net/publication/361444845
CITATIONS READS
0 1,144
1 author:
Anggih Maharani
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Anggih Maharani on 21 June 2022.
SELATAN
E-mail : a.maharani.law21@mail.umy.ac.id
ABSTRAK
Pemimpin dengan kepemimpinan adalah satu badan yang tidak dapat dilihat.
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang untuk meyakinkan orang lain agar orang
lain mau diajak untuk melaksankan kehendak atau gagasannya dengan sukarela. Jadi,
kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting didalam jiwa pemimpin dimana
suatu hal tersebut menentukan arah dan majunya suatu negara. Beliau merupakan
presiden ke12 Korea selatan menggantikan presiden sebelumnya merupakan seorang
pemimpin yang mengantarkan Korea Selatan pada era baru. Dengan gaya
kepemimpinannya yang strategis dan visionernya, Moon Jae-In berhasil memberi
kejutan kepada masyarakat Korea dan dunia dengan keberhasilannya terhadap
kebijakan-kebijakan yang telah ia lakukan, diantaranya yaitu kebijakan New Southern
Policy , kebijakan luar negeri mengenai perdamaian dengan korea utara, dan kebijakan
dalam penanganan kasus virus covid 19. Terlepas dari perbedaan pendapat pro dan
kontra, masyarakat korea selatan itu sendiri terhadap kebijakan yang ia lakukan, Moon
Jae-In tetap mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat Korea Selatan dan
melanjutkan perencanaan beliau mengenai kebijakan negara.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Korea Selatan, Moon Jae-In
BAB I
PENDAHULUAN
baik yang beranggota kecil ataupun besar. Sedangkan pengertian kepemimpinan itu
perintah terhadap orang lain untuk bekerjasama dalam menggapai tujuan yang sama.
Sistem adalah suatu susunan atau dari bagian-bagian yang saling berhubungan
yang disusun menurut suatu rencana atau pola untuk mencapai tujuan secara
1
keseluruhan. Hukum adalah sebuah sistem. Dengan kata lain, hukum adalah aturan
kehidupan sosial yang merupakan suatu tatanan yang tersusun dari bagian-bagian yang
terintegrasi.1
Pemimpin adalah orang yang memimpin suatu organisasi yang beranggota kecil
pemimpin dalam mengendalikan dan mempengaruhi fikiran, perasaan dan tingkah laku
Adapun pemimpin terbagi menjadi dua, yaitu pemimpin formal dan pemimpin
informal. Pemimpin formal ialah orang yang oleh organisasi atau lembaga tertentu
memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban
informal adalah orang yang tidak terpilih secara resmi tetapi ia dipilih karena memiliki
mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan dan jika perlu memaksa orang lain agar
ia menerima pengaruh itu, selanjutnya berbuat sesuatu yang bisa mencapai suatu
1
Yordan Gunawan, 2021, Introduction to Indonesian Legal System, Yogyakarta: UMY Press, Hlm.10
2
N/a, “Pemimpin dan Kepemimpinan Kita”, diakses pada hari Kamis 9 Juni 2022 pukul 15:20 WIB.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/7018/Pemimpin-dan-Kepemimpinan-Kita.html
Kartini Kartono, 2009, “Pemimpin dan Kepemimpinan”, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Hlm.9
3
Isnen azhar, 2019, “Kepala Negara Non muslim Menurut Ibnu Taimiyyah”, Jurnal Ilmiah Keislaman,
4
Riau, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Vol.18, No.1, Hlm.295-296
2
Seseorang pastinya tidak akan terlepas dari sikap dan gaya kepemimpinannya
pada saat memimpin, baik memimpin kelompok beranggota kecil maupun besar,
ataupun pada saat memimpin sebuah negara. Dalam sebuah negara pastinya
akan memilih dan melihat visi misi calon presiden mana yang akan menempatkan dan
memiliki tujuan yang sangat baik untuk rakyat nya sendiri ataupun untuk negaranya.
Tahun 2017 merupakan tahun terpilihnya Moon Jae-In sebagai presiden ke-12
Korea Selatan dengan memperoleh suara sebanyak 44,4%. Pemilihan presiden terjadi
karena presiden Korea Selatan sebelumnya yaitu Park Geun-Hye didakwa melakukan
yayasan miliknya sendiri. Terpilihnya Moon Jae-In sebagai presiden Korea selatan, dia
menekankan bahwa pentingnya terhadap masukan suara dari masyarakat akan jalannya
pemerintahan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka hal-hal berikut akan dibahas, antara lain:
BAB II
PEMBAHASAN
3
Moon Jae In merupakan presiden ke 12 korea selatan dimana masa jabatannya
dari tahun 2017 sampai tahun 2022. Beliau lahir pada tanggal 24 Januari 1953, dari
keluarga petani Geojedo di tenggara. Pada tahun 1965, beliau lulus sekolah dasar
tersebut sekolah bergengsi. Selama belajar di menengah pertama, moon jae in sangat
pandai di berbagai bidang. Tahun 1971, ia lulus akademi jongro dan dibebaskan dari
biaya kuliahnya.
Ayahnyalah yang pertama kali membantu Moon Jae in beralih ke politik. Moon
Jae-in suka membaca ketika dia masih kecil, dan berkat ayahnya, dia selalu menyimpan
buku di rumah bahkan setelah bukunya terjual habis. Moon Jae-in dengan antusias
membaca sebanyak mungkin buku selama masa SMP dan SMA-nya. Dengan membaca
fisik. Dengan hasil pemeriksaan akhir yang sangat baik dari pelatihan khusus, ia
pada tahun 1978 ia melanjutkan penelitiannya dan mendapat gelar sarjana. beliau juga
lulus dalam ujian menjadi pengacara lalu ditempatkan di Lembaga Penelitian dan
Pelatihan Hukum setelah ia tidak diakui sebagai jaksa. Karena pada saat ia menjadi
Roh Moo-hyun, Dalam praktiknya sebagai pengacara, Moon Jae-in telah menyelesaikan
beberapa kasus terkait hak asasi manusia dan sipil. Kemudian, ketika Presiden Roh
menjadi presiden, Moon Jae-in menjadi kepala staf dan pembantu dekat.
4
Moon Jae In menikah dengan Kim Jung Sook pada tahun 1981 disaat ia sedang
melanjutkan kuliah di Judicial Research and Training Institute dan dari pernikahan
tersebut mereka dikaruniai dua anak. Istri Moon Jae In juga merupakan seorang
penyanyi klasik Korea Selatan. Moon Jae In dengan istrinya bertemu di kuliah pada saat
unjuk rasa .
Moon Jae In mulai terlibat dalam politik dan dia menerbitkan karya sebuah buku
berjudul Fate, Destiny and Moon Jae In, dari hasil terbitan buku itu mengakibatkan
menjadi buku terlaris. Popularitas Moon Jae In meningkat melawan lawan dalam
pemilihan presiden yaitu Park Geun Hye. Pada Februari 2012, ia berhasil mendapat
tahun yang sama yaitu 16 September 2012, Moon Jae In mencalonkan dirinya dalam
pemilihan presiden dengan partai yang dibawa yaitu Partai Bersatu Demokrat namun ia
kalah dalam pemilihan. Pada kampanye 2017, Moon Jae In disebut akan menjadi
penuh dari rakyatnya. Pada saat kasus kroupsi yang menimpa presiden sebelumnya
yaitu Park Geun Hye dengan melibatkan banyak konglomerat korea selatan
mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi negara dimana masyarakat korea
terhadap presiden baru dilaksanakan kembali dimana hasil pemilihan presiden dengan
suara terbayak yaitu dari partai Moon. Pada bulan mei 2017, ia resmi menjabat sebagai
presiden baru Korea selatan dalam kepemimpinannya Moon harus dihadapkan oleh
5
banyak tantangan permasalahan untuk mengembalikan integritas pemerintah dan negara
di mata rakyat ataupun di tingkat global dimana hal tersebut efek dari kasus korupsi
terjadi dalam politik Korea Selatan terkait citranya sebagai negara korupsi. Namun,
Moon Jae In tetap berpegang teguh dan berusaha menyusun kembali strategi yang
diharapkan untuk dapat memulihkan integritas Negara dimata dunia. Tiap pemimpin
memipin rakyat nya sendiri. Hal tersebut berlaku juga saat masa kepemimpinan beliau
sebagai presiden. Dengan gaya kepemimpinan yang berfokus strategis mencapai tujuan
dan visioner, beliau memimpin korea selatan memasuki ke era baru dan memajukan
pada kondisi tertentu, yaitu ketika organisasi hendak menjadikan dirinya mampu
Pemimpin yang strategis merupakan pemimpin yang tahu apa yang dilakukan
dan mereka mencari informasi menurut tujuan paling pasti dimana pemimpin strategis
akan mengurangi risikonya tetapi meraih nya dengan tujuan. Gaya kepemimpinan
strategis ini menggunakan tujuan-tujuan yang telah diatur untuk mencapai hasil yang
memuaskan. Moon Jae In merupakan sosok pemimpin yang strategis. Dilihat dari hasil
selama ia menjabat sebagai presiden, banayak sekali kebijakan yang sudah ia lakukan.
5
Dr. Riant Nugroho, 2010, “Perencanaan Strategis in Action”, Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
Hlm.4
6
Dari gaya kepemimpinan ini juga, Moon Jae In berhasil mengembalikan kembali citra
negara di mata dunia. Dan juga, ia mendapatkan kepercayaan sepenuhnya dari rakyat.
kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu
dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi dengan cara memberikan arahan
dan makna pada kerja, dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas6
kedepannya dimana dengan visi tersebut dia bisa memiliki peran sebagai pemberi arah,
kepada rakyatnya. Menurut Thoha (1997), visi ini mencakup upaya yang mampu
melihat jangkauan ke depan yang berskala nasional maupun global. Para pemimpin
akan mampu menjangkau atau melihat organisasinya pada masa datang ketika mereka
lingkungan yang strategis dimana akan terus mengalami perubahan dan mampu untuk
mencapai tatanan kinerja yang optimal, hal ini sesuai dengan visi misi Moon Jae In
dalam memimpin korea selatan. Bahwa ia, memiliki tujuan untuk Korea Selatan yang
akan berdampak baik bagi negara dan rakyatnya. Dimana jika melihat kebijakan yang
telah dia lakukan, membuat Korea Selatan tidak dipandang buruk lagi oleh negara-
negara lainnya.
6
Sukriadi E.H., 2018, “Pengaruh Kepemimpinan visioner dan Motivasi kerja terhadap kepuasan kerja”,
The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Bandung, Universitas Swasta Bandung, Vol.8,
No.2, Hlm.140
7
Dr. Joko Widodo, 2021,”Learning Organization Piranti Pemimpin Visioner”, Malang: Media Nusa
Creative, Hlm.23
7
2.2. Kebijakan yang dilakukan selama menjadi Presiden
mengikat sekelompok negara yang berdekatan untuk mengatasi segala sengketa yang
terjadi antara negara. Hal ini juga telah dianggap sebagai model peran global untuk
New Shouthern Policy merupakan kebijakan yang dibuat oleh Moon Jae In
yang dimana berfokus pada hubungan kerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara
dan India ke level yang lebih tinggi serta bersifat berkelanjutan dimana sebelumnya
berfokus pada empat negara raksasa besar yaitu Amerika Serikat, China, Jepang, dan
Rusia. Hubungan diplomatik Moon Jae In ini yang dijalin dengan negara Asia Tenggara
dan India juga ditujukan untuk membangun kemitraan dengan “middle power” dalam
dalam bidang kerjasama ekonomi, sosial dan budaya, politik, keamanan hingga bantuan
berorientasi pada 3P (Prosperity, People, Peace). Dalam kebijakan NSP, 3P’s ini
8
Yordan Gunawan and Yovi Cajapa Endyka, 2017, The Protection of Small and Medium Enterprises in
Yogyakarta: The Challenges of ASEAN Economic Community, Pertanika J. Soc. Sci. & Hum. 25 (S):
199 - 206 (2017)
8
pada pembangunan fondasi hubungan yang memberikan keuntungan serta berdasarkan
kerja sama ekonomi yang berorientasi masa depan. Kemudian dalam mewujudkan
Komunitas Perdamaian (Peace), ditekankan pada konstruksi lingkungan yang aman dan
damai dengan bekerja sama dalam mewujudkan Semenanjung Korea yang damai dan
makmur. 9 Namun dalam penerapan kebijakan ini, tentunya terdapat hambatan dalam
menjalankannya. Salah satu hambatannya yaitu kendala akan geopolitik dan limitasi
internal dalam kebijakan NSP. Itulah mengapa, Moon Jae In tidak menyinggung
Suksesi negara yaitu peristiwa faktual yang diserai dengan pengalihan hak
dan kewajiban. Suksesi negara muncul ketik ada penggantian satu negara dengan negara
lain sehubungan dengan kedaulatan atas wilayah tertentu. Suksesi negara dapat terjadi
dalam hal dekolonisasi, penyatuan negara, pembubaran dan pemisahan negara atau
bagian-bagian wilayah.10
Pada tahun 2013, Park Geun-hye resmi menjabat sebagai Presiden Korea
kenyataannya masyarakat korea selatan harus menerima kepahitan atas tindakan Park
Geun Hye yang melakukan tindak korupsi besar-besaran dimana tindakan tersebut
sangat merugikan negara. Tidak butuh waktu lama pemilihan presiden baru dilakukan,
dan Moon Jae In memenangkan suara terbanyak dan terpilih menjadi presiden korea
9
Bunga Putri Nauli, 2021, “Masa Depan Kerja sama Selatan-Selatan: diantara Solidaritas dan
Kepentingan”, Syntax IdeaI, Depok, Universitas Indonesia, Vol.3, No.12, Hlm.2524
10
Bridgete Christanti Rawan, 2019, “Reunifikasi negara berdasarkan hukum internasonal dalam studi
kasus rencana reunifikasi korea selatan dan korea utara”, Kertha Negara, Vol.7, No.9, Hlm.6
9
visi misi salah satunya yaitu untuk mewujudkan reunifikasi (perdamaian) semenanjung
korea. Hal tersebut terbukti pada saat hari kemerdekaan Korea selatan dari penjajahan
jepang tahun 2019, dimana ia menyampaikan sebuah pidato berupa target mengenai
Dengan mengutip isi pidato Moon Jae in yang berjanji untuk mencapai
penyatuan Semenanjung Korea pada tahun 2045 atau satu abad setelah berakhirnya
Perang Dunia II. Merupakan sebuah harapan yang akan diwujudkan oleh Moon Jae in
pada masa pemerintahannya. Harapan inilah nantinya yang akan memicu tantangan
4. Salah satu pihak merasa bahwa reunifikasi korea tidak membawa kepentingan
yang terbuka dan bertanggung jawab, pemerintahan sipil serta semangat demi
kesuksesan dagang, politik luar negeri Korea yang bersatu peluang hendak menjadi
konservatif dan efisien karena politik luar negeri Korea Utara di luar Semenanjung
Korea dewasa ini. Reunifikasi juga dapat mempengaruhi politik internasional, contoh:
masyarakat sipil yang solid di Korea akan mendukung upaya Rusia untuk lembaga-
Anggi Noviani, 2020, “Upaya Reunifikasi Korea masa Moon Jae In”, repositori.usu.ac.id, Medan,
11
10
lembaga sipil yang stabil dan mendorong perkembangan mereka di Cina. 12 Dengan
korea, banyak sekali upaya yang dilakukan walaupun terkadang memiliki hambatan.
Korea Utara dengan tujuan untuk mengurangi ketegangan antar kedua negara ini. Selain
ini, ia juga membuat perencanaan bertemu dengan presiden korea utara yaitu Kim Jong
Un hal ini bertujuan untuk meneruskan upaya normalisasi terhadap hubungan kedua
oleh Moon Jae In, beberapa manfaat tersebut yaitu Manfaat dalam bidang ekonomi,
dimana pihak Korea Selatan pada saat itu menawarkan insentif pada korea utara dengan
kebijakan 'De-nuke, Open 3000' jika Korea Utara bersedia melakukan denuklirisasi.
Maka tidak menutup kemungkinan bila Reunifikasi ini terjadi maka pihak Korea
Namun, jika menelisik tentang sifat korea utara yang masih menjadi negara
agraris, sangat dibutuhkan banyak sumber daya untuk mencapai tingkat yang
beberapa kecakapan dalam bidang mesin dan perhitungan, hal tersebut dapat menjadi
pegawai kerja yang teratur, dan menggunakan sistem pengiriman yang canggih untuk
merevitalisasi ekonomi. Di sisi lain, manfaat pemersatu sektor keamanan terlihat dari
12
Nicholas Esberstadt, 1997, Hastening Korea Reunification, Jurnal Foreign Affairs, Vol.76, No.2,
Hlm.86.
13
Mulyaman,Darynaufal., 2018. “Lee Myung Bak's Decision on Sunshine Policy: South Korean National”,
jurnal sospol. Vol.4, No.2, Hlm.169-186
11
dihapuskannya sistem cost-sharing yang digunakan untuk menjaga kemampuan
Adapun juga faktor keberhasilan dalam runifikasi ini dipengaruhi oleh gaya
masalah dengan cara berunding dan mengajak kerjasama dengan Korea Utara, dimana
hal tersebut sangat bertolak belakang dengan presiden sebeulumnya. Adapun faktor-
faktor internal dan eksternal Moon Jae In dalam kebijakan ini yaitu Faktor internal:
Environment), Berasal dari korea utara dan berteman dekat dengan Roh Moh Hyun
(Adult Socialization), Berasal dari partai liberal korea selatan (Major Institutional
memiliki kelemahan dengan kelebihan dalam memimpin Korea Selatan. Jika dari sisi
kebijakan yang telah dia lakukan yaitu terciptanya Kebijakan NSP (New Southern
Baiq Ulfa Septi Lestari, Lalu Puttrawandi Karjaya, Muhammad Sood., 2021, “Analisis Perbedaan
14
Kebijakan Luar Negeri Korea Selatan dibawah Kepemimpinan Park Geun Hye dan Moon Jae In terhadap
Kepemilikan Senjata Nuklir Korea Utara”, UJGD: Indonesian Journal of Global Discourse, NTB,
Universitas Mataram, Vol.3, No.1, Hlm.97-104.
12
Act (Peraturan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Infeksi) Act No. 14286 tanggal
2 Desember 2016 atau disingkat dengan IDCAA. IDCAA bertujuan untuk menjaga
infeksi berbahaya. IDCAA menjadi panduan Pemerintah Korea Selatan dan segenap
pihak dalam menghadapi penyakit infeksi yang terjadi di Korea Selatan termasuk
Covid-1915. Sedangkan kelemahan Moon Jae In pada saat memimpin yaitu, beliau lebih
memfokuskan diri pada satu kebijakan utama yaitu dalam kebijakan perdamaian antara
korea selatan dengan korea utara padahal jika menelisik lebih dalam banyak sekali pro
dan kontra yang terjadi karena masyarakat korea selatan masih banyak yang tidak ingin
kebijakan tersebut terjadi. Pada kebijakan luar negeri yang beliau adakan yaitu
kebijakan antar negara asia tenggara dan india itu moon jae in tidak melihat dampak
selanjutnya dari kebijakan kerjasama ini, walau melihat dari segi sumber daya alam
memang negara asia tenggara dan india memiliki sumber daya alam yang berlimpah.
Dalam kerjasama ini, memang saling menguntung antara korea selatan, asia tenggara,
dan india. Dengan terciptanya New Southern Policy, banyak sekali pegawai kantor di
korea selatan mengalami penurunan gaji, sektor perekonomian korea selatan juga
mengalami penurunan karena moon jae in hanya berfokus pada pasar negara asean dan
india dibandingkan dengan lima negara utama yang terdahulu. Adapun juga
permasalahan selanjutnya yaitu hubungan korea selatan dengan china semakin renggang
dan memanas dikarenakan korea selatan yang mengecewakan china yang merupakan
negara dengan kerjasama terbesar dengannya. Sebelum diskusi resmi mengenai sistem
THAAD antara Korea Selatan dan Amerika Serikat dimulai, Cina telah menyatakan
15
Fajar Iswahyudi, Muhadjir Darwin, Agus Heruanto Hadna, dan Pande Made Kutanegara., 2020,
“Kontekstualisasi adopsi kebijakan: studi kasus kebijakan pengendalian covid-19di Korea Selatan”,
Jurnal Borneo Administrator, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Vol.16, No.2, Hlm.122
13
dianggap sebagai upaya untuk melemahkan kepentingan strategis Cina di wilayah Asia
Timur.16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Terpilihnya Moon Jae In sebagai presiden baru Korea Selatan menggantikan Park
Geun hye yang merupakan presiden sebelumnya terjerat kasus korupsi beserta
memunculkan rasa kecewa rakyat terhadap presiden dengan bentuk protes berupa
demo selama dua minggu, membuat Moon Jae In harus lebih extra untuk
2. Dalam masa kepemimpinannya yang bergaya strategis dan visioner, moon jae in
mengenai kerjasama yang berfokus dengan negara-negara asia tenggara dan india.
memiliki pro dan kontra dalam pelaksanaannya dimana dalam kebijakan ini
ia menjadi presiden dimana bukan hanya karena faktor internal saja yang
korea utara, kebijakan terakhir mengenai Moon Jae In selama menjabat menjadi
presiden yaitu kebijakan dalam mengatasi dan menangani kasus covid-19 yang
Qonita I.M., 2019, “Analisis perubahan Kebijakan luar negeri Korea selatan dalam Pemasangan sistem
16
Terminal High Altitude Area Defense (THAAD)’, Journal of International Relations, Vol.5, No.4,
Hlm.802
14
terjadi di korea selatan yang mana mendaptkan apresiasi dari WHO atas
feminisme bagi kaum perempuan di korea selatan karena kasus kekerasan yang
terjadi pada perempuan disana sangat tinggi, dan pihak perempuan ingin
B. Saran
yang terorganisir dengan baik, bukan hanya berfokus pada kebijakan yang ada. Dimana
hal tersebut mengenai kebijakan itu Apakah mempengaruhi negara dan rakyatnya
sendiri. Dan suara rakyat juga sangat dibutuhkan dalam suatu kebijakan yang telah
dibuat dan akan dilaksanakan. Lalu, penulis juga menyarankan kepada penulis
selanjutnya yang akan membahas masa kepemimpinan Moon Jae In untuk mengambil
pembahasan yang lebih luas dan rinci yaitu pembahasan mengenai permasalahan korea
selatan dengan jepang “comvert woman”, perang dingin korea selatan dengan hina, dan
15
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Dr. Nugroho H, 2010, “Perencanaan Strategis in Action”, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, Hlm.4
Dr. Joko Widodo, 2021,”Learning Organization Piranti Pemimpin Visioner”, Malang:
Media Nusa Creative, Hlm.23
Gunawan Y, 2021, Introduction to Indonesian Legal System, Yogyakarta: UMY Press.
Kartini Kartono, 2009, “Pemimpin dan Kepimimpinan”, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Hlm. 9
JURNAL
Anggi Noviani, 2020, “Upaya Reunifikasi Korea masa Moon Jae In”,
repositori.usu.ac.id, Medan, Universitas Sumatera Utara
Baiq Ulfa Septi Lestari, Lalu Puttrawandi Karjaya, Muhammad Sood., 2021, “Analisis
Perbedaan Kebijakan Luar Negeri Korea Selatan dibawah Kepemimpinan Park
Geun Hye dan Moon Jae In terhadap Kepemilikan Senjata Nuklir Korea Utara”,
UJGD: Indonesian Journal of Global Discourse, NTB, Universitas Mataram,
Vol.3, No.1
Bridgete Christanti Rawan, 2019, “Reunifikasi negara berdasarkan hukum internasonal
dalam studi kasus rencana reunifikasi korea selatan dan korea utara”, Kertha
Negara, Vol.7, No.9
Bunga Putri Nauli, 2021, “Masa Depan Kerja sama Selatan-Selatan: diantara Solidaritas
dan Kepentingan”, Syntax IdeaI, Depok, Universitas Indonesia, Vol.3, No.12
Fajar Iswahyudi, Muhadjir Darwin, Agus Heruanto Hadna, dan Pande Made
Kutanegara., 2020, “Kontekstualisasi adopsi kebijakan: studi kasus kebijakan
pengendalian covid-19 di Korea Selatan”, Jurnal Borneo Administrator,
Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Vol.16, No.2
Gunawan Y and Endyka YC, 2017, The Protection of Small and Medium Enterprises in
Yogyakarta: The Challenges of ASEAN Economic Community, Pertanika J.
Soc. Sci. & Hum. 25 (S): 199 - 206 (2017).
Isnen azhar, 2019, “Kepala Negara Non muslim Menurut Ibnu Taimiyyah”, Jurnal
Ilmiah Keislaman, Riau, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Vol.18,
No.1
Mulyaman,Darynaufal., 2018. “Lee Myung Bak's Decision on Sunshine Policy: South
Korean National”, jurnal sospol. Vol.4, No.2
Nicholas Esberstadt, 1997, Hastening Korea Reunification, Jurnal Foreign Affairs,
Vol.76, No.2
Sukriadi E.H., 2018, “Pengaruh Kepemimpinan visioner dan Motivasi kerja terhadap
kepuasan kerja”, The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal,
Bandung, Universitas Swasta Bandung, Vol.8, No.2
16
Qonita I.M., 2019, “Analisis perubahan Kebijakan luar negeri Korea selatan dalam
Pemasangan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD)’, Journal
of International Relations, Vol.5, No.4
INTERNET
N/a, “Pemimpin dan Kepemimpinan Kita”, diakses pada hari kamis, 9 Juni 2022 pukul
15.20 WIB. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/7018/Pemimpin-
dan-Kepemimpinan-Kita.html
17