Anda di halaman 1dari 12

INKONTINENSIA URIN TIPE

CAMPURAN
ANALISIS MASALAH
1. Ny. Sari, usia 66 tahun, datang ke Poliklinik RSMP karena sejak 1 minggu yang
lalu ia mengalami sulit menahan BAK yang ditandai dengan keluarnya urine se-
belum sampai di kamar mandi. Selain itu, urine sering keluar sedikit-sedikit jika
sedang batuk.
a. BAGAIMANA PERUBAHAN ANATOMI DAN FISIOLOGI PADA LANSIA
TERUTAMA TRAKTUS URINARIUS ?
1. GINJAL
 Massa ginjal berkurang 25% pada usia 80 tahun ke atas
 Setelah usia 60 tahun kemampuan tingggal 50% disebabkan Karena
berkurangnya populasi nefron dan tidak adanya kemampuan
regenerasi
 Membran basalis glomerulus mengalami penebalan, total permukaan
glomerulus mengalami penurunan  Implikasi dari hal ini adalah
filtrasi menjadi kurang efisien, penyaringan di glomerulus menurun
dan fungsi penyaringan protein dan eritrosit terganggu

2. VESIKA URINARIA
 Otot kandung kemih menjadi lemah
 Penurunan kapasitas kandung kemih

b. BAGAIMANA HUBUNGAN USIA, JENIS KELAMIN DENGAN KELUHAN ?


Jenis Kelamin :
 Perempuan lebih sering mengalami inkontinensia urin daripada laki-
laki dengan perbandingan 1,5:1. Hal ini disebabkan karena perempuan
mengalami proses kehamilan, persalinan, menopouse, serta struktur kan-
dung kemih yang berbeda dengan laki-laki.
Usia :
 Semakin tua seseorang  terjadi perubahan struktur kandung kemih dan
otot – otot dasar panggul
c. BAGAIMANA FISIOLOGI MIKSI ?

Setelah urin Vesica Ditampung


Ureter urinaria sementara
keluar dari ginjal

Setelah penuh (sekitar


250 cc) vesica urinaria
meregang

Merangsang
reseptor di
dinding vesica

Kita sadar bahwa ada


perasaan ingin BAK Otak (pusat Dihantarkan
dan timbul refleks saraf kortikal melalui saraf
mikturisi dan pelvis dan
subkortikal) medula spinalis

Timbul rangsang saraf


dari korteks disalurkan
melalui medula
spinalis dan saraf
pelvis

Otot detrusor Otot spinkter interna


berkontraksi berelaksasi

Lingkungan
aman

Otot spinkter
eksterna
berelaksasi

BAK
d. APA MAKNA SEJAK 1 MINGGU YANG LALU IA MENGALAMI SULIT
MENAHAN BAK YANG DITANDAI DENGAN KELUARNYA URIN SEBELUM
SAMPAI KAMAR MANDI ?
 Maknanya pasien ini mengalami inkontinensia urin tipe urgensi

e. APA FAKTOR RISIKO SULIT MENAHAN BAK ?


 jenis kelamin wanita,
 usia tua,
 paritas tinggi,
 menopause,
 pernah dilakukan histerektomi,
 menggunakan toilet duduk,
 gangguan neurologis,
 trauma pada pelvis,
 pernah dilakukan radiasi,
 difisit nutrisi,
 obesitas,
 perokok, minum alkohol,
 intake cairan berlebihan atau kurangnya aktifitas

Faktor risiko terjadinya inkotinensia pada kasus ini adalah jenis kelamin
perempuan, usia tua, paritas tinggi (grandemultipara), menopause, aktivitas
yang rendah, adanya riwayat diabetes melitus dan konsumsi obat HCT

f. APA PENYEBAB SULIT MENAHAN BAK ?


 Kelainan urologik: misalnya radang, batu, tumor, divertikel
 Kelainan neurologik: misalnya stroke, trauma pada medulla spinalis, de-
mensia, dll.
 Lain-lain: misalnnya hambatan mobilitas, situasi tempat berkemih yang
tidak memadai/jauh dan sebagainya
g. BAGAIMANA PATOFISIOLOGI SULIT MENAHAN BAK ?
terlampir

h. APA MAKNA URIN SERING KELUAR SEDIKIT – SEDIKIT JIKA SEDANG


BATUK ?
Inkontinensia urin Tipe stres

i. APA PENYEBAB URIN SERING KELUAR SEDIKIT – SEDIKIT JIKA SEDANG


BATUK?
Apabila batuk dapat menyebabkan tekanan intra abdominal meningkat, pada
lansia kekuatan M. Sfingter interna dan eksterna tidak kuat  urin keluar sedikit
- sedikit

j. APA DAMPAK SULIT MENAHAN BAK DAN URIN SERING KELUAR SEDIKIT
– SEDIKIT ?
 Dampak medik:
o ulkus dekubitus
o infeksi saluran kemih
o urosepsis
 Dampak psikologis :
o rasa bersalah atau depresi
o kehilangan rasa percaya diri
o ketakutan menjadi beban
 Dampak sosial :
o interaksi sosial menurun
o tidak bisa berpergian bebas
 Dampak pribadi :
o harus menyiapkan pakaian dalam pengganti dan pembalut,
o harus berhati-hati dalam berpakaian agar tidak terlihat basah
 Dampak seksual :
o menghindari aktivitas seksual dan keintiman
 Dampak pekerjaan :
o tidak masuk kerja, produktivitas menurun

2. Sejak 3 bulan yang lalu Ny sari sering terbangun malam hari ke kamar mandi
untuk BAK.
a. APA MAKNA SEJAK 3 BULAN YANG LALU SERING TERBANGUN MALAM
HARI UNTUK BAK ?
Maknanya pasien mengalami nokturia

b. BAGAIMANA PATOFISIOLOGI SERING TERBANGUN MALAM HARI UNTUK


BAK ?
Berdasarkan riwayat penyakit DM :
 Diabetes Melitus  hiperglikemi  cairan berdifusi ke intravaskuler 
hiperosmolaritas  diuresis osmotik  volume urin ↑ sedangkan kapasitas
VU menurun akibat perubahan anatomi pada penuaan (↑ fibrosis dan kan-
dung kolagen)  frekuensi kontraksi VU meningkat  nokturia
Berdasarkan proses fisiologi :
 Menurut irama sirkandian suhu pada malam hari lebih rendah dari pada
siang hari, metabolisme basal meningkat urin mudah terbentuk, sedan-
gkan kapasitas VU menurun akibat perubahan anatomi pada penuaan (↑ fi-
brosis dan kandung kolagen)  frekuensi kontraksi VU meningkat 
nokturia

3. Ny Sari adalah ibu rumah tangga dengan tingkat aktivitas fisik rendah. Akibat
gejala ini, Ny Sari justru menghindari aktivitas diluar rumah misalnya penga-
jian dan pergi ke pasar.
a. APA HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK YANG RENDAH DENGAN
KASUS ?
Aktivitas fisik yang rendah akan menyebabkan melemahnya otot-otot dasar pang-
gul sehingga semakin rentan terjadinya inkontinensia urin. Jadi, hubungannya ak-
tivitas fisik yang rendah merupakan faktor risiko terjadinya inkontinensia urin
b. APA DAMPAK MENGHINDARI AKTIVITAS DILUAR RUMAH ?
– Hilang percaya diri
– Aktivitas sosial menurun
– Seksual menurun
– Ketergantungan
– Produktivitas kerja menurun

4. Riwayat penyakit dahulu : Ny Sari menderita DM dan hipertensi sejak 15 yang


lalu, kontrol tidak teratur, minum obat Metformin 3x1 , captopril 2x12,5 mg
dam HCT 1x1
a. APA HUBUNGAN RIWAYAT PENYAKIT DAHULU DENGAN KELUHAN
SEKARANG ?
 Diabetes mellitus (menyebabkan timbulnya diuresis osmotik jika kontrol
glukosa buruk)

 Hipertensi  tidak ada hubungannya dengan kejadian inkontinensia yang


terjadi pada kasus Kecuali Hipertensinya telah merusak saraf

b. APA HUBUNGAN OBAT YANG DIMINUM PASIEN DENGAN KELUHAN SAAT


INI ?
 Konsumsi obat HCT  ↓ reabsorbsi NaCl di tubulus distal  ↑ ekskresi
air  volume urin ↑  poliuri  berisiko mengalami inkontinensia urin
 Efek samping dari konsumsi captopril adalah batuk  meningkatkan
tekanan intraabdomen
 Untuk obat metformin tidak ada hubungannya, karena metformon bekerja
di reseptor insulin sedangkan efek samping nya di gastrointestinal

5. Riwayat kehamilan : Ny Sari sudah melahirkan 6 kali spontan cukup bulan


a. APA HUBUNGAN RIWAYAT KEHAMILAN DENGAN KELUHAN ? Riwayat
kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya inkontinensia urin.
 Kehamilan  terjadi penambahan berat dan tekanan pada otot dasar
panggul selama kehamilan  regangan berlebihan dari otot-otot dasa r
panggul  kelemahan otot-otot dasar panggul  berisiko terjadinya
inkontinensia urin.
 Persalinan  robekan atau tekanan berlebihan pada otot, ligamen,
jaringan penyambung, dan jaringan syaraf di daerah jalan lahir
(pelvis)  kerusakan otot-otot dasar panggul, kelainan neurologik (n.
pudendus), denervasi levator ani  kelemahan otot-otot dasar panggul
 berisiko terjadinya inkontinensia urin.

6. Riwayat menopause : sejak umur 45 tahun


a. APA HUBUNGAN RIWAYAT MENOPAUSE SEJAK 45 TAHUN DENGAN
KASUS ?
Riwayat menopause merupakan faktor risiko terjadinya inkontinensia urin.
 Menopause → terjadi penurunan kadar estrogen → perubahan struktur
dan fungsi pada traktus urianarius (terutama vesica urinaria dan uretra)
→ ↓resistensi uretra, ↓ ambang sensoris kandung kemih, ↓sensitivitas α
androgenik pada otot polos uretra → penutupan spingter uretra tidak
baik → inkontinensia urin.

7. Pemeriksaan fisik : Keadaan umu : compos mentis


Vital sign : TD : 160/90 mmHg; RR : 18 x/menit , Temp : 36,7 O
C, HR : 70 x/
menit reguler
a. BAGAIMANA INTERPRETASI DAN MEKANISME ?
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Tekanan Darah Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Normal < 120 < 80


Pra-Hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi:
Tahap 1 140-159 90-99
Tahap 2 ≥ 160 ≥ 100
Mekanisme Hipertensi stage II :
 Perubahan fisiologis pada pembuluh darah yakni berupa berkurangnya
elastisitas mengakibatkan pembuluh darah menjadi lebih kaku
mengakibatkan terjadinya peningkatan tekanan darah
 Usia lanjut  perubahan vaskuler (penurunan elastisitas pembuluh
darah akibat peningkatan kolagen di dalam struktur pembuluh darah)
resistensi perifer meningkat  hipertensi (stadium 2)

8. Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 11 gr%
Diff Count : 1/1/14/58/20/4
Urin rutin : leukosit 1-2 , eritrosit 2-5
Kimia darah : GDS 250 mg/dl, ureum 35 mg/dl, creatinin 1,0 mg/dl, asam urat 4
mg/dl
Leukosit : 9500/ mm3
a. BAGAIMANA INTERPRETASI DAN MEKANISME ?
Kasus Normal Interpretasi

Hb 11 g% 12-16 g% Anemia

Leukosit 9500/m3 5000-10.000/m3 Normal

Diff Count 1/1/14/58/20/4 Basofil : 0-1 Netrofil batang


meningkat: Shift to
the left  ada
Eosinofil : 1-3 infeksi
Batang : 2-6

Segmen : 40-70

Limfosit : 20-40

Monosit : 2-8

Leukosit 1-2 0-4 normal

Eritrosit 2-5 0-3 Hematuria


mikroskopik

GDS 210 70-110 mg/dl Hiperglikemia

Ureum 35 20-40 mg/dl Normal

Creatinin 1 0,5-1,5 mg/dl Normal

Asam Urat 4 2-6 mg/dl Normal

Hb: 11gr%  anemia


 Usia lanjut  perubahan dari sistem hematopoiesis (penurunan
eritropoiesis oleh sumsum tulang)  produksi eritrosit menurun 
anemia

Diff Count: 1/1/14/58/20/4  Neutrofil batang meningkat  shift to the


left  infeksi bersifat akut
 Inkontinensia urin  kemungkinan lebih tinggi terjadi infeksi saluran
kemih (ISK)  diif count shift to the left
 Urin yang sering menetes  Karena hygine yang buruk  rentan
terjadi infeksi  eritrosit meningkat dalam urin

eritrosit 2-5  ↑ eritrosit dalam urin


 Hipertensi  tekanan di glomerulus meningkat  beberapa eritrosit
gagal untuk disaring  adanya eritrosit dalam urin.
 Mungkin memang terjadi kerusakan di ginjal (walaupun ureum
kreatininnya normal)
 Urin yang sering menetes  Karena hygine yang buruk  rentan
terjadi infeksi  eritrosit meningkat dalam urin

GDS 210 mg/dl  hiperglikemi


 Usia lanjut  proses degeneratif, perubahan gaya hidup (aktifitas fisik
yang rendah → sel adiposa dapat membuat dan melepaskan adiposi-
tokin yaitu TNF-alfa yang berperan menginduksi resistensi insulin
melalui glukose transporter 4 (GLUT4)), dan perubahan pelepasan in-
sulin (akibat ganguan gen glukokinase)  glukosa dalam darah
meningkat  hiperglikemi (GDS 210 mg/dl)

Bagaimana cara mendiagnosis pada kasus ini ?


Anamnesis
 keluhan utama yakni sulit menahan BAK sejak 1 minggu lalu
 Ny Siti sering terbangun malam hari ke kamar mandi untuk BAK, sejak 3
bulan yang lalu
 Tingkat aktivitas fisik rendah
 Ada riwayat DM dan hipertensi
 Serta minum metformin dan HCT
 Riwayat kehamilan 6 kali spontan, menopouse sejak umur 45 tahun
Pemeriksaan fisik
 Tekanan darah tinggi / hipertensi
Pemeriksaan laboratorium
 GDS meningkat

Bagaimana Differential Diagnostic pada kasus ini ?


Tipe urgensi
 Terdapat gejala OAB/Overactive bladder, yaitu tidak mampu menahan miksi
sampai tiba di toilet
Tipe stres
 Keluarnya urine dipicu aktivitas yang meningkatkan tekanan intraabdominal
(batuk, bersin, tertawa), pada wanita muda
Tipe fungsional
 Ada limitasi lain dari fungsi kognitif dan aktivitas fisik
Tipe overflow
 Biasanya ada gejala “frequent or constant dribbling” urine menetes
 Pancarannya lemah dan rasa tidak puas
 Biasanya berkaitan dengan penyakit obstruktif, medikasi, trauma MS, diabetik
neuropati
 PVR biasanya meningkat
Tipe mixed:

Bagaimana working Diagnostic pada kasus ini ?


 Inkontinensia urin tipe campuran

 Hipertensi Stage II

 Diabetes Melitus Tiper II

Bagaimana tatalaksana pada kasus ini ?


Non farmakologi:
 Bladder training
 Senam kegel
 Diet rendah garam dan diet DM
 Olahraga teratur
Farmakologi:
 Tamsulosin 2x1
 Amlodipin 1x5 mg
 Metformin 3x1
 Golongan sulfonil urea (glimepiride 1x1 mg)
Tambahan: pemakaian pampers
Komplikasi
 Iritasi kulit urogenital
 Risiko terjatuh

 Gangguan tidur

 Infeksi saluran kemih

 Masalah psikologis (kecemasan dan depresi)

 Penurunan kegiatan sehari-hari terutama kegiatan sosial karena cenderung akan


menarik diri.

Bagaimana prognosis pada kasus ini ?


 Quo ad vitam : Dubia ad bonam
 Que ad fungtionam: Dubia ad bonam
.

Bagaimana KDU pada kasus ini ? 1,3,5


Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan
rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan

Bagaimana pandangan islam pada kasus ini ? 6,10,9


Perhatikan surat Al An’am: 151

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Anda mungkin juga menyukai