Anda di halaman 1dari 18

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/361444845

MENINJAU KEBERHASILAN MOON JAE-IN SEBAGAI PRESIDEN KOREA


SELATAN

Article · June 2022

CITATIONS READS

0 1,144

1 author:

Anggih Maharani
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION 0 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Anggih Maharani on 21 June 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


MENINJAU KEBERHASILAN MOON JAE-IN SEBAGAI PRESIDEN KOREA

SELATAN

Anggih Maharani (20210610060)

E-mail : a.maharani.law21@mail.umy.ac.id

ABSTRAK
Pemimpin dengan kepemimpinan adalah satu badan yang tidak dapat dilihat.
Kepemimpinan adalah kemampuan seorang untuk meyakinkan orang lain agar orang
lain mau diajak untuk melaksankan kehendak atau gagasannya dengan sukarela. Jadi,
kepemimpinan merupakan hal yang sangat penting didalam jiwa pemimpin dimana
suatu hal tersebut menentukan arah dan majunya suatu negara. Beliau merupakan
presiden ke12 Korea selatan menggantikan presiden sebelumnya merupakan seorang
pemimpin yang mengantarkan Korea Selatan pada era baru. Dengan gaya
kepemimpinannya yang strategis dan visionernya, Moon Jae-In berhasil memberi
kejutan kepada masyarakat Korea dan dunia dengan keberhasilannya terhadap
kebijakan-kebijakan yang telah ia lakukan, diantaranya yaitu kebijakan New Southern
Policy , kebijakan luar negeri mengenai perdamaian dengan korea utara, dan kebijakan
dalam penanganan kasus virus covid 19. Terlepas dari perbedaan pendapat pro dan
kontra, masyarakat korea selatan itu sendiri terhadap kebijakan yang ia lakukan, Moon
Jae-In tetap mendapat kepercayaan penuh dari masyarakat Korea Selatan dan
melanjutkan perencanaan beliau mengenai kebijakan negara.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Korea Selatan, Moon Jae-In
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemimpin adalah orang memiliki jiwa kepemimpinan dalam sebuah kelompok

baik yang beranggota kecil ataupun besar. Sedangkan pengertian kepemimpinan itu

sendiri adalah kemampuan seseorang dalam mengayomi, menggiring, memberikan

perintah terhadap orang lain untuk bekerjasama dalam menggapai tujuan yang sama.

Sistem adalah suatu susunan atau dari bagian-bagian yang saling berhubungan

yang disusun menurut suatu rencana atau pola untuk mencapai tujuan secara

1
keseluruhan. Hukum adalah sebuah sistem. Dengan kata lain, hukum adalah aturan

kehidupan sosial yang merupakan suatu tatanan yang tersusun dari bagian-bagian yang

saling berkaitan. Sebagai suatu sistem, komponen-komponen yang saling berhubungan,

bagian-bagian, saling bergantung di seluruh organisasi yang terorganisir dan

terintegrasi.1

Pemimpin adalah orang yang memimpin suatu organisasi yang beranggota kecil

ataupun besar. Sedangkan kepemimpinan itu sendiri adalah kemampuan seorang

pemimpin dalam mengendalikan dan mempengaruhi fikiran, perasaan dan tingkah laku

orang lain untuk mencapai tujuan yang ditentukan secara bersama-sama.2

Adapun pemimpin terbagi menjadi dua, yaitu pemimpin formal dan pemimpin

informal. Pemimpin formal ialah orang yang oleh organisasi atau lembaga tertentu

ditunjuk sebagai pemimpin, berdasarkan keputusan dan pengangkatan resmi untuk

memangku suatu jabatan dalam struktur organisasi, dengan segala hak dan kewajiban

yang berkaitan dengannya untuk mencapai sasaran organisasi.3 Selanjutnya, pemimpin

informal adalah orang yang tidak terpilih secara resmi tetapi ia dipilih karena memiliki

kemampuan memimpin dalam suatu kelompok. Sedangkan secara umum,

kepemimpinan adalah kemampuan dan kesiapan seseorang untuk untuk memengaruhi,

mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan dan jika perlu memaksa orang lain agar

ia menerima pengaruh itu, selanjutnya berbuat sesuatu yang bisa mencapai suatu

maksud atau tujuan tertentu.4

1
Yordan Gunawan, 2021, Introduction to Indonesian Legal System, Yogyakarta: UMY Press, Hlm.10
2
N/a, “Pemimpin dan Kepemimpinan Kita”, diakses pada hari Kamis 9 Juni 2022 pukul 15:20 WIB.
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/7018/Pemimpin-dan-Kepemimpinan-Kita.html
Kartini Kartono, 2009, “Pemimpin dan Kepemimpinan”, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Hlm.9
3

Isnen azhar, 2019, “Kepala Negara Non muslim Menurut Ibnu Taimiyyah”, Jurnal Ilmiah Keislaman,
4

Riau, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Vol.18, No.1, Hlm.295-296

2
Seseorang pastinya tidak akan terlepas dari sikap dan gaya kepemimpinannya

pada saat memimpin, baik memimpin kelompok beranggota kecil maupun besar,

ataupun pada saat memimpin sebuah negara. Dalam sebuah negara pastinya

membutuhkan seorang pemimpin. Tentunya saat pemilihan pemimpin/presiden, rakyat

akan memilih dan melihat visi misi calon presiden mana yang akan menempatkan dan

memiliki tujuan yang sangat baik untuk rakyat nya sendiri ataupun untuk negaranya.

Tahun 2017 merupakan tahun terpilihnya Moon Jae-In sebagai presiden ke-12

Korea Selatan dengan memperoleh suara sebanyak 44,4%. Pemilihan presiden terjadi

karena presiden Korea Selatan sebelumnya yaitu Park Geun-Hye didakwa melakukan

penyalahgunaan kekuasaan dengan membiarkan teman terdekatnya melakukan

pemerasan sumbangan dari perusahan-perusahan besar dimana uang tersebut untuk

yayasan miliknya sendiri. Terpilihnya Moon Jae-In sebagai presiden Korea selatan, dia

menekankan bahwa pentingnya terhadap masukan suara dari masyarakat akan jalannya

pemerintahan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka hal-hal berikut akan dibahas, antara lain:

1. Bagaimana gaya kepemimpinan Moon Jae-In selama masa Kepresidenannya?

2. Hal-hal praktis/kebijakan apa yang telah dilakukan Moon Jae-In?

3. Apa kekuatan dan kelemahan Moon Jae-In selama masa kepresidenannya?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi / Perjalanan Hidup

3
Moon Jae In merupakan presiden ke 12 korea selatan dimana masa jabatannya

dari tahun 2017 sampai tahun 2022. Beliau lahir pada tanggal 24 Januari 1953, dari

keluarga petani Geojedo di tenggara. Pada tahun 1965, beliau lulus sekolah dasar

namhan, lalu dilanjutkan sekolah menengah pertama gyeongnam dimana sekolah

tersebut sekolah bergengsi. Selama belajar di menengah pertama, moon jae in sangat

pandai di berbagai bidang. Tahun 1971, ia lulus akademi jongro dan dibebaskan dari

biaya kuliahnya.

Ayahnyalah yang pertama kali membantu Moon Jae in beralih ke politik. Moon

Jae-in suka membaca ketika dia masih kecil, dan berkat ayahnya, dia selalu menyimpan

buku di rumah bahkan setelah bukunya terjual habis. Moon Jae-in dengan antusias

membaca sebanyak mungkin buku selama masa SMP dan SMA-nya. Dengan membaca

buku, ia mengembangkan pandangannya sendiri terkait pandangan pemikiran

masyarakat dapat dilihat dengan dipahami.

Pada Agustus 1975, ia mendaftarkan diri ke wajib militer tanpa pemeriksaan

fisik. Dengan hasil pemeriksaan akhir yang sangat baik dari pelatihan khusus, ia

mendapatkan penghargaan pasukan khusus. Setelah masa wajib militernya berakhir,

pada tahun 1978 ia melanjutkan penelitiannya dan mendapat gelar sarjana. beliau juga

lulus dalam ujian menjadi pengacara lalu ditempatkan di Lembaga Penelitian dan

Pelatihan Hukum setelah ia tidak diakui sebagai jaksa. Karena pada saat ia menjadi

mahasiswa aktivis, ia memiliki sejarah melawan kediktatoran. Dengan calon Presiden

Roh Moo-hyun, Dalam praktiknya sebagai pengacara, Moon Jae-in telah menyelesaikan

beberapa kasus terkait hak asasi manusia dan sipil. Kemudian, ketika Presiden Roh

menjadi presiden, Moon Jae-in menjadi kepala staf dan pembantu dekat.

4
Moon Jae In menikah dengan Kim Jung Sook pada tahun 1981 disaat ia sedang

melanjutkan kuliah di Judicial Research and Training Institute dan dari pernikahan

tersebut mereka dikaruniai dua anak. Istri Moon Jae In juga merupakan seorang

penyanyi klasik Korea Selatan. Moon Jae In dengan istrinya bertemu di kuliah pada saat

unjuk rasa .

Moon Jae In mulai terlibat dalam politik dan dia menerbitkan karya sebuah buku

berjudul Fate, Destiny and Moon Jae In, dari hasil terbitan buku itu mengakibatkan

menjadi buku terlaris. Popularitas Moon Jae In meningkat melawan lawan dalam

pemilihan presiden yaitu Park Geun Hye. Pada Februari 2012, ia berhasil mendapat

popularitas ditengah serangkaian skandal korupsi yang terjadi di Korea Selatan. Di

tahun yang sama yaitu 16 September 2012, Moon Jae In mencalonkan dirinya dalam

pemilihan presiden dengan partai yang dibawa yaitu Partai Bersatu Demokrat namun ia

kalah dalam pemilihan. Pada kampanye 2017, Moon Jae In disebut akan menjadi

pemimpin dalam pemilihan presiden korea selatan berikutnya..

2.1. Gaya kepemimpinan Moon Jae In

Moon Jae In merupakan sesosok pemimpin yang mendapatkan kepercayaan

penuh dari rakyatnya. Pada saat kasus kroupsi yang menimpa presiden sebelumnya

yaitu Park Geun Hye dengan melibatkan banyak konglomerat korea selatan

mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi negara dimana masyarakat korea

selatan menerima kenyataan yang pahit terhadap presiden.

Setelah Park Geun Hye meninggalkan jabatannya sebagai Presiden, pemilihan

terhadap presiden baru dilaksanakan kembali dimana hasil pemilihan presiden dengan

suara terbayak yaitu dari partai Moon. Pada bulan mei 2017, ia resmi menjabat sebagai

presiden baru Korea selatan dalam kepemimpinannya Moon harus dihadapkan oleh

5
banyak tantangan permasalahan untuk mengembalikan integritas pemerintah dan negara

di mata rakyat ataupun di tingkat global dimana hal tersebut efek dari kasus korupsi

yang terjadi sebelumnya. Negara-negara internasional memandang ketidakstabilan

terjadi dalam politik Korea Selatan terkait citranya sebagai negara korupsi. Namun,

Moon Jae In tetap berpegang teguh dan berusaha menyusun kembali strategi yang

diharapkan untuk dapat memulihkan integritas Negara dimata dunia. Tiap pemimpin

negara pastinya memiliki gaya kepemimpinannya masing-masing dalam mengatur dan

memipin rakyat nya sendiri. Hal tersebut berlaku juga saat masa kepemimpinan beliau

sebagai presiden. Dengan gaya kepemimpinan yang berfokus strategis mencapai tujuan

dan visioner, beliau memimpin korea selatan memasuki ke era baru dan memajukan

kembali nama baik negara.

2.1.1. Gaya kepemimpinan yang Strategis

Manajemen strategis adalah manajemen yang dilaksanakan untuk organisasi

pada kondisi tertentu, yaitu ketika organisasi hendak menjadikan dirinya mampu

mencapai kondisi strategis di masa depan yang diharapkan dengan me-levereage

kekuatan-kekuatan strategis dan potensi-potensi yang dimilikinya.5

Pemimpin yang strategis merupakan pemimpin yang tahu apa yang dilakukan

dan mereka mencari informasi menurut tujuan paling pasti dimana pemimpin strategis

akan mengurangi risikonya tetapi meraih nya dengan tujuan. Gaya kepemimpinan

strategis ini menggunakan tujuan-tujuan yang telah diatur untuk mencapai hasil yang

memuaskan. Moon Jae In merupakan sosok pemimpin yang strategis. Dilihat dari hasil

selama ia menjabat sebagai presiden, banayak sekali kebijakan yang sudah ia lakukan.

5
Dr. Riant Nugroho, 2010, “Perencanaan Strategis in Action”, Jakarta: PT Elex Media Komputindo,
Hlm.4

6
Dari gaya kepemimpinan ini juga, Moon Jae In berhasil mengembalikan kembali citra

negara di mata dunia. Dan juga, ia mendapatkan kepercayaan sepenuhnya dari rakyat.

2.2.2. Kepemimpinan Visioner

Menurut Sanusi (2009:22) Kepemimpinan Visioner, yaitu pola

kepemimpinan yang ditujukan untuk memberi arti pada kerja dan usaha yang perlu

dilakukan bersama-sama oleh para anggota organisasi dengan cara memberikan arahan

dan makna pada kerja, dan usaha yang dilakukan berdasarkan visi yang jelas6

Seorang pemimpin yang berkonsep visioner, harus memiliki visi untuk

kedepannya dimana dengan visi tersebut dia bisa memiliki peran sebagai pemberi arah,

kepada rakyatnya. Menurut Thoha (1997), visi ini mencakup upaya yang mampu

melihat jangkauan ke depan yang berskala nasional maupun global. Para pemimpin

akan mampu menjangkau atau melihat organisasinya pada masa datang ketika mereka

memiliki pengetahuan, wawasan, dan pandangan ke depan yang luas.7

Pemimpin dengan gaya kepemimpinan visioner akan mampu menghadapi

lingkungan yang strategis dimana akan terus mengalami perubahan dan mampu untuk

mencapai tatanan kinerja yang optimal, hal ini sesuai dengan visi misi Moon Jae In

dalam memimpin korea selatan. Bahwa ia, memiliki tujuan untuk Korea Selatan yang

akan berdampak baik bagi negara dan rakyatnya. Dimana jika melihat kebijakan yang

telah dia lakukan, membuat Korea Selatan tidak dipandang buruk lagi oleh negara-

negara lainnya.

6
Sukriadi E.H., 2018, “Pengaruh Kepemimpinan visioner dan Motivasi kerja terhadap kepuasan kerja”,
The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal, Bandung, Universitas Swasta Bandung, Vol.8,
No.2, Hlm.140
7
Dr. Joko Widodo, 2021,”Learning Organization Piranti Pemimpin Visioner”, Malang: Media Nusa
Creative, Hlm.23

7
2.2. Kebijakan yang dilakukan selama menjadi Presiden

Selama masa jabatannya sebagai presiden berlangsung, Moon Jae In telah

berhasil menorehkan beberapa prestasi dalam kebijakannya memimpin Korea Selatan,

kebijakan-kebijakan tersebut diantaranya yaitu:

a. Kebijakan New Southern Policy

Perjanjian antar negara merupakan pengaturan pertama di dunia yang

mengikat sekelompok negara yang berdekatan untuk mengatasi segala sengketa yang

terjadi antara negara. Hal ini juga telah dianggap sebagai model peran global untuk

menangani masalah lintas batas8

New Shouthern Policy merupakan kebijakan yang dibuat oleh Moon Jae In

yang dimana berfokus pada hubungan kerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara

dan India ke level yang lebih tinggi serta bersifat berkelanjutan dimana sebelumnya

berfokus pada empat negara raksasa besar yaitu Amerika Serikat, China, Jepang, dan

Rusia. Hubungan diplomatik Moon Jae In ini yang dijalin dengan negara Asia Tenggara

dan India juga ditujukan untuk membangun kemitraan dengan “middle power” dalam

segala bidang dengan menjadikan negara-negara tersebut sebagai prioritas, seperti

dalam bidang kerjasama ekonomi, sosial dan budaya, politik, keamanan hingga bantuan

luar negeri. Tujuan New-Southern Policy adalah membangun komunitas yang

berorientasi pada 3P (Prosperity, People, Peace). Dalam kebijakan NSP, 3P’s ini

dibentuk dalam sebuah komunitas dari masing-masing poin tersebut. Komunitas

Masyarakat (People) ditekankan pada sikap saling pengertian dengan meningkatkan

pertukaran. Dalam Komunitas Kemakmuran (Prosperity), kebijakan ini menekankan

8
Yordan Gunawan and Yovi Cajapa Endyka, 2017, The Protection of Small and Medium Enterprises in
Yogyakarta: The Challenges of ASEAN Economic Community, Pertanika J. Soc. Sci. & Hum. 25 (S):
199 - 206 (2017)

8
pada pembangunan fondasi hubungan yang memberikan keuntungan serta berdasarkan

kerja sama ekonomi yang berorientasi masa depan. Kemudian dalam mewujudkan

Komunitas Perdamaian (Peace), ditekankan pada konstruksi lingkungan yang aman dan

damai dengan bekerja sama dalam mewujudkan Semenanjung Korea yang damai dan

makmur. 9 Namun dalam penerapan kebijakan ini, tentunya terdapat hambatan dalam

menjalankannya. Salah satu hambatannya yaitu kendala akan geopolitik dan limitasi

internal dalam kebijakan NSP. Itulah mengapa, Moon Jae In tidak menyinggung

mengenai isu politik dan keamaan sensitif diluar konsep kebijakan.

b. Kebijakan Luar negeri dalam Perdamaian di Semenanjung Korea

Suksesi negara yaitu peristiwa faktual yang diserai dengan pengalihan hak

dan kewajiban. Suksesi negara muncul ketik ada penggantian satu negara dengan negara

lain sehubungan dengan kedaulatan atas wilayah tertentu. Suksesi negara dapat terjadi

dalam hal dekolonisasi, penyatuan negara, pembubaran dan pemisahan negara atau

bagian-bagian wilayah.10

Pada tahun 2013, Park Geun-hye resmi menjabat sebagai Presiden Korea

Selatan, ia menjanjikan atas pengharapan reunifikasi di semenanjung korea. Namun

kenyataannya masyarakat korea selatan harus menerima kepahitan atas tindakan Park

Geun Hye yang melakukan tindak korupsi besar-besaran dimana tindakan tersebut

sangat merugikan negara. Tidak butuh waktu lama pemilihan presiden baru dilakukan,

dan Moon Jae In memenangkan suara terbanyak dan terpilih menjadi presiden korea

selatan menggantikan presiden sebelumnya. Dalam masa jabatannya, moon memiliki

9
Bunga Putri Nauli, 2021, “Masa Depan Kerja sama Selatan-Selatan: diantara Solidaritas dan
Kepentingan”, Syntax IdeaI, Depok, Universitas Indonesia, Vol.3, No.12, Hlm.2524
10
Bridgete Christanti Rawan, 2019, “Reunifikasi negara berdasarkan hukum internasonal dalam studi
kasus rencana reunifikasi korea selatan dan korea utara”, Kertha Negara, Vol.7, No.9, Hlm.6

9
visi misi salah satunya yaitu untuk mewujudkan reunifikasi (perdamaian) semenanjung

korea. Hal tersebut terbukti pada saat hari kemerdekaan Korea selatan dari penjajahan

jepang tahun 2019, dimana ia menyampaikan sebuah pidato berupa target mengenai

reunifkasi korea yang akan tercapai di tahun 2045.

Dengan mengutip isi pidato Moon Jae in yang berjanji untuk mencapai

penyatuan Semenanjung Korea pada tahun 2045 atau satu abad setelah berakhirnya

Perang Dunia II. Merupakan sebuah harapan yang akan diwujudkan oleh Moon Jae in

pada masa pemerintahannya. Harapan inilah nantinya yang akan memicu tantangan

yang dihadapi untuk mencapai upaya reunifikasi di semenanjung korea. Adapun

tantangan yang dihadapi:

1. uji coba nuklir yang dilakukan oleh korea Utara

2. salah satu pihak menolak untuk mengadakan pertemuan

3. adanya pihak ketiga yang menghambat terjadinya upaya reunifikasi korea

4. Salah satu pihak merasa bahwa reunifikasi korea tidak membawa kepentingan

apapun ataupun berpengaruh besar pada negaranya sendiri.11

Reunifikasi dapat mengubah hubungan di Asia Timur, dengan pemerintahan

yang terbuka dan bertanggung jawab, pemerintahan sipil serta semangat demi

kesuksesan dagang, politik luar negeri Korea yang bersatu peluang hendak menjadi

konservatif dan efisien karena politik luar negeri Korea Utara di luar Semenanjung

Korea dewasa ini. Reunifikasi juga dapat mempengaruhi politik internasional, contoh:

masyarakat sipil yang solid di Korea akan mendukung upaya Rusia untuk lembaga-

Anggi Noviani, 2020, “Upaya Reunifikasi Korea masa Moon Jae In”, repositori.usu.ac.id, Medan,
11

Universitas Sumatera Utara, Hlm.59

10
lembaga sipil yang stabil dan mendorong perkembangan mereka di Cina. 12 Dengan

memiliki sebuah kementrian khusus yang mengatur mengenai perdamaian semenanjung

korea, banyak sekali upaya yang dilakukan walaupun terkadang memiliki hambatan.

Dalam menjalankan kebijakan ini, Moon Jae In melangsungkan pendekatan terhadap

Korea Utara dengan tujuan untuk mengurangi ketegangan antar kedua negara ini. Selain

ini, ia juga membuat perencanaan bertemu dengan presiden korea utara yaitu Kim Jong

Un hal ini bertujuan untuk meneruskan upaya normalisasi terhadap hubungan kedua

negara. Dimana pertemuan tersebut sesuai dengan Undang-undang korea.

Adapun manfaat dari kebijakan reunifikasi semenanjung korea yang diadakan

oleh Moon Jae In, beberapa manfaat tersebut yaitu Manfaat dalam bidang ekonomi,

dimana pihak Korea Selatan pada saat itu menawarkan insentif pada korea utara dengan

kebijakan 'De-nuke, Open 3000' jika Korea Utara bersedia melakukan denuklirisasi.

Maka tidak menutup kemungkinan bila Reunifikasi ini terjadi maka pihak Korea

Selatan akan memberikan insentif ataupun hibah kepada korea Utara.13

Namun, jika menelisik tentang sifat korea utara yang masih menjadi negara

agraris, sangat dibutuhkan banyak sumber daya untuk mencapai tingkat yang

memungkinkan perdamaiannya. Melihat masyarakat Korea Utara cenderung memiliki

beberapa kecakapan dalam bidang mesin dan perhitungan, hal tersebut dapat menjadi

sumber untuk membuat industri yang layak membutuhkan transportasi, membentuk

pegawai kerja yang teratur, dan menggunakan sistem pengiriman yang canggih untuk

merevitalisasi ekonomi. Di sisi lain, manfaat pemersatu sektor keamanan terlihat dari

12
Nicholas Esberstadt, 1997, Hastening Korea Reunification, Jurnal Foreign Affairs, Vol.76, No.2,
Hlm.86.
13
Mulyaman,Darynaufal., 2018. “Lee Myung Bak's Decision on Sunshine Policy: South Korean National”,
jurnal sospol. Vol.4, No.2, Hlm.169-186

11
dihapuskannya sistem cost-sharing yang digunakan untuk menjaga kemampuan

pertahanan dan keamanan kawasan Asia Timur Laut.

Adapun juga faktor keberhasilan dalam runifikasi ini dipengaruhi oleh gaya

kepemimpinan Moon Jae In dimana beliau lebih cendurung menyelesaikan suatu

masalah dengan cara berunding dan mengajak kerjasama dengan Korea Utara, dimana

hal tersebut sangat bertolak belakang dengan presiden sebeulumnya. Adapun faktor-

faktor internal dan eksternal Moon Jae In dalam kebijakan ini yaitu Faktor internal:

Tercapainya kepentingan nasional korea selatan akibat kebijakan kooperatif (Human

Environment), Berasal dari korea utara dan berteman dekat dengan Roh Moh Hyun

(Adult Socialization), Berasal dari partai liberal korea selatan (Major Institutional

Patterns), Dukungan masyarakat terhadap kebijakan Kooperatif moon jae in (Opinion

Formation). Faktor Eksternal: Berkurangnya loyalitas payung keamanan AS dibawah

rezim trump (Societies Organized), Aksi-reaksi dua korea yang membaik14

2.3. Kekuatan dan kelemahan Presiden Moon Jae In dalam memimpin

Dalam masa kepemimpnannya menjadi presiden, Moon Jae In pastinya

memiliki kelemahan dengan kelebihan dalam memimpin Korea Selatan. Jika dari sisi

kelebihan/kekuatan Moon Jae In selama memimpin, bisa dilihat dari kebijakan-

kebijakan yang telah dia lakukan yaitu terciptanya Kebijakan NSP (New Southern

Policy) dan juga terciptanya kebijakan reunifikasi di semenanjung korea. Adapun

kelebihan Moon Jae In dalam memimpin, dalam Menghadapi Covid-19, Pemerintah

Korea Selatan mengimplementasikan The Infectious Disease Control and Prevention

Baiq Ulfa Septi Lestari, Lalu Puttrawandi Karjaya, Muhammad Sood., 2021, “Analisis Perbedaan
14

Kebijakan Luar Negeri Korea Selatan dibawah Kepemimpinan Park Geun Hye dan Moon Jae In terhadap
Kepemilikan Senjata Nuklir Korea Utara”, UJGD: Indonesian Journal of Global Discourse, NTB,
Universitas Mataram, Vol.3, No.1, Hlm.97-104.

12
Act (Peraturan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Infeksi) Act No. 14286 tanggal

2 Desember 2016 atau disingkat dengan IDCAA. IDCAA bertujuan untuk menjaga

kesehatan masyarakat Korea Selatan dengan mencegah terjadinya penyebaran penyakit

infeksi berbahaya. IDCAA menjadi panduan Pemerintah Korea Selatan dan segenap

pihak dalam menghadapi penyakit infeksi yang terjadi di Korea Selatan termasuk

Covid-1915. Sedangkan kelemahan Moon Jae In pada saat memimpin yaitu, beliau lebih

memfokuskan diri pada satu kebijakan utama yaitu dalam kebijakan perdamaian antara

korea selatan dengan korea utara padahal jika menelisik lebih dalam banyak sekali pro

dan kontra yang terjadi karena masyarakat korea selatan masih banyak yang tidak ingin

kebijakan tersebut terjadi. Pada kebijakan luar negeri yang beliau adakan yaitu

kebijakan antar negara asia tenggara dan india itu moon jae in tidak melihat dampak

selanjutnya dari kebijakan kerjasama ini, walau melihat dari segi sumber daya alam

memang negara asia tenggara dan india memiliki sumber daya alam yang berlimpah.

Dalam kerjasama ini, memang saling menguntung antara korea selatan, asia tenggara,

dan india. Dengan terciptanya New Southern Policy, banyak sekali pegawai kantor di

korea selatan mengalami penurunan gaji, sektor perekonomian korea selatan juga

mengalami penurunan karena moon jae in hanya berfokus pada pasar negara asean dan

india dibandingkan dengan lima negara utama yang terdahulu. Adapun juga

permasalahan selanjutnya yaitu hubungan korea selatan dengan china semakin renggang

dan memanas dikarenakan korea selatan yang mengecewakan china yang merupakan

negara dengan kerjasama terbesar dengannya. Sebelum diskusi resmi mengenai sistem

THAAD antara Korea Selatan dan Amerika Serikat dimulai, Cina telah menyatakan

penentangannya mengenai pemasangan sistem tersebut. Pemasangan sistem THAAD

15
Fajar Iswahyudi, Muhadjir Darwin, Agus Heruanto Hadna, dan Pande Made Kutanegara., 2020,
“Kontekstualisasi adopsi kebijakan: studi kasus kebijakan pengendalian covid-19di Korea Selatan”,
Jurnal Borneo Administrator, Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Vol.16, No.2, Hlm.122

13
dianggap sebagai upaya untuk melemahkan kepentingan strategis Cina di wilayah Asia

Timur.16

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Terpilihnya Moon Jae In sebagai presiden baru Korea Selatan menggantikan Park

Geun hye yang merupakan presiden sebelumnya terjerat kasus korupsi beserta

konglomerat korea besar-besar, dimana hal tersebut sangat merugikan negara

memunculkan rasa kecewa rakyat terhadap presiden dengan bentuk protes berupa

demo selama dua minggu, membuat Moon Jae In harus lebih extra untuk

mendapatkan kembali kepercayaan dari masyarakat sendiri.

2. Dalam masa kepemimpinannya yang bergaya strategis dan visioner, moon jae in

memiliki beberapa kebijakan yang dilakukan, seperti kebijakan luar negeri

mengenai kerjasama yang berfokus dengan negara-negara asia tenggara dan india.

3. Lalu kebijakan mengenai perdamaian di semenanjung korea yang memang

memiliki pro dan kontra dalam pelaksanaannya dimana dalam kebijakan ini

memang moon jae in sudah menerapkan dan mendeklarasikan sebelum terpilihnya

ia menjadi presiden dimana bukan hanya karena faktor internal saja yang

mengakibatkan beliau ingin adanya perdamaian di semenanjung korea tetapi

terdapat faktor eksternal juga dalam melaksanakan kebijakan reunfikasi dengan

korea utara, kebijakan terakhir mengenai Moon Jae In selama menjabat menjadi

presiden yaitu kebijakan dalam mengatasi dan menangani kasus covid-19 yang

Qonita I.M., 2019, “Analisis perubahan Kebijakan luar negeri Korea selatan dalam Pemasangan sistem
16

Terminal High Altitude Area Defense (THAAD)’, Journal of International Relations, Vol.5, No.4,
Hlm.802

14
terjadi di korea selatan yang mana mendaptkan apresiasi dari WHO atas

penanganan pemerintah dalam mengatasi hal tersebut.

4. Adapula pada saat moon jae in menjadi presiden, ia mendeklarasi menganai

feminisme bagi kaum perempuan di korea selatan karena kasus kekerasan yang

terjadi pada perempuan disana sangat tinggi, dan pihak perempuan ingin

mendapatkan keadilan berupa pembebasan feminisme hal tersebut membuat pro

kontra dikalangan masyarakat.

B. Saran

Pemimpin gaya kepemimpinan strategis dan visioner perlu memiliki tujuan

yang terorganisir dengan baik, bukan hanya berfokus pada kebijakan yang ada. Dimana

hal tersebut mengenai kebijakan itu Apakah mempengaruhi negara dan rakyatnya

sendiri. Dan suara rakyat juga sangat dibutuhkan dalam suatu kebijakan yang telah

dibuat dan akan dilaksanakan. Lalu, penulis juga menyarankan kepada penulis

selanjutnya yang akan membahas masa kepemimpinan Moon Jae In untuk mengambil

pembahasan yang lebih luas dan rinci yaitu pembahasan mengenai permasalahan korea

selatan dengan jepang “comvert woman”, perang dingin korea selatan dengan hina, dan

juga dengan amerika serikat.

15
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Dr. Nugroho H, 2010, “Perencanaan Strategis in Action”, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, Hlm.4
Dr. Joko Widodo, 2021,”Learning Organization Piranti Pemimpin Visioner”, Malang:
Media Nusa Creative, Hlm.23
Gunawan Y, 2021, Introduction to Indonesian Legal System, Yogyakarta: UMY Press.
Kartini Kartono, 2009, “Pemimpin dan Kepimimpinan”, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
Hlm. 9
JURNAL
Anggi Noviani, 2020, “Upaya Reunifikasi Korea masa Moon Jae In”,
repositori.usu.ac.id, Medan, Universitas Sumatera Utara
Baiq Ulfa Septi Lestari, Lalu Puttrawandi Karjaya, Muhammad Sood., 2021, “Analisis
Perbedaan Kebijakan Luar Negeri Korea Selatan dibawah Kepemimpinan Park
Geun Hye dan Moon Jae In terhadap Kepemilikan Senjata Nuklir Korea Utara”,
UJGD: Indonesian Journal of Global Discourse, NTB, Universitas Mataram,
Vol.3, No.1
Bridgete Christanti Rawan, 2019, “Reunifikasi negara berdasarkan hukum internasonal
dalam studi kasus rencana reunifikasi korea selatan dan korea utara”, Kertha
Negara, Vol.7, No.9
Bunga Putri Nauli, 2021, “Masa Depan Kerja sama Selatan-Selatan: diantara Solidaritas
dan Kepentingan”, Syntax IdeaI, Depok, Universitas Indonesia, Vol.3, No.12
Fajar Iswahyudi, Muhadjir Darwin, Agus Heruanto Hadna, dan Pande Made
Kutanegara., 2020, “Kontekstualisasi adopsi kebijakan: studi kasus kebijakan
pengendalian covid-19 di Korea Selatan”, Jurnal Borneo Administrator,
Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Vol.16, No.2
Gunawan Y and Endyka YC, 2017, The Protection of Small and Medium Enterprises in
Yogyakarta: The Challenges of ASEAN Economic Community, Pertanika J.
Soc. Sci. & Hum. 25 (S): 199 - 206 (2017).
Isnen azhar, 2019, “Kepala Negara Non muslim Menurut Ibnu Taimiyyah”, Jurnal
Ilmiah Keislaman, Riau, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim, Vol.18,
No.1
Mulyaman,Darynaufal., 2018. “Lee Myung Bak's Decision on Sunshine Policy: South
Korean National”, jurnal sospol. Vol.4, No.2
Nicholas Esberstadt, 1997, Hastening Korea Reunification, Jurnal Foreign Affairs,
Vol.76, No.2
Sukriadi E.H., 2018, “Pengaruh Kepemimpinan visioner dan Motivasi kerja terhadap
kepuasan kerja”, The Journal : Tourism and Hospitality Essentials Journal,
Bandung, Universitas Swasta Bandung, Vol.8, No.2

16
Qonita I.M., 2019, “Analisis perubahan Kebijakan luar negeri Korea selatan dalam
Pemasangan sistem Terminal High Altitude Area Defense (THAAD)’, Journal
of International Relations, Vol.5, No.4
INTERNET
N/a, “Pemimpin dan Kepemimpinan Kita”, diakses pada hari kamis, 9 Juni 2022 pukul
15.20 WIB. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/7018/Pemimpin-
dan-Kepemimpinan-Kita.html

17

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai