Pendahuluan
Pembayaran pajak yang terutang harus dilakukan
Seiring dengan pelaksanaan otonomi daerah, dimana daerah
diberikan kewenangan untuk menggali sumber-sumber
Pendapatan Asli Daerah berasal dari Pengenaan Pajak
Daerah di Kota Payakumbuh. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah dan Sebagai tindak lanjut bagi pelaksanaan
perpajakan daerah di Kota Payakumbuh, telah diterbitkan
Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 9 Tahun 2011
tentang Pajak Restoran
Pengertian Umum
A. Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang
terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa
yang berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.
B. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak
yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan daerah.
C. Subyek Pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat
dikenakan pajak.
Defenisi
A. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau
minuman dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga
rumah makan, kafetaria, kantin, warung, dan sejenisnya
termasuk jasa boga/katering.
B. Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang
disediakan oleh restoran yang objeknya terdiri dari rumah
makan, kafetaria, kantin, warung, dan sejenisnya
termasuk jasa boga / katering.
Objek, Subjek Dan Wajib Pajak Restoran
A. Objek Pajak Restoran adalah Pelayanan yang disediakan
oleh restoran, meliputi pelayanan penjualan makanan dan
minuman yang dikonsumsi oleh pembeli, baik konsumsi
ditempat pelayanan maupun ditempat lainnya.
B. Tidak termasuk objek Pajak Restoran adalah pelayanan
yang disediakan oleh restoran yang nilai penjualannya
tidak melebihi batas sebesar Rp 1.050.000,- (Satu juta
lima puluh ribu rupiah)/bulan.
C. Subjek Pajak Restoran adalah orang pribadi atau Badan
yang membeli makanan dan/atau minuman dari Restoran.
D. Wajib Pajak Restoran adalah orang pribadi atau Badan
yang mengusahakan Restoran.
Dasar Pengenaan, Tarif, Cara Penghitungan
Dan Wilayah Pemungutan Pajak Restoran
A. Dasar Pengenaan Pajak Restoran adalah jumlah
pembayaran yang diterima atau yang seharusnya diterima
Restoran.
B. Tarif Pajak Restoran ditetapkan sebesar 10% (sepuluh
persen).
C. Besaran pokok Pajak Restoran yang terutang dihitung
dengan cara mengalikan tarif pajak restoran dengan dasar
pengenaan pajak.
D. Pajak Restoran yang terutang dipungut di wilayah daerah
tempat Restoran berlokasi.
Masa Pajak, Saat Pajak Terutang Dan Surat
Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)
A. Masa Pajak Restoran adalah jangka waktu yang lamanya
1 (satu) bulan kalender
B. Pemungutan pembayaran pajak dilakukan 1 x sebulan.
C. Pajak Restoran terutang pada saat SPPT diterbitkan.
D. Setiap Wajib Pajak mengisi SPTPD dengan jelas, benar
dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Pajak atau
kuasanya dan disampaikan kepada Walikota selambat-
lambatnya 15 (lima belas) hari setelah berakhirnya masa
pajak.
Tata Cara Pembayaran
A.
sekaligus atau lunas.
B. Pembayaran pajak dilakukan di Kas Daerah atau tempat
lain yang ditunjuk oleh walikota.
C. Apabila pembayaran pajak dilakukan ditempat lain yang
ditunjuk , hasil penerimaan pajak harus disetorkan ke Kas
Daerah selambat-lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu
yang ditentukan sesuai dengan ketentuan perundang –
undangan yang berlaku.
Ketentuan Pidana
1. Wajib Pajak yang karena kealpaannya tidak
menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar
atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang
tidak benar sehingga merugikan Keuangan Daerah dapat
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun penjara atau pidana denda paling banyak 2 (dua)
kali dari jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar.
2. Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan
SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak
lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar
sehingga merugikan Keuangan Daerah dapat dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau
pidana denda paling banyak 4 (empat) kali dari jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.