Kelompok 8
Anggota:
1. Annisa Utami L A (E0022062)
2. Bagus hendrawan S (E0022085)
3. Fransiska Devi S (E0022185)
4. Mareta Rella W (E0022277)
5. Matthew Arofona H (E0022281)
STUDI KASUS 4
Karena pertahanan Negara B sangat kuat yang salah satunya didukung kekuatan
bergerilya suku Birre yang merupakan penduduk sipil negara B, kondisinya g
sangat tertutup dalam hal arsitektur bangunan tempat tinggal, dan banyak daerah
perbukitan, maka pasukan negara A merencanakan menyerang kawasan tersebut dengan
menggunakan gas beracun di daerah suku Birre tersebut sehingga gerilyawan akan
mati. Setelah itu pasukan negara A menyerang wilayah tersebut dengan menggunakan
bom dan granat yang dilempar dari udara, sehingga bisa dipastikan penduduk di
kawasan tersebut tidak ada yang tersisa.
HASIL DISKUSI
1. Pelanggaran hukum humaniter yang dilakukan negara a dan negara b
(a) Bahan kimia beracun, termasuk senyawa kimia awal, kecuali yang
dimaksudkan untuk tujuan yang tidak dilarang oleh konvensi ini, selama
jenis dan jumlahnya sesuai dengan tujuannya;
(b) Amunisi dan alat alat, yang secara khusus dirancang untuk membunuh atau
membahayakan melalui bahan kimia beracun seperti yang disebutkan dalam
sub-paragraf (a), yang dihasilkan dari penggunaan amunisi dan alat-alat
tersebut;
(c) Segala jenis perlengkapan yang secara spesifik dirancang untuk digunakan
secara langsung dengan penggunaan amunisi dan alat-alat yang dijelaskan
dalam sub-paragraf (b).
2. Bentuk pertanggungjawaban
prinsip limitation sendiri mengatur tentang larangan setiap tindakan yang dapat
menyebabkan penderitaan yang tidak seharusnya disebutkan bahwa negara A
berencana menggunakan gas beracun untuk menumbangkan gerilyawan suku birre.
Padahal, dalam Deklarasi Den Haag I tahun 1899 diatur tentang larangan
penggunaan gas pencekik. Begitu juga dalam Protokol Jenewa 1925 mengatur tentang
pelarangan penggunaan gas pencekik beracun ataupun jenis gas lainnya dan juga
cara berperang biologis yang menggunakan bakteri untuk kepentingan perang.
● Prinsip keterpaksaan
Berdasarkan prinsip ini, Ketentuan yang menetapkan bahwa suatu obyek sipil hanya
bisa dijadikan sasaran militer apabila telah memenuhi persyaratan tertentu.
Dalam prinsip ini hanya pihak yang bersengketa dibenarkan menggunakan kekerasan
untuk menundukkan lawan demi tercapainya tujuan dan keberhasilan perang.
● Prinsip proportionality
KESIMPULAN
Hukum Humaniter Internasional (HHI) telah membatasi hak-hak pihak yang berperang
untuk menimbulkan penderitaan, kerugian terhadap warga sipil, dan kerusakan
harta benda, termasuk harta benda lingkungan hidup. Protokol Jenewa tahun 1925
melarang penggunaan senjata biologis, melanggar penggunaan gas, cairan, benda
atau perangkat serupa yang menyebabkan sesak napas, dan beracun, serta melarang
penggunaan bakteri dalam metode peperangan.
Menurut Konvensi Senjata Kimia tahun 1993 dan Konvensi Den Haag I tahun 1899 dan
II tahun 1907 beserta deklarasinya, serta pelanggaran prinsip-prinsip hukum
humaniter.
● Prinsip keterbatasan
● Prinsip yang mengikat
● Prinsip proporsionalitas