Anda di halaman 1dari 4

1.

Semantics adalah kajian yang mempelajari atau memahami makna dari sebuah kata atau
kalimat sedankan pragmatics adalah kajian yang mempelajari atau memahami niat atau maksud
dari si penutur dan petutur. Semantic dan Pragmatics merupakan ekspresi linguistic yang
sangat berkaitan.

contoh : boleh tolong belikan saya kertas?

dalam semantics kalimat tersebut adalah si penutur meminta dibelikan kertas kepada petutur.
Dan kita bisa sebagai petutur bisa saja menjawab “tidak bisa” namun disatu didalam semantic
kalimat tersebut adalah kalimat permintaan bukan kalimat pertanyaan. dan dalam pragmatics
kalimat tersebut akan berbeda maknanya kalau si penutur adalah Bos atau atasan dan kita si
petutur adalah bawahan, dan kalimat tersebut akan menjadi sebuah kalimat perintah.

2. makna konseptual merupakan hal hal yang berhubungan dengan konsep, makna konseptual
juga sering disebut dengan makna kamus. sehingga makna konseptual diartikan sebagai sebuah
makna atas suatu kata yang tidak tergantung pada konteks.
Makna konseptual dianggap sebagai faktor utama di dalam setiap komunikasi. Makna
konseptual dapat diketahui setelah kita menghubungkan atau membandingkannya pada tataran
bahasa.
3. Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya, makna yang sesuai dengan hasil
observasi alat indera, atau makna yang sungguh-sungguh nyata dalam kehidupan kita.
sedangkan Makna konseptual adalah makna yang sesuai dengan konsepnya, makna yang sesuai
dengan referennya, makna konseptual hampir sama dengan makna leksikan hanya saja makna
leksikal makna sesuai dengan apa yang kita lihat, dengar, rasakan, dan makna yang bersifat
nyata.
4. prinsip kerja sama adalah prinsip yang dilakukan oleh si pembicara dan si pendengar agar ada
komunikasi dan interaksi yang berjalan dengan lancar. Prinsip kerja sama mencangkup 4 maksim
percakapan yaitu
maxim of quantity : penutur memberikan informasi yang cukup relative, informasi yang
diberikan tidak boleh berlebihan, harus secukupnya.
maxim of quality : Maksim kualitas menjelaskan penutur harus menyampaikan suatu hal sesuai
dengan fakta dan seorang penutur tidak diperolehkan untuk memberikan informasi yang dia
belum yakin apakah itu benar atau salah, dalam hal ini dia tidak memiliki bukti yang cukup untuk
menyampaikan suatu informasi.
maxim ofrelevance : Maksim relevansi memberikan penjelasan bahwasannya seorang
pembicara atau penutur itu harus memberikan informasi yang relevan sehingga terjadi
kerjasama yang baik antara pembicara dan pendengar dalam sebuah komunikasi.
dan maxim of manner : Maksim pelaksanaan menyatakan bahwa seoran pembicara atau
penutur itu harus memberikan informasi yang jelas, langsung serta menghindari hal hal atau
informasi yang bersifat kabur atau ambigu.
setiap penutur harus memahami 4 maxim tersebut agar komunikasi berjalan dengan lancar.
contoh pelanggaran maxim dalam film maleficent
1. maxim quantity
King Henry: What is this?
Stefan: I have avenged you sire..the winged elf is dead. Now..you’re the king of Morrs.
disini terjadi pelanggaran maxim karena steffan menjawab pertanyaan raja berlebihan tidak
sesuai kebutuhan penutur.

maxim of quality
Flittle: Why is she crying?
Thistletwit: I think she might be hungry.
percakapan tersebut melanggar maxim kualitas karna thistletwit memberikan jawaban yang
salah atau tidak sesuai dengan kebenaran agar menghindari hukuman.

maxim of relevan
maleficent : so, how is life with the humans?
steffan : maleficent I have come to warm you, they mean to kill you, king Henry will sto[ at
nothing, please you have to trust me.
disini telah terjadi maxim of relevance karena jawaban steffan tidak sesuai dengan
pertanyaan maleficent.

maxim of manner
Maleficent: What do i call you?
Diaval: Diaval. And in return for saving my life, i‘m your servant. Whatever you need.

disini telah terjadi 2 pelanggaran yaitu pelanggaran maxim quantity dan manner, pertama
jawabannya tidak sesuai dengan kebutuhan penutur, kedua davial bertele tele atau tidak to
the point untuk mengatakan terima kasih dan itu adalah maxim manner.

5. prinsip kesantunan merupakan kegiatan bertutur, antara penutur dan petutur yang mempunyai
konsep yang sama mengenai lambang bunyi untuk menyebut suatu refren. Hal ini dibutuhkan
agar pesan yang disampaikan dari satu orang ke orang lain dapat tersampaikan.
prinsip kesopanan juga mencangkup 6 maxim, yaitu
Tact Maxim : bahwa para pertutur hendaknya berpegang pada prinsip untuk selalu mengurangi
keuntungan dirinya sendiri dan memaksimalkan keuntungan pihak lain dalam kegiatan bertutur.
example : Ibu : ”Ayo, dimakan bakminya! Di dalam masih banyak, kok!” Rekan ibu :”Wah, segar
sekali. Siapa yang memasak ini tadi, Bu?”
Tuturan itu disampaikan kepada sang tamu sekalipun sebenarnya satu-satunya hidangan yang
tersedia adalah apa yang disajikan kepada si tamu tersebut. Sekalipun sebenarnya jatah untuk
keluarganya sendiri sudah tidak ada. dan tuturan tersebut bertujuan agar sang tamu merasa
bebas dan senang untuk menikmati hidangan tersebut tanpa adanya perasaan yang tidak enak.
dan dari situ terlihat jelas keuntungan pada sang tamu.

Generosity Maxim : maxim yang mengurangi keuntungan bagi diri sendiri. para peserta
pertuturan diharapkan dapat menghormati orang lain. Penghormatan terhadap orang lain akan
terjadi apabila orang dapat mengurangi keuntungan bagi dirinya sendiri dan memaksimalkan
keuntungan bagi orang pihak lain.
example :
A : ” Mari saya cucikan baju kotormu! Pakaianku tidak banyak kok yang kotor!”
B : ”Tidak usah, Mbak. Nanti siang saya akan mencuci juga, kok.”
Dari tuturan yang disampaikan si A di atas, bahwa ia berusaha memaksimalkan keuntungan
pihak lain dengan cara menambahkan beban bagi dirinya sendiri. Hal itu dilakukan dengan cara
menawarkan bantuan untuk mencucikan pakaian kotor milik si B.

Approbation Maxim : orang akan dapat dianggap santun apabila dalam bertutur selalu berusaha
memberikan penghargaan kepada pihak lain. Seperti halnya maksim kedermawanan inti dari
maksim penghargaan adalah kurangi cacian pada orang lain, tambahi pujian pada orang lain.
example :
A :”Pak, aku tadi sudah memulai kuliah perdana untuk kelas Business English.”
B :”Oya, tadi aku mendengar Bahasa Inggrismu jelas sekali dari sini.”
Pemberitahuan yang disampaikan dosen A terhadap rekannya dosen B pada contoh di atas,
ditanggapi dengan sangat baik bahkan disertai dengan pujian atau penghargaan oleh dosen A.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa di dalam pertuturan itu dosen B berperilaku santun
terhadap dosen A.

Modesty Maxim : petutur diharapkan bisa bersikap rendah hati, dengan cara mengurangi atau
menghilangkan tindak memuji diri sendiri. karena jika kita selalu mengunggulkan diri kita kepada
orang lain, kita akan di anggap sombong.
example :
Risa :”Rian, lo ganteng banget sih!’
Rian :”Ah, biasa-biasa aja...”

dari percakapan tersebut kita bisa melihat bahwa rian berusaha merendah, walaupun ia tau ia
ganteng akan tetapi dia tetap merendah, walaupun sebenarnya ia ingin mengatakan
sebenarnya.

Agreement Maxim : peserta tutur dapat saling membina kecocokan atau kemufakatan di dalam
kegiatan bertutur. Hal ini terutama berlaku jika penutur dan mitra tutur berbeda dalam hal
umur, jabatan, dan status sosial.
example :
Direktur : ” Urusi bagian keuangan karyawan bulan ini!”
Manajer : ”Baik Pak, saya akan segera mengurusinya.”
manajer memberikan persetujuan atas perintah yang diberikan oleh sang direktur. Kita melihat
persetujuan atau permufakatan ini sebagai hal yang wajar. Kita menganggap aneh jika manajer
itu menentang keinginan direktur

Sympath Maxim : si petutur memiliki rasa simpati terhadap mitra tuturnya.


example Gina : ”Rina, gue lagi sedih, kita gagal dapat sponsor hari ini.”
Rina : ”Sabar ya Gina...besok masih bisa kita usahain.”
Rina menunjukkan simpatinya terhadap keadaan yang sedang dialami Gina.

Anda mungkin juga menyukai