Anda di halaman 1dari 1

Ilmu Hadis Riwayah dan Dirayah

Dalam ilmu hadis, ada dua cabang utama ilmu hadis. Yaitu ilmu riwayah dan ilmu dirayah. Keduanya
saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Untuk mengetahui dirayah hadis, baik dari
segi historisitas (kualitas sanad) maupun segi pemahaman, sangat diperlukan pengetahuan tentang
ilmu riwayah. Tanpa adanya ilmu riwayah, dirayah akan terputus dari konteks historisnya. Baik,
histori kemunculannya pada masa Nabi (sababul wurud), maupun histori periwayatannya (sababul
irad).

Sebaliknya, kajian ilmu riwayah saja tanpa disertai dengan pengetahuan tentang dirayahnya, akan
menjadi kering dan tidak sempurna manfaatnya. Ini karena tujuan utama praktik periwayatan adalah
bukan sekedar pengutipan, penyampaian, atau konservasi, melainkan juga pemaknaan, pemahaman
dan pengamalan hadis. Dari situlah kemudian ilmu hadis riwayah dan dirayah adalah bak dua sisi
mata uang, berbeda namun tak terpisahkan.

Secara etimologis, kata riwayah terbentuk dari kata rawa-yarwi-riwayatan (‫)روى – يروي – رواية‬. Ia
bahkan merupakan bentuk masdar, kata dasar yang membentuk kata kerja rawa-yarwi tersebut.
Padanannya adalah an-naql (‫)النقل‬, yang berarti pemindahan atau penukilan. Disebut demikian karena
inti dari ilmu ini memang pemindahan riwayat, penukilan riwayat, baik secara lisan maupun tulisan.
Secara terminologis, ilmu riwayah berarti ilmu yang mempelajari tentang periwayatan hadis. Dengan
kata lain, ilmu tentang cara penyampaian informasi-informasi kenabian secara teliti dan cermat.
Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad baik berupa perkataan, perbuatan,
persetujuan dan sifat serta segala sesuatu yang disandarkan kepada sahabat dan tabiin juga masuk
dalam ranah ilmu ini.
Sementara itu, ilmu dirayah adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat periwayatan, syarat-
syaratnya, macam-macamnya dan hukum-hukumnya, keadaan para perawi, syarat-syarat mereka,
macam-macam periwayatan, dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Lebih dari itu ilmu dirayah juga
lebih luas lagi karena menyangkut redaksi matan dan makna serta cara pemahamannya.

Ilmu dirayah dalam bentuknya yang klasik adalah berupa kajian kritik sanad, kritik matan, ilmu
ushulul hadis/mushtalah hadis, jarh wa ta’dil, fiqhul hadis, syarah hadis, dan kajian-kajian lainnya.
Saat ini, ilmu dirayah hadis juga telah mengalami perkembangan yang pesat sekali, hingga kepada
ranash sosiologis, psikologis, medis. Jika ilmu dirayah klasik cenderung monodisiplin, maka ilmu
dirayah hadis modern adalah cenderung integratif atau interkonektif.

Ilmu dirayah di era milenal sekarang ini cenderung bersifat multi disipliner atau interdisipliner.
Kajiannya menjadi lebih luas. Perspektifnya pun menjadi sangat beragam. Kajian living hadis juga
turut mewarnai perkembangan ilmu dirayah hadis.

Ilmu hadis riwayah merupakan ilmu yang lebih dahulu lahir dibangdingkan dengan ilmu hadis dirayah
dan prinsip-prinsip ilmu hadist sudah ada sejak zaman nabi saw, tetapi sebagai suatu disiplin ilmu,
baru eksis pada abad VI H.

Nama : Rusli Baharudin


Prodi : Pemikiran Politik Islam

Anda mungkin juga menyukai