Anda di halaman 1dari 3

Diskusi 5

1. Jelaskan aktivitas-aktivitas pada siklus pengeluaran!

2. Menurut Anda, aktivitas manakah dalam siklus pengeluaran kas yang paling
berisiko? (bisa risiko terjadi kesalahan ataupun risiko keamanan). Berikan argumen
Anda menggunakan penjelasan yang logis!

Menurut Romney (2015), terdapat empat aktivitas dasar dalam siklus pengeluaran, yaitu:

 Aktivitas Pemesanan Bahan, Persediaan Dan Jasa. Dalam aktivitas pemesanan bahan,
persediaan, dan jasa, pemesanan dilakukan dengan menggunakan dokumen purchase order
(PO). PO berisi tentang permintaan atas barang dan jasa ke pemasok sekaligus pengirimannya.
Departemen pembelian mencari pemasok yang sesuai dengan beberapa pemasok yang memiliki
harga terbaik, kualitas barang dan jasa yang terbaik, dan sistem pengiriman yang tepat, lalu
membuat pesanan dengan mengeluarkan dokumen PO.
 Aktivitas Penerimaan Bahan, Persediaan, Dan Jasa. Aktivitas penerimaan barang dan jasa
yang telah dibeli dilakukan dengan menggunakan dokumen receiving report. Dokumen ini berisi
tentang pengakuan penerimaan barang dan jasa yang meliputi tanggal diterimanya barang, jenis,
dan kuantitas barang yang telah diterima, asal pengiriman, dan nomor PO.
 Aktivitas Persetujuan Faktur Dari Pemasok. Aktivitas persetujuan faktur dari pemasok
dilakukan dalam rangka pembayaran atas pembelian. Pada aktivitas ini, dilakukan pencocokan
PO dan receiving report dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua barang yang dipesan
telah diterima semua. Kemudian, perusahaan membuat voucher package untuk memastikan
jumlah harga yang harus dibayar kepada supplier. Hal ini merupakan pengendalian perusahaan
agar dapat mengetahui berapa jumlah yang harus dibayar sesuai dengan jumlah barang yang
telah diterima sesuai dengan kenyataannya.
 Aktivitas Pengeluaran Kas. Aktivitas ini dilakukan dengan menggunakan dokumen pengeluaran
kas. Dokumen ini berisi tanggal pembayaran, jumlah harga yang harus dibayar, beserta nomor
faktur. Pada saat jatuh tempo pembayaran, pihak pemasok akan menagih perusahaan sesuai
dengan dokumen voucher package. Hal ini merupakan pengendalian perusahaan agar dapat
mengetahui jumlah pengeluaran kas perusahaan.

Menurut saya, aktivitas dalam sistem pengeluaran kas yang paling berisiko adalah aktivitas pengeluaran
kas dan aktivitas persetujuan faktur dari pemasok. Dalam aktivitas pengeluaran kas atau pembayaran
ada potensi terjadi pembayaran ganda, pembayaran barang yang tidak diterima, bahkan sampai
pencurian kas. Sementara dalam aktivitas persetujuan faktur dari pemasok, ada kemungkinan terjadi
kesalahan data dan kesalahan memposting.

Sumber :

BMP EKSI4312 Sistem Informasi Akuntansi


Berikut merupakan alat analisis kriteria investasi :

1. Net Present Value


Metode Net Present Value (NPV) adalah metode yang menghitung selisih antara nilai sekarang
dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan uang kas bersih dimasa mendatang. Dalam
perhitungan net present value diperlukan data-data mengenai perkiaraan biaya operasi dan
pemeliharaan, biaya investasi dan prakiraan keuntungan dari investasi yang sedang
direncanakan.
2. Payback period
Payback period merupakan metode penilaian investasi yang menunjukkan jangka waktu yang
diperlukan untuk mengembalikan dana yang diinvestasikan pada suatu proyek. Dalam metode
ini, proyek yang akan diterima adalah proyek yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat,
melalui cash inflow (proceeds) yang dihasilkan dalam setiap periode. Dengan analisa metode
Payback period akan diketahui berapa lama sebuah investasi bisa dikembalikan ketika terjadi
kondisi BEP (break even point) atau titik impas
3. Internal Rate of Return
Metode Internal Rate of Return (IRR) adalah metode analisa investasi dengan menghitung
tingkat suku bunga yang menyamakan present value (nilai sekarang) investasi saat ini dengan
present value dari penerimaan arus kas dimasa yang akan datang. Metode IRR ini mungkin
metode yang paling sering dilakukan. Mungkin karena mudah digunakan dan banyak yang
beranggapan dan percaya bahwa perhitungan IRR adalah hitungan yang menunjukkan tingkat
return yang sebenarnya.
4. Profitability Index
Metode Profitability Index (PI) adalah metode untuk membandingkan antara nilai arus kas
dimasa mendatang dengan nilai pengeluaran investasi yang sekarang. Profitability index dikenal
juga dengan nama profit investment ratio (rasio laba investasi) dan value investment ratio (rasio
investasi nilai). Apabila Profitability Index hasilnya lebih besar dari 1, Investasi tersebut layak
untuk diambil. Semakin besar angkanya, maka investasi tersebut semakin layak.
5. Average Rate of Return
Metode Average Rate of Return adalah sebuah metode untuk menilai seberapa besar
keuntungan dari sebuah investasi. Keuntungan yang dimaksud adalah laba bersih setelah pajak
yang dibandingkan dengan nilai rata-rata dari investasi. Jadi ARR diukur dari laba perusahaan.
Bukan arus kas investasi perusahaan. Apabila hasil perhitungan angka ARR lebih besar daripada
tingkat return yang diisyaratkan, maka investasi ini layak untuk lakukan.
6. Benefit/Cost Ratio
Benefit/Cost Ratio sering juga disebut sebagai B/C Ratio adalah rumus kelayakan yang dipakai
untuk mengukur biaya yang dikeluarkan dibandingkan dengan hasil yang diperoleh. B adalah
benefit atau keuntungan, C adalah cost atau biaya. Kriteria penilaiannya adalah jika B/C sama
dengan 1, itu artinya biaya dan hasil investasi berada di nilai yang seimbang. Jika B/C lebih dari
1, artinya investasi tersebut layak untuk dipilih. Apabila B/C kurang dari 1, artinya sebaiknya
memilih investasi lain yang menguntungkan.
Pemilihan alat analisis kriteria investasi yang tepat tergantung pada jenis investasi, tujuan
investasi, dan kebutuhan analisis investasi yang diinginkan. Sebaiknya investor menggunakan
beberapa alat analisis kriteria investasi untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap dan
akurat tentang investasi yang sedang dipertimbangkan.

Menurut saya, setiap alat analisis juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi
alangkah baiknya kita harus memahami juga situasi, kondisi serta keadaan pada saat itu juga dan
memahami resiko yang berpengaruh terhadap nilai agar dapat melihat gambaran yang dapat
memberikan analisis dan seseorang sebagai evaluasi dasar pengambilan sebuah keputusan. Lebih lanjut,
kita tidak dapat mengandalkan hanya satu alat analisis kriteria investasi dalam evaluasi investasi aktiva
tetap. Setiap alat analisis memiliki pendekatan, kekuatan, dan keterbatasan masing-masing. Dengan
menggunakan berbagai alat analisis, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih komprehensif
tentang investasi dan membuat keputusan yang lebih akurat dan informatif.

Selain itu, terdapat beberapa alasan mengapa penting untuk menggunakan beberapa alat analisis yaitu:

- Dapat memperoleh pemahaman yang lebih lengkap tentang aspek-aspek yang relevan dalam
evaluasi investasi aktiva tetap, seperti tingkat pengembalian, nilai sekarang, manfaat dan biaya,
dan sensitivitas terhadap perubahan asumsi.
- Dapat mengurangi risiko kesalahan atau kehilangan informasi yang penting. Berbagai alat dapat
membantu mengidentifikasi dan mengukur risiko yang berbeda, sehingga kita dapat
memperoleh perspektif yang lebih baik tentang risiko yang terkait dengan investasi.
- Dengan menggunakan berbagai alat, kita dapat melihat investasi dari berbagai sudut pandang
dan mendapatkan pandangan yang lebih seimbang. Ini membantu kita menghindari bias atau
penekanan berlebihan pada satu aspek tertentu dan membuat keputusan yang lebih objektif.
- Dengan menggunakan berbagai alat analisis dapat memberikan pemahaman yang saling
melengkapi. Misalnya, sementara ROI memberikan informasi tentang tingkat pengembalian
investasi, NPV membantu dalam memperhitungkan nilai waktu uang dan sensitivitas membantu
mengukur risiko. Dengan memadukan informasi dari berbagai alat analisis, kita dapat
memperoleh wawasan yang lebih holistik tentang investasi.

Sumber:
BMP PAJA3338 Pembelanjaan

https://www.cermati.com/artikel/analisis-kelayakan-investasi-pengertian-hingga-cara-analisa-
kelayakan-investasi

Anda mungkin juga menyukai