Anda di halaman 1dari 17

PEMBAGIAN ILMU

HADITS DAN
CABANG-
CABANGNYA
By : Hafiz Shidqi
01 02 03
Pengertian Ulumul Hadits Pembagian Ilmu Hadits Cabang-cabang Ilmu Hadits
01
Pengertian
Ulumul Hadits
Ilmu hadits (ulum al hadits) terdiri dari dua kata, yaitu (‘ulum)
dan al hadits. Kata ‘ulum dalam bahasa arab adalah bentuk jamak
dari ‘ilm, yang berarti “ilmu-ilmu”, sedangkan al hadits di kalangan
ulama’ hadits berarti “segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad SAW baik dari perbuatan, perkataan, taqrir, atau sifat.”
Dengan demikian, gabungan kata ‘ulum al hadits mengandung
pengertian “ilmu-ilmu yang membahas atau berkaitan dengan hadits
Nabi Muhammad SAW”.

Sedangkan definisi ‘ulumul hadits menurut Mahmud Thahhan


adalah ilmu yang membahas tentang pokok-pokok dan kaidah-
kaidah yang dapat digunakan untuk mengetahui keadaan-keadaan
sanad dan matan suatu hadits dari segi diterima dan ditolak
02
Pembagian
Ilmu Hadits
Secara garis besar ilmu hadits dapat dibagi menjadi dua, yaitu ilmu hadits riwayat (riwayah) dan ilmu
hadits dirayat (dirayah).

Ilmu Hadits Riwayah Ilmu Hadits Dirayah

Adalah ilmu yang mengandung pembicaraan Ilmu Hadits Dirayah adalah sebuah
tentang mengkhabarkan sabda-sabda nabi penelitian terhadap para perawi hadits dan
SAW, perbuatan-perbuatan beliau, hal-hal keadaan mereka yang meriwayatkan hadits,
yang beliau benarkan, sifat-sifat beliau begitu juga halnya dengan sanad dan
sendiri matannya. Ilmu ini biasa juga disebut Ilmu
Musthalah Al-Hadits, Ilmu Ushul Al Hadits,
Ulum Al Hadits, dan Qawa'id Al Hadits.
03
Cabang-Cabang
Ilmu Hadits
Cabang-cabang ilmu hadits adalah sebagai berikut :

1. Ilmu Jarh wa Ta'dil (Kritik dan Sanad)


Ilmu Jarh wa Ta'dil adalah ilmu yang mempelajari
: tentang para perawi hadits, terutama dari segi
keabsahan, kekuatan, dan kelemahan mereka. Ilmu
ini membahas tentang kualitas sanad (rantai
perawi) dan periwayat (rawi) hadits dan
membahas tentang validitas atau keabsahan perawi
hadits dalam menjalankan tugasnya sebagai
pengumpul, penyebar, dan pewaris hadits. Istilah
Jarh dalam ilmu ini berarti kritik, sedangkan Ta'dil
berarti pujian.
Cabang-cabang ilmu hadits adalah sebagai berikut :

2. Ilmu Rijalil Hadits (Studi Biografi Perawi)


Ilmu Ma'rifah al-Rijal adalah ilmu yang
: mempelajari tentang biografi para perawi hadits.
Ilmu ini membahas tentang pengetahuan tentang
kehidupan para perawi, baik dari segi agama,
moral, sosial, maupun politik atau ilmu yang
mempelajari tentang para perawi hadits atau
narator hadits, serta mengevaluasi kualitas mereka
dalam rangka memahami keaslian suatu hadits.
Sehingga, ilmu ini sangat penting dalam menilai
keabsahan suatu hadits, apakah hadits tersebut
shahih (terpercaya) atau lemah (tidak dapat
dipercaya).
Cabang-cabang ilmu hadits adalah sebagai berikut :

3. Ilmu Tarikh ar-Ruwah (Sejarah Periwayat)


Ilmu tarikh ar-ruwah adalah cabang ilmu hadits
: yang berfokus pada penelitian tentang riwayat-
riwayat perawi hadits (ruwah) yang terkait dengan
sejarah hidup mereka. Ilmu ini mempelajari data-
data personal, sosial, politik, ekonomi, dan budaya
dari perawi hadits guna memahami konteks sosial-
historis yang mempengaruhi pengumpulan,
penulisan, dan penyebaran hadits.
Cabang-cabang ilmu hadits adalah sebagai berikut :

4. Ilmu ‘Ilal al-Hadits


Ilmu 'Ilal al-Hadits adalah cabang ilmu hadits yang
: mempelajari penyebab atau faktor-faktor
terjadinya perubahan pada sanad (rantai
periwayatan) atau matan (teks) hadits. Seperti
menyebut hadits yang sanadnya tidak sampai
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai hadits
yang sampai kepada Nabi Muhammad SAW, atau
memasukkan hadits ke dalam hadits lain. Dalam
kajian ilmu hadits, 'Ilal al-Hadits sangat penting
untuk menentukan kualitas suatu hadits, apakah
sahih, hasan, atau dhaif. Ilmu 'Ilal al-Hadits juga
membahas tentang kelemahan-kelemahan dalam
sanad dan matan hadits.
Cabang-cabang ilmu hadits adalah sebagai berikut :

5. Ilmu an-Nasikh wa al-Mansukh


Ilmu an-Nasikh wa al-Mansukh adalah cabang
ilmu hadits yang membahas tentang hadits-hadits
yang dicabut (mansukh) dan yang mencabut
(nasikh). Dalam konteks ini, nasikh adalah hadits
: yang berisi hukum atau perintah yang
menggantikan hukum atau perintah yang terdapat
pada ayat atau hadits yang dicabut (mansukh).
Cabang-cabang ilmu hadits adalah sebagai berikut :

6. Ilmu Asbab Wurud al-Hadits


Ilmu Asbab al-Wurud al-Hadits adalah disiplin ilmu
hadis yang mempelajari sebab atau kejadian yang
menyebabkan atau memunculkan suatu hadis. Asbab
al-Wurud mengacu pada sebab-sebab yang
melatarbelakangi penyampaian atau kejadian suatu
hadis oleh Nabi Muhammad SAW.
Asbab al-Wurud al-Hadits ini penting untuk dipelajari
karena dapat memberikan pemahaman yang lebih baik
terhadap konteks dan situasi ketika hadis tersebut
disampaikan, serta dapat membantu menentukan
kredibilitas suatu hadis. Dalam mempelajari Asbab al-
Wurud, dibutuhkan kajian terhadap konteks sejarah,
sosial, dan budaya pada masa Rasulullah SAW dan
para sahabat.
Cabang-cabang ilmu hadits adalah sebagai berikut :

7. Ilmu Gharib al-Hadits


Ilmu Gharib al-Hadits adalah cabang ilmu Hadits yang
berkaitan dengan mempelajari kata-kata dan frasa
yang tidak umum atau jarang digunakan dalam Hadits.
Istilah "Gharib" dalam bahasa Arab berarti asing, tidak
biasa, atau jarang digunakan. Oleh karena itu, ilmu
Gharib al-Hadits berfokus pada memahami makna dan
penggunaan kata-kata atau frasa yang jarang
digunakan dalam Hadits.
Cabang-cabang ilmu hadits adalah sebagai berikut :

8. Ilmu at-Tashhif wa at-Tahrif


Ilmu at-Tashhif wa at-Tahrif adalah cabang ilmu hadits
yang mempelajari tentang perubahan dan distorsi teks-
teks haditss yang terjadi selamaproses transmisi dari
masa ke masa. Secara harfiah, at-Tashhif berarti
perbaikan dan at-Tahrif b erarti distorsi atau
perubahan.
Cabang-cabang ilmu hadits adalah sebagai berikut :

9. Ilmu Mukhtalif al-Hadits


Ilmu Mukhtalif al-Hadits adalah cabang ilmu hadits
yang berfokus pada perbedaan redaksi dalam hadits-
hadits yang diriwayatkan oleh para perawi atau
perbedaan dalam matan dan sanad hadits yang serupa
atau sejenis. Dalam konteks ini, kata "mukhtalif"
berarti "berbeda". Tujuan dari ilmu ini adalah untuk
memahami mengapa perbedaan hadits terjadi dan
bagaimana memecahkan perbedaan tersebut. Ilmu
Mukhtalif al-Hadits melibatkan analisis kritis terhadap
berbagai versi hadits yang ada dan penentuan
keabsahan atau kebenaran masing-masing versi hadits
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai