Anda di halaman 1dari 4

Kel-1

Nama & npm : RESTU IRAWAN 201010510

:YOGI PRAMANA CHANDRA 201010160

:SIRIN ULFAH HUSNUL K 201010490

:DELA 201010559

SUMBER AJARAN HUKUM ISLAM

1.Al-quran sebagai wahyu

a. Al-quran bersifat global (mujmal)

b. Al-quran adalah wahyu allah bukan karangan manusia QS.YUSUF 12:4

c. Bahasa al-quran bahasa arab

d. Fungsi al-quran ada 3 yaitu Huda(petunjuk),Bayyinat(penjelasan) dan furqan(pembeda)

e. Cara menafsirkan

1) al-quran memerlukan penafsiran tidak cukup dengan penerjemahan ahli bahasa

saja. Dikenal ada dua macam penafsiran yakni Tafsir Tahili ialah menafsirkan Al-

Qur’an secara runtut,dan tafsir Maudlu‘i ialah penafsiran berdasarkan tema-tema

yang dipilih sebelumnya

2) Dilihat dari pendekatannya, tafsir terbagi dua, yakni Tafsir bi alma’tsur yaitu ialah

menafsirkan ayat dengan ayat atau dengan hadits dan Tafsir bi al-ma‘qul adalah

penafsirkan alQur’an dengan logika


3) Dari sisi perspektifnya dilihat dari perspektif cabang ilmu pengetahuan tertentu

seperti psikologi, sosiologi, Biologi, dll, maka disebutlah tafsir bi ‘ilmi.

Sedangkan apabila didekati dari perspektif tasawuf disebutlah tafsir Tasawuf

KLASIFIKASI ILMU, SUMBER DAN OBJEK KAJIAN

KLASIFIKASI ILMU SUMBER DAN CONTOH KAJIAN

PROSESNYA

Empirik (‘Ain al-yaqin) ‫اليقين‬ Indrawi : melalui observasi, Kedokteran, biologi, kimia,

‫عين‬ eksperimental farmasi, dll.

Rasional (‘Ilmu al-yaqin) ‫اليقين‬ Akal (rasio) dengan Termasuk Matematika,

‫عل‬ menganalisis interelasi filsafat, dan bahasa.

sebab-akibat.

Suprarasional Hati, Qalbu : yakni dengan Misalnya soal mujizat

(Haqq al-yaqin). ‫اليقين حق‬ meyakini tanpa harus termasuk peristiwa Isra’ mi’ráj

memahami. nabi SAW, Irhas, karámah,

dan Ma‘unah.

Metarasional (Ilmu ghaib) ‫ الغي‬Ruh: yakni dapat diketahui Siksa kubur, baa`

‫علم‬ oleh ruh setelah manusia (bangkit dari kubur),

wafat. kiamat, alam Mahsyar,

syurga dan neraka.

2. SUNNAH RASUL
1. Sunnah Rasul adalah sumber ajaran Islam kedua setelah Al-Qur’an yang berfungi sebagai

penjelasan tentang pesan-pesan Al-Qur’an. Segala penjelasan rasulullah, baik berupa

perbuatan (Fi’liyah) perkataan (qauliyah) maupun sikap diam/ no coment (taqririyah)

disebutlah Sunnah Rasul. , Sunnah Rasul adalah faktanya sedangkan hadits hanyalah

beritanya

2. Hakikat Sunnah Rasul. di dalam Al-Qur’an tidak menjelaskan secara operasional dan

lebih rinci tentang tatacara (kaifiyat) perintah-perintah itu. Oleh karena itu AlQur’an

masih memerlukan penjelasan-penjelasan (bayan) yang lebih rinci (tafshil). Untuk itu,

Allah mengutus rasul yang akan menjelaskan segenap aturan AlQur’an. Apa yang

dijelaskan oleh Rasullah, baik melalui perbuatannya, ucapan-ucapannya, maupun sikap

diamnya, disebut sunnah rasul. Jadi sunnah rasul adalah setiap perilaku, ucapan dan sikap

diam nabi. Kedudukan rasul adalah sebagai penjelas (bayin), dan memberi contoh karena

itu rasul adalah sebagai whole model (Uswah hasanah) yang ma’shum (terjaga dari

kesalahan). Berita itu bahasa Arabnya adalah khabar (akhbar) atau hadits. Jadi hadits

adalah berita tentang sunnah rasul. Sunnah rasul sebagai sebuah fakta, pasti benar

mustahil salah. Sedangkan hadits hanyalah beritanya, Sumber hukum kita adalah sunnah

bukan hadits

3. Fungsi sunnah Rasul (hadits ) tehadap al-Qur’an : sebagai bayan (penjelasan), Bayan

taukid (taukid = menguatkan), Bayan tafshil (tafshil = merinci), Bayan itsbat (itsbat =

pengecualian)

4. Penelitian tentang kesahihan hadits : hadits terdiri dari tiga unsur yakni Sanad (sumber

berita), Rawi (Kredibilitas kepribadian periwayatnya) dan Matan ( isi berita). Dari sisi

kuantitas, hadits terbagi tiga, yakni :. Hadits Mutawatir, ialah hadits yang diterima oleh
orang banyak kemudian disampaikan lagi kepada orang banyak. Hadits Masyhur ialah

hadits yang diriwatkan oleh orang banyak tetapi tidak sebanyak mutawatir. (3). Hadits

Ahad ialah hadits yang diriwayatkan oleh satu orang, dua orang, tiga orang atau lebih

tetapi tidak mencapai derajat masyhur. Dari sisi kualitasnya hadits terbagi dua yakni

Hadits shahih yaitu apabila ketiga unsur hadits itu sah, yakni . Dari sisi Sanad, Rawi,

serta Matan dan Apabila tidak memenuhi syarat di atas maka hadts dinilai Hadits Dhaif.

5. Sikap Hati-hati dalam Menghadapi Hadts : seorang mukmin jangan tergesa-gesa

meyakini keabsahan suatu hadits lantas mengamalkannya, sebelum meneliti kualitas

hadits tersebut, agar ibadah tidak benilai bid’ah.dan jangan melihat teks hadits tanpa

melihat konteksnya

3. IJTIHAD

Setelah nabi Muhammad SAW wafat, persoalan syar’i terus bermunculan, Akan tetapi AL-

Qur’an ataupun hadits belum menjelaskan secara eksplisit hukum masalah tersebut Oleh karena

itu diperlukan pemecahan masalah melalui cara yang lain, yakni dengan mengerahkan segenap

kemampuan intelektual untuk menetapkan hukum sesuatu itu dengan melihat dalil-dalil yang

memiliki hubungan tak langsung (implisit) dengan persoalan yang dibahas. Dalil-dalil tersebut

dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik pendekatan tertentu, kemudian

disimpulkan sehingga sampai kepada penetapan hukum yang dicari. Cara demikian disebut

Ijtihad. Penggunakan teknik pendekatan yang sama dalam berijtihad, belum tentu dijamin akan

menghasilkan kesimpulan yang sama . walaupun hasil ijtihad para imam mujtahid dalam suatu

persoalan yang sama sering berbeda, namun semua imam mujtahid memiliki ketawadluan

intelektual, mereka semua berpesan, agar apabila ia keliru, hendaklah pendapatnya itu dibuang

jauh-jauh

Anda mungkin juga menyukai