Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH TOKSIKOLOGI

Di Susun Oleh :
ARSYA KUNKHA YOAN ASTRI SKEVIETZCHA
NIM P07134120043

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
2022
A. HARI, TANGGAL : Kamis, 4 Agustus 2022
B. JUDUL : Pengambilan Spesimen dan Screening Test NAPZA
(Ganja)
C. METODE : Immunokromatografi

D. TUJUAN
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui pemeriksaan
laboratorium narkoba dengan teknik immunokromatografi dan untuk mengetahui
ada tidaknya narkoba pada sampel urin pasien

E. PRINSIP
Test didasarkan pada kompetisi penjenuhan IgG anti-narkoba yang
mengandung substrat enzim(ada dalam keadaan bebas di zone S) merupakan
“Antibodi Pendeteksi dalam Strip” oleh narkoba sampel/urine “Antigen dalam
Sample” atau narkoba yang telah dikonjugasi enzim “Antigen dalam Strip Test”
(ada dan terfiksir di zone T). Jika dijenuhi oleh narkoba dalam sampel (sampel
positif narkoba), maka IgG anti narkobasubstrat tidak akan berikatan dengan
narkoba-enzimnya, sehingga tidak terjadi reaksi enzim-subtrat yang berwarna.
Sebaliknya jika tidak dijenuhi (sampel negatif narkoba) atau hanya sebagian
dijenuhi (sampel mengandung narkoba dalam jumlah di bawah ambang batas
pemeriksaan/cut off value), maka IgG anti-narkoba-substrat akan berikatan
dengan narkoba-enzimnya secara penuh atau sebagian, sehingga terjadi reaksi
enzim-substrat yang berwarna penuh atau samar-samar.

F. DASAR TEORI
Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan
bahan adiktif.Narkoba adalah obat, bahan, zat dan bukan tergolong
makanan.Jika diminum, dihisap, ditelan, atau disuntikkan dapat menyebabkan
ketergantungan dan berpengaruh terhadap kerja otak, demikian pula fungsi vital
organ tubuh lain (jantung, peredaran darah, pernapasan, dll) (Hardjoeno, 2007).
Semua istilah ini, baik “narkoba” atau napza, mengacu pada
sekelompok zat yang umumnya mempunyai risiko kecanduan bagi
penggunanya.Menurut pakar kesehatan narkoba sebenarnya adalah
psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi
atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah
gunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis (Widayati,2008).
Narkoba atau NAPZA merupakan bahan/zat yang bila masuk ke
dalam tubuh akan mempengaruhi tubuh terutama susunan syaraf pusat/otak
sehingga bilamana disalahgunakan akan menyebabkan gangguan fisik,
psikis/jiwa dan fungsi sosial. Karena itu Pemerintah memberlakukan Undang-
Undang untuk penyalahgunaan narkoba yaitu UU No.5 tahun 1997 tentang
Psikotropika dan UU No.22 tahun 1997 tentang Narkotika (Zaanjani, 2014).
Narkoba adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran dan menghilangkan atu mengurangi rasa nyeri. Menurut
undang-undang narkotika dibagi menurut potensi ketergantungannya sebagai
berikut:
1. Narkotika Golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan
ketergantungan, tidak digunakan dalam terapi. Contoh heroin, kokain,
ganja, putaw (heroin tidak murni berupa bubuk).
2. Narkotika Golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan,
digunakan dalam terapi. Contoh morfin dan petidin.
3. Narkotika Golongan III : berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan,
banyak digunakan dalam terapi contoh kodein (Lum, 2004).

Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif dan susunan saraf pusat
dan menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku, yang
dibagi menurut potensi yang menyebabkan ketergantungan sebagai berikut:
1. Psikotropika Golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan
ketergantungan, tidak digunakan dalam terapi. Contoh MDMA (Ekstasi),
LSD, dan STP.
2. Psikotropika Golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan,
digunakan amat terbatas dam terapi. Contoh amphetamin,
methamphetamin, ritalin.
3. Psikotropika Golongan III : berpotensi sedang menyebabkan
ketergantungan, digunakan dalam terapi. Contoh pentobarbital.
4. Psikotropika Golongan IV : berpotensi ringan tinggi menyebabkan
ketergantungan, sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh diazempam,
klobazam, barbital, dan nitrazepam (Reisfield, 2007).

Laboratorium Uji Narkoba BNN menerima sampel untuk dilakukan


pemeriksaan narkoba sesuai UU Narkotika No. 22 Tahun 1997 dan UU
Psikotropika No. 5 tahun 1997. Sampel yang diperiksa berupa raw material
(serbuk, kristal, tablet, kapsul, bahan/daun, biji, batang), spesiment (urin, darah,
dan saliva), maupun sediaan farmasi seperti wadah plastik, alat hisap, botol, alat
suntik, maupun wadah bekas tempat yang dicurigai narkoba (Hardjoeno, 2007).
Jenis-jenis narkoba dapat digolongkan menjadi 5 jenis yaitu golongan
amfetamin, opiat, barbiturat, benzodiazepine, dan mariyuana (ganja). Golongan
amfetamin terdiri atas amfetamin, dan turunannya (ekstasi dan kristal sabu),
golongan opiat terdiri atas morfin, heroin, dan kodein, golongan barbiturat terdiri
atas secobarbital, phenobarbital, dan amorbarbital, golongan benzodiazepine
yang terdiri dari diazepam, alprazolam, nimetazepam, bromazepam, dan
chlordiazepoxide (Stimmel, 1993).
Test didasarkan pada kompetisi penjenuhan IgG anti-narkoba yang
mengandung substrat enzim (ada dalam keadaan bebas di zone S) merupakan
“Antibodi Pendeteksi dalam Strip” oleh narkoba sampel/urine “Antigen dalam
Sample” atau narkoba yang telah dikonjugasi enzim “Antigen dalam Strip Test”
(ada dan terfiksir di zone T). Jika dijenuhi oleh narkoba sampel (sampel positif
narkoba), maka IgG anti narkoba-substrat tidak akan berikatan dengan narkoba-
enzimnya, sehingga tidak terjadi reaksi enzim-subtrat yang berwarna.
Sebaliknya jika tidak dijenuhi (sampel negatif narkoba) atau hanya sebagian
dijenuhi (sampel mengandung narkoba dalam jumlah di bawah ambang batas
pemeriksaan/CUTOFF), maka IgG anti-narkoba-substrat akan berikatan dengan
narkoba-enzimnya secara penuh atau sebagian, sehingga terjadi reaksi enzim-
substrat yang berwarna penuh (gelap) atau lamat-lamat (ragu-ragu) (Zaanjani,
2014).
Valid tidaknya test dikontrol dengan mengikutsertakan pada zone S
suatu kontrol validitas yang berupa IgG goat-substrat. Karena IgG goat bukan
antibodi spesifiknya narkoba, maka baik pada sampel urin yang ada, ada dalam
jumlah di bawah ambang batas pemeriksaan atau tidak ada sama sekali
narkobanya, semuanya tidak akan menjenuhi dan hanya akan mendifusikan IgG
goat-substrat dari zone S ke zone C untuk menemui dan mengikat IgG anti-IgG
goat yang dikonjugasi enzim (KAGE) sehingga terjadi reaksi enzim-substrat
yang berwarna di zone C (Reisfield, 2007).
Imunokromatografi ASSAY (ICA) atau disebut juga aliran samping
(lateral flow test) atau dengan singkat disebut uji strip (strip test) tergolong dalam
kelompok imuno ASSAY berlabel sampel seperti imunofluerens (IF) dan imuno
enzim (EIA). Imunokromatografi assay (ICA) merupakan perluasan yang logis
dari teknologi uji aglutinasi latex yang berwarna yaitu uji serologi yang telah
dikembangkan sejak tahun 1957 singes dan piots untuk penyakit
Arthritisrheumatoid.Disamping itu imunokromatografi assay (ICA) merupakan uji
laboratorium yang handal sehingga amat dibutuhkan di negara sedang
berkembang. Imunokrimatografi assay tidak membutuhkan alat canggih
(mikroskop kliorogens dan radio conts) untuk membacanya cukup hanya dengan
melihat adanya perubahan warna memakai mata telanjang sehingga jauh lebih
pratktis (Widayati, 2008).

G. REAKSI
1. Sampel cair dijatuhkan/ diteteskan pada tempat sampel / sampling pad,
kemudian antigen dalam sampel akan bergerak membentuk imunokompleks
dengan antibody berlabel emas koloid ( colloidal gold labelled antibody )
2. Senyawa kompleks tersebut bergerak Bersama dengan cairan sampel, dan
Ketika terjadi kontak dengan antibody yang menempel pada membrane,
selanjutnya akan membentuk senyawa immunokomopleks dengan amtibodi
bergerak menghasilkan garis berwarna ungu merah.
H. ALAT DAN BAHAN
 ALAT
- Strip test Narkoba
- Timer
- Wadah penampung Urine
 BAHAN
- Urin

I. IDENTITAS PASIEN
Nama = Vansa Aprilia
Usia = 20 Tahun
Status = Mahasiswa
Alamat = Ngadinegaran Yogykarta

J. PROSEDUR
1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien : Tidak memerlukan persiapan khusus
b. Persiapan Sampel : urin sewaktu
c. Prinsip : Pada strip mengandung konjugat drugs IgG anti
narkoba dimana substrat urin yang mengandung drugs narkoba akan
bereaksi dengan konjugat, dimana hasil positif (+) ditandai dengan
terbentuknya garis merah pada daerah control sedangkan negative
(+) jika terbentuk garis warna pada daerah control dan tes.

2. Analitik
Prosedur kerja dalam pemeriksaan Narkoba adalah sebagai berikut:
a. Biarkan strip test dalam suhu kamar.
b. Buka penutup strip test, kemudian celupkan strip test tersebut secara
vertical ke dalam sample urine selama 10-15 detik.
c. Ketika strip test dicelupkan tidak boleh melewati batas garis yang
paling bawah Zona Sample (S).
d. Tempatkan test strip itu pada bidang datar. Lalu baca hasil setelah 5-
10 menit.

K. INTERPRETASI HASIL
Positif : Hanya terbentuk pita pink pada Control (C)
Negative : Terbentuk dua pita pink pada Control (C) dan pada Test (T)
Invalid : Tidak terbentuk pita pink pada Control (C) dan pada Test
(T). atau terbentuk pita pink pada Test (T) sedangkan pada
Control
(C) tidak terbentuk pita pink.

L. HASIL PENGAMATAN

Berdasarkan hasil uji pemeriksaan yang dilakukan terlihat dua garis


merah pada garis T dan C sehingga hasil tersebut negative.

M. PEMBAHASAN
Dalam pemeriksaan narkoba ada beberapa cara salah satunya
dengan menggunakan Rapid Test. Rapis Test ini menggunakan strip, dalam
strip test tersebut ada yang menggunakan 3 parameter yaitu Amphetamine
(AMP), Marijuana (THC), Morphin (MOP) dan ada yang menggunakan 6
Parameter yaitu Ampethamine (AMP), Methampethamine (METH), Cocaine
(COC), Morphine (MOP), Marijuana (THC), Benzodiazephine (BZO). Dalam
pemeriksaan kali ini kita memakai Strip Test dengan 3 parameter yaitu
Amphetamine (AMP), Marijuana (THC), Morphin (MOP).
Strip test telah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
dibuat dalam bentuk imunokromatografi kompetitif kualitatif yang praktis,
tidak memerlukan tenaga trampil dan cepat (hasil dapat diperoleh dalam 3-
10 menit). Dengan sampel urin teknik ini memiliki sensitivitas sesuai dengan
standard National Institute on Drug Abuse (NIDA, sekarang SAMHSA), dan
dengan spesifisitas 99,7%.
Pada praktikum kali ini dilakukan pemeriksaan narkoba dengan
mengunakan metode Immunochromatografi Kompetitif. Sampel yang
digunakan adalah urine sewaktu. Alasan digunakan sampel urine ini karena
urin merupakan spesimen yang paling sering digunakan untuk
pemeriksaannarkoba rutin karena ketersediaannya dalam jumlah besar dan
memiliki kadar obat dalam jumlah besar sehingga lebih mudah mendeteksi
obat dibandingkan pada spesimen lain. Teknologi yang digunakan pada
pemeriksaan narkoba pada urin sudah berkembang baik.
Kelebihan lain spesimen urin adalah pengambilannya yang
tidak invasif dan dapat dilakukanoleh petugas yang bukan medis. Urin
merupakan matriks yang stabil dan dapat disimpanbeku tanpa merusak
integritasnya.Obat-obatan dalam urin biasanya dapat dideteksisesudah 1-
3hari. Kelemahan pemeriksaan urin adalah mudahnya dilakukan
pemalsuandengan cara substitusi dengan bahan lain maupun diencerkan
sehingga mengacaukan hasilpemeriksaan.
Pemeriksaan narkoba seringkali dibagi menjadi pemeriksaan
skrining dan konfirmatori.Pemeriksaan skrining merupakan pemeriksaan
awal pada obat pada golongan yang besar atau metobolitnya dengan hasil
presumptif positif atau negatif. Secara umum pemeriksaan skrining
merupakan pemeriksaan yang cepat, sensitif, tidak mahal dengan tingkat
presisi dan akurasi yang masih dapat diterima, walaupun kurang spesifik
dan dapat menyebabkan hasil positif palsu karena terjadinya reaksi silang
dengan substansi lain dengan struktur kimia yang mirip. Pada pemeriksaan
skrining, metode yang sering digunakan adalah immunoassay dengan
prinsip pemeriksaan adalah reaksi antigen dan antibodi secara
kompetisi.Pemeriksaan skrining dapat dilakukan di luar laboratorium
dengan metode onsitestrip test maupun di dalam laboratorium dengan
metode ELISA (enzyme linked immunosorbent assay).
Dalam praktikum pemeriksaan narkoba dengan 3 parameter
yaitu Amphetamine (AMP), Marijuana (THC), Morphin (MOP) dari
probandus Nn septiani dengan umur 21 tahun diperoleh hasil positif (-), hal
ini ditandai dengan terbentuk 2 garis yaitu pada area control dan test. Perlu
diingat untuk pemeriksaan ini, pembacaan harus dilakukan saat 5 menit dan
tidak boleh melebihi 10 menit karena akan terbentuk hasil yang positif
palsu.

Berikut beberapa prosedur yang dapat dilakukan untuk mengurangi


kemungkinan pemalsuan pada skrining narkoba pada urin diantarnya :
a. Melepaskan pakaian luar yang tidak begitu berguna (jaket, syal dll)
b. Memindahkan benda/ substansi pada area pengambilan sampel yang
dapatdigunakan untuk memalsukan urin (air, sabun cuci tangan)
c. Menaruh disinfektan berwarna biru pada air pembilas yang terdapat
dalam areapengambilan sampel
b. Meminta untuk mengeluarkan dan menyimpan barang-barang yang
terdapat di saku pasien
c. Menyimpan barang-barang pribadi dengan pakaian luar (tas, ransel)
d. Menginstruksikan pasien untuk mencuci tangan dan mengeringkannya
(lebih baikdengan sabun cuci tangan cair)dengan pengawasan dan
tidak mencuci tangansampai pasien menyerahkan spesimen.

N. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pasien atas
nama Vansa Aprilia negatif tidak mengandung narkoba ditandai dengan
terbentuknya 2 garis pada kontrol dan pada test.
O. REFERENSI
Hardjoeno. 2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium DiaggnostikCet 5.
Makassar: Hasanuddin University Press.
Lum G, Mushlin B. Urine Drug Testing: Approachesto Screening and
Confirmation Testing Laboratory Medicine. Journal of (june
2004),number 6,volume 35
Reisfield GM, Salazar E, Bertholf RL. Review:Rational Use and
Interpretation of UrineDrug Testing in Chronic Opioid
Therapy.Annals of Clinical & Laboratory Science, 2007; 37: 4.
Widayati.2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan
Narkoba.Jakarta: Universitas Indonesia.
Zanjani BR. False Positive and False Negative Results in Urine Drug
Screening Tests: Tampering Methods and Specimen Integrity
Tests.Journal of Archives. 2014;1:102-108.

Yogyakarta, 10 Agustus 2022

Praktikan

Arsya Kunkha Yoan A.S

Anda mungkin juga menyukai