak ada peralatan • Agar bermanfaat secara klinis, konsentrasi obat harus membantu dalam satu atau lebih
dalam serum yang tinggi disebabkan oleh • Tidak ada dokter untuk konsultasi bidang berikut: diagnosis, prognosis, panduan terapi, atau penilaian kemanjuran terapi
klirens ginjal yang lambat/ fungsi ginjal
menurun. saat ini.
D4 TLM POLTEKKES BANDUNG 27 D4 TLM POLTEKKES BANDUNG 28
8/18/2023
Pelaksanaan TDM pada Over Dosis Obat Harap dibaca artikel .. terlampir
• Contoh:
Parasetamol (analgesik) -- Konsentrasi parasetamol memberikan informasi diagnostik dan prognostik dan
menentukan kebutuhan terapi pada overdosis untuk mencegah kerusakan hati.
Teofilin (obat asma) – memprediksi resiko kejang dan kardiotoksisitas pada overdosis akut ataupun penggunaan
kronis, menyebabkan aritmia dan kejang.
Digoksin (obat jantung) – indeks terapi sempit, mengurangi risiko intoksikasi digoksin.
Salisilat (analgesik) – diduga menelan obat lebih dari 100mg/kgBB atau keracunan salisilat dengan gejala
gangguan keseimbangan asam-basa.
Etanol – hepatotoksik dan efek terhadap SSP, kadar etanol > 450mg/dL darah dilakukan terapi hemodialisis.
Metanol – Menyebabkan kebutaan dan gangguan elektrolit, kadar dalam darah > 50mg/dL atau untuk
dilakukan terapi hemodialsis.
D4 TLM POLTEKKES BANDUNG 29 D4 TLM POLTEKKES BANDUNG 30
https://www.mayocliniclabs.com/test-catalog/drug-book
TERIMA
KASIH
D4 TLM POLTEKKES BANDUNG 31